Pasukan Kostrad di perbatasan Malaysia harus selalu siap perang Batalyon Infantri Linud 305/Tengkorak Kostrad di atas barang bukti alat berat milik perusahaan sawit Malaysia
Panglima Divisi Infanteri 1 Kostrad Mayjen TNI Edy Rahmayadi meminta prajurit TNI AD yang menjaga wilayah perbatasan Indonesia dan Malaysia di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, agar senantiasa menjaga kehormatan bangsa selama bertugas.
"Saya pesankan kepada prajurit sekalian agar tidak melakukan pelanggaran terhadap wilayah negara lain selama bertugas di sini (Nunukan) dan jaga komitmen menjaga kehormatan bangsa," katanya kepada puluhan prajurit Batalion Infanteri Lintas Udara 433/Kostrad di Pos Perbatasan Indonesia dan Malaysia di Desa Bambangan, Kecamatan Sebatik Barat, Kabupaten Nunukan, Jumat (12/12).
Menurut dia, penugasan prajurit di wilayah perbatasan merupakan suatu kehormatan dan tetap menjaga kesehatan diri agar tidak mengalami kendala selama menjalankan tugas negara di wilayah perbatasan maupun ketika berada di batalion nantinya.
Panglima Divisi Infanteri 1 Kostrad ini juga meminta kepada prajuritnya setiap saat harus siap berperang dan menjaga keterampilan keprajuritan demi menjaga keamanan masyarakat di sekitar tempat tugasnya.
"Prajurit perlu ada persiapan setiap saat menghadapi gangguan keamanan yang tiba-tiba terjadi di wilayah perbatasan," katanya didampingi Komandan Satgas Pamtas Yonif Linud 433/Kostrad Letkol Inf. Agustatius Sitepu.Jumlah Prajurit di Perbatasan Belum Ideal Panglima Divisi Infanteri 1 Kostrad Mayjen TNI Edy Rahmayadi menegaskan Presiden RI Joko Widodo telah berkomitmen membangun wilayah perbatasan Indoensia dengan Malaysia.
"Pak Presiden RI (Joko Widodo) berkomitmen akan membangun wilayah perbatasan Indonesia dengan Malaysia," ujar Pangdivif 1 Kostrad di Nunukan.
Ia mengatakan bahwa wilayah perbatasan sebagai pintu Negara Kesatuan RI maka mendapatkan perhatian serius karena sesuai dengan kondisi yang ada saat ini masih relatif sangat kurang, seperti wilayah perbatasan Indonesia dan Malaysia, khususnya di Kabupaten Nunukan.
Menurut dia, pembangunan untuk wilayah perbatasan bukan hanya dalam bentuk infrastruktur, melainkan juga bagaimana membangun masyarakat perbatasan melalui peningkatan kesejahrteraan yang juga dibebankan kepada prajurit TNI AD Batalyon Infanteri 433/Kostrad yang sedang bertugas sebagai satgas pemtas sekarang ini.
Pangdivif 1 Kostrad mengharapkan pembangunan infrastruktur dan masyarakat wilayah perbatasan sebaiknya menjadi lebih baik dari yang terjadi sekarang ini. Sehubungan dengan prajurit yang berada di pos-pos perbatasan, dia memandang perlu menyiapkan diri sebaik-baiknya demi menjaga kontinuitas tugas pokoknya melalui pembinaan demografi dan geografi yang riil.
Menurut dia, idealnya prajurit yang menjaga wilayah perbatasan di Kabupaten Nunukan sebanyak satu batalion atau 747 prajurit, sementara yang bertugas sekarang sebanyak 350 orang sehingga kemungkinan pada masa yang akan datang disarankan penugasan prajurit lebih banyak lagi.
Minimnya prajurit yang ditugaskan menjaga wilayah perbatasan dengan kondisi geografis di daerah itu yang sangat sulit, kata dia, membutuhkan tenaga yang besar dalam rangka memaksimalkan tugas-tugas pokok yang dibebankan. Selain itu, kata Panglima Divisi Infanteri 1 Kostrad ini, anggaran harus ditingkatkan lagi karena faktor letak geografi.
"Saat melakukan patroli patok perbatasan, sebagian harus menggunakan perahu katinting yang disewa dengan uang pribadi prajurit," katanya
Panglima Divisi Infanteri 1 Kostrad Mayjen TNI Edy Rahmayadi meminta prajurit TNI AD yang menjaga wilayah perbatasan Indonesia dan Malaysia di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, agar senantiasa menjaga kehormatan bangsa selama bertugas.
"Saya pesankan kepada prajurit sekalian agar tidak melakukan pelanggaran terhadap wilayah negara lain selama bertugas di sini (Nunukan) dan jaga komitmen menjaga kehormatan bangsa," katanya kepada puluhan prajurit Batalion Infanteri Lintas Udara 433/Kostrad di Pos Perbatasan Indonesia dan Malaysia di Desa Bambangan, Kecamatan Sebatik Barat, Kabupaten Nunukan, Jumat (12/12).
Menurut dia, penugasan prajurit di wilayah perbatasan merupakan suatu kehormatan dan tetap menjaga kesehatan diri agar tidak mengalami kendala selama menjalankan tugas negara di wilayah perbatasan maupun ketika berada di batalion nantinya.
Panglima Divisi Infanteri 1 Kostrad ini juga meminta kepada prajuritnya setiap saat harus siap berperang dan menjaga keterampilan keprajuritan demi menjaga keamanan masyarakat di sekitar tempat tugasnya.
"Prajurit perlu ada persiapan setiap saat menghadapi gangguan keamanan yang tiba-tiba terjadi di wilayah perbatasan," katanya didampingi Komandan Satgas Pamtas Yonif Linud 433/Kostrad Letkol Inf. Agustatius Sitepu.Jumlah Prajurit di Perbatasan Belum Ideal Panglima Divisi Infanteri 1 Kostrad Mayjen TNI Edy Rahmayadi menegaskan Presiden RI Joko Widodo telah berkomitmen membangun wilayah perbatasan Indoensia dengan Malaysia.
"Pak Presiden RI (Joko Widodo) berkomitmen akan membangun wilayah perbatasan Indonesia dengan Malaysia," ujar Pangdivif 1 Kostrad di Nunukan.
Ia mengatakan bahwa wilayah perbatasan sebagai pintu Negara Kesatuan RI maka mendapatkan perhatian serius karena sesuai dengan kondisi yang ada saat ini masih relatif sangat kurang, seperti wilayah perbatasan Indonesia dan Malaysia, khususnya di Kabupaten Nunukan.
Menurut dia, pembangunan untuk wilayah perbatasan bukan hanya dalam bentuk infrastruktur, melainkan juga bagaimana membangun masyarakat perbatasan melalui peningkatan kesejahrteraan yang juga dibebankan kepada prajurit TNI AD Batalyon Infanteri 433/Kostrad yang sedang bertugas sebagai satgas pemtas sekarang ini.
Pangdivif 1 Kostrad mengharapkan pembangunan infrastruktur dan masyarakat wilayah perbatasan sebaiknya menjadi lebih baik dari yang terjadi sekarang ini. Sehubungan dengan prajurit yang berada di pos-pos perbatasan, dia memandang perlu menