CARAT 2016 Dofbourow, anggota kapal USNS Salvor menjelaskan kepada tamu dari Konsulat Jenderal AS di Surabaya tentang perangkat militer di kapal tersebut. [Dika Kawengian/Jawa Pos/JawaPos] ★
Kerja sama TNI-AL Indonesia dengan Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) dimulai, Selasa (2/8).
Kegiatan yang dikenal dengan Cooperation Afloat Readiness and Training (CARAT) 2016 itu dibuka di auditorium Pusat Latihan Kapal Perang (Puslat Kaprang) Komando dan Latihan Armada Kawasan Timur (Kolatarmatim).
Hadir dalam pembukaan itu Kepala Staf Koarmatim Laksamana Pertama TNI Mintoro Yulianto, jajaran perwira tinggi di lingkungan Armatim, serta perwakilan dua kapal AS.
Mereka saling melaporkan kondisi prajurit yang akan bergabung mengikuti latihan tersebut. Menurut rencana, kegiatan CARAT 2016 itu berlangsung hingga pekan depan.
Ada tiga tahap yang dilewati. Tiga hari pertama berlangsung di pangkalan. Banyak kegiatan digelar, misalnya kunjungan ke dua kapal AS. Yakni, USNS Millinocket dan USNS Salvor.
Setelah itu, latihan dilanjutkan di lapangan atau sering disebut manuver lapangan (manlap). Kegiatan itu dilaksanakan hingga 7 Agustus mendatang.
Latihan dinyatakan berakhir pada 8 Agustus yang ditandai dengan evaluasi. Setelah mengikuti pembukaan, anggota TNI-AL bersama media diajak berkunjung ke dua kapal tersebut.
Kapal USNS Millinocket adalah yang pertama disambangi. Kapal itu terdiri atas dua lambung di kiri dan kanan. Bagian tengah berupa rongga.
’’Bagian lambung yang seperti ini lebih tahan gelombang,’’ ujar Captain (N) Erwin F. Lao.
Dia menunjukkan beberapa ruang di kapal tersebut. Lokasi pertama yang dituju adalah anjungan kapal. Bentuk anjungan kapal USNS Millinocket sangat berbeda dengan kapal perang Indonesia.
Komandan USNS Millinocket Captain (N) Erwin F.Lao (03/08/2016)
Anjungan USNS Millinocket hampir menyerupai kokpit pesawat. Ada dua kursi yang menghadap ke depan. Di tengah-tengah kursi, terdapat beberapa tombol untuk mengendalikan kapal.
Lalu, terdapat beberapa stik yang digunakan untuk mengubah arah gerakan kapal. ’’Semua kontrol terpusat di ruangan ini,’’ ujarnya. Sangat terlihat bahwa peralatan di anjungan tersebut serba modern.
Semua menggunakan perangkat digital. Berbeda dengan anjungan kapal perang Indonesia. Masih ada beberapa bagian yang manual. Meski begitu, bukan berarti militer Indonesia masuk kategori lemah.
Keterampilan prajurit Indonesia sangat bisa diandalkan. Setelah anjungan, Erwin mengajak rombongan melihat dari satu dek ke dek lainnya.
Dia menjelaskan fungsi tiap-tiap dek, termasuk perangkat penyelamatan yang tersedia di hampir semua dek. Kunjungan juga digelar di kapal USNS Salvor. Kapal bernomor lambung 52 itu lebih kecil dibanding kapal USNS Millinocket.
Kapal tersebut hampir menyerupai kapal perang Indonesia jenis Sigma. Tidak ada perbedaan menonjol. Hanya, sistem perangkat keselamatan di kapal sangat diutamakan.
Kepala Staf Koarmatim Laksamana Pertama TNI Mintoro Yulianto menyatakan, kegiatan CARAT diadakan untuk meningkatkan kekerabatan antara TNI-AL Indonesia dan Angkatan Laut AS.
