Hubungan AS-Kuba
Hubungan kedua negara memburuk setelah Kuba merapat ke Uni Soviet, berujung pada embargo dan sanksi AS hingga 50 tahun berikutnya. (Reuters/Prensa Latina/Files)
Pemerintah Amerika serikat dan Kuba mengumumkan pemulihan hubungan diplomatik dan ekonomi setelah 50 tahun terlibat konflik berujung embargo dan sanksi. Kedua negara telah melalui perjalanan panjang untuk mencapai kata akur.
Amerika Serikat memutuskan hubungan diplomatik dengan Kuba pada Januari 1961, sekitar dua tahun setelah Fidel Castro dan tentaranya menggulingkan rezim Batista dan menjalin hubungan dengan Uni Soviet.
Pada April 1961, Presiden John Kennedy menurunkan pasukan pengasingan Kuba yang didukung CIA untuk menggulingkan Castro dalam sebuah peristiwa yang terkenal dengan nama invasi Teluk Babi. Dalam waktu beberapa hari saja, upaya AS ini dipatahkan tentara Kuba.
Embargo diterapkan AS setahun kemudian. Pada 1960 Kennedy menerapkan sanksi sebagian untuk Kuba dan melarang seluruh perdagangan dengan negara itu. Tahun berikutnya, transaksi finansial dihentikan dan warga AS dilarang ke Kuba.
Situasi semakin tegang saat Uni Soviet mendirikan pangkalan rudal yang mampu menampung hulu ledak nuklir di Kuba, memicu peristiwa Krisis Rudal Kuba pada tahun 1962. Sejarawan percaya krisis itu hampir memicu perang nuklir antara AS dan Uni Soviet.
Pemerintah AS menerapkan peraturan baru pada 1966 hingga 1994 soal bagaimana menangani pengungsi Kuba, yang dikenal dengan peraturan "kaki basah, kaki kering". Dalam peraturan itu, pengungsi Kuba yang mencapai daratan AS diperbolehkan tinggal, sementara yang tertangkap di laut dipulangkan.
Pengungsian terbesar terjadi pada tahun 1980 saat ratusan ribu warga Kuba menuju AS melalui pelabuhan Mariel. Saat itu, Castro mempersilakan rakyatnya meninggalkan Kuba, berujung pada berlayarnya 125 ribu warga menuju AS.
Saling mata-matai
Di tengah tegangnya hubungan, kedua negara gencar saling mengirim mata-mata pada pertengahan 1990an.
Pada 1994, seorang mata-mata AS yang tidak diketahui namanya divonis penjara 20 tahun. Dia termasuk dua orang yang dibebaskan Kuba dalam kesepakatan rukun pekan ini.
Berkat mata-mata AS ini, lima agen intelijen Kuba yang dikenal dengan Jaringan Wasp berhasil ditangkap dan dipenjara di Florida. Mereka diadili pada 2001, tiga di antaranya dibebaskan pekan ini.
Bertahun-tahun kemudian, Fidel Castro yang sudah renta mewariskan kekuasaan pada adiknya, Raul, yang menjabat presiden pada 2008, sejak ini hubungan dengan AS mulai merapat.
Raul dan Obama berjabat tangan pada pemakaman Nelson Mandela pada 2013. Foto peristiwa itu dimuat surat kabar seluruh dunia, disebut-sebut sebagai awal membaiknya hubungan AS-Kuba.
Beberapa bulan sebelumnya, Obama telah mengatakan tengah meninjau hubungan kedua negara. Menteri Luar Negeri John Kerry juga mengisyaratkan hal ini dengan mengeluarkan pernyataan yang memuji Kuba atas bantuan mereka terhadap korban Ebola di Afrika.
Pertengahan 2013, perundingan kedua negara dilakukan selama 18 bulan di Kanada. Salah satu pemrakarsa pertemuan ini adalah Paus Fransiskus di Vatikan yang menyurati kedua pemimpin untuk menyelesaikan pertikaian dengan damai.
Kerukunan dua negara akan kembali diwujudkan dalam pertemuan Obama dan Castro di Panama April mendatang.
Pemerintah Amerika serikat dan Kuba mengumumkan pemulihan hubungan diplomatik dan ekonomi setelah 50 tahun terlibat konflik berujung embargo dan sanksi. Kedua negara telah melalui perjalanan panjang untuk mencapai kata akur.
Amerika Serikat memutuskan hubungan diplomatik dengan Kuba pada Januari 1961, sekitar dua tahun setelah Fidel Castro dan tentaranya menggulingkan rezim Batista dan menjalin hubungan dengan Uni Soviet.
Pada April 1961, Presiden John Kennedy menurunkan pasukan pengasingan Kuba yang didukung CIA untuk menggulingkan Castro dalam sebuah peristiwa yang terkenal dengan nama invasi Teluk Babi. Dalam waktu beberapa hari saja, upaya AS ini dipatahkan tentara Kuba.
Embargo diterapkan AS setahun kemudian. Pada 1960 Kennedy menerapkan sanksi sebagian untuk Kuba dan melarang seluruh perdagangan dengan negara itu. Tahun berikutnya, transaksi finansial dihentikan dan warga AS dilarang ke Kuba.
Situasi semakin tegang saat Uni Soviet mendirikan pangkalan rudal yang mampu menampung hulu ledak nuklir di Kuba, memicu peristiwa Krisis Rudal Kuba pada tahun 1962. Sejarawan percaya krisis itu hampir memicu perang nuklir antara AS dan Uni Soviet.
Pemerintah AS menerapkan peraturan baru pada 1966 hingga 1994 soal bagaimana menangani pengungsi Kuba, yang dikenal dengan peraturan "kaki basah, kaki kering". Dalam peraturan itu, pengungsi Kuba yang mencapai daratan AS diperbolehkan tinggal, sementara yang tertangkap di laut dipulangkan.
Pengungsian terbesar terjadi pada tahun 1980 saat ratusan ribu warga Kuba menuju AS melalui pelabuhan Mariel. Saat itu, Castro mempersilakan rakyatnya meninggalkan Kuba, berujung pada berlayarnya 125 ribu warga menuju AS.
Saling mata-matai
Di tengah tegangnya hubungan, kedua negara gencar saling mengirim mata-mata pada pertengahan 1990an.
Pada 1994, seorang mata-mata AS yang tidak diketahui namanya divonis penjara 20 tahun. Dia termasuk dua orang yang dibebaskan Kuba dalam kesepakatan rukun pekan ini.
Berkat mata-mata AS ini, lima agen intelijen Kuba yang dikenal dengan Jaringan Wasp berhasil ditangkap dan dipenjara di Florida. Mereka diadili pada 2001, tiga di antaranya dibebaskan pekan ini.
Bertahun-tahun kemudian, Fidel Castro yang sudah renta mewariskan kekuasaan pada adiknya, Raul, yang menjabat presiden pada 2008, sejak ini hubungan dengan AS mulai merapat.
Raul dan Obama berjabat tangan pada pemakaman Nelson Mandela pada 2013. Foto peristiwa itu dimuat surat kabar seluruh dunia, disebut-sebut sebagai awal membaiknya hubungan AS-Kuba.
Beberapa bulan sebelumnya, Obama telah mengatakan tengah meninjau hubungan kedua negara. Menteri Luar Negeri John Kerry juga mengisyaratkan hal ini dengan mengeluarkan pernyataan yang memuji Kuba atas bantuan mereka terhadap korban Ebola di Afrika.
Pertengahan 2013, perundingan kedua negara dilakukan selama 18 bulan di Kanada. Salah satu pemrakarsa pertemuan ini adalah Paus Fransiskus di Vatikan yang menyurati kedua pemimpin untuk menyelesaikan pertikaian dengan damai.
Kerukunan dua negara akan kembali diwujudkan dalam pertemuan Obama dan Castro di Panama April mendatang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.