facebook/TNIAU□
Skyshield Gun System, sebuah sistem pelindung udara milik TNI AU. Merupakan jenis sistem pertahanan udara titik (Short Range Air Defence/ SHORAD), sista ini dikembangkan oleh Swiss Oerlikon Contraves sebuah perusahaan milik Rheinmetall Jerman. Sistem artileri udara tersebut menggunakan istilah baterai dalam pengelompokannya.
Istilah Baterai dalam dunia artileri sudah sangat lama dipakai, bahkan ketika dunia militer mengenal istilah artileri itu sendiri. Baterai merupakan istilah satuan unit setingkat kompi, satu baterai terdiri dari 2 sampai 6 kompi yang dipimpin seorang kapten. Baterai dapat merupakan bagian dari detasemen, batalion ataupun terpisah.
Sistem senjata Skyshield terdiri dari, dua unit meriam revolver kaliber 35 mm (1,38 inci), satu sistem sensor pengendali/radar dan pos komando. Beberapa Lapangan udara di Indonesia sudah dilengkapi dengan sistem ini diantaranya, Denhanud Paskhas Lanud Supadio Pontianak, Denhanud Paskhas Lanud Halim Perdanakusuma dan Denhanud Paskhas Lanud Sultan Hasanuddin sudah dilengkapi dengan sistem yang biasa disebut, Penangkis Serangan Udara (PSU/Firing Unit).
Pemerintah melalui kementrian pertahanan membeli sistem udara Skyshield, pada pertengahan 2013 dengan nilai kontrak 113 juta Euro. Lalu dilanjutkan dengan pengadaan sistem kendali penembakan SkyMaster, kehadiran sista ini jelas sangat dibutuhkan mengingat Indonesia masih mengoperasikan sistem pertahanan udara yang tidak terintegrasi. Skyshield dioperasikan dengan sistem komputer, dan dilengkapi dengan radar.
Sistem udara skyshield ini mampu menembakan 1000 peluru dalam satu menit, dengan menggunakan sistem revolver. Dilengkapi radar dan SFCU (Skyshield Fire Control Unit) menjadikan unit artileri ini mematikan, dan mampu ditempatkan dimana saja. Jika sistem SFCU ini di jamming, maka kendali optik akan menjadi backupnya dengan jangkauan deteksi radar hingga 25 kilometer. Sky shield juga dapat ditempatkan di atas kapal laut.
AHEAD (Advanced Hit Energy & Destruction) adalah amunisi standart milik Skyshield, merupakan jenis amunisi pecah di udara. Peluru tersebut dilengkapi dengan besi baja atau biasa disebut pellet, 152 pellet (sub proyektil) berbahan tungsten. Jika ditembakan ratusan besi kecil tersebut akan pecah membentuk perisai (Metal Spin-stabilised Projectiles), akan menembus bagian pesawat ataupun rudal, kemungkinan target lolos dari tembakan skyshield hanya sebesar 10 persen.
⚓️ Tempo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.