Lebanon - Untuk mengecek kesiapan operasional
satuan yang tergabung dalam misi UNIFIL (United Nations Interim Force in
Lebanon), pihak PBB mengadakan inspeksi terhadap alat utama sistem
senjata (alutsista) dan alat perlengkapan yang digunakan pasukan TNI
yang tergabung dalam Kontingen Garuda XXIII-G/UNIFIL atau Indobatt
(Indonesian battalion) di Lebanon Selatan.
Pemeriksaan yang dikenal dengan COE (Contingent Owned Equipment) ini dilakukan setiap tiga bulan sekali, dan bagi Satgas Yonif Mekanis TNI Konga XXIII-G/UNIFIL (Indobatt), kali ini merupakan pemeriksaan pertama.
● Poskota
Pemeriksaan yang dikenal dengan COE (Contingent Owned Equipment) ini dilakukan setiap tiga bulan sekali, dan bagi Satgas Yonif Mekanis TNI Konga XXIII-G/UNIFIL (Indobatt), kali ini merupakan pemeriksaan pertama.
Kedatangan 13 orang tim dari COE yang diketuai oleh Sergiy Mazurov
untuk memeriksa peralatan Satgas Indobatt diterima langsung oleh
Dansatgas Konga XXIII-G/UNIFIL Mayor Inf Lucky Avianto beserta para
perwira staf terkait, di ruang rapat Markas Indobatt, Adshit al Qusayr,
Lebanon Selatan, Senin (17/12/2012).
Satgas Konga XXIII-G/UNIFIL yang berada di Kompi D, Kompi Ban, Kompi
C, Kompi A dan Kompi B, menggelar seluruh perlengkapan yang digunakan
untuk dicek satu persatu, antara lain meliputi kendaraan tempur,
kendaraan ringan, persenjataan, peralatan komunikasi, administrasi,
perlengkapan pribadi, kebersihan dan perlengkapan kemarkasan yang lain.
Dalam kesempatan tersebut, Dansatgas Indobatt Mayor Inf Lucky Avianto
menyampaikan bahwa kedatangan tim COE bukanlah untuk mencari-cari
kesalahan atau kekurangan, namun apa yang dilakukannya dapat dijadikan
sebagai bahan masukan dan koreksi kedepan dalam pelaksanaan misi
perdamaian selama penugasan 1 tahun kedepan.
Dansatgas juga berpesan
kepada para perwira dan staf, agar dapat memberikan data
selengkap-lengkapnya tanpa ada yang harus ditutup-tutupi.
Bagi negara penyumbang pasukan di PBB atau TCC (Troops Contributing
Countries) yang menggunakan sistem wet lease seperti Indonesia, COE
merupakan kegiatan yang harus dipersiapkan, karena apabila ada salah
satu peralatan yang dinyatakan tidak siap pakai maka akan berpengaruh
terhadap reimbursement (pembayaran kembali).
Disamping itu tim PBB
akan memberikan penilaian apakah Satgas dinyatakan siap atau tidak untuk
melaksanakan operasi penjaga perdamaian di Lebanon Selatan di bawah
UNIFIL.
Standar kelayakan yang ditetapkan oleh PBB adalah 75 % alutsista dan
material Satgas harus memenuhi syarat dan siap operasi.
Jika dalam
pemeriksaan tersebut kondisi alutsista dan material Satgas dibawah 75 %,
maka dapat dinyatakan tidak siap operasi dan dapat direpatriasi atau
dipulangkan ke negara asal.
Usai melakukan pemeriksaan terhadap alutsista Indobatt, Tim COE yang
diwakili Sergiy Mazurov mengucapkan terima kasih atas bantuan dan
kerjasamanya, serta merasa puas terhadap penyiapan dan kesiapan
Kontingen Garuda XXIII-G/UNIFIL atau Indobatt (Indonesian battalion)
dalam rangka misi perdamaian PBB di Lebanon.
● Poskota
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.