"Kita berencana akan membuat 23 unit sebagai pesanan pertama," ujar Sjafrie usai melakukan kunjungan ke PT Pindad di Jalan Gatot Subroto Bandung, Rabu (26/3/2014).
Ia mengatakan, proyek retrofit AMX-13 itu akan terus dilaksanakan kedepannya. "Kita punya kurang lebih hampir 400 populasi AMX-13 yang harus kita retrofit," katanya.
Sjafrie mengatakan program retrofit ini sudah masuk dalam grand strategy atau rencana kerja untuk pembangunan industri pertahanan.
"Mudah-mudahan retrofit ini bisa berlangsung di tahun anggaran 2015 sampai 2019. Tapi tergantung dengan kebijakan pemerintah yang baru nanti dan kemampuan anggaran," tuturnya.
Dikatakan Sjafrie dalam kunjungannya, PT Pindad mampu menampilkan 1 prototipe tank ringan revolfit AMX-13 yang teknologinya dimodifikasi lebih tinggi dari yang ada sebelumnya.
"Kelebihannya, buatan Pindad ini disesuaikan dengan postur prajurit dan kebutuhan operasional. Kalau itu sudah terpenuhi maka itu sudah sangat meyakinkan, sebab kan prajurit harus cocok," jelas Sjafrie.
AMX-13 adalah tank buatan Perancis yang pertama kali digunakan pasukan Perancis. Tank ini diproduksi sejak 1953-1985. Tank ini sudah diekspor ke lebih dari 25 negara.(tya/zul)
Wamenhan Apresiasi PT Pindad yang Bisa Produksi Tank Berteknologi Tinggi
PT
Pindad mampu memproduksi tank berteknologi tinggi. Hal ini mendapat
apresiasi dari Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsuddin.
Saat mengunjungi PT Pindad di Jalan Gatot Subroto Bandung, Rabu (26/3/2014), Sjafri mengungkapkan PT Pindad telah mengalami kemajuan yang signifikan.
"Saya berkunjung sebagai ketua high level comitee untuk menginspeksi sejauh mana Pindad bisa memenuhi kebutuhan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) dalam rangka modernisasi alutsista yang diproduksi PT Pindad," ujar Sjafrie saat ditemui usai kunjungan di PT Pindad di Jalan Gatot Subroto Bandung, Rabu (26/3/2014).
Ia pun mengatakan, ada kemajuan yang dilakukan PT Pindad dimana mereka mampu membuat prototipe tank ringan. "Mereka menampilkan AMX13 yan dimodifikasi teknologinya lebih tinggi dari yang ada sebelumnya," katanya.
Dalam kunjungan ini hadir pula perwakilan dari industri strategis lainnya seperti PT Dirgantara Indonesia (PT DI) dan PT LEN. Sjafri juga mengecek kesiapan BUMN tersebut dalam memproduksi pesanan Kemenhan.
Kesiapan lain yang diperiksa yaitu pesanan alat tempur Anoa yang dipesan oleh Menhan untuk TNI. "Karena kira ingin memenuhi kurang lebih 250 Anoa lagi," tuturnya.
Sjafrie juga memantau produksi dan pengembangan produk PT Dirgantara Indonesia dan PT LEN.
"Seperti PT DI, seperti apa produksi helikopter bell yang dipesan untuk AD. Itu masih perlu melakukan suatu evaluasi-evaluasi teknis supaya setiap saat kualitas meningkat," tuturnya.
Namun ia menyatakan sejauh ini program peremajaan alutsista masih on the track alias sesuai dengan rencana kerja yang telah dibuat.
"Kita kan sudah punya roadmap dan list kebutuhan sampai 2029. Nah harapannya tentu pemerintah yang akan datang bisa melanjutkan. Karena ini tergantung pada dua hal, kebijakan pemerintahan yang akan datang dan kemampuan anggaran yang tersedia. Kalau sekarang sih masih on the track sekarang. Malah kami belum puas karena kami ingin optimal jadi kita ingin ada nilai tambah. Peningkatan kualitas dan target yang diinginkan," jelasnya.(tya/dru)
Saat mengunjungi PT Pindad di Jalan Gatot Subroto Bandung, Rabu (26/3/2014), Sjafri mengungkapkan PT Pindad telah mengalami kemajuan yang signifikan.
"Saya berkunjung sebagai ketua high level comitee untuk menginspeksi sejauh mana Pindad bisa memenuhi kebutuhan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) dalam rangka modernisasi alutsista yang diproduksi PT Pindad," ujar Sjafrie saat ditemui usai kunjungan di PT Pindad di Jalan Gatot Subroto Bandung, Rabu (26/3/2014).
Ia pun mengatakan, ada kemajuan yang dilakukan PT Pindad dimana mereka mampu membuat prototipe tank ringan. "Mereka menampilkan AMX13 yan dimodifikasi teknologinya lebih tinggi dari yang ada sebelumnya," katanya.
Dalam kunjungan ini hadir pula perwakilan dari industri strategis lainnya seperti PT Dirgantara Indonesia (PT DI) dan PT LEN. Sjafri juga mengecek kesiapan BUMN tersebut dalam memproduksi pesanan Kemenhan.
Kesiapan lain yang diperiksa yaitu pesanan alat tempur Anoa yang dipesan oleh Menhan untuk TNI. "Karena kira ingin memenuhi kurang lebih 250 Anoa lagi," tuturnya.
Sjafrie juga memantau produksi dan pengembangan produk PT Dirgantara Indonesia dan PT LEN.
"Seperti PT DI, seperti apa produksi helikopter bell yang dipesan untuk AD. Itu masih perlu melakukan suatu evaluasi-evaluasi teknis supaya setiap saat kualitas meningkat," tuturnya.
Namun ia menyatakan sejauh ini program peremajaan alutsista masih on the track alias sesuai dengan rencana kerja yang telah dibuat.
"Kita kan sudah punya roadmap dan list kebutuhan sampai 2029. Nah harapannya tentu pemerintah yang akan datang bisa melanjutkan. Karena ini tergantung pada dua hal, kebijakan pemerintahan yang akan datang dan kemampuan anggaran yang tersedia. Kalau sekarang sih masih on the track sekarang. Malah kami belum puas karena kami ingin optimal jadi kita ingin ada nilai tambah. Peningkatan kualitas dan target yang diinginkan," jelasnya.(tya/dru)
♞ detik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.