Aktivis pro-Ukraina menuntut pembebasan Nadezhda Savchenko dengan memajang spanduk dan gambar bertuliskan,♕
Nadezhda Savchenko, pilot militer wanita Ukraina meluncurkan aksi mogok makan selama 45 hari di dalam tahanan di Rusia. Pengacaranya, Mark Feigin memohon pembebasan Savchenko kepada Presiden Rusia, Vlaidimir Putin pada Senin (26/1).
Feigin menyatakan dia khawatir akan kondisi kesehatan Savchenko dan menyatakan bahwa Savchenko dapat meninggal karena kelaparan.
Savchenko ditangkap oleh kelompok separatis pro-Rusia saat bergabung bersama pasukan sukarela yang berperang di Ukraina timur, Juni lalu. Kiev menyatakan kelompok separatis menyerahkan Savchenko kepada Rusia dan menuduhnya membunuh dua wartawan Rusia.
"Saya mohon kepada Anda, atas nama hukum dan keadilan," tulis Feigin dalam sebuah surat terbuka untuk yang dipublikasikan di situs radio lokal, Ekho Moskvy, dikutip dari Reuters, Senin (26/1). Radio Ekho Moskvy terkenal kritis terhadap Kremlin.
"Saat surat ini ditulis, dia sudah menolak makan selama 45 hari. Ini terlalu lama. Terakhi kali saya bertemu dengannya di penjara, dia mengungkapkan keinginan untuk mati," tulis Feigin dalam suratnya.
"Tidak ada waktu lagi, kita berkejaran dengan waktu," kata Feigin, yang merupakan pengacara dalam sidang kelompok protes batu Pussy Riot pada tahun 2012.
Sementara, aktivis pro-Ukraina meluncurkan aksi protes di depan kantor Kedutaan Besar Rusia di Tel Aviv, Israel pada Senin (26/1). Mereka menuntut pembebasan Savchenko dengan memajang spanduk dan gambar bertuliskan, "Bebaskan Savchenko", "Stop Putin" dan "Stop Teror Rusia".
Komite Investigasi Federal Rusia, yang melaporkan langsung kepada Putin, menuduh Savchenko memberikan koordinat untuk serangan bom yang menewaskan dua wartawan Rusia di Ukraina timur.
Menyangkal tuduhan tersebut, Feigin menyatakan dalam suratnya bahwa Savchenko sudah ditawan oleh kelompok pemberontak pro-Rusia selama satu jam sebelum serangan terjadi.
Komite Investigasi telah memerintahkan Savchenko menjalani tes di klinik psikiatri, yang menjadi lokasi penahanannya selama beberapa waktu. Awal bulan ini, pemerintah Amerika Serikat menyerukan pembebasan Savchenko dan menganggapnya sebagai sandera Rusia.
Savchenko merupakan pilot militer wanita pertama di Ukraina. Dia dianggap sebagai pahlawan nasional dan terpilih sebagai anggota parlemen in absentia pada bulan Oktober lalu.(ama)
Nadezhda Savchenko, pilot militer wanita Ukraina meluncurkan aksi mogok makan selama 45 hari di dalam tahanan di Rusia. Pengacaranya, Mark Feigin memohon pembebasan Savchenko kepada Presiden Rusia, Vlaidimir Putin pada Senin (26/1).
Feigin menyatakan dia khawatir akan kondisi kesehatan Savchenko dan menyatakan bahwa Savchenko dapat meninggal karena kelaparan.
Savchenko ditangkap oleh kelompok separatis pro-Rusia saat bergabung bersama pasukan sukarela yang berperang di Ukraina timur, Juni lalu. Kiev menyatakan kelompok separatis menyerahkan Savchenko kepada Rusia dan menuduhnya membunuh dua wartawan Rusia.
"Saya mohon kepada Anda, atas nama hukum dan keadilan," tulis Feigin dalam sebuah surat terbuka untuk yang dipublikasikan di situs radio lokal, Ekho Moskvy, dikutip dari Reuters, Senin (26/1). Radio Ekho Moskvy terkenal kritis terhadap Kremlin.
"Saat surat ini ditulis, dia sudah menolak makan selama 45 hari. Ini terlalu lama. Terakhi kali saya bertemu dengannya di penjara, dia mengungkapkan keinginan untuk mati," tulis Feigin dalam suratnya.
"Tidak ada waktu lagi, kita berkejaran dengan waktu," kata Feigin, yang merupakan pengacara dalam sidang kelompok protes batu Pussy Riot pada tahun 2012.
Sementara, aktivis pro-Ukraina meluncurkan aksi protes di depan kantor Kedutaan Besar Rusia di Tel Aviv, Israel pada Senin (26/1). Mereka menuntut pembebasan Savchenko dengan memajang spanduk dan gambar bertuliskan, "Bebaskan Savchenko", "Stop Putin" dan "Stop Teror Rusia".
Komite Investigasi Federal Rusia, yang melaporkan langsung kepada Putin, menuduh Savchenko memberikan koordinat untuk serangan bom yang menewaskan dua wartawan Rusia di Ukraina timur.
Menyangkal tuduhan tersebut, Feigin menyatakan dalam suratnya bahwa Savchenko sudah ditawan oleh kelompok pemberontak pro-Rusia selama satu jam sebelum serangan terjadi.
Komite Investigasi telah memerintahkan Savchenko menjalani tes di klinik psikiatri, yang menjadi lokasi penahanannya selama beberapa waktu. Awal bulan ini, pemerintah Amerika Serikat menyerukan pembebasan Savchenko dan menganggapnya sebagai sandera Rusia.
Savchenko merupakan pilot militer wanita pertama di Ukraina. Dia dianggap sebagai pahlawan nasional dan terpilih sebagai anggota parlemen in absentia pada bulan Oktober lalu.(ama)
♕ CNN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.