Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko didampingi Kepala Staf Angkatan beserta para pejabat teras TNI membuka Latihan Gabungan Penanggulangan Teror (Gultor) Tri Matra IX TA. 2014 di Batalyon Komando (Yonko) 461 Paskhas, Halim Perdanakusuma Jakarta, Senin (1/12/2014).
Latihan Gultor yang melibatkan 627 personel, terdiri dari Komando Latihan (Kolat) 50 personel, Pelaku 250 personel (Sat 81 Gultor Kopassus, Denjaka TNI AL dan Satbravo ’90 Paskhas), Pendukung Detasemen Komunikasi dan Elektronika (Denkomlek) 48 personel, Protokol 15 personel, dan Detasemen Markas Latihan (Denmalat) 237 personel serta Crew 27 personel, mengambil tema “Sat Passus TNI melaksanakan penanggulangan teror untuk memelihara stabilitas keamanan dan menegakkan kedaulatan NKRI dalam rangka Operasi Militer Selain Perang (OMSP)”.
Panglima TNI dalam sambutannya menyatakan, saat ini perkembangan terorisme telah mengalami perubahan yang luar biasa, sangat pesat, baik metode dan cara-cara yang dilakukan di dalam upaya mencapai tujuan yang dia inginkan. “Tidak ada cara lain bagi TNI untuk menyiapkan, mengantisipasi semua perubahan-perubahan itu dengan cepat baik pada konteks antisipasi, perencanaan, pelaksanaan sampai dengan pelaksanaan operasi itu sendiri”, ujar Jenderal TNI Moeldoko.
“Saat ini Islamic State of Iraq and Suriah (ISIS) atau Islamic State (IS) telah menjadi keprihatinan Internaisonal. ISIS adalah ancaman potensial bagi kita, karena secara riil kita belum menghadapai tindakan-tindakan nyata dari ISIS di lapangan. Tapi, kalau tidak disiapkan dan tidak diantisipasi dengan baik maka ancaman potensial itu akan menjadi ancaman aktual”, tegas Panglima TNI.
“Latihan ini merupakan momentum yang sangat menentukan bagaimana membangun sebuah kekuatan Komando Pasukan Khusus TNI yang memiliki kwalitas luar biasa dan sebuah embrio keinginan TNI untuk membentuk satuan khusus TNI yang memiliki tingkat kesiap-siagaan tertinggi untuk di operasionalkan” kata Jenderal TNI Moeldoko.
Panglima TNI juga berharap latihan ini dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan sebaik-baiknya, direncanakan dengan baik, disiapkan dan dilaksanakan yang terbaik. Harus menunjukkan kepada dunia luar bahwa satuan khusus TNI memiliki kwalitas yang disegani baik di Asean maupun di kawasan global.
Selain itu, Panglima TNI juga mengingatkan dalam pelaksanaan latihan dilakukan evaluasi mulai dari tahap perencanaan, persiapan dan pelaksanaannya. Untuk itu, agar disiapkan tim evaluasi yang terbaik sehingga dapat menemukan hal-hal yang perlu untuk diperbaiki dan dikembangkan ke depan. Modus operandi model-model operasi yang dilaksanakan oleh terorisme mengalami perubahan yang cukup signifikan untuk di respon, TNI tidak boleh statis, harus mengikuti perkembangan dan menyesuaikan untuk berada di atas mereka.
Pelaksanaan latihan sendiri dijadwalkan, tanggal 1 s.d. 2 Desember 2014, Geladi Posko di Batalyon Komando 461 Paskhas, Halim Perdanakusuma Jakarta. Tanggal 3 Desember 2014, Drill/Latihan Pendahuluan di Lanud Halim Perdanakusuma. Kemudian tanggal 4 s.d 5 Desember 2014, Latihan Lapangan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng Jakarta Barat.
Latihan Gultor yang melibatkan 627 personel, terdiri dari Komando Latihan (Kolat) 50 personel, Pelaku 250 personel (Sat 81 Gultor Kopassus, Denjaka TNI AL dan Satbravo ’90 Paskhas), Pendukung Detasemen Komunikasi dan Elektronika (Denkomlek) 48 personel, Protokol 15 personel, dan Detasemen Markas Latihan (Denmalat) 237 personel serta Crew 27 personel, mengambil tema “Sat Passus TNI melaksanakan penanggulangan teror untuk memelihara stabilitas keamanan dan menegakkan kedaulatan NKRI dalam rangka Operasi Militer Selain Perang (OMSP)”.
Panglima TNI dalam sambutannya menyatakan, saat ini perkembangan terorisme telah mengalami perubahan yang luar biasa, sangat pesat, baik metode dan cara-cara yang dilakukan di dalam upaya mencapai tujuan yang dia inginkan. “Tidak ada cara lain bagi TNI untuk menyiapkan, mengantisipasi semua perubahan-perubahan itu dengan cepat baik pada konteks antisipasi, perencanaan, pelaksanaan sampai dengan pelaksanaan operasi itu sendiri”, ujar Jenderal TNI Moeldoko.
“Saat ini Islamic State of Iraq and Suriah (ISIS) atau Islamic State (IS) telah menjadi keprihatinan Internaisonal. ISIS adalah ancaman potensial bagi kita, karena secara riil kita belum menghadapai tindakan-tindakan nyata dari ISIS di lapangan. Tapi, kalau tidak disiapkan dan tidak diantisipasi dengan baik maka ancaman potensial itu akan menjadi ancaman aktual”, tegas Panglima TNI.
“Latihan ini merupakan momentum yang sangat menentukan bagaimana membangun sebuah kekuatan Komando Pasukan Khusus TNI yang memiliki kwalitas luar biasa dan sebuah embrio keinginan TNI untuk membentuk satuan khusus TNI yang memiliki tingkat kesiap-siagaan tertinggi untuk di operasionalkan” kata Jenderal TNI Moeldoko.
Panglima TNI juga berharap latihan ini dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan sebaik-baiknya, direncanakan dengan baik, disiapkan dan dilaksanakan yang terbaik. Harus menunjukkan kepada dunia luar bahwa satuan khusus TNI memiliki kwalitas yang disegani baik di Asean maupun di kawasan global.
Selain itu, Panglima TNI juga mengingatkan dalam pelaksanaan latihan dilakukan evaluasi mulai dari tahap perencanaan, persiapan dan pelaksanaannya. Untuk itu, agar disiapkan tim evaluasi yang terbaik sehingga dapat menemukan hal-hal yang perlu untuk diperbaiki dan dikembangkan ke depan. Modus operandi model-model operasi yang dilaksanakan oleh terorisme mengalami perubahan yang cukup signifikan untuk di respon, TNI tidak boleh statis, harus mengikuti perkembangan dan menyesuaikan untuk berada di atas mereka.
Pelaksanaan latihan sendiri dijadwalkan, tanggal 1 s.d. 2 Desember 2014, Geladi Posko di Batalyon Komando 461 Paskhas, Halim Perdanakusuma Jakarta. Tanggal 3 Desember 2014, Drill/Latihan Pendahuluan di Lanud Halim Perdanakusuma. Kemudian tanggal 4 s.d 5 Desember 2014, Latihan Lapangan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng Jakarta Barat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.