Presiden Cristina Fernandez menegaskan dinas intelijen Argentina harus lebih transparan dan sering bertindak di luar kepentingan negara. (Reuters/Marcos Brindicci)★
Presiden Argentina Cristina Fernandez berencana membubarkan badan intelijen negara itu ditengah kecurigaan oknum-oknum badan tersebut terlibat dalam kematian misterius jaksa penuntut yang menyelidiki pengeboman pusat pertemuan Yahudi pada 1994.
Dalam pidato pertama di depan televisi sejak Alberto Nisman ditemukan tewas akibat tembakan satu peluru di kepalanya, Fernandez mengatakan pada Senin (26/1) malam bahwa dia akan mengajukan RUU ke Kongres untuk pembentukan satu badan keamanan yang lebih transparan.
Kematian Nisman pada 18 Januari yang hanya sehari sebelum dia melakukan rapat dengar pendapat di Kongres terkait klaim bahwa Fernandez bersekongkol untuk mengalangi penyelidikannya, memicu berbagai teori konspirasi termasuk yang menyangkut Fernandez secara langsung.
Tetapi pemerintah presiden Fernandez mengatakan Nisman diperdaya untuk mengajukan tuduhan terhadap Fernandez dan kemudian dibunuh ketika dia tidak lagi berguna bagi pihak yang memimpin persekongkolan itu.
Pemerintah Argentina mengatakan skandal ini terkait dengan perebutan kekuasan di Sekretariat Intelijen, atau SI, dan juga pejabat-pejabat intelijen yang dipecat baru-baru ini.
SI, sebelumnya bernama SIDE, memiliki kekuasaan dan otonomi besar.
Dalam “perang kotor” yang dilakukan oleh diktator miltier Argentina pada 1976-1983, badan ini memata-matai para pemberontak beraliran Marxist, sersingat buruh dan kelompok sayap kiri lain.
Fernandez mengaakan RUU ini akan diajukan ke Kongres sebelum dia berkunjung ke Tiongkok pada akhir minggu, dan anggota kongres akan menyelenggarakan pertemuan luar biasa pada masa reses di bulan Februari untuk mendebatkan RUU tersebut.
“Kita harus membuat dinas intelijen lebih transparan karena mereka tidak melakukan tugas demi kepentingan negara,” kata Fernandez, yang duduk di kursi roda dengan mengenakan gaun berwarna putih.
Pemimpin yang berani ini mengatakan dinas intelijen tidak banyak berubah sejak negara itu kembali ke demokrasi, tetapi dia tidak mengeluarkan retorika berapi-api yang biasa dia sampaikan setelah selama satu minggu dikritik keras ata penanganan skandal ini.
Seminggu sebelum tewas, Nisman mengatakan bahwa Fernandez membuka jalur pintu belakang ke Iran untuk menutup-nutupi dugaan keterlibatan Tehran dalam pengeboman di pusat pertemuan Yahudi itu demi mendapatkan minyak dari negara tersebut.
Fernandez menyebut tuduhan itu tidak masuk akal.
Iran pun berulangkali menyangkal terlibat dalam serangan bom tersebut.
Minggu lalu, ribuan orang turun ke jalan-jalan untuk memprotes lambannya proses keadilan bagi korban pengeboman pada 1994 yang menewaskan 85 orang, dan mereka menuntut jawaban dari kematian Nisman.
Skandal terkait kematian Nisman memicu kekacauan baru di Argentina 10 bulan sebelum pemilu presiden.
Fernandez sendiri dilarang oleh UUD mencalonkan diri untuk masa jabatan ketiga.(yns).
Presiden Argentina Cristina Fernandez berencana membubarkan badan intelijen negara itu ditengah kecurigaan oknum-oknum badan tersebut terlibat dalam kematian misterius jaksa penuntut yang menyelidiki pengeboman pusat pertemuan Yahudi pada 1994.
Dalam pidato pertama di depan televisi sejak Alberto Nisman ditemukan tewas akibat tembakan satu peluru di kepalanya, Fernandez mengatakan pada Senin (26/1) malam bahwa dia akan mengajukan RUU ke Kongres untuk pembentukan satu badan keamanan yang lebih transparan.
Kematian Nisman pada 18 Januari yang hanya sehari sebelum dia melakukan rapat dengar pendapat di Kongres terkait klaim bahwa Fernandez bersekongkol untuk mengalangi penyelidikannya, memicu berbagai teori konspirasi termasuk yang menyangkut Fernandez secara langsung.
Tetapi pemerintah presiden Fernandez mengatakan Nisman diperdaya untuk mengajukan tuduhan terhadap Fernandez dan kemudian dibunuh ketika dia tidak lagi berguna bagi pihak yang memimpin persekongkolan itu.
Pemerintah Argentina mengatakan skandal ini terkait dengan perebutan kekuasan di Sekretariat Intelijen, atau SI, dan juga pejabat-pejabat intelijen yang dipecat baru-baru ini.
SI, sebelumnya bernama SIDE, memiliki kekuasaan dan otonomi besar.
Dalam “perang kotor” yang dilakukan oleh diktator miltier Argentina pada 1976-1983, badan ini memata-matai para pemberontak beraliran Marxist, sersingat buruh dan kelompok sayap kiri lain.
Fernandez mengaakan RUU ini akan diajukan ke Kongres sebelum dia berkunjung ke Tiongkok pada akhir minggu, dan anggota kongres akan menyelenggarakan pertemuan luar biasa pada masa reses di bulan Februari untuk mendebatkan RUU tersebut.
“Kita harus membuat dinas intelijen lebih transparan karena mereka tidak melakukan tugas demi kepentingan negara,” kata Fernandez, yang duduk di kursi roda dengan mengenakan gaun berwarna putih.
Pemimpin yang berani ini mengatakan dinas intelijen tidak banyak berubah sejak negara itu kembali ke demokrasi, tetapi dia tidak mengeluarkan retorika berapi-api yang biasa dia sampaikan setelah selama satu minggu dikritik keras ata penanganan skandal ini.
Seminggu sebelum tewas, Nisman mengatakan bahwa Fernandez membuka jalur pintu belakang ke Iran untuk menutup-nutupi dugaan keterlibatan Tehran dalam pengeboman di pusat pertemuan Yahudi itu demi mendapatkan minyak dari negara tersebut.
Fernandez menyebut tuduhan itu tidak masuk akal.
Iran pun berulangkali menyangkal terlibat dalam serangan bom tersebut.
Minggu lalu, ribuan orang turun ke jalan-jalan untuk memprotes lambannya proses keadilan bagi korban pengeboman pada 1994 yang menewaskan 85 orang, dan mereka menuntut jawaban dari kematian Nisman.
Skandal terkait kematian Nisman memicu kekacauan baru di Argentina 10 bulan sebelum pemilu presiden.
Fernandez sendiri dilarang oleh UUD mencalonkan diri untuk masa jabatan ketiga.(yns).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.