Sedikitnya tujuh program pengembangan industri strategis, antara lain kapal selam, pengembangan pesawat tempur dan rudal.Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Menteri BUMN, Rini Soemarno (kanan) dan Dirut PT PAL Indonesia (Persero), M. Firmansyah Arifin (ketiga kanan) ketika kunjungan kerja di PT PAL Surabaya, Sabtu (10/1). Dalam kesempatan tersebut Presiden menyatakan, pemerintah menyiapkan dana pengembangan sejumlah badan usaha milik negara (BUMN) di Tanah Air mencapai Rp 48 triliun selama tahun 2015. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat ●
Presiden Joko Widodo, Sabtu sore tadi, meninjau sejumlah fasilitas galangan kapal di PT PAL, Surabaya, Jawa Timur.
"Setelah sidang Komite Kebijakan Industri (KKI) akhir Desember untuk industri pertahanan seperti ke PT Pal, PT Pindad, PT DI dan LEN, Presiden ingin melihat langsung tentang belum optimalnya output kinerja industri pertahanan," kata Seskab Andi Widjajanto yang mendampingi Presiden bersama Menteri BUMN Rini Soemarno, Direktur PT PAL Firmansyah Arifin, Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Wali Kota Tri Rismaharini dan Menhan Ryamizard Ryacudu.
Menurut Andi, tujuan kunjungan Presiden adalah untuk mengetahui kondisi salah satu industri strategis itu dan bagaimana pengembangannya ke depan.
Ia mencatat sedikitnya tujuh program pengembangan industri strategis, antara lain kapal selam, pengembangan pesawat tempur dan rudal.
Presiden menginginkan pengembangan yang lebih luas dan spesifik mengenai hal ini serta menginginkan pengembangan berbasis dua hal.
"Misi pertama harus bisa menuju kemandirian pertahanan. Setiap ada pengadaan alutsista harus dibarengi transfer teknologi," kata Andi. "(yang kedua) andalan untuk menerap teknologi mengembangkan teknologi ganda."
Jokowi menilai untuk menjalankan hal itu harus dimulai dari memahami sumber masalah pada industri pertahanan.
Presiden juga meninjau PT Dok Surabaya di mana dia menaiki KRI Fatahillah yang tengah diperbaiki, selain juga menyinggahi Terminal Penumpang Pelabuhan Tanjung Perak.
Presiden Jokowi mengaku puas dan menilai fasilitas dan kelengkapan bangunan di sini akan menjadi percontohan pengembangan pelabuhan penumpang di daerah lain.
Presiden Joko Widodo, Sabtu sore tadi, meninjau sejumlah fasilitas galangan kapal di PT PAL, Surabaya, Jawa Timur.
"Setelah sidang Komite Kebijakan Industri (KKI) akhir Desember untuk industri pertahanan seperti ke PT Pal, PT Pindad, PT DI dan LEN, Presiden ingin melihat langsung tentang belum optimalnya output kinerja industri pertahanan," kata Seskab Andi Widjajanto yang mendampingi Presiden bersama Menteri BUMN Rini Soemarno, Direktur PT PAL Firmansyah Arifin, Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Wali Kota Tri Rismaharini dan Menhan Ryamizard Ryacudu.
Menurut Andi, tujuan kunjungan Presiden adalah untuk mengetahui kondisi salah satu industri strategis itu dan bagaimana pengembangannya ke depan.
Ia mencatat sedikitnya tujuh program pengembangan industri strategis, antara lain kapal selam, pengembangan pesawat tempur dan rudal.
Presiden menginginkan pengembangan yang lebih luas dan spesifik mengenai hal ini serta menginginkan pengembangan berbasis dua hal.
"Misi pertama harus bisa menuju kemandirian pertahanan. Setiap ada pengadaan alutsista harus dibarengi transfer teknologi," kata Andi. "(yang kedua) andalan untuk menerap teknologi mengembangkan teknologi ganda."
Jokowi menilai untuk menjalankan hal itu harus dimulai dari memahami sumber masalah pada industri pertahanan.
Presiden juga meninjau PT Dok Surabaya di mana dia menaiki KRI Fatahillah yang tengah diperbaiki, selain juga menyinggahi Terminal Penumpang Pelabuhan Tanjung Perak.
Presiden Jokowi mengaku puas dan menilai fasilitas dan kelengkapan bangunan di sini akan menjadi percontohan pengembangan pelabuhan penumpang di daerah lain.
★ Antara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.