TNI AL Siap Adakan Kapal Selam Kilo Class di Renstra Pembelian Kapal Selam Tahap DuaKapal selam Kilo class dalam kalender TNI AL 2012 ★
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut, Laksma M. Zainuddin menerangkan, TNI AL siap membantu pengadaan kapal selam berjenis Kilo Class di masa depan.
“Pak Gatot saat itu menyatakan bahwa kita akan membeli kilo class. Kita mendukung kebijakan Panglima TNI,” ungkap Kadispenal kepada wartawan di Jakarta, Kamis (17/9).
Meskipun mendukung, Kadispenal menerangkan, pengadaan Kilo Class tidak bisa dilaksanakan dalam waktu dekat. Saat ini, TNI AL sudah melakukan kerja sama untuk pengadaan kapal selam tipe Changbogo dalam Minimum Essential Force (MEF) tahap 1.
“Itu tahap awal sudah kontrak kapal selam karena pembuatan pembangunan kapal selam itu selama 3 tahun. Diharapkan tahun 2017 sudah bisa berada di Indonesia,” jelas Kadispenal.
Kadispenal menambahkan, TNI saat ini tinggal menunggu kedatangan kapal selam Changbogo dari Korea Selatan. Oleh karena itu, apabila petinggi TNI ingin membeli kilo class, maka baru bisa terlaksana dalam pengadaan tahap kedua. Bahkan, tidak tertutup kemungkinan sisa pengadaan kapal selam (sekitar 7 kapal selam) akan berjenis Kilo Class.
“Berarti kekurangan pengadaan ke depan tentu apabila ada wacana upgrade ke Kilo Class tentunya kita mewadahi itu. Tentu rencana ke depan kita mungkin mewadahi pengadaan kilo class secara bertahap,” pungkas Kadispenal. (And)Mantan KSAL Minta Pembelian Kapal Selam Rusia Dikaji UlangProject 877 Paltus [RIA novosti] ★
Mantan Kepala Staf Angkatan Laut Bernard Kent Sondakh meminta pemerintah mengkaji ulang rencana pembelian kapal selam jenis Kilo Class dari Rusia. Menurutnya dua hal yang wajib dipertimbangkan sebelum mendatangkan kapal itu adalah ketersediaan suku cadang dan efek gentar kapal tersebut pada negara lain.
Bernard mengatakan, TNI sebelumnya pernah membeli 12 kapal selam dari Rusia saat negara tersebut masih bernama Uni Soviet. Namun 12 kapal selam itu hanya mampu beroperasi secara maksimal dalam tujuh tahun.
Ketika akhir tahun 1991 Uni Soviet bubar, masa depan kapal selam-kapal selam itu pun menjadi tidak jelas. Alasannya, pelbagai suku cadang untuk satu unit kapal selam dibuat oleh banyak negara pecahan Uni Soviet.
"Kilo class 877 itu umurnya udah 30 tahun lebih dan dibuat Uni Soviet, bukan Rusia. Artinya, zaman itu mesinnya mungkin dibikin Ukraina," kata Bernard di Jakarta, Kamis (17/9).
Jika mesin kemungkinan dibuat oleh Ukraina, komponen lain kapal selam itu bisa jadi dibuat negara lain pecahan Soviet. Karena itu menurutnya perlu dipertanyakan lagi soal suku cadangnya Kilo Class.
Kapal selam Kilo Class terdiri dari dua tipe, 877 dan 636. Tipe 636 merupakan keluaran paling baru dan dioperasionalkan empat negara saja, yaitu Rusia, China, Vietnam dan Aljazair.
Bernard mencatat satu peristiwa tragis yang menimpa Angkatan Laut India saat mengoperasionalkan Kilo Class 877. Pada tahun 14 Agustus 2013, kapal jenis itu meledak di Pelabuhan Mumbai, India. Ledakan tersebut menewaskan 15 pelaut dan tiga pegawai Angkatan Laut India.
"Jadi, apakah kami akan beli baru atau kapal lama. Kapal selam, sekali terjadi kesalahan, akan membuat orang tua atau anak isterinya kehilangan. Sudah ada berapa kasus kapal selam yang menyelam dan tidak timbul lagi," ujar Bernard.
Di sisi lain, Bernard melihat pengadaan kapal selam Kilo Class hanya akan memunculkan efek deteren yang semu. Alasannya, pengadaan alat utama sistem persenjataan tersebut sangat bergantung pada negara lain. Sewaktu-waktu negara pemasok dapat menghentikan produksi kapal selam itu maupun mengembargo penjualan alat tempur ke Indonesia.
"Renstra (rencana strategis) itu sebaiknya dipertimbangkan lagi kalau ingin nilai deteren yang tinggi. Kapal selam Rusia itu semu karena beli dari luar negeri," tuturnya.
Sementara itu Kepala Dinas Penerangan TNI AL, Laksamana Pertama Zainuddin, mengatakan pengadaan kapal selam dalam waktu dekat adalah kapal selam Chang Bogo buatan Korea Selatan.
Tiga kapal selam asal Korea Selatan yang memiliki dua peluncur rudal yang dapat menembak ke luar perairan itu rencananya akan tiba di Indonesia tahun 2017 mendatang.
"Pada renstra MEF (Mininum Essential Force) TNI AL, konsep awalnya adalah membeli kapal selam tipe Chang Bogo. Itu sudah tahap awal, sudah ada kontrak. Karena pembuatan pembangunan kapal selam itu butuh tiga tahun, diharapkan tahun 2017 sudah berada di Indonesia," ungkapnya kepada wartawan pagi tadi.
Zainuddin berkata, institusinya memang tidak menutup kemungkinan membeli Kilo Class dari Rusia. "Rencana ke depan, kami mungkin mewadahi pengadaan Kilo Class secara bertahap," tuturnya. (sur)
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut, Laksma M. Zainuddin menerangkan, TNI AL siap membantu pengadaan kapal selam berjenis Kilo Class di masa depan.
“Pak Gatot saat itu menyatakan bahwa kita akan membeli kilo class. Kita mendukung kebijakan Panglima TNI,” ungkap Kadispenal kepada wartawan di Jakarta, Kamis (17/9).
Meskipun mendukung, Kadispenal menerangkan, pengadaan Kilo Class tidak bisa dilaksanakan dalam waktu dekat. Saat ini, TNI AL sudah melakukan kerja sama untuk pengadaan kapal selam tipe Changbogo dalam Minimum Essential Force (MEF) tahap 1.
“Itu tahap awal sudah kontrak kapal selam karena pembuatan pembangunan kapal selam itu selama 3 tahun. Diharapkan tahun 2017 sudah bisa berada di Indonesia,” jelas Kadispenal.
Kadispenal menambahkan, TNI saat ini tinggal menunggu kedatangan kapal selam Changbogo dari Korea Selatan. Oleh karena itu, apabila petinggi TNI ingin membeli kilo class, maka baru bisa terlaksana dalam pengadaan tahap kedua. Bahkan, tidak tertutup kemungkinan sisa pengadaan kapal selam (sekitar 7 kapal selam) akan berjenis Kilo Class.
“Berarti kekurangan pengadaan ke depan tentu apabila ada wacana upgrade ke Kilo Class tentunya kita mewadahi itu. Tentu rencana ke depan kita mungkin mewadahi pengadaan kilo class secara bertahap,” pungkas Kadispenal. (And)Mantan KSAL Minta Pembelian Kapal Selam Rusia Dikaji UlangProject 877 Paltus [RIA novosti] ★
Mantan Kepala Staf Angkatan Laut Bernard Kent Sondakh meminta pemerintah mengkaji ulang rencana pembelian kapal selam jenis Kilo Class dari Rusia. Menurutnya dua hal yang wajib dipertimbangkan sebelum mendatangkan kapal itu adalah ketersediaan suku cadang dan efek gentar kapal tersebut pada negara lain.
Bernard mengatakan, TNI sebelumnya pernah membeli 12 kapal selam dari Rusia saat negara tersebut masih bernama Uni Soviet. Namun 12 kapal selam itu hanya mampu beroperasi secara maksimal dalam tujuh tahun.
Ketika akhir tahun 1991 Uni Soviet bubar, masa depan kapal selam-kapal selam itu pun menjadi tidak jelas. Alasannya, pelbagai suku cadang untuk satu unit kapal selam dibuat oleh banyak negara pecahan Uni Soviet.
"Kilo class 877 itu umurnya udah 30 tahun lebih dan dibuat Uni Soviet, bukan Rusia. Artinya, zaman itu mesinnya mungkin dibikin Ukraina," kata Bernard di Jakarta, Kamis (17/9).
Jika mesin kemungkinan dibuat oleh Ukraina, komponen lain kapal selam itu bisa jadi dibuat negara lain pecahan Soviet. Karena itu menurutnya perlu dipertanyakan lagi soal suku cadangnya Kilo Class.
Kapal selam Kilo Class terdiri dari dua tipe, 877 dan 636. Tipe 636 merupakan keluaran paling baru dan dioperasionalkan empat negara saja, yaitu Rusia, China, Vietnam dan Aljazair.
Bernard mencatat satu peristiwa tragis yang menimpa Angkatan Laut India saat mengoperasionalkan Kilo Class 877. Pada tahun 14 Agustus 2013, kapal jenis itu meledak di Pelabuhan Mumbai, India. Ledakan tersebut menewaskan 15 pelaut dan tiga pegawai Angkatan Laut India.
"Jadi, apakah kami akan beli baru atau kapal lama. Kapal selam, sekali terjadi kesalahan, akan membuat orang tua atau anak isterinya kehilangan. Sudah ada berapa kasus kapal selam yang menyelam dan tidak timbul lagi," ujar Bernard.
Di sisi lain, Bernard melihat pengadaan kapal selam Kilo Class hanya akan memunculkan efek deteren yang semu. Alasannya, pengadaan alat utama sistem persenjataan tersebut sangat bergantung pada negara lain. Sewaktu-waktu negara pemasok dapat menghentikan produksi kapal selam itu maupun mengembargo penjualan alat tempur ke Indonesia.
"Renstra (rencana strategis) itu sebaiknya dipertimbangkan lagi kalau ingin nilai deteren yang tinggi. Kapal selam Rusia itu semu karena beli dari luar negeri," tuturnya.
Sementara itu Kepala Dinas Penerangan TNI AL, Laksamana Pertama Zainuddin, mengatakan pengadaan kapal selam dalam waktu dekat adalah kapal selam Chang Bogo buatan Korea Selatan.
Tiga kapal selam asal Korea Selatan yang memiliki dua peluncur rudal yang dapat menembak ke luar perairan itu rencananya akan tiba di Indonesia tahun 2017 mendatang.
"Pada renstra MEF (Mininum Essential Force) TNI AL, konsep awalnya adalah membeli kapal selam tipe Chang Bogo. Itu sudah tahap awal, sudah ada kontrak. Karena pembuatan pembangunan kapal selam itu butuh tiga tahun, diharapkan tahun 2017 sudah berada di Indonesia," ungkapnya kepada wartawan pagi tadi.
Zainuddin berkata, institusinya memang tidak menutup kemungkinan membeli Kilo Class dari Rusia. "Rencana ke depan, kami mungkin mewadahi pengadaan Kilo Class secara bertahap," tuturnya. (sur)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.