KRI Hasanuddin 366 Laksanakan Latihan PenembakanKRI Sultan Hasanuddin-366 yang dikomandani Letkol Laut (P) Sandharianto melaksanakan latihan penembakan dengan meriam 76 mm. Jadwal latihan di perairan Australia dimulai sejak tanggal 15 s.d. 23 September 2016 dalam Group Red Force bersama HMAS Newcastle FFG 06 Australia, JDS Fuyuzuki DD 118 Jepang, USS Hopper 70 Amerika, dan KD JEBAT 29 Malaysia juga melaksanakan serial 16070- GUNNEX 604 dengan alokasi AMO sebanyak 20 butir. Unsur-unsur yang tergabung dalam Kakadu Exercise 2016 menembak dengan sasaran target yaitu towing vessel dengan panjang 6,0 meter, tinggi 3,1 meter panjang towing 1200 yds dengan jarak tembak 9000 yard dari kapal penembak.
KRI Sultan Hasanuddin-366 yang merupakan jajaran Satuan Kapal Eskorta (Dansatkor) Koarmatim pada peran tempur menembak dengan meriam 76 mm sebelum melaksanakan penembakan melaporkan kepada kapal towing target bahwa di jarak 3 nm dari target aman dari sasaran, selanjutnya meyakinkan bahwa kapal penarik dan sasaran tertangkap di radar dengan baik, memastikan posisi kapal penarik dan sasaran positif melalui identifikasi visual. Selain itu, penembakan dilaksanakan setelah komfirmasi dari ocs. Daftar latihan tersebut juga dilaksanakan ADEX pertahanan udara, OTHT EXERCISE deteksi jarak jauh, NSIC publikasi malam, GUNNEX penembakan bahaya udara dan permukaan dan BOAT TRANSFER pertukaran personil, serta CASEX yaitu deteksi kapal selam dan diakhiri dengan PHOTOEX photo dari pesawat udara serta ENCOUNTEREX yaitu Gunnex bahaya udara dan bahaya permukaan.Pesawat CN 235 P-861 Turut LatihanPesawat Udara TNI AL CN235-MPA (Maritime Patrol Aircraft) P-861 sejak tanggal 2 Oktober 2013 resmi merupakan kekuatan di Skuadron 800 Wing Udara 1 Pusat Penerbangan TNI Angkatan Laut (Puspenerbal). Kemampuan dan daya jelajah CN235-MPA P-861 kelas medium lebih tinggi dari pesawat Casa NC-212 Patmar karena kemampuan terbang hanya empat jam dan kecepatan optimal 100-150 knot.
Berbeda dengan CN235-220MPA P-861, sanggup terbang sampai sembilan jam dengan kecepatan optimal 200 knot, kemampuannya akan jauh lebih berarti bagi Puspenerbal yang kerap disebut pengintai dan kepanjangan mata Kapal Perang Indonesia (KRI).
Pesawat udara TNI AL CN235-220MPA P-861 mampu terbang berjam-jam dan menjangkau tempat yang lebih jauh. Dengan Search Radar dan Forward Looking Infra Red (FLIR) yang dimiliki, CN235-220MPA P-861 bisa mendeteksi kapal-kapal nelayan dari ketinggian. Dengan FLIR versi SAFIRE III, CN235-220 MPA P-861 sanggup mengidentifikasi kapal pelaku penyelundupan atau pencurian ikan dari ketinggian 4.000 kaki. Data identitas ini selanjutnya bisa dikirim real-time ke KRI terdekat untuk upaya penindakan yang lebih lanjut dan lebih cepat.
Pada Desember 2009 diumumkan bahwa TNI AL membeli 3 unit CN235-220MPA sebagai bagian dari rencana memiliki 6 buah. Pesud CN235-220MPA menggunakan sistem Thales AMASCOS, radar pencari Thales/EADS Ocean Master Mk II, Penjejak panas (thermal imaging) dari Thales, Elettronica ALR 733 radar warning receiver dan CAE's AN/ASQ-508 magnetic anomaly detection system.
Kemampuan Pesud TNI AL CN235-220MPA akan diuji bersama dengan negara-negara peserta latihan KAKADU 2016 diantaranya Australia dengan pesawat AP3C Up to 4 Hawks, 4 Learjets (Air Affairs), 1 EWTS 808 SQN–1 MRH-90 (Log Helo), Jepang dengan unsur udara 2 P3C, Pakistan mengirim unsur udara 1 P3, Singapura dengan unsur udara 1 MPA, dan Amerika Serikat menggunakan unsur udara 1 P8 Poseidon.
Tujuh personel pilihan dari Wing Udara 1 dipercaya selaku pengawak Pesawat Udara TNI AL CN235-220 MPA dibawah pimpinan Mayor Laut (P) Adam Firmansyah selaku Kapten Pilot yang jabatan sehari-hari sebagai Komandan Skuadron 800 Wing Udara 1 Puspenerbal. Unsur TNI AL yang juga bergabung dalam latihan tersebut adalah KRI Sultan Hasanuddin–366.
Kegiatan latihan KAKADU 2016 akan dilaksanakan di perairan Utara Australia dalam rangka latihan Multilateral Angkatan Laut di Kawasan Asia Pasifik. Latar belakang latihan Kakadu 2016 adalah memelihara dan meningkatkan hubungan kerja sama antar negara di Asia Pasifik. Urgensi latihan memberikan dampak penangkalan ke luar maupun ke dalam negeri secara umum dan menjalin kerja sama antar negara di Asia Pasifik dan meningkatkan profesionalisme pengawak unsur peserta latihan.
Latihan Kakadu Exercise 2016 yang diadakan oleh Republic Australian Navy (RAN) resmi dibuka di kapal perang Australia yaitu HMAS Adelaide saat bersandar di Fort Hill Wharf. Senin, (12/09/206). Latihan ini melibatkan sebanyak 19 kapal perang dan kapal selam, 18 pesawat udara, serta 3000 personel dari 19 negara Asia Pasifik yang diantaranya adalah Angkatan Laut dan Angkatan Udara.
Tujuan latihan mempererat kerja sama antara TNI AL dan negara-negara peserta latihan, meningkatkan interoperability dalam maritime security regional pada operasi multilateral. Sasaran latihan memelihara dan meningkatkan hubungan antara negara peserta dalam menjaga stabilitas keamanan regional, meningkatkan koordinasi, kerja sama dalam pemahaman prosedur, taktik operasi laut, mengembangkan prosedur maritime security dan SOP untuk pemeriksaan di laut serta SAR.
Pembukaan latihan tersebut dihadiri oleh Kepala Staf Koarmatim (Kasarmatim) Laksamana Pertama TNI I.N.G. Ariawan, S.E., Brigadir Jenderal TNI (Mar) Widad Prasojo Aji selaku Atase Pertahanan RI di Canberra, Komandan Satuan Kapal Eskorta (Satkor) Koarmatim Kolonel Laut (P) Ariantyo Condrowibowo, Komandan HMAS Adelaide Captain Paul Karpo Mandziy CSC RAN, Komandan KRI Sultan Hasanuddin-366 Letkol Laut (P) Sandharianto selaku Komandan Satgas Kakadu Exercise 2016, dan para Komandan Unsur dari masing-masing Negara peserta Kakadu Exercise 2016.
Dispenal Mabesal
♖ TNI AL
KRI Sultan Hasanuddin-366 yang merupakan jajaran Satuan Kapal Eskorta (Dansatkor) Koarmatim pada peran tempur menembak dengan meriam 76 mm sebelum melaksanakan penembakan melaporkan kepada kapal towing target bahwa di jarak 3 nm dari target aman dari sasaran, selanjutnya meyakinkan bahwa kapal penarik dan sasaran tertangkap di radar dengan baik, memastikan posisi kapal penarik dan sasaran positif melalui identifikasi visual. Selain itu, penembakan dilaksanakan setelah komfirmasi dari ocs. Daftar latihan tersebut juga dilaksanakan ADEX pertahanan udara, OTHT EXERCISE deteksi jarak jauh, NSIC publikasi malam, GUNNEX penembakan bahaya udara dan permukaan dan BOAT TRANSFER pertukaran personil, serta CASEX yaitu deteksi kapal selam dan diakhiri dengan PHOTOEX photo dari pesawat udara serta ENCOUNTEREX yaitu Gunnex bahaya udara dan bahaya permukaan.Pesawat CN 235 P-861 Turut LatihanPesawat Udara TNI AL CN235-MPA (Maritime Patrol Aircraft) P-861 sejak tanggal 2 Oktober 2013 resmi merupakan kekuatan di Skuadron 800 Wing Udara 1 Pusat Penerbangan TNI Angkatan Laut (Puspenerbal). Kemampuan dan daya jelajah CN235-MPA P-861 kelas medium lebih tinggi dari pesawat Casa NC-212 Patmar karena kemampuan terbang hanya empat jam dan kecepatan optimal 100-150 knot.
Berbeda dengan CN235-220MPA P-861, sanggup terbang sampai sembilan jam dengan kecepatan optimal 200 knot, kemampuannya akan jauh lebih berarti bagi Puspenerbal yang kerap disebut pengintai dan kepanjangan mata Kapal Perang Indonesia (KRI).
Pesawat udara TNI AL CN235-220MPA P-861 mampu terbang berjam-jam dan menjangkau tempat yang lebih jauh. Dengan Search Radar dan Forward Looking Infra Red (FLIR) yang dimiliki, CN235-220MPA P-861 bisa mendeteksi kapal-kapal nelayan dari ketinggian. Dengan FLIR versi SAFIRE III, CN235-220 MPA P-861 sanggup mengidentifikasi kapal pelaku penyelundupan atau pencurian ikan dari ketinggian 4.000 kaki. Data identitas ini selanjutnya bisa dikirim real-time ke KRI terdekat untuk upaya penindakan yang lebih lanjut dan lebih cepat.
Pada Desember 2009 diumumkan bahwa TNI AL membeli 3 unit CN235-220MPA sebagai bagian dari rencana memiliki 6 buah. Pesud CN235-220MPA menggunakan sistem Thales AMASCOS, radar pencari Thales/EADS Ocean Master Mk II, Penjejak panas (thermal imaging) dari Thales, Elettronica ALR 733 radar warning receiver dan CAE's AN/ASQ-508 magnetic anomaly detection system.
Kemampuan Pesud TNI AL CN235-220MPA akan diuji bersama dengan negara-negara peserta latihan KAKADU 2016 diantaranya Australia dengan pesawat AP3C Up to 4 Hawks, 4 Learjets (Air Affairs), 1 EWTS 808 SQN–1 MRH-90 (Log Helo), Jepang dengan unsur udara 2 P3C, Pakistan mengirim unsur udara 1 P3, Singapura dengan unsur udara 1 MPA, dan Amerika Serikat menggunakan unsur udara 1 P8 Poseidon.
Tujuh personel pilihan dari Wing Udara 1 dipercaya selaku pengawak Pesawat Udara TNI AL CN235-220 MPA dibawah pimpinan Mayor Laut (P) Adam Firmansyah selaku Kapten Pilot yang jabatan sehari-hari sebagai Komandan Skuadron 800 Wing Udara 1 Puspenerbal. Unsur TNI AL yang juga bergabung dalam latihan tersebut adalah KRI Sultan Hasanuddin–366.
Kegiatan latihan KAKADU 2016 akan dilaksanakan di perairan Utara Australia dalam rangka latihan Multilateral Angkatan Laut di Kawasan Asia Pasifik. Latar belakang latihan Kakadu 2016 adalah memelihara dan meningkatkan hubungan kerja sama antar negara di Asia Pasifik. Urgensi latihan memberikan dampak penangkalan ke luar maupun ke dalam negeri secara umum dan menjalin kerja sama antar negara di Asia Pasifik dan meningkatkan profesionalisme pengawak unsur peserta latihan.
Latihan Kakadu Exercise 2016 yang diadakan oleh Republic Australian Navy (RAN) resmi dibuka di kapal perang Australia yaitu HMAS Adelaide saat bersandar di Fort Hill Wharf. Senin, (12/09/206). Latihan ini melibatkan sebanyak 19 kapal perang dan kapal selam, 18 pesawat udara, serta 3000 personel dari 19 negara Asia Pasifik yang diantaranya adalah Angkatan Laut dan Angkatan Udara.
Tujuan latihan mempererat kerja sama antara TNI AL dan negara-negara peserta latihan, meningkatkan interoperability dalam maritime security regional pada operasi multilateral. Sasaran latihan memelihara dan meningkatkan hubungan antara negara peserta dalam menjaga stabilitas keamanan regional, meningkatkan koordinasi, kerja sama dalam pemahaman prosedur, taktik operasi laut, mengembangkan prosedur maritime security dan SOP untuk pemeriksaan di laut serta SAR.
Pembukaan latihan tersebut dihadiri oleh Kepala Staf Koarmatim (Kasarmatim) Laksamana Pertama TNI I.N.G. Ariawan, S.E., Brigadir Jenderal TNI (Mar) Widad Prasojo Aji selaku Atase Pertahanan RI di Canberra, Komandan Satuan Kapal Eskorta (Satkor) Koarmatim Kolonel Laut (P) Ariantyo Condrowibowo, Komandan HMAS Adelaide Captain Paul Karpo Mandziy CSC RAN, Komandan KRI Sultan Hasanuddin-366 Letkol Laut (P) Sandharianto selaku Komandan Satgas Kakadu Exercise 2016, dan para Komandan Unsur dari masing-masing Negara peserta Kakadu Exercise 2016.
Dispenal Mabesal
♖ TNI AL
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.