Kisah Tentara Penjaga Dunia Mayor Andreas. (Foto-Elza/detikcom)
Tahun ini untuk ke-9 kalinya, TNI kembali mengirim prajuritnya ke Lebanon dalam misi perdamaian. Kontingen Garuda UNIFIL disebut diakui sebagai prajurit terbaik selama penugasan bersama PBB. Itu berkat keramahan TNI, baik kepada prajurit dari negara lain, maupun kepada warga setempat.
Hal tersebut diungkap oleh salah Komandan Satgas Kontingen Garuda, Komandan Indobat (Indonesia Batalyon), Mayor Andreas N.D.P usai apel pelepasan Kontingen ke Lebanon oleh Panglima TNI Jenderal Moeldoko di Mabes TNI, Cilangkap, Jaktim, Rabu (10/11/2014).
"Tentara Indonesia sampai saat ini diakui terbaik selama penugasan misi penugasan dunia. Tidak hanya di Lebanon, tapi di Kongo, Kamboja, Afrika, semua memberikan apresiasi ke Kontingen Garuda," ungkap Andreas.
Apreasiasi diberikan warga dunia bagi TNI karena para prajuritnya yang membawa ciri khas atau budaya Indonesia. Cara bersosialisasi Kontingen Garuda yang humanis menambah nilai positif di setiap tempat penugasan misi perdamaian PBB.
"Karena kita punya kultur yang mungkin tidak dimiliki mereka seperti sapa, senyum, salam. Kita sering menyapa warga di sana, itu yang mereka terima. Kita biasa dalam hal seperti itu, kita sering bermasyarakat, bersosial, tidak mengedepankan sosok tentaranya," cerita Andreas.
Tak hanya itu, Kontingen Garuda dalam penugasannya juga dikatakan Andreas selalu mengenalkan berbagai bentuk kebudayaan Indonesia. Seperti makanan khas Nusantara dan kesenian-kesenian daerah.
"Kita kenalkan kuliner Indonesia di sana. Kontingen Garuda kali ini menyiapkan 10 kesenian daerah untuk dibawa ke Lebanon. Ada kesenian dari Magelang, Purworejo, termasuk daerah-daerah lainnya," kata Andreas.
Panglima TNI Jenderal Moeldoko sendiri mengatakan tugas Kontingen Garuda pada misi ini adalah untuk menjadi penjaga perdamaian atau peace keeper. Prajurit akan melakukan berbagai cara agar 2 pihak yang bertikai di daerah konflik Lebanon itu bisa diamankan.
"Misinya seperti yang dijalankan teman-temannya terdahulu. Dia akan melakukan peace keeper dalam arti pasukan yang diterjunkan untuk memelihara situasi agar kedua belah pihak yang bertikai bisa diamankan," jelas Moeldoko.
Ada 8 Satuan Tugas yang dikirim TNI ke Lebanon, termasuk 800 personel pasukan. Selain itu juga ada Satgas dengan pesawat Hercules, Satgas Helikopter, dan Satgas kesehatan.
"Pasukan yang tergabung dalam Satgas Hercules ada satgas heli. Hercules ada 80 orang, heli 150 orang. Pasukannya 800 orang. Ada pasukan bersifat support, itu seperti (satgas) helikopter untuk support logistik, evakuasi, administrasi dan kegiatan tempur," Jenderal Bintang 4 ini memaparkan.
Moeldoko sendiri mengakui bahwa Prajurit TNI cukup diakui dan diperhitungkan untuk tugas misi-misi perdamaian. Bahkan Kontingen Garuda diminta untuk dikirim ke Mali di Afrika, namun masih dalam pertimbangan.
"Kita juga diminta untuk ke Mali tapi kita masih negosiasi, belum ada kepastian kapan diberangkatkan. Tapi semua (Kontingen Garuda) ditunggu oleh pasukan PBB sana," ungkap Moeldoko.
TNI sendiri juga disebut Moeldoko masih perlu mempersiapkan diri sebelum mengirim pasukan.
"Ini sangat bergantung permintaan dan persiapan kita. Pada dasarnya kita punya kesiapan yang tinggi karena kita punya infrastruktur untuk mempersiapkan manusianya. Untuk melatih dia (pasukan)," tutupnya.
Tahun ini untuk ke-9 kalinya, TNI kembali mengirim prajuritnya ke Lebanon dalam misi perdamaian. Kontingen Garuda UNIFIL disebut diakui sebagai prajurit terbaik selama penugasan bersama PBB. Itu berkat keramahan TNI, baik kepada prajurit dari negara lain, maupun kepada warga setempat.
Hal tersebut diungkap oleh salah Komandan Satgas Kontingen Garuda, Komandan Indobat (Indonesia Batalyon), Mayor Andreas N.D.P usai apel pelepasan Kontingen ke Lebanon oleh Panglima TNI Jenderal Moeldoko di Mabes TNI, Cilangkap, Jaktim, Rabu (10/11/2014).
"Tentara Indonesia sampai saat ini diakui terbaik selama penugasan misi penugasan dunia. Tidak hanya di Lebanon, tapi di Kongo, Kamboja, Afrika, semua memberikan apresiasi ke Kontingen Garuda," ungkap Andreas.
Apreasiasi diberikan warga dunia bagi TNI karena para prajuritnya yang membawa ciri khas atau budaya Indonesia. Cara bersosialisasi Kontingen Garuda yang humanis menambah nilai positif di setiap tempat penugasan misi perdamaian PBB.
"Karena kita punya kultur yang mungkin tidak dimiliki mereka seperti sapa, senyum, salam. Kita sering menyapa warga di sana, itu yang mereka terima. Kita biasa dalam hal seperti itu, kita sering bermasyarakat, bersosial, tidak mengedepankan sosok tentaranya," cerita Andreas.
Tak hanya itu, Kontingen Garuda dalam penugasannya juga dikatakan Andreas selalu mengenalkan berbagai bentuk kebudayaan Indonesia. Seperti makanan khas Nusantara dan kesenian-kesenian daerah.
"Kita kenalkan kuliner Indonesia di sana. Kontingen Garuda kali ini menyiapkan 10 kesenian daerah untuk dibawa ke Lebanon. Ada kesenian dari Magelang, Purworejo, termasuk daerah-daerah lainnya," kata Andreas.
Panglima TNI Jenderal Moeldoko sendiri mengatakan tugas Kontingen Garuda pada misi ini adalah untuk menjadi penjaga perdamaian atau peace keeper. Prajurit akan melakukan berbagai cara agar 2 pihak yang bertikai di daerah konflik Lebanon itu bisa diamankan.
"Misinya seperti yang dijalankan teman-temannya terdahulu. Dia akan melakukan peace keeper dalam arti pasukan yang diterjunkan untuk memelihara situasi agar kedua belah pihak yang bertikai bisa diamankan," jelas Moeldoko.
Ada 8 Satuan Tugas yang dikirim TNI ke Lebanon, termasuk 800 personel pasukan. Selain itu juga ada Satgas dengan pesawat Hercules, Satgas Helikopter, dan Satgas kesehatan.
"Pasukan yang tergabung dalam Satgas Hercules ada satgas heli. Hercules ada 80 orang, heli 150 orang. Pasukannya 800 orang. Ada pasukan bersifat support, itu seperti (satgas) helikopter untuk support logistik, evakuasi, administrasi dan kegiatan tempur," Jenderal Bintang 4 ini memaparkan.
Moeldoko sendiri mengakui bahwa Prajurit TNI cukup diakui dan diperhitungkan untuk tugas misi-misi perdamaian. Bahkan Kontingen Garuda diminta untuk dikirim ke Mali di Afrika, namun masih dalam pertimbangan.
"Kita juga diminta untuk ke Mali tapi kita masih negosiasi, belum ada kepastian kapan diberangkatkan. Tapi semua (Kontingen Garuda) ditunggu oleh pasukan PBB sana," ungkap Moeldoko.
TNI sendiri juga disebut Moeldoko masih perlu mempersiapkan diri sebelum mengirim pasukan.
"Ini sangat bergantung permintaan dan persiapan kita. Pada dasarnya kita punya kesiapan yang tinggi karena kita punya infrastruktur untuk mempersiapkan manusianya. Untuk melatih dia (pasukan)," tutupnya.
★ detik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.