PT DRU Larang Pers Liput Kegiatan Menhan KRI Teluk Bintuni 520
PT Daya Radar Utama (DRU) Lampung, galangan kapal pembuat kapal perang KRI Teluk Bintuni 520, kini sangat tertutup. Pihak PT DRU bahkan melarang wartawan yang akan meliput kunjungan Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu saat meninjau di galangan kapal perusahaan tersebut di Jl Alamsyah Ratu Prawiranegara KM 12 Srengsem Panjang Bandar Lampung, Jumat 5 Desember 2014.
Sikap tertutup dan tidak bersahabat, memang sudah dimulai saat Saibumi.com dan Kompas.com ingin memasuki kawasan tersebut. Dengan alasan harus mendapat ijin dari petinggi perusahaan, pihak security berkeras melarang pers masuk lokasi.
"Harus dapat ijin dulu dari Pak Daniel selaku Kepala Humasnya Mba," kata Muhammad Ribut. Nomor ponsel Pak Daniel yang disebut berkali-kali dihubungi tidak ada balasan.
Ungkapan larangan bernada pelecehan pun, sempat terungkap. "Pulang saja sih Mba, nggak ada amplopnya kok Menterinya datang," kata salah satu security yang berpakaian coklat dan menenteng handy talky.
Pihak security PT DRU bahkan sengaja ingin mengalihkan wartawan dengan menyatakan kedatangan Menhan ke situ masih belum pasti. "Menhannya jam 17.30 kok katanya kemari. Tapi itu 25 persen kemungkinan benar datang. Yang lebih besar kemungkinan jadi itu besok Mba, jam 8 pagi. Jadi mending besok saja Mba datangnya," lagi kata salah satu security berpakaian loreng memberikan informasi.
Padahal, informasi kedatangan Menhan ke PT DRU sudah diperoleh Saibumi dari Kepala Penerangan Korem 043 Garuda Hitam (Kapenrem) Mayor Inf CH Prabowo yang mengatakan Menhan sudah dalam perjalanan menuju PT DRU.
Menyikapi larangan itu, Kapenrem memberi solusi untuk masuk bersamaan. "Nanti masuknya sama saya saja Mba," katanya lewat SMS. Namun, menjelang Menhan masuk pagar utama, langkah ini pun dihalangi pihak security. "Koordinasi dulu kedalam yah Mba sebelum masuk. Ini acara Korem soalnya," kata security bertubuh gemuk itu.
Kapenrem yang sudah di halaman dalam untuk menunggu kami pun, tak digubris security. "Tunggu kami koordinasi dulu yah mba," jawabnya kembali memberi alasan sambil menggaruk kepalanya.
Rombongan Menhan akhirnya masuk dengan diawali mobil POMAL. Menhan menaiki Alphard hitam bernopol RI 22. Selama mobil-mobil rombongan lewati gerbang utama, kami tetap dilarang masuk.
Kapenrem melihat kami tertahan dipintu pagar utama akhirnya langsung menghampiri kami. Bisa lewati pagar utama, kembali kami tertahan di pos security bagian dalam. "Tunggu sebentar yah Mba, kami koordinasi dulu dengan Lanal. Soalnya nama mba tidak ada tertera didalam list wartawan yang diserahkan Lanal (Pangkalan AL Panjang)," kembali salah satu security beri alasan.
Langsung saibumi.com acungkan ponsel kehadapannya dan menekan no ponsel Komandan Pangkalan AL (Danlanal) Kol Laut (P) Suharto dan selama percakapan dengan Danlanal dilakukan lewat speaker. Muka security itu sempat kaget dan langsung pergi begitu pembicaraan berakhir. "Saya koordinasi dulu ke para petinggi DRU nya yah Mba," kembali lagi security lain beri alasan. Gelagat tak ramah dan alasan yang dibuat-buat membuat kami akhirnya memutuskan untuk segera beranjak dari pos satpam.
Kapenrem Mayor Inf CH Prabowo akhirnya mengantarkan kami keluar dari pos security tersebut.Pantau Perakitan Kapal Perang, Kunjungan Menhan Tertutup bagi Media KRI Teluk Bintuni 520
Kunjungan Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Riyacudu ke lokasi produksi kapal perang di Lampung terlarang untuk diliput wartawan. Tidak ada penjelasan tentang alasan atas pelarangan tersebut.
