Di bentuknya Skadron Udara 51 Lanud Supadio (Pontianak) yang mengawaki Pesawat Terbang Tanpa Awak (PTTA) dirancang untuk melakukan berbagai ragam misi Intelligence, Surveillance, Reconnaissance (ISR) dan mendukung misi medan perang di level taktis dan strategis, demikian dikatakan Komandan Skadron Udara 51 Lanud Supadio Letkol Pnb Arie Sulanjana, ST. pada paparan briefing pagi di ruang Tedy Kustari Lanud Iswahjudi, Magetan, Rabu (03/08/16).
Lebih lanjut Komandan Skadron Udara 51 Lanud Supadio Letkol Pnb Arie Sulanjana, ST. memaparkan bahwa system PTTA terdiri dari 3 komponen utama yaitu Unmanned Air Vehicle (UAV), Ground Control Station (GCS), Ground Data Terminal (GDT). Sedangkan crew yang mengawaki UAV Skadron Udara 51, Mission Comander, Internal pilot, External pilot, Chief Technician, Technician dan Payload Operator. Untuk pengoperasian bisa dilaksanakan secara mobile sesuai dengan area misi pengintaian yang dilaksanakan.
Pesawat terbang tanpa awak tersebut, lanjut Letkol Pnb Arie Sulanjana, ST., memiliki spesifikasi rentang sayap 8.3 m, panjang 4.5 m, tinggi 1.3.m, bobot max 230 kg, beban max 50 kg, daya jangkau 200 km, dengan daya tahan 12 jam.
“Sesuai dengan fungsinya PTTA Skadron Udara 51, Lanud Supadio, yang diresmikan dan mulai operasional pada Desember 2015 telah melaksanakan operasi pengintaian perbatasan di Natuna terhadap pelanggar perbatasan wilayah NKRI, menghalau illegal fishing, serta mendukung operasi penumpasan teroris kelompok Santoso di Tinombala Poso,” ungkap Letkol Pnb Arie Sulanjana, ST.
Briefing pagi dihadiri oleh Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI Andyawan M.P., S.I.P., M.Tr (Han), Danwing 3 Lanud Iswahjudi, Kolonel Pnb Irwan Pramuda, para Kepala Dinas, serta segenap pejabat dan seluruh penerbang tempur Lanud Iswahjudi. (AS)
Lebih lanjut Komandan Skadron Udara 51 Lanud Supadio Letkol Pnb Arie Sulanjana, ST. memaparkan bahwa system PTTA terdiri dari 3 komponen utama yaitu Unmanned Air Vehicle (UAV), Ground Control Station (GCS), Ground Data Terminal (GDT). Sedangkan crew yang mengawaki UAV Skadron Udara 51, Mission Comander, Internal pilot, External pilot, Chief Technician, Technician dan Payload Operator. Untuk pengoperasian bisa dilaksanakan secara mobile sesuai dengan area misi pengintaian yang dilaksanakan.
Pesawat terbang tanpa awak tersebut, lanjut Letkol Pnb Arie Sulanjana, ST., memiliki spesifikasi rentang sayap 8.3 m, panjang 4.5 m, tinggi 1.3.m, bobot max 230 kg, beban max 50 kg, daya jangkau 200 km, dengan daya tahan 12 jam.
“Sesuai dengan fungsinya PTTA Skadron Udara 51, Lanud Supadio, yang diresmikan dan mulai operasional pada Desember 2015 telah melaksanakan operasi pengintaian perbatasan di Natuna terhadap pelanggar perbatasan wilayah NKRI, menghalau illegal fishing, serta mendukung operasi penumpasan teroris kelompok Santoso di Tinombala Poso,” ungkap Letkol Pnb Arie Sulanjana, ST.
Briefing pagi dihadiri oleh Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI Andyawan M.P., S.I.P., M.Tr (Han), Danwing 3 Lanud Iswahjudi, Kolonel Pnb Irwan Pramuda, para Kepala Dinas, serta segenap pejabat dan seluruh penerbang tempur Lanud Iswahjudi. (AS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.