Pesawat Patroli maritim P1 [wikimedia]☠
Jepang dan Inggris sepakat untuk bersama-sama meneliti teknologi baru rudal udara-ke-udara [AAM] sebagai bagian dari peningkatan kerjasama yang berhubungan dengan pertahanan.
Pada 21 Januari terjadi kesepakatan yang melibatkan menteri pertahanan dan luar negeri masing-masing negara.
Menteri Luar Negeri Jepang Fumio Kishida dan Menteri Pertahanan Jenderal Nakatani bertemu dengan Menteri Luar Negeri Philip Hammond dan Menteri Pertahanan Michael Fallon di London.
Kedua belah pihak menandatangani perjanjian untuk berkerjasama pada pengembangan sistem pertahanan militer.
Perjanjian pada program rudal udara-ke-udara [AAM] terlaksana setelah keputusan Perdana Menteri Shinzo Abe mencabut larangan Jepang terhadap ekspor senjata di bulan April 2014.
Inggris yang diketahui mencari pesawat maritim akhirnya memilih pesawat P-1 maritime-patrol, yang merupakan pesawat anti kapal selam andalan Angkatan Bela Diri Jepang.
Pesawat ini dikembangkan oleh Kawasaki Heavy Industries Ltd dan pertama kali digunakan pada tahun 2013.
Fallon mengatakan kemampuan patroli maritim Inggris perlu diperkuat dan tertarik dengan pesawat maritim buatan Jepang tersebut. Para menteri Jepang mengatakan bahwa Tokyo berharap ada kerjasama yang lebih besar di masa depan.
Pembicaraan "2+2" pertama kalinya antara menteri luar negeri dan pertahanan mereka juga membahas keamanan antara dua negara dan hal lainnya, seperti krisis sandera Jepang di Suriah.
Mereka juga sepakat untuk melanjutkan diskusi pada penandatanganan akuisisi dan perjanjian lintas pelayanan pada tanggal awal. Pakta ini akan memungkinkan angkatan bersenjata Jepang dan Inggris untuk bertukar berbagai perlengkapan, seperti makanan dan bahan bakar, selama misi bantuan bencana atau operasi penjaga perdamaian.[asahi]
Jepang dan Inggris sepakat untuk bersama-sama meneliti teknologi baru rudal udara-ke-udara [AAM] sebagai bagian dari peningkatan kerjasama yang berhubungan dengan pertahanan.
Pada 21 Januari terjadi kesepakatan yang melibatkan menteri pertahanan dan luar negeri masing-masing negara.
Menteri Luar Negeri Jepang Fumio Kishida dan Menteri Pertahanan Jenderal Nakatani bertemu dengan Menteri Luar Negeri Philip Hammond dan Menteri Pertahanan Michael Fallon di London.
Kedua belah pihak menandatangani perjanjian untuk berkerjasama pada pengembangan sistem pertahanan militer.
Perjanjian pada program rudal udara-ke-udara [AAM] terlaksana setelah keputusan Perdana Menteri Shinzo Abe mencabut larangan Jepang terhadap ekspor senjata di bulan April 2014.
Inggris yang diketahui mencari pesawat maritim akhirnya memilih pesawat P-1 maritime-patrol, yang merupakan pesawat anti kapal selam andalan Angkatan Bela Diri Jepang.
Pesawat ini dikembangkan oleh Kawasaki Heavy Industries Ltd dan pertama kali digunakan pada tahun 2013.
Fallon mengatakan kemampuan patroli maritim Inggris perlu diperkuat dan tertarik dengan pesawat maritim buatan Jepang tersebut. Para menteri Jepang mengatakan bahwa Tokyo berharap ada kerjasama yang lebih besar di masa depan.
Pembicaraan "2+2" pertama kalinya antara menteri luar negeri dan pertahanan mereka juga membahas keamanan antara dua negara dan hal lainnya, seperti krisis sandera Jepang di Suriah.
Mereka juga sepakat untuk melanjutkan diskusi pada penandatanganan akuisisi dan perjanjian lintas pelayanan pada tanggal awal. Pakta ini akan memungkinkan angkatan bersenjata Jepang dan Inggris untuk bertukar berbagai perlengkapan, seperti makanan dan bahan bakar, selama misi bantuan bencana atau operasi penjaga perdamaian.[asahi]
☠ Garuda Militer
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.