Rabu, 26 Maret 2014

Kapal Selam Nuklir vs Diesel Electric

Original image: mateus27_24-25Design wahana yang bisa membawa manusia menyelam di bawah permukaan air sudah dimulai sejak tahun 1500-an ketika Leonardo Da Vinci menggambar sketsa alat untuk membawa manusia ke bawah air. Leonardo sendiri menyebutnya “kapal untuk menenggelamkan kapal lain”.

Setelah sketsa Leonardo, perlu waktu hampir 70 tahun hingga ketika sketsa ‘kapal selam’ yang dibuat oleh William Bourne yang berkebangsaan Inggris dipublikasikan pada tahun 1580. Sementara kapal selam pertama yang tampaknya berhasil dibuat baru muncul pada tahun 1623 yang dibangun oleh seorang berkebangsaan Belanda bernama Cornelius Drebbel. Kemudian selanjutnya kapal selam terus mengalami berbagai perkembangan.

Kapal selam modern secara umum dibedakan menjadi kapal selam bertenaga nuklir dan kapal selam bertenaga diesel. Berikut adalah beberapa faktor yang faktor pembanding antara kapal selam nuklir dan kapal selam diesel electric.

HARGA

Harga kapal selam Diesel-electric rata-rata ada di kisaran antara 100-400 juta USD, walau memang ada beberapa yang harganya diatas rata-rata. Sementara kapal selam nuklir diperkirakan ada di kisaran 500 juta hingga nyaris 3 miliar USD. Berikut ini adalah beberapa estimasi harga kapal selam kapal selam :

Kapal selam Diesel electric :

■ T-96 class ( Swedia ) : 100 juta USD
■ Type 212 ( Jerman ) : 250 juta USD
■ Kilo class ( Russia ) : 250 juta USD
■ Chang Bogo class ( Korea ) : 350 juta USD
■ Dolphin class ( Jerman ) : 500-870 juta USD
■ Scorpene class (Prancis ) : 450 juta USD

Kapal selam nuklir :

■ Los Angeles class : 1 milyar USD
■ Seawolf class : 2,8 milyar USD
■ Virginia class : 1,8 – 2,5 miliar USD
■ Astute class : 1,17 – 1,82 miliar USD


BIAYA

Selain Harga yang lebih mahal, lapal selam nuklir juga membutuhkan biaya operasional dan perawatan yang tinggi. Biaya operasional kapal selam nuklir bisa mencapai $21 juta USD per tahun. Selain pengisian bahan bakar nuklir memakan biaya yang tinggi, proses pembuangan limbah bahan bakar nuklir pada akhir masa aktifnya juga sangat mahal. Diperkirakan butuh total biaya hingga $830 juta USD selama masa aktif kapal selam bertenaga nuklir.

KETAHANAN

Kapal selam diesel electric umumnya mampu menyelam selama maksimal beberapa minggu saja, hal ini karena kapal tidak bisa memproduksi oxygen yang dibutuhkan oleh mesin Diesel. Di sisi lain, kapal selam bertenaga nuklir bisa menyelam “selamanya”, hanya dibatasi oleh ketahanan crew dan pasokan logistik yang dibawanya.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

Berbagai penerapan teknologi terbaru terus dikembangkan untuk membuat kapal selam semakin senyap, baik dengan cara mengurangi suara ataupun magnetic signatures. Tapi kendalanya, sifat propulsi nuklir membuat kapal selam bertenaga nuklir jauh lebih berisik daripada kapal selam Diesel dengan ukuran yang sama. Ukuran kapal selam nuklir juga cenderung lebih besar dibandingkan Diesel, hal ini membuatnya lebih rentan terdeteksi melalui sensor akustik, infra merah atau magnetic. Kelemahan lebih lanjut dari kapal selam nuklir adalah bahwa akibat sistem pendinginan air reaktor nuklir dan buangan air panas yang dibuang ke laut. Perbedaan suhu air ini bisa meninggalkan jejak panjang di belakang kapal selam yang bisa terdeteksi oleh sensor IR.

Kapal selam nuklir umumnya mampu bergerak lebih cepat dibandingkan kapal selam diesel. Output tenaga dari reaktor nuklir mampu mendukung kecepatan jelajah sekitar 20-25 knot. Reaktor nuklir juga mampu menghasilkan daya hingga 20 megawatt, hingga kapal selam bertenaga nuklir mampu mengekstrak oxygen dari air laut, menyerap carbon dioxide dalam cabin hingga mampu menyelam terus menerus dengan menjaga kecepatan jelajah pada 20-25 knot. Hal ini membuat kapal selam nuklir cocok untuk beroperasi di lautan terbuka atau samudera.

Kapal selam diesel electric bisa dirancang untuk membawa persenjataan dan peralatan sama banyaknya dengan kapal selam nuklir. Namun ketika kapal selam nuklir terbatas ukurannya akibat penempatan reaktor nuklir, kapal selam diesel electric mampu dirancang dengan ukuran lebih kecil dan tetap sama mematikannya. Kelemahannya adalah kecepatan jelajah umumnya kapal selam jenis ini hanya berada di kisaran 10-15 knot dan kemampuan menyelam yang terbatas hingga beberapa minggu saja. Kapal jenis ini rata-rata hanya bisa menghasilkan daya 3 watt dari generator diesel-nya, namun karenanya jauh lebih senyap hingga sulit terdeteksi dan mampu bergerak lebih gesit.

TAKTIS DAN STRATEGI

Kapal selam nuklir dimiliki oleh negara-negara dengan keperluan khusus dalam strategi militernya. Hanya ada sedikit negara yang mengoperasikan Kapal selam nuklir jika dibandingkan dengan negara yang mengoperasikan kapal selam diesel electric.

Bukan kebetulan juga jika kapal selam nuklir banyak yang digunakan sebagai platform pembawa persenjataan nuklir juga. Kapal selam nuklir dengan persenjataan nuclear warheads bisa keluyuran dimanapun di samudera dan menjadi bagian penting dari persenjataan strategis negara-negara kekuatan militer utama dunia. Kelebihannya yang tidak perlu muncul ke permukaan menyebabkan sulit dilacak pergerakannya.

Kapal selam nuklir menawarkan kemampuan masuk dan datang ke wilayah jauh di seberang samudera tanpa terdeteksi. Jenis kapal selam dengan kemampuan ini dengan dilengkapi persenjataan rudal berhulu ledak nuklir rata-rata dibutuhkan oleh negara pemilik senjata nuklir, seperti misalnya US, Russia, China, Inggris dan India. Kemampuan ini memberikan jaminan bagi negara-negara tersebut memastikan kemampuan membalas serangan nuklir dalam skenario dimana arsenal nuklir land-based mereka dilumpuhkan melalui preemptive strike lawan.

Seperti yang ramai diberitakan saat ini negara-negara utama kekuatan militer dunia seperti US, China dan Rusia tengah mengembangkan jenis senjata hypersonic antar benua, mampu menjangkau target dimanapun di bumi dalam jangka waktu 1 jam. Senjata ini memungkinkan satu pihak meluncurkan serangan untuk melumpuhkan kemampuan nuklir lawan. Namun untuk melumpuhkan kemampuan serang nuklir pada platform kapal selam, harus dilakukan perburuan serentak terhadap semua kapal selam lawan di berbagai titik di samudera sebelum meluncurkan serangan. Dan hal ini bisa dianggap tidak mungkin dilakukan.

Kapal selam Diesel electric mampu bergerak lincah dan senyap di perairan dangkal dan daerah berkepulauan. Tidak seperti reaktor nuklir yang tidak bisa dihidup matikan sekehendak hati dan terus mengeluarkan bunyi humming yang bisa mengekspos keberadaannya, kapal selam diesel electric hanya mengeluarkan bunyi yang minimal dan bisa on-off kapan saja. Dalam kondisi tertentu di perairan dangkal bisa saja kapal selam diesel electric ini berbaring diam dengan mesin mati yang akan mempersulit upaya deteksi lawan.

Di perairan dangkal dan berpulau-pulau atau di lokasi choke points, kapal selam nuklir yang besar dan bising merupakan lawan inferior terhadap kapal selam diesel electric, mereka bisa jadi sitting duck jika memaksakan masuk ke wilayah yang memang bukan habitat idealnya ini.

Namun tidak hanya di perairan dangkal dan choke points saja kapal selam diesel electric punya keunggulan. Pada berbagai latihan antara Angkatan Laut berbagai negara, kapal selam diesel electric ini mampu menunjukkan kehandalannya melawan berbagai platform tempur laut. beberapa waktu yang lalu sudah ditulis dalam artikel lain mengenai prestasi kapal diesel electric Chang bogo-class yang mampu menenggelamkan kapal lawan tanpa terdeteksi hingga akhir latihan :

“Pada RIMPAC tahun 2004 CHANG BOGO ikut unjuk kemampuan. Kapal selam pilihan TNI ini berhasil meluncurkan total 40 torpedo simulasi terhadap 15 kapal permukaan, termasuk kapal induk bertenaga nuklir USS JOHN C Stennis dan kapal-kapal pengawalnya. Kapal selam Chang Bogo class ini lagi-lagi kembali mampu bertahan sampai akhir latihan tanpa terdeteksi dan tanpa mengalami kendala masalah mekanis selama beroperasi.” (JKGR).

Selain itu kapal selam ‘non nuclear’ lainnya juga mampu memperlihatkan kemampuan mereka dalam ‘menenggelamkan’ berbagai kapal permukan bahkan kapal selam nuklir dalam beberapa latihan. Seperti misalnya pada latihan pertempuran samudera NATO pada tahun 1981 kapal selam diesel Canada, Venture, mampu ‘menenggelamkan’ USS Forrestal. Pada latihan Northern Star 1989, kapal selam diesel Belanda Zwaardvis “menenggelamkan kapal induk” USS America. Pada RIMPAC 1996, kapal selam diesel AL Chili, Simpson, “menenggelamkan” kapal induk USS Independence. Pada latihan NATO JTFEX/TMDI99 kapal selam diesel Belanda, Walrus “menenggelamkan” kapal induk USS Theodore Roosevelt, kapal komando latihan USS Mount Whitney, satu cruiser, beberapa destroyer dan frigatte, serta kapal selam nuklir fast attack Los Angeles-class USS Boise. Pada RIMPAC 2000, kapal selam diesel Australia Collins class “menenggelamkan” dua US fast attack submarines, dan nyaris “menenggelamkan” kapal induk USS Abraham Lincoln. Beberapa diantara kapal selam diesel electric tersebut diatas ada yang mampu lolos dan selamat tanpa terdeteksi walau ada juga yang kemudian terdeteksi dan berhasil dihancurkan oleh pihak ‘lawan’.

Dari hasil berbagai latihan diatas, terbukti kapal selam diesel electric tidak hanya mumpuni beroperasi di dalam zona pertahanan namun juga mampu (bahkan dalam beberapa hal lebih baik) dalam pertempuran di laut lepas dan samudera. Hanya saja, walau bagaimanapun memang kapal selam nuklir punya kemampuan dan karakteristik khusus yang tidak bisa digantikan oleh kapal selam diesel.

KESIMPULAN

Kapal selam bertenaga nuklir dan kapal selam bertenaga diesel mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Mana yang lebih baik diantara keduanya tergantung pada kebutuhan dan strategi militer masing-masing negara pengguna.

Bagi Indonesia yang sebagian wilayah perairannya merupakan perairan dangkal dan mempunyai banyak choke points serta kepulauan, jenis kapal selam diesel electric adalah kapal selam yang memang paling sesuai untuk pertahanan wilayah perairan kita. Apalagi jalur ALKI di Indonesia juga digunakan sebagai jalur ekonomi dan jalur logistik/penumpang antar pulau hingga secara konstan adalah daerah yang ‘berisik’ dan lebih sulit melacak keberadaan kapal selam yang senyap. Kapal selam diesel electric juga pilihan yang lebih rasional, tidak hanya dari segi kebutuhan taktis namun juga mengingat politik dan ekonomi Indonesia saat ini. – (NYD)

Dari berbagai sumber

  ♞ JKGR  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...