Kegiatan tersebut merupakan rutinitas tahunan. Banyak manfaat yang diambil dari kegiatan itu. ’’Salah satunya tukar ilmu dan pengetahuan,’’ katanya.
Kerja sama TNI-AL Indonesia dengan Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) dimulai, Selasa (2/8).
Kegiatan yang dikenal dengan Cooperation Afloat Readiness and Training (CARAT) 2016 itu dibuka di auditorium Pusat Latihan Kapal Perang (Puslat Kaprang) Komando dan Latihan Armada Kawasan Timur (Kolatarmatim).
Hadir dalam pembukaan itu Kepala Staf Koarmatim Laksamana Pertama TNI Mintoro Yulianto, jajaran perwira tinggi di lingkungan Armatim, serta perwakilan dua kapal AS.
Mereka saling melaporkan kondisi prajurit yang akan bergabung mengikuti latihan tersebut. Menurut rencana, kegiatan CARAT 2016 itu berlangsung hingga pekan depan.
Ada tiga tahap yang dilewati. Tiga hari pertama berlangsung di pangkalan. Banyak kegiatan digelar, misalnya kunjungan ke dua kapal AS. Yakni, USNS Millinocket dan USNS Salvor.
Setelah itu, latihan dilanjutkan di lapangan atau sering disebut manuver lapangan (manlap). Kegiatan itu dilaksanakan hingga 7 Agustus mendatang.
Latihan dinyatakan berakhir pada 8 Agustus yang ditandai dengan evaluasi. Setelah mengikuti pembukaan, anggota TNI-AL bersama media diajak berkunjung ke dua kapal tersebut.
Kapal USNS Millinocket adalah yang pertama disambangi. Kapal itu terdiri atas dua lambung di kiri dan kanan. Bagian tengah berupa rongga.
’’Bagian lambung yang seperti ini lebih tahan gelombang,’’ ujar Captain (N) Erwin F. Lao.
Dia menunjukkan beberapa ruang di kapal tersebut. Lokasi pertama yang dituju adalah anjungan kapal. Bentuk anjungan kapal USNS Millinocket sangat berbeda dengan kapal perang Indonesia.
Komandan USNS Millinocket Captain (N) Erwin F.Lao (03/08/2016)
Anjungan USNS Millinocket hampir menyerupai kokpit pesawat. Ada dua kursi yang menghadap ke depan. Di tengah-tengah kursi, terdapat beberapa tombol untuk mengendalikan kapal.
Lalu, terdapat beberapa stik yang digunakan untuk mengubah arah gerakan kapal. ’’Semua kontrol terpusat di ruangan ini,’’ ujarnya. Sangat terlihat bahwa peralatan di anjungan tersebut serba modern.
Semua menggunakan perangkat digital. Berbeda dengan anjungan kapal perang Indonesia. Masih ada beberapa bagian yang manual. Meski begitu, bukan berarti militer Indonesia masuk kategori lemah.
Keterampilan prajurit Indonesia sangat bisa diandalkan. Setelah anjungan, Erwin mengajak rombongan melihat dari satu dek ke dek lainnya.
Dia menjelaskan fungsi tiap-tiap dek, termasuk perangkat penyelamatan yang tersedia di hampir semua dek. Kunjungan juga digelar di kapal USNS Salvor. Kapal bernomor lambung 52 itu lebih kecil dibanding kapal USNS Millinocket.
Kapal tersebut hampir menyerupai kapal perang Indonesia jenis Sigma. Tidak ada perbedaan menonjol. Hanya, sistem perangkat keselamatan di kapal sangat diutamakan.
Kepala Staf Koarmatim Laksamana Pertama TNI Mintoro Yulianto menyatakan, kegiatan CARAT diadakan untuk meningkatkan kekerabatan antara TNI-AL Indonesia dan Angkatan Laut AS.
Kegiatan tersebut merupakan rutinitas tahunan. Banyak manfaat yang diambil dari kegiatan itu. ’’Salah satunya tukar ilmu dan pengetahuan,’’ katanya.
★ Jawa Pos
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.