Be 200 (wikimedia)
Pengamat militer, Rizal Darma Putra, meminta pemerintah teliti dengan rencana pembelian pesawat amfibi untuk memerangi kapal-kapal nelayan asing pencuri ikan di perairan Indonesia. Menurut Rizal, rencana pembelian pesawat amfibi itu bisa mempengaruhi program modernisasi alat utama sistem persenjataan TNI yang sedang berjalan.
"Jangan sampai rencana jet amfibi mempengaruhi pembelian alustsista yang lain," kata Rizal ketika dihubungi Tempo, Selasa, 23 Desember 2014.
Menurut Rizal, program MEF sudah tersusun rapi, alutsista apa saja yang mendesak untuk dibeli pemerintah. Dia khawatir bakal ada alutsista penting yang gagal dibeli hanya untuk meloloskan pembelian pesawat amfibi.
"Kalau sampai terjadi, program modernisasi alutsista TNI jadi kacau," kata dia.
Isu pembelian pesawat amfibi muncul ketika Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Ida Bagus Putu Dunia menyatakan sudah meminta alat utama sistem persenjataan tersebut ke Presiden Joko Widodo. Putu Dunia mengklaim bahwa Presiden Jokowi sudah menyetujui permintaan jet amfibi tersebut. Sebab pembelian pesawat terbang yang bisa tinggal landas dan mendarat di permukaan air itu diperuntukkan memberantas pencurian ikan.
Jet amfibi yang diusulkan TNI Angkatan Laut adalah jenis Be-200. Jet bikinan Irkut, Rusia, ini bisa mendarat di laut dengan karakteristik gelombang yang bisa diatasi. Namun pesawat jet ini lebih sering digunakan sebagai pemadam kebakaran karena bisa mengangkut bom air. Jika jadi membeli, Angkatan Udara ingin memodifikasi pesawat agar mampu membawa tim yang bisa menindak pelaku pencurian ikan.
Pengamat militer, Rizal Darma Putra, meminta pemerintah teliti dengan rencana pembelian pesawat amfibi untuk memerangi kapal-kapal nelayan asing pencuri ikan di perairan Indonesia. Menurut Rizal, rencana pembelian pesawat amfibi itu bisa mempengaruhi program modernisasi alat utama sistem persenjataan TNI yang sedang berjalan.
"Jangan sampai rencana jet amfibi mempengaruhi pembelian alustsista yang lain," kata Rizal ketika dihubungi Tempo, Selasa, 23 Desember 2014.
Menurut Rizal, program MEF sudah tersusun rapi, alutsista apa saja yang mendesak untuk dibeli pemerintah. Dia khawatir bakal ada alutsista penting yang gagal dibeli hanya untuk meloloskan pembelian pesawat amfibi.
"Kalau sampai terjadi, program modernisasi alutsista TNI jadi kacau," kata dia.
Isu pembelian pesawat amfibi muncul ketika Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Ida Bagus Putu Dunia menyatakan sudah meminta alat utama sistem persenjataan tersebut ke Presiden Joko Widodo. Putu Dunia mengklaim bahwa Presiden Jokowi sudah menyetujui permintaan jet amfibi tersebut. Sebab pembelian pesawat terbang yang bisa tinggal landas dan mendarat di permukaan air itu diperuntukkan memberantas pencurian ikan.
Jet amfibi yang diusulkan TNI Angkatan Laut adalah jenis Be-200. Jet bikinan Irkut, Rusia, ini bisa mendarat di laut dengan karakteristik gelombang yang bisa diatasi. Namun pesawat jet ini lebih sering digunakan sebagai pemadam kebakaran karena bisa mengangkut bom air. Jika jadi membeli, Angkatan Udara ingin memodifikasi pesawat agar mampu membawa tim yang bisa menindak pelaku pencurian ikan.
♜ Tempo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.