Lanud El Tari, Kupang, NTT akan menjadi basis pangkalan udara di wilayah selatan Indonesia bagian timur (Didik S. Dharma) ☆
Lanud El Tari saat ini sudah mulai gencarkan pembangunan sesuai master plan hingga tahun 2024. Dalam master plan itu, adanya rencana pengembangan sarana prasarana untuk menampung pesawat-pesawat tempur dan pesawat angkut dalam rangka mendukung operasi udara di dua wilayah perbatasan. Kedua wilayah itu, yakni perbatasan udara dengan Timor Leste dan Australia.
“Saat ini sudah dalam proses pengembangan dan pembangunan, dan ada tahapan di tahun 2016 hingga 2024. Kalau sekarang sedang dalam proses pembangunan shelter untuk pesawat tempur,” jelas Danlanud El Tari, Kolonel (Pnb) Jorry Koloay di sela-sela peringatan Hari Bakti TNI Angkatan Udara ke- 69 di lingkungan Lanud El Tari Kupang, Senin (1/8).
Nantinya, lanjut Danlanud, Lanud El Tari akan menjadi basis pangkalan udara di wilayah selatan Indonesia bagian timur yang sesuai dengan rencana kebijakan strategi pertahanan adalah salah satu pangkalan utama yang akan dikembangkan oleh TNI AU pada masa mendatang.
Dalam konteks pengamanan penerbangan, bandara dan pangkalan udara yang ada di wilayah NTT, menurut Danlanud merupakan tanggung jawab dari Lanud El Tari.
“Dalam konteks keamanan penerbangan, kita didukung Satuan Radar 226 Buaren yang 1 x 24 jam memantau setiap pergerakan penerbangan di Indonesia, khususnya di wilayah NTT dan wilayah Indonesia bagian timur terhadap kemungkinan adanya penerbangan-penerbangan gelap yang tidak terindetifikasi atau tidak terdaftar secara legal,” jelas Danlanud.
Selanjutnya, terkait pengamanan terhadap bandar udara sebagai pintu gerbang wilayah, Danlanud mengaku pihaknya akan memperkuat sistem pertahanan pangkalan udara dan sistem keamanan bandara. “Itu sudah diamanatkan oleh Undang-undang dan peraturan pemerintah Nomor 70 tahun 2001 mengenai kebandarudaraan. Termasuk keputusan presiden dan keputusan menteri tentang obyek vital. Semuanya berkolaborasi dengan baik,” imbuh Danlanud.
Diakuinya jumlah personel di Lanud El Tari masih sangat terbatas personel, untuk itu secara bertahap akan ditingkatkan.
“Syukur animo masyarakat untuk masuk angkatan udara begitu besar, dan tahun ini Lanud El Tari menjadi Lanud yang tertinggi penerimaan prajurit TNI AU. Jadi 85 persen dari yang kita kirim ke pusat itu diterima dan kita tertinggi di Indonesia,” pungkas Danlanud.
Untuk diketahui, peringatan Hari Bakti TNI AU ke- 69 di lingkungan Lanud El Tari Kupang berlangsung sederhana. Upacara bersama dipimpin Danlanud, Kolonel (Pnb) Jorry Koloay di hanggar Lanud, dan dihadiri seluruh pejabat utama Lanud dan para purnawirawan.
Danlanud dalam sambutannya, mengatakan semangat pengabdian yang tulus yang telah ditunjukkan oleh para perintis TNI AU harus terus berkembang dalam diri setiap insan TNI AU.
Kehadiran TNI AU di NTT, yaitu menjadi bagian dari masyarakat NTT untuk ikut bersama-sama membangun NTT menjadi lebih baik di masa mendatang.
Lanud El Tari saat ini sudah mulai gencarkan pembangunan sesuai master plan hingga tahun 2024. Dalam master plan itu, adanya rencana pengembangan sarana prasarana untuk menampung pesawat-pesawat tempur dan pesawat angkut dalam rangka mendukung operasi udara di dua wilayah perbatasan. Kedua wilayah itu, yakni perbatasan udara dengan Timor Leste dan Australia.
“Saat ini sudah dalam proses pengembangan dan pembangunan, dan ada tahapan di tahun 2016 hingga 2024. Kalau sekarang sedang dalam proses pembangunan shelter untuk pesawat tempur,” jelas Danlanud El Tari, Kolonel (Pnb) Jorry Koloay di sela-sela peringatan Hari Bakti TNI Angkatan Udara ke- 69 di lingkungan Lanud El Tari Kupang, Senin (1/8).
Nantinya, lanjut Danlanud, Lanud El Tari akan menjadi basis pangkalan udara di wilayah selatan Indonesia bagian timur yang sesuai dengan rencana kebijakan strategi pertahanan adalah salah satu pangkalan utama yang akan dikembangkan oleh TNI AU pada masa mendatang.
Dalam konteks pengamanan penerbangan, bandara dan pangkalan udara yang ada di wilayah NTT, menurut Danlanud merupakan tanggung jawab dari Lanud El Tari.
“Dalam konteks keamanan penerbangan, kita didukung Satuan Radar 226 Buaren yang 1 x 24 jam memantau setiap pergerakan penerbangan di Indonesia, khususnya di wilayah NTT dan wilayah Indonesia bagian timur terhadap kemungkinan adanya penerbangan-penerbangan gelap yang tidak terindetifikasi atau tidak terdaftar secara legal,” jelas Danlanud.
Selanjutnya, terkait pengamanan terhadap bandar udara sebagai pintu gerbang wilayah, Danlanud mengaku pihaknya akan memperkuat sistem pertahanan pangkalan udara dan sistem keamanan bandara. “Itu sudah diamanatkan oleh Undang-undang dan peraturan pemerintah Nomor 70 tahun 2001 mengenai kebandarudaraan. Termasuk keputusan presiden dan keputusan menteri tentang obyek vital. Semuanya berkolaborasi dengan baik,” imbuh Danlanud.
Diakuinya jumlah personel di Lanud El Tari masih sangat terbatas personel, untuk itu secara bertahap akan ditingkatkan.
“Syukur animo masyarakat untuk masuk angkatan udara begitu besar, dan tahun ini Lanud El Tari menjadi Lanud yang tertinggi penerimaan prajurit TNI AU. Jadi 85 persen dari yang kita kirim ke pusat itu diterima dan kita tertinggi di Indonesia,” pungkas Danlanud.
Untuk diketahui, peringatan Hari Bakti TNI AU ke- 69 di lingkungan Lanud El Tari Kupang berlangsung sederhana. Upacara bersama dipimpin Danlanud, Kolonel (Pnb) Jorry Koloay di hanggar Lanud, dan dihadiri seluruh pejabat utama Lanud dan para purnawirawan.
Danlanud dalam sambutannya, mengatakan semangat pengabdian yang tulus yang telah ditunjukkan oleh para perintis TNI AU harus terus berkembang dalam diri setiap insan TNI AU.
Kehadiran TNI AU di NTT, yaitu menjadi bagian dari masyarakat NTT untuk ikut bersama-sama membangun NTT menjadi lebih baik di masa mendatang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.