Larangan peliputan itu disampaikan sekuriti PT Daya Radar Utama (DRU) yang memproduksi kapal perang.
"Maaf, Mbak, kami hanya menjalankan tugas. Pimpinan saya melarang wartawan masuk ke areal," kata Muhammad Ribut, seorang sekuriti PT DRU kepada wartawan, Jumat (5/12/2014).
Selain melarang, sejumlah sekuriti lainnya mengintai wartawan untuk memastikan agar jurnalis tidak masuk ke areal kunjungan menteri. Bahkan, salah seorang sekuriti menyela suruh wartawan pulang karena liputan kunjungan Menhan tak ada "amplop".
"Sudah, Mbak, pulang saja. Liputan di sini tak ada amplop," celetuk dia.
Sementara itu, Kapenrem 043 Garuda Hitam Mayor Inf CH Prabowo menjelaskan, kunjungan Menhan ini dalam rangka memantau kapal perang KRI 520 Teluk Bintuni yang dirakit oleh PT DRU. Kapal ini merupakan salah satu kapal perang pertama yang diproduksi dalam negeri dengan total biaya Rp 160 miliar untuk menambah alutsista ketahanan RI.
Kapal itu diproduksi sejak Juli 2013 dan target awal selesai pada Oktober 2014. Selanjutnya kapal itu awalnya akan dipamerkan dalam parade alutsista pada Perayaan HUT ke-69 TNI di Surabaya. Namun rencana itu gagal teralisasi.
KRI Teluk Bintuni memiliki spesifikasi panjang 120 meter, lebar 18 meter dan tinggi 11 meter. Mesinnya berkekuatan 2×3285 KW dengan kecepatan 16 knot. Kapal tersebut memuat 10 tank Leopard, dua helikopter dan 361 pasukan bersenjata lengkap.
Selain itu, KRI Teluk Bintuni dilengkapi tiga jenis meriam, yakni satu unit meriam berdiameter 40 mm, dua unit 20 mm dan dua unit memiliki diameter 12,7 mm.
PT Daya Radar Utama (DRU) Lampung, galangan kapal pembuat kapal perang KRI Teluk Bintuni 520, kini sangat tertutup. Pihak PT DRU bahkan melarang wartawan yang akan meliput kunjungan Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu saat meninjau di galangan kapal perusahaan tersebut di Jl Alamsyah Ratu Prawiranegara KM 12 Srengsem Panjang Bandar Lampung, Jumat 5 Desember 2014.
Sikap tertutup dan tidak bersahabat, memang sudah dimulai saat Saibumi.com dan Kompas.com ingin memasuki kawasan tersebut. Dengan alasan harus mendapat ijin dari petinggi perusahaan, pihak security berkeras melarang pers masuk lokasi.
"Harus dapat ijin dulu dari Pak Daniel selaku Kepala Humasnya Mba," kata Muhammad Ribut. Nomor ponsel Pak Daniel yang disebut berkali-kali dihubungi tidak ada balasan.
Ungkapan larangan bernada pelecehan pun, sempat terungkap. "Pulang saja sih Mba, nggak ada amplopnya kok Menterinya datang," kata salah satu security yang berpakaian coklat dan menenteng handy talky.
Pihak security PT DRU bahkan sengaja ingin mengalihkan wartawan dengan menyatakan kedatangan Menhan ke situ masih belum pasti. "Menhannya jam 17.30 kok katanya kemari. Tapi itu 25 persen kemungkinan benar datang. Yang lebih besar kemungkinan jadi itu besok Mba, jam 8 pagi. Jadi mending besok saja Mba datangnya," lagi kata salah satu security berpakaian loreng memberikan informasi.
Padahal, informasi kedatangan Menhan ke PT DRU sudah diperoleh Saibumi dari Kepala Penerangan Korem 043 Garuda Hitam (Kapenrem) Mayor Inf CH Prabowo yang mengatakan Menhan sudah dalam perjalanan menuju PT DRU.
Menyikapi larangan itu, Kapenrem memberi solusi untuk masuk bersamaan. "Nanti masuknya sama saya saja Mba," katanya lewat SMS. Namun, menjelang Menhan masuk pagar utama, langkah ini pun dihalangi pihak security. "Koordinasi dulu kedalam yah Mba sebelum masuk. Ini acara Korem soalnya," kata security bertubuh gemuk itu.
Kapenrem yang sudah di halaman dalam untuk menunggu kami pun, tak digubris security. "Tunggu kami koordinasi dulu yah mba," jawabnya kembali memberi alasan sambil menggaruk kepalanya.
Rombongan Menhan akhirnya masuk dengan diawali mobil POMAL. Menhan menaiki Alphard hitam bernopol RI 22. Selama mobil-mobil rombongan lewati gerbang utama, kami tetap dilarang masuk.
Kapenrem melihat kami tertahan dipintu pagar utama akhirnya langsung menghampiri kami. Bisa lewati pagar utama, kembali kami tertahan di pos security bagian dalam. "Tunggu sebentar yah Mba, kami koordinasi dulu dengan Lanal. Soalnya nama mba tidak ada tertera didalam list wartawan yang diserahkan Lanal (Pangkalan AL Panjang)," kembali salah satu security beri alasan.
Langsung saibumi.com acungkan ponsel kehadapannya dan menekan no ponsel Komandan Pangkalan AL (Danlanal) Kol Laut (P) Suharto dan selama percakapan dengan Danlanal dilakukan lewat speaker. Muka security itu sempat kaget dan langsung pergi begitu pembicaraan berakhir. "Saya koordinasi dulu ke para petinggi DRU nya yah Mba," kembali lagi security lain beri alasan. Gelagat tak ramah dan alasan yang dibuat-buat membuat kami akhirnya memutuskan untuk segera beranjak dari pos satpam.
Kapenrem Mayor Inf CH Prabowo akhirnya mengantarkan kami keluar dari pos security tersebut.Pantau Perakitan Kapal Perang, Kunjungan Menhan Tertutup bagi Media KRI Teluk Bintuni 520
Kunjungan Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Riyacudu ke lokasi produksi kapal perang di Lampung terlarang untuk diliput wartawan. Tidak ada penjelasan tentang alasan atas pelarangan tersebut.
Larangan peliputan itu disampaikan sekuriti PT Daya Radar Utama (DRU) yang memproduksi kapal perang.
"Maaf, Mbak, kami hanya menjalankan tugas. Pimpinan saya melarang wartawan masuk ke areal," kata Muhammad Ribut, seorang sekuriti PT DRU kepada wartawan, Jumat (5/12/2014).
Selain melarang, sejumlah sekuriti lainnya mengintai wartawan untuk memastikan agar jurnalis tidak masuk ke areal kunjungan menteri. Bahkan, salah seorang sekuriti menyela suruh wartawan pulang karena liputan kunjungan Menhan tak ada "amplop".
"Sudah, Mbak, pulang saja. Liputan di sini tak ada amplop," celetuk dia.
Sementara itu, Kapenrem 043 Garuda Hitam Mayor Inf CH Prabowo menjelaskan, kunjungan Menhan ini dalam rangka memantau kapal perang KRI 520 Teluk Bintuni yang dirakit oleh PT DRU. Kapal ini merupakan salah satu kapal perang pertama yang diproduksi dalam negeri dengan total biaya Rp 160 miliar untuk menambah alutsista ketahanan RI.
Kapal itu diproduksi sejak Juli 2013 dan target awal selesai pada Oktober 2014. Selanjutnya kapal itu awalnya akan dipamerkan dalam parade alutsista pada Perayaan HUT ke-69 TNI di Surabaya. Namun rencana itu gagal teralisasi.
KRI Teluk Bintuni memiliki spesifikasi panjang 120 meter, lebar 18 meter dan tinggi 11 meter. Mesinnya berkekuatan 2×3285 KW dengan kecepatan 16 knot. Kapal tersebut memuat 10 tank Leopard, dua helikopter dan 361 pasukan bersenjata lengkap.
Selain itu, KRI Teluk Bintuni dilengkapi tiga jenis meriam, yakni satu unit meriam berdiameter 40 mm, dua unit 20 mm dan dua unit memiliki diameter 12,7 mm.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.