Ilustrasinya KCR aja ☆
Konstelasi geopolitik dan keamanan di Kawasan ASEAN yang cenderung stabil membuat ancaman konflik bersenjata antar-negara di kawasan juga cenderung menurun. Melihat hal itu, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyebutkan hal yang menjadi prioritas Kemenhan saat ini pemenuhan kebutuhan prajurit di wilayah perbatasan.
Ryamizard mengatakan bahwa pemerintah akan mengurangi pembelian alat utama sistem pertahanan (alutsista) modern. Ancaman di daerah perbatasan seperti penyelundupan dan terorisme menjadi perhatian khusus yang didahului untuk dicarikan solusi.
"Jadi seperti yang saya katakan tadi soal ancaman yang nyata. Ancaman yang nyata itu penyelundupan di perbatasan dan segala macam itu. Itu harus kita tangani. Kalau perang-perangan itu ya nanti lah, itu belum nyata," ujar Ryamizard di Pos Perbatasan RI-Papua Nugini, Rabu (21/9/2016).
"Jadi pembelian alutsista yang mahal-mahal itu kami kurangin untuk memperkuat perbatasan dari penyelundupan dan lain-lain," imbuhnya.
Beberapa hal yang sedang diupayakan untuk ada di beberapa wilayah perbatasan di Papua adalah drone dan kendaraan tempur.
"Kalian di sini dalam rangka tugas negara, jadi apapun tugas negara itu harus sukses. Untuk itu pendukung-pendukung yang mampu dilaksanakan kita akan sediakan. Cuma train, mobil terus bis yang bisa jalan di rawa, di air juga kemudian pos permanen. Pokoknya gitu-gitu. Itu harus bisa," jelas Ryamizard.
"Untuk drone juga, kita akan kita kaji dulu di Kementerian Pertahanan kita lihat beberapa hal kalau misalnya oke ya tinggal disediakan. Sehingga secara fisik, secara menyeluruh bisa tahu keadaan sekitar dan bisa melihat titik api," sambung dia.
Secara detail apa yang harus disediakan untuk memperkuat pengawasan di wilayah perbatasan, Ryamizard menuturkan bahwa dia harus berkoordinasi dengan Panglima TNI.
"Karena Panglima yang lebih tahu apa saja keperluannya untuk perbatasan. Tapi yang pasti keperluan itu akan terpenuhi," janjinya. (wsn/Hbb)
Konstelasi geopolitik dan keamanan di Kawasan ASEAN yang cenderung stabil membuat ancaman konflik bersenjata antar-negara di kawasan juga cenderung menurun. Melihat hal itu, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyebutkan hal yang menjadi prioritas Kemenhan saat ini pemenuhan kebutuhan prajurit di wilayah perbatasan.
Ryamizard mengatakan bahwa pemerintah akan mengurangi pembelian alat utama sistem pertahanan (alutsista) modern. Ancaman di daerah perbatasan seperti penyelundupan dan terorisme menjadi perhatian khusus yang didahului untuk dicarikan solusi.
"Jadi seperti yang saya katakan tadi soal ancaman yang nyata. Ancaman yang nyata itu penyelundupan di perbatasan dan segala macam itu. Itu harus kita tangani. Kalau perang-perangan itu ya nanti lah, itu belum nyata," ujar Ryamizard di Pos Perbatasan RI-Papua Nugini, Rabu (21/9/2016).
"Jadi pembelian alutsista yang mahal-mahal itu kami kurangin untuk memperkuat perbatasan dari penyelundupan dan lain-lain," imbuhnya.
Beberapa hal yang sedang diupayakan untuk ada di beberapa wilayah perbatasan di Papua adalah drone dan kendaraan tempur.
"Kalian di sini dalam rangka tugas negara, jadi apapun tugas negara itu harus sukses. Untuk itu pendukung-pendukung yang mampu dilaksanakan kita akan sediakan. Cuma train, mobil terus bis yang bisa jalan di rawa, di air juga kemudian pos permanen. Pokoknya gitu-gitu. Itu harus bisa," jelas Ryamizard.
"Untuk drone juga, kita akan kita kaji dulu di Kementerian Pertahanan kita lihat beberapa hal kalau misalnya oke ya tinggal disediakan. Sehingga secara fisik, secara menyeluruh bisa tahu keadaan sekitar dan bisa melihat titik api," sambung dia.
Secara detail apa yang harus disediakan untuk memperkuat pengawasan di wilayah perbatasan, Ryamizard menuturkan bahwa dia harus berkoordinasi dengan Panglima TNI.
"Karena Panglima yang lebih tahu apa saja keperluannya untuk perbatasan. Tapi yang pasti keperluan itu akan terpenuhi," janjinya. (wsn/Hbb)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.