Filipina akan membeli dua fregat, dua helikopter dan tiga kapal perang untuk ditempatkan di Laut China Selatan yang menjadi sengketa dengan Tiongkok.
Indonesia dan Italia mengajukan tender untuk dua helikopter anti-kapal selam, sementara Korea Selatan, Spanyol dan Perancis telah mengajukan penawaran untuk dua pesawat siluman dan fregat, kata Laksamana Caesar Taccad, kepala sistem senjata Angkatan Laut Filipina kepada wartawan, seperti dikutip dari Reuters.
Indonesia telah memenangkan kontrak untuk dua kapal angkut militer dan akan memberikan kapal pertama pada awal 2016. Taiwan dan lima galangan kapal lainnya bersaing untuk tiga kapal penyerang multi-fungsi yang dilengkapi rudal.
Sementara itu, Amerika Serikat akan memasok radar pesisir.
Filipina telah memulai program modernisasi untuk meningkatkan kemampuan mempertahankan perbatasan maritimnya dalam waktu 15 tahun dan dengan anggaran sebesar US$ 2 miliar.
Daftar pengadaan yang diumumkan pada Rabu (17/12) akan dibeli dengan dana dari anggaran itu.
Tiongkok mengklaim sekitar 90 persen dari seluruh Laut China Selatan termasuk wilayah yang berada dalam kedaulatan Filipina, Brunei, Malaysia, Vietnam dan Taiwan.
Konfrontasi antara Filipina dan Tiongkok terus meningkat sejak Juni 2012 ketika Tiongkok merebut wilayah yang dikenal dengan Scarborough Shoal yang diyakini kaya akan minyak dan gas bumi serta sumber daya perikanan.
"Peristiwa di barat Laut Filipina memunculkan beberapa urgensi akuisisi," kata Taccad.
Tiongkok telah melakukan reklamasi lahan di berbagai bagian dari pulau-pulau Spratly dan tampaknya sedang membangun lapangan terbang dan pelabuhan di lima titik mengontrol Spratly.
Filipina, yang merupakan sekutu dekat AS, telah membawa kasus arbitrase internasional terhadap Tiongkok, mencari klarifikasi mengenai hak mereka di bawah Konvensi PBB tentang Hukum Laut.
Namun Tiongkok menolak untuk ambil bagian dalam arbitrase tersebut. Putusan terkait arbitrase tersebut diharapkan akan keluar tahun depan.
Vietnam baru-baru ini mengajukan posisinya ke pengadilan arbitrase, memancing kemarahan Tiongkok.
Indonesia dan Italia mengajukan tender untuk dua helikopter anti-kapal selam, sementara Korea Selatan, Spanyol dan Perancis telah mengajukan penawaran untuk dua pesawat siluman dan fregat, kata Laksamana Caesar Taccad, kepala sistem senjata Angkatan Laut Filipina kepada wartawan, seperti dikutip dari Reuters.
Indonesia telah memenangkan kontrak untuk dua kapal angkut militer dan akan memberikan kapal pertama pada awal 2016. Taiwan dan lima galangan kapal lainnya bersaing untuk tiga kapal penyerang multi-fungsi yang dilengkapi rudal.
Sementara itu, Amerika Serikat akan memasok radar pesisir.
Filipina telah memulai program modernisasi untuk meningkatkan kemampuan mempertahankan perbatasan maritimnya dalam waktu 15 tahun dan dengan anggaran sebesar US$ 2 miliar.
Daftar pengadaan yang diumumkan pada Rabu (17/12) akan dibeli dengan dana dari anggaran itu.
Tiongkok mengklaim sekitar 90 persen dari seluruh Laut China Selatan termasuk wilayah yang berada dalam kedaulatan Filipina, Brunei, Malaysia, Vietnam dan Taiwan.
Konfrontasi antara Filipina dan Tiongkok terus meningkat sejak Juni 2012 ketika Tiongkok merebut wilayah yang dikenal dengan Scarborough Shoal yang diyakini kaya akan minyak dan gas bumi serta sumber daya perikanan.
"Peristiwa di barat Laut Filipina memunculkan beberapa urgensi akuisisi," kata Taccad.
Tiongkok telah melakukan reklamasi lahan di berbagai bagian dari pulau-pulau Spratly dan tampaknya sedang membangun lapangan terbang dan pelabuhan di lima titik mengontrol Spratly.
Filipina, yang merupakan sekutu dekat AS, telah membawa kasus arbitrase internasional terhadap Tiongkok, mencari klarifikasi mengenai hak mereka di bawah Konvensi PBB tentang Hukum Laut.
Namun Tiongkok menolak untuk ambil bagian dalam arbitrase tersebut. Putusan terkait arbitrase tersebut diharapkan akan keluar tahun depan.
Vietnam baru-baru ini mengajukan posisinya ke pengadilan arbitrase, memancing kemarahan Tiongkok.
★ CNN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.