
Pemeriksaan yang dikenal dengan COE (Contingent Owned Equipment) ini dilakukan setiap tiga bulan sekali, dan bagi Satgas Yonif Mekanis TNI Konga XXIII-G/UNIFIL (Indobatt), kali ini merupakan pemeriksaan pertama.

Satgas Konga XXIII-G/UNIFIL yang berada di Kompi D, Kompi Ban, Kompi
C, Kompi A dan Kompi B, menggelar seluruh perlengkapan yang digunakan
untuk dicek satu persatu, antara lain meliputi kendaraan tempur,
kendaraan ringan, persenjataan, peralatan komunikasi, administrasi,
perlengkapan pribadi, kebersihan dan perlengkapan kemarkasan yang lain.
Dalam kesempatan tersebut, Dansatgas Indobatt Mayor Inf Lucky Avianto
menyampaikan bahwa kedatangan tim COE bukanlah untuk mencari-cari
kesalahan atau kekurangan, namun apa yang dilakukannya dapat dijadikan
sebagai bahan masukan dan koreksi kedepan dalam pelaksanaan misi
perdamaian selama penugasan 1 tahun kedepan.

Bagi negara penyumbang pasukan di PBB atau TCC (Troops Contributing
Countries) yang menggunakan sistem wet lease seperti Indonesia, COE
merupakan kegiatan yang harus dipersiapkan, karena apabila ada salah
satu peralatan yang dinyatakan tidak siap pakai maka akan berpengaruh
terhadap reimbursement (pembayaran kembali).
Disamping itu tim PBB
akan memberikan penilaian apakah Satgas dinyatakan siap atau tidak untuk
melaksanakan operasi penjaga perdamaian di Lebanon Selatan di bawah
UNIFIL.

Jika dalam
pemeriksaan tersebut kondisi alutsista dan material Satgas dibawah 75 %,
maka dapat dinyatakan tidak siap operasi dan dapat direpatriasi atau
dipulangkan ke negara asal.
Usai melakukan pemeriksaan terhadap alutsista Indobatt, Tim COE yang
diwakili Sergiy Mazurov mengucapkan terima kasih atas bantuan dan
kerjasamanya, serta merasa puas terhadap penyiapan dan kesiapan
Kontingen Garuda XXIII-G/UNIFIL atau Indobatt (Indonesian battalion)
dalam rangka misi perdamaian PBB di Lebanon.
● Poskota
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.