Sudah 3 hari belakangan ini Pesawat Boeing-737 Classic 400 VIP milik TNI AU terparkir di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Pesawat ini membawa Panglima TNI Jenderal Moeldoko bersama rombongan.
Boeing-737 dengan seri A-7305 masih menunggu Panglima TNI yang saat ini sedang memantau pengangkatan ekor pesawat AirAsia QZ8501 di KRI Banda Aceh. Kapten pilot Pesawat Indonesian Air Force tersebut, Letkol Pnb Firman Wirayuda mengatakan A-7305 mampu mengangkut 92 penumpang.
"Pesawat ini bisa membawa 92 penumpang. Ini VIP, bisa digunakan untuk Wapres, menteri, pejabat setingkat menteri seperti Panglima TNI, kepala staf," ujar Firman saat ditemui di dalam pesawat Boeing di Lanud Iskandar, Kamis (9/1/2014).
Menurut Pilot yang telah memiliki 7.000 jam terbang ini, Boeing A-7305 sering digunakan oleh Boediono saat menjabat sebagai wakil presiden. Meski begitu Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhyono juga pernah beberapa kali menggunakan pesawat ini saat masih menjabat. Saat digunakan oleh presiden, Boeing A-7305 menjadi pesawat VVIP.
"Pernah juga dipakai Pak Jokowi sekali tapi sebagai pesawat pengganti. Waktu ke Sorong landasan di sana nggak bisa untuk BBJ (Boeing Business Jet) pesawat RI-1, jadi dari Biak naik ini ke Sorong. Waktu itu yang bawa Pak Dodi dan Pak Noto. (Pesawat ini) cadangan untuk R1-1," kata Firman.
Di dalam pesawat, ruangan passenger terbagi menjadi 2 yaitu bagian VIP yang berisi 4 kursi dan 2 meja. Letaknya berada di dekat pintu masuk depan di belakang kokpit pesawat. Interior pesawat ini terlihat lux dan nyaman.
Di belakang ruang VIP, terdapat ruangan berisi 2 sleepery seat. Lalu di sampingnya ada semacam tempat meletakan bagasi bagi tamu VIP yang menggunakan pesawat itu."Sleepery seat kalau beliau (VIP) capek dan mau istirahat tidur. Kursinya bisa ditidurkan. Kalau bagasi khusus ini untuk barang-barang VIP ya," ucap perwira lulusan Akademi Angkatan Udara tahun 1995 itu.
Kursi penumpang lainnya berada di belakang ruang sleepery seat dan hampir sama dengan pesawat Boeing pada umumnya. Kursi berwarna biru terbuat dari bahan yang lembut sehingga membuat nyaman. Di bagian penumpang ini terdapat lambang TNI AU yang cukup besar.
Ada 15 kru pesawat Boeing A-7305 dalam tugasnya mengantar Moeldoko ke Pangkalan Bun ini. Kru tersebut termasuk 2 Pilot, 1 Copilot, Flight Engineer, Juru Radio Udara, load master, Pramugari, dan Pramugara.
Kokpit pesawat sendiri tidak begitu lebar, dan terdapat banyak instrumen di dalamnya. Di sisi kiri merupakan instrumen untuk mesin, di kanan adalah instrumen untuk penerbangan. Di bagian atas juga terdapat tombol-tombol atau over head panel yang merupakan instrumen pengendalian lainnya di pesawat. Seperti operate fuel, electric, hidrolic, dan AC.
Menurut sang Copilot, Lettu Pnb Kresna Hendra Wibawa (28), keunggulan Boeing jenis classic tersebut adalah sudah bisa auto landing. Jadi saat pendaratan, pesawat ini sudah bisa dikendalikan otomatis.
"Bisa auto land, syaratnya ada 2. Command A dan command B, dua-duanya harus aktif. Mulai approching sampai landing, pilot hands off, pesawat sudah bisa mendarat sendiri," jelas Kresna.
"Biar yakin nyalain dua-duanya auto pilotnya itu. Nggak usah diapa-apain, kita tinggal arahin power aja. Pesawat ini bisa terbang dengan ketinggian maksimum 37 ribu feet. Jelajah bisa untuk 5 jam, kalau speed maksimum tergantung ketinggian juga sih," sambung lulusan Sekolah Penerbang angkatan ke 78 itu.Pesawat jet berbadan sempit itu juga bisa mendeteksi adanya wind shear atau turbulance yang terjadi di permukaan. Akan ada suara peringatan jika ada wind shear sehingga pilot akan bisa menghindarinya.
"Keunggulan sistemnya, flight management system sudah couple dengan auto pilot. Lateral Nav dan Vertical Nav, kita pakai auto pilot, itu pesawat nggak usah diapa-apain. Kalau Boeing classic ke atas sudah gini semua," tutur Kresna yang sudah memiliki 1300 jam terbang tersebut.
Boeing VIP itu disebut Kresna membutuhkan landasan minimum 1850 meter untuk beroperasi. Tak hanya membawa pejabat penting dalam negeri, pesawat ini ternyata pernah membawa Sekjen PBB Ban-Ki Moon dari Bali menuju Samoa.
"Pesawat ini pernah bawa Sekjen PBB, waktu itu saya juga ikut antar Ban-Ki Moon ke Samoa, negara di Pasific. Kita berangkat malam sampai sana sore," tutup perwira yang kini berdinas di Skadron 17 itu.
Boeing-737 dengan seri A-7305 masih menunggu Panglima TNI yang saat ini sedang memantau pengangkatan ekor pesawat AirAsia QZ8501 di KRI Banda Aceh. Kapten pilot Pesawat Indonesian Air Force tersebut, Letkol Pnb Firman Wirayuda mengatakan A-7305 mampu mengangkut 92 penumpang.
"Pesawat ini bisa membawa 92 penumpang. Ini VIP, bisa digunakan untuk Wapres, menteri, pejabat setingkat menteri seperti Panglima TNI, kepala staf," ujar Firman saat ditemui di dalam pesawat Boeing di Lanud Iskandar, Kamis (9/1/2014).
Menurut Pilot yang telah memiliki 7.000 jam terbang ini, Boeing A-7305 sering digunakan oleh Boediono saat menjabat sebagai wakil presiden. Meski begitu Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhyono juga pernah beberapa kali menggunakan pesawat ini saat masih menjabat. Saat digunakan oleh presiden, Boeing A-7305 menjadi pesawat VVIP.
"Pernah juga dipakai Pak Jokowi sekali tapi sebagai pesawat pengganti. Waktu ke Sorong landasan di sana nggak bisa untuk BBJ (Boeing Business Jet) pesawat RI-1, jadi dari Biak naik ini ke Sorong. Waktu itu yang bawa Pak Dodi dan Pak Noto. (Pesawat ini) cadangan untuk R1-1," kata Firman.
Di dalam pesawat, ruangan passenger terbagi menjadi 2 yaitu bagian VIP yang berisi 4 kursi dan 2 meja. Letaknya berada di dekat pintu masuk depan di belakang kokpit pesawat. Interior pesawat ini terlihat lux dan nyaman.
Di belakang ruang VIP, terdapat ruangan berisi 2 sleepery seat. Lalu di sampingnya ada semacam tempat meletakan bagasi bagi tamu VIP yang menggunakan pesawat itu."Sleepery seat kalau beliau (VIP) capek dan mau istirahat tidur. Kursinya bisa ditidurkan. Kalau bagasi khusus ini untuk barang-barang VIP ya," ucap perwira lulusan Akademi Angkatan Udara tahun 1995 itu.
Kursi penumpang lainnya berada di belakang ruang sleepery seat dan hampir sama dengan pesawat Boeing pada umumnya. Kursi berwarna biru terbuat dari bahan yang lembut sehingga membuat nyaman. Di bagian penumpang ini terdapat lambang TNI AU yang cukup besar.
Ada 15 kru pesawat Boeing A-7305 dalam tugasnya mengantar Moeldoko ke Pangkalan Bun ini. Kru tersebut termasuk 2 Pilot, 1 Copilot, Flight Engineer, Juru Radio Udara, load master, Pramugari, dan Pramugara.
Kokpit pesawat sendiri tidak begitu lebar, dan terdapat banyak instrumen di dalamnya. Di sisi kiri merupakan instrumen untuk mesin, di kanan adalah instrumen untuk penerbangan. Di bagian atas juga terdapat tombol-tombol atau over head panel yang merupakan instrumen pengendalian lainnya di pesawat. Seperti operate fuel, electric, hidrolic, dan AC.
Menurut sang Copilot, Lettu Pnb Kresna Hendra Wibawa (28), keunggulan Boeing jenis classic tersebut adalah sudah bisa auto landing. Jadi saat pendaratan, pesawat ini sudah bisa dikendalikan otomatis.
"Bisa auto land, syaratnya ada 2. Command A dan command B, dua-duanya harus aktif. Mulai approching sampai landing, pilot hands off, pesawat sudah bisa mendarat sendiri," jelas Kresna.
"Biar yakin nyalain dua-duanya auto pilotnya itu. Nggak usah diapa-apain, kita tinggal arahin power aja. Pesawat ini bisa terbang dengan ketinggian maksimum 37 ribu feet. Jelajah bisa untuk 5 jam, kalau speed maksimum tergantung ketinggian juga sih," sambung lulusan Sekolah Penerbang angkatan ke 78 itu.Pesawat jet berbadan sempit itu juga bisa mendeteksi adanya wind shear atau turbulance yang terjadi di permukaan. Akan ada suara peringatan jika ada wind shear sehingga pilot akan bisa menghindarinya.
"Keunggulan sistemnya, flight management system sudah couple dengan auto pilot. Lateral Nav dan Vertical Nav, kita pakai auto pilot, itu pesawat nggak usah diapa-apain. Kalau Boeing classic ke atas sudah gini semua," tutur Kresna yang sudah memiliki 1300 jam terbang tersebut.
Boeing VIP itu disebut Kresna membutuhkan landasan minimum 1850 meter untuk beroperasi. Tak hanya membawa pejabat penting dalam negeri, pesawat ini ternyata pernah membawa Sekjen PBB Ban-Ki Moon dari Bali menuju Samoa.
"Pesawat ini pernah bawa Sekjen PBB, waktu itu saya juga ikut antar Ban-Ki Moon ke Samoa, negara di Pasific. Kita berangkat malam sampai sana sore," tutup perwira yang kini berdinas di Skadron 17 itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.