Puluhan tentara unit pengawasan elektronik dipecat setelah menulis surat untuk Netanyahu yang isinya menolak memata-matai warga Palestina. (Reuters/Baz Ratner) ♕
Militer Israel memecat puluhan tentara yang menolak memata-matai warga Palestina dengan alasan menentang pendudukan dan kekejaman terhadap penduduk sipil.
Diberitakan Reuters yang mengutip Army Radio pada Senin (26/1), Komandan Unit 8200 untuk pengawasan elektronik yang hanya disebut Brigadir-Jenderal "A" memecat 43 tentara cadangan yang menulis surat pada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu September lalu, mengaku tidak bisa lagi bekerja di unit tersebut.
Dalam surat itu, mereka menolak bertugas memata-matai warga Palestina. Alasannya, pekerjaan itu akan membantu Israel dalam serangan udara yang kerap memakan korban jiwa warga sipil. Surat tersebut dikirimkan selang beberapa hari setelah berakhirnya serangan 50 hari Israel ke Gaza yang menewaskan lebih dari 2.000 orang.
"Kami menolak ambil bagian dalam aksi menyerang warga Palestina dan menolak melanjutkan tugas sebagai alat memperkuat kekuasaan militer di wilayah pendudukan," tulis dalam surat tersebut, dikutip harian Yedioth Ahronoth.
Tidak ada nama tentara yang disebutkan dalam surat itu. Hal ini merupakan komitmen untuk tidak menyebutkan identitas Unit 8200 yang bertugas memonitor musuh Israel di Arab dan Iran serta Palestina.
Namun beberapa tentara di unit ini secara anonim sempat diwawancara beberapa media. Mereka mengaku unit tersebut mengumpul seluruh informasi warga Palestina, termasuk hal-hal yang pribadi yang menjadi aib seperti kondisi seksual dan masalah kesehatan.
"Aib ini bisa dijadikan alat untuk memeras warga Palestina agar mau menjadi informan bagi Israel," ujar mereka.
Stasiun televisi Channel 1 TV di Israel mengutip surat pemecatan komandan Unit 8200 kepada 43 tentara yang berbunyi: "Kalian telah melampaui batas dan bertindak tidak patut dan karena sesuatu yang kalian tuliskan, kami berlepas dari kalian."(ike)
Militer Israel memecat puluhan tentara yang menolak memata-matai warga Palestina dengan alasan menentang pendudukan dan kekejaman terhadap penduduk sipil.
Diberitakan Reuters yang mengutip Army Radio pada Senin (26/1), Komandan Unit 8200 untuk pengawasan elektronik yang hanya disebut Brigadir-Jenderal "A" memecat 43 tentara cadangan yang menulis surat pada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu September lalu, mengaku tidak bisa lagi bekerja di unit tersebut.
Dalam surat itu, mereka menolak bertugas memata-matai warga Palestina. Alasannya, pekerjaan itu akan membantu Israel dalam serangan udara yang kerap memakan korban jiwa warga sipil. Surat tersebut dikirimkan selang beberapa hari setelah berakhirnya serangan 50 hari Israel ke Gaza yang menewaskan lebih dari 2.000 orang.
"Kami menolak ambil bagian dalam aksi menyerang warga Palestina dan menolak melanjutkan tugas sebagai alat memperkuat kekuasaan militer di wilayah pendudukan," tulis dalam surat tersebut, dikutip harian Yedioth Ahronoth.
Tidak ada nama tentara yang disebutkan dalam surat itu. Hal ini merupakan komitmen untuk tidak menyebutkan identitas Unit 8200 yang bertugas memonitor musuh Israel di Arab dan Iran serta Palestina.
Namun beberapa tentara di unit ini secara anonim sempat diwawancara beberapa media. Mereka mengaku unit tersebut mengumpul seluruh informasi warga Palestina, termasuk hal-hal yang pribadi yang menjadi aib seperti kondisi seksual dan masalah kesehatan.
"Aib ini bisa dijadikan alat untuk memeras warga Palestina agar mau menjadi informan bagi Israel," ujar mereka.
Stasiun televisi Channel 1 TV di Israel mengutip surat pemecatan komandan Unit 8200 kepada 43 tentara yang berbunyi: "Kalian telah melampaui batas dan bertindak tidak patut dan karena sesuatu yang kalian tuliskan, kami berlepas dari kalian."(ike)
♕ CNN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.