Tim Penyelam TNI AL memeriksa kelengkapan sebelum melakukan penyelaman
Dalam waktu sepekan, tim gabungan Basarnas yang terdiri dari beberapa unsur diantaranya para penyelam TNI AL yang berasal dari unsur Intai Amfibi (Taifib) Marinir dan Kopaska membuahkan hasil yang cukup baik.
Ditemukannya ekor pesawat yang mengindikasikan letak kotak hitam itu membutuhkan perjuangan yang teramat sulit bagi tim penyelam.
“karena terlalu semangat sudah menemukan ekor pesawat, akirnya mereka berhasil meyisir letak kotak hitam yang diindikasi tidak jauh dari ekor pesawat,” ujar Danguskamlabar Laksma TNI Abdul Rasyid beberapa waltu lalu.
Walaupun Serma Marinir Boflen (salah satu tim penyelam) sempat mengalami masalah cukup fatal ketika tabung oksigen yang dia gunakan sudah habis sebelum berhasil naik kembali ke permukaan, Untungnya, setiap penyelam yang turun ke dasar laut selalu ditemani oleh penyelam lain.
“Itulah perjuangan tim penyelam kita ini, namun saya tetap mengingatkan kepada Boflen dan penyelam yang lain untuk tetap mengutamakan keselamatan. Karena segala pekerjaan harus dilakukan sesuai prosedur keamanan yang berlaku,” terang Rasyid.
Di dalam air satu tabung gas sempat digunakan bergantian antara Serma (Mar) Boflen dengan Serka Oot Sudarma. Tentunya hal itu sempat mebuat geleng kepala tim penyelam dari negara lain.
“Crazy, betul-betul luar biasa mereka,” teriak salah satu tim penyelam dari Amerika Serikat sembari menggelengkan kepalanya.
Fenomena-fenomena di perairan Pangkalan Bun itu telah dianggap biasa oleh para anggota Detesemen Jalamangkara (Denjaka) yang merupakan gabungan dari Taifib dan Kopaska TNI AL.
“Itu sih biasa mas dari anggota kita, karena mereka biasa dilatih seperti itu. Dan yang namanya nge-bonek (bondo nekat-red) kayak gitu udah menjadi santapan sehari-hari buat kita,” ujar salah seorang anggota Denjaka saat dikonfirmasi beberapa saat lalu.
Apresiasi
Buah keberhasilan dari Serma (Mar) Boflen Sirait dan kawan-kawan adalah disematkannya brevet penghargaan dari Panglima TNI langsung.
Sabtu 10 Januari 2015 lalu, Panglima TNI Jenderal Moeldoko didampingi oleh Pangarmabar dan Pangkoopsau I memberikan penghargaan kepada tim penyelam yang diwakili oleh Serma Marinir Boflen Sirait, KLK Edi susanto, dan Serka Anjar Nur di KRI Banda Aceh-593.
“Kita semua memberikan aprsiasi yang besar kepada mereka atas jerih payah dan perjuangannya dalam evakuasi ini,” ungkap Moeldoko.
Dalam waktu sepekan, tim gabungan Basarnas yang terdiri dari beberapa unsur diantaranya para penyelam TNI AL yang berasal dari unsur Intai Amfibi (Taifib) Marinir dan Kopaska membuahkan hasil yang cukup baik.
Ditemukannya ekor pesawat yang mengindikasikan letak kotak hitam itu membutuhkan perjuangan yang teramat sulit bagi tim penyelam.
“karena terlalu semangat sudah menemukan ekor pesawat, akirnya mereka berhasil meyisir letak kotak hitam yang diindikasi tidak jauh dari ekor pesawat,” ujar Danguskamlabar Laksma TNI Abdul Rasyid beberapa waltu lalu.
Walaupun Serma Marinir Boflen (salah satu tim penyelam) sempat mengalami masalah cukup fatal ketika tabung oksigen yang dia gunakan sudah habis sebelum berhasil naik kembali ke permukaan, Untungnya, setiap penyelam yang turun ke dasar laut selalu ditemani oleh penyelam lain.
“Itulah perjuangan tim penyelam kita ini, namun saya tetap mengingatkan kepada Boflen dan penyelam yang lain untuk tetap mengutamakan keselamatan. Karena segala pekerjaan harus dilakukan sesuai prosedur keamanan yang berlaku,” terang Rasyid.
Di dalam air satu tabung gas sempat digunakan bergantian antara Serma (Mar) Boflen dengan Serka Oot Sudarma. Tentunya hal itu sempat mebuat geleng kepala tim penyelam dari negara lain.
“Crazy, betul-betul luar biasa mereka,” teriak salah satu tim penyelam dari Amerika Serikat sembari menggelengkan kepalanya.
Fenomena-fenomena di perairan Pangkalan Bun itu telah dianggap biasa oleh para anggota Detesemen Jalamangkara (Denjaka) yang merupakan gabungan dari Taifib dan Kopaska TNI AL.
“Itu sih biasa mas dari anggota kita, karena mereka biasa dilatih seperti itu. Dan yang namanya nge-bonek (bondo nekat-red) kayak gitu udah menjadi santapan sehari-hari buat kita,” ujar salah seorang anggota Denjaka saat dikonfirmasi beberapa saat lalu.
Apresiasi
Buah keberhasilan dari Serma (Mar) Boflen Sirait dan kawan-kawan adalah disematkannya brevet penghargaan dari Panglima TNI langsung.
Sabtu 10 Januari 2015 lalu, Panglima TNI Jenderal Moeldoko didampingi oleh Pangarmabar dan Pangkoopsau I memberikan penghargaan kepada tim penyelam yang diwakili oleh Serma Marinir Boflen Sirait, KLK Edi susanto, dan Serka Anjar Nur di KRI Banda Aceh-593.
“Kita semua memberikan aprsiasi yang besar kepada mereka atas jerih payah dan perjuangannya dalam evakuasi ini,” ungkap Moeldoko.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.