Penyelam sering diserang berbagai mahluk laut yang beracun Tim Komando Pasukan Katak mencari pesawat AirAsia QZ8501 di Selat Karimata. (REUTERS/Adek Berry/Pool)
Tim penyelam dari Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI Angkatan Laut menggunakan air kencing guna menawarkan racun binatang laut. Komandan tim, Kapten Laut Edy Tirtayasa, mengatakan saat menyelam mereka seringkali diserang berbagai binatang laut yang beracun.
"Apalagi ikan barakuda. Pin kaki penyelam sering disamber. Kita nyebut ikan goblok itu. Kalau hiu selama kita ga ada luka sama ga kecing lagi nyelam aman," kata Edy saat ditemui di Lanud Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Selasa, 6 Januari 2015.
Ia mengungkapkan, berbagai tentakel mahluk seperti ubur ubur juga menjadi ancaman lain. Mahluk tak bertulang itu sering menyakiti tubuh para penyelam. Sengatan dan bisa tentakel dapat mengancam jiwa dan mengakibatkan sakit luar biasa.
"Kalau kena racun binatang di laut ya kencingin aja. Itu obat mujarab. Racun binatang air itu basa bisa netral sama air kencing. Paling tinggal sakit sama baunya," ujar Edy sambil tertawa.
Saat ini tim yang ia pimpin masih stand by di Pangkalan Bun, menunggu perintah untuk melakukan operasi. Edy mengatakan, meski cuaca dan gelombang sedang tak bersahabat, ia bersama timnya siap menjalankan tugas.
"Kami siap untuk terjun menyelam, tinggal tunggu perintah," katanya.
Ia memastikan, tim Kopaska tak mempermasalahkan cuaca. Sebab, mereka dididik untuk siap dalam kondisi apapun, termasuk cuaca paling ekstrem. Menurut dia, yang menjadi persoalan justru posisi pesawat dan korban. Edy juga mengaku tak takut dengan mitos adanya penunggu laut seperti Nyi Roro Kidul atau Ratu Junjung Buih yang menjadi legenda masyarakat Pangkalan Bun.
Edy mengatakan, mereka diperintahkan menyelam di kawasan pesisir. Menurut dia, sampai saat ini timnya masih menunggu perintah. Edy bersama sejumlah rekannya termasuk 66 anggota penyelam TNI AL disiagakan untuk mengangkat Kotak Hitam dan mengevakuasi korban.(ren)
Tim penyelam dari Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI Angkatan Laut menggunakan air kencing guna menawarkan racun binatang laut. Komandan tim, Kapten Laut Edy Tirtayasa, mengatakan saat menyelam mereka seringkali diserang berbagai binatang laut yang beracun.
"Apalagi ikan barakuda. Pin kaki penyelam sering disamber. Kita nyebut ikan goblok itu. Kalau hiu selama kita ga ada luka sama ga kecing lagi nyelam aman," kata Edy saat ditemui di Lanud Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Selasa, 6 Januari 2015.
Ia mengungkapkan, berbagai tentakel mahluk seperti ubur ubur juga menjadi ancaman lain. Mahluk tak bertulang itu sering menyakiti tubuh para penyelam. Sengatan dan bisa tentakel dapat mengancam jiwa dan mengakibatkan sakit luar biasa.
"Kalau kena racun binatang di laut ya kencingin aja. Itu obat mujarab. Racun binatang air itu basa bisa netral sama air kencing. Paling tinggal sakit sama baunya," ujar Edy sambil tertawa.
Saat ini tim yang ia pimpin masih stand by di Pangkalan Bun, menunggu perintah untuk melakukan operasi. Edy mengatakan, meski cuaca dan gelombang sedang tak bersahabat, ia bersama timnya siap menjalankan tugas.
"Kami siap untuk terjun menyelam, tinggal tunggu perintah," katanya.
Ia memastikan, tim Kopaska tak mempermasalahkan cuaca. Sebab, mereka dididik untuk siap dalam kondisi apapun, termasuk cuaca paling ekstrem. Menurut dia, yang menjadi persoalan justru posisi pesawat dan korban. Edy juga mengaku tak takut dengan mitos adanya penunggu laut seperti Nyi Roro Kidul atau Ratu Junjung Buih yang menjadi legenda masyarakat Pangkalan Bun.
Edy mengatakan, mereka diperintahkan menyelam di kawasan pesisir. Menurut dia, sampai saat ini timnya masih menunggu perintah. Edy bersama sejumlah rekannya termasuk 66 anggota penyelam TNI AL disiagakan untuk mengangkat Kotak Hitam dan mengevakuasi korban.(ren)
★ Vivanews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.