KRI Dewaruci [def.pk]
Kadispenal Laksamana Edi Sucipto menjelaskan keunggulan kapal latih tiang tinggi (tall ship) KRI Bimasuci sebagai penerus sang legenda KRI Dewaruci milik TNI Angkatan Laut.
“Jumlah layar 26 buah (KRI Bimasuci), sedangkan KRI Dewaruci 16 buah. Jika di KRI Dewaruci tidak terdapat ruang kelas, maka KRI Bimasuci menyediakan ruang kelas secara khusus sebagai tempat belajar para taruna AAL saat berlatih dalam operasi Kartika Jala Krida. Ruang kelas yang tersedia mampu memuat 100 orang taruna,” ujar Edi melalui siaran pers yang diterima Okezone, Selasa (28/6/2016).
Lebih lanjut Edi menjelaskan KRI Dewasuci memanfaatkan geladak terbuka sebagai ruang rekreasi, sementara KRI Bimasuci menyiapkan ruang rekreasi dalam sebuah ballroom berukuran 11 x 10,5 meter persegi. “Tingkat kenyamanan juga jauh lebih meningkat sebab KRI Bimasuci menyiapkan perangkat multimedia,” katanya.
KRI Bimasuci sendiri mampu menyediakan akomodasi bagi 203 personel. Kecepatan maksimal mencapai 12 knot jika menggunakan daya dorong mesin dan 15 knot jika menggunakan layar. Sementara itu untuk tingkat endurance (ketahanan berlayar tanpa mengisi BBM) dapat mencapai 30 hari. Kapal layar tiang tinggi ini pun dilengkapi dengan 5 dek, 7 kompartemen, dan 48 blok.
Medio Januari lalu atau tepatnya 27 Januari 2016 KRI Bimasuci memasuki tahap peletakan lunas (keel laying). Dalam sambutannya, Direktur Galangan Guillermo Freire Garcia menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pemerintah Indonesia atas kepercayaan yang diberikan kepada perusahaannya untuk membuat kapal layar latih.
“Sebuah kepercayaan, sekaligus tantangan bagi kami, karena kami tahu bahwa pendahulu kapal ini, yakni KRI Dewaruci telah menjadi kapal yang terkenal dan menjadi legenda dunia”, kata Guillermo dalam bahasa Indonesia yang lancar.
Keel laying merupakan bagian dari empat tradisi yang melekat pada setiap pembangunan kapal angkatan Laut. Urutan lengkapnya adalah peletakan Lunas (keel laying), peluncuran (launching), peresmian kapal (commissioning) dan purnatugas (decommissioning).
Pihak galangan rencananya akan meluncurkan kapal layar tiang tinggi tersebut ke laut pada pada akhir September 2016. Pada Januari hingga Mei 2017 kapal layar itu akan menjalani tahap harbour trial dan sea trial.
Kadispenal Laksamana Edi Sucipto menjelaskan keunggulan kapal latih tiang tinggi (tall ship) KRI Bimasuci sebagai penerus sang legenda KRI Dewaruci milik TNI Angkatan Laut.
“Jumlah layar 26 buah (KRI Bimasuci), sedangkan KRI Dewaruci 16 buah. Jika di KRI Dewaruci tidak terdapat ruang kelas, maka KRI Bimasuci menyediakan ruang kelas secara khusus sebagai tempat belajar para taruna AAL saat berlatih dalam operasi Kartika Jala Krida. Ruang kelas yang tersedia mampu memuat 100 orang taruna,” ujar Edi melalui siaran pers yang diterima Okezone, Selasa (28/6/2016).
Lebih lanjut Edi menjelaskan KRI Dewasuci memanfaatkan geladak terbuka sebagai ruang rekreasi, sementara KRI Bimasuci menyiapkan ruang rekreasi dalam sebuah ballroom berukuran 11 x 10,5 meter persegi. “Tingkat kenyamanan juga jauh lebih meningkat sebab KRI Bimasuci menyiapkan perangkat multimedia,” katanya.
KRI Bimasuci sendiri mampu menyediakan akomodasi bagi 203 personel. Kecepatan maksimal mencapai 12 knot jika menggunakan daya dorong mesin dan 15 knot jika menggunakan layar. Sementara itu untuk tingkat endurance (ketahanan berlayar tanpa mengisi BBM) dapat mencapai 30 hari. Kapal layar tiang tinggi ini pun dilengkapi dengan 5 dek, 7 kompartemen, dan 48 blok.
Medio Januari lalu atau tepatnya 27 Januari 2016 KRI Bimasuci memasuki tahap peletakan lunas (keel laying). Dalam sambutannya, Direktur Galangan Guillermo Freire Garcia menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pemerintah Indonesia atas kepercayaan yang diberikan kepada perusahaannya untuk membuat kapal layar latih.
“Sebuah kepercayaan, sekaligus tantangan bagi kami, karena kami tahu bahwa pendahulu kapal ini, yakni KRI Dewaruci telah menjadi kapal yang terkenal dan menjadi legenda dunia”, kata Guillermo dalam bahasa Indonesia yang lancar.
Keel laying merupakan bagian dari empat tradisi yang melekat pada setiap pembangunan kapal angkatan Laut. Urutan lengkapnya adalah peletakan Lunas (keel laying), peluncuran (launching), peresmian kapal (commissioning) dan purnatugas (decommissioning).
Pihak galangan rencananya akan meluncurkan kapal layar tiang tinggi tersebut ke laut pada pada akhir September 2016. Pada Januari hingga Mei 2017 kapal layar itu akan menjalani tahap harbour trial dan sea trial.
♖ Okezone
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.