Sistem keamanan udara SA-22 atau Pantsir-S1 milik Rusia [Sputnik News] ○
Rusia mengirimkan sistem rudal anti-pesawat canggih, SA-22, untuk Suriah. Sistem yang sedang dalam perjalanan ini, akan langsung dioperasikan oleh tentara Rusia.
Sebuah sumber di Rusia mengatakan, pengiriman SA-22 atau yang dikenal dengan Pantsir-S1 bukanlah yang pertama kalinya dilakukan oleh Rusia. Sebelumnya, Rusia telah mengirimkan persenjataan itu pada tahun 2013 lalu.
"Sekarang ada rencana untuk mengirimkan satu set SA-22 baru," kata sumber yang dekat Angkatan Laut Rusia itu seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (12/9/2015).
Namun, diplomat Barat menyatakan, versi SA-22 yang saat ini dikirimkan ke Suriah adalah versi terbaru dari yang sebelumnya dikirimkan pada tahun 2013.
"Sistem ini adalah versi lanjutan yang digunakan oleh Rusia dan dimaksudkan untuk dioperasikan oleh Rusia di Suriah," ujar seorang diplomat Barat.
Pernyataan ini juga dibenarkan oleh sejumlah pejabat Amerika Serikat (AS). Menurut para pejabat AS, meski senjata itu masih dalam perjalanan, namun sejumlah komponen sistem kontrol SA-22 telah ditempatkan di sebuah lapangan udara dekat Latakia, lokasi yang dikuasai oleh kubu Assad.
Diyakini, sistem pertahanan udara ini dapat menjadi bagian dari upaya Rusia untuk meningkatkan pertahanan di lapangan terbang.
Sebelumnya, Rusia juga telah mengirimkan sejumlah penasihat militer ke Suriah dan juga diyakini telah membangun sebuah pangkalan militer di lepas pantai Suriah. Langkah yang diambil Rusia ini diyakini oleh AS sebagai bentuk melindungi sekutunya, Presiden Bashar al-Assad. (esn)
Rusia mengirimkan sistem rudal anti-pesawat canggih, SA-22, untuk Suriah. Sistem yang sedang dalam perjalanan ini, akan langsung dioperasikan oleh tentara Rusia.
Sebuah sumber di Rusia mengatakan, pengiriman SA-22 atau yang dikenal dengan Pantsir-S1 bukanlah yang pertama kalinya dilakukan oleh Rusia. Sebelumnya, Rusia telah mengirimkan persenjataan itu pada tahun 2013 lalu.
"Sekarang ada rencana untuk mengirimkan satu set SA-22 baru," kata sumber yang dekat Angkatan Laut Rusia itu seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (12/9/2015).
Namun, diplomat Barat menyatakan, versi SA-22 yang saat ini dikirimkan ke Suriah adalah versi terbaru dari yang sebelumnya dikirimkan pada tahun 2013.
"Sistem ini adalah versi lanjutan yang digunakan oleh Rusia dan dimaksudkan untuk dioperasikan oleh Rusia di Suriah," ujar seorang diplomat Barat.
Pernyataan ini juga dibenarkan oleh sejumlah pejabat Amerika Serikat (AS). Menurut para pejabat AS, meski senjata itu masih dalam perjalanan, namun sejumlah komponen sistem kontrol SA-22 telah ditempatkan di sebuah lapangan udara dekat Latakia, lokasi yang dikuasai oleh kubu Assad.
Diyakini, sistem pertahanan udara ini dapat menjadi bagian dari upaya Rusia untuk meningkatkan pertahanan di lapangan terbang.
Sebelumnya, Rusia juga telah mengirimkan sejumlah penasihat militer ke Suriah dan juga diyakini telah membangun sebuah pangkalan militer di lepas pantai Suriah. Langkah yang diambil Rusia ini diyakini oleh AS sebagai bentuk melindungi sekutunya, Presiden Bashar al-Assad. (esn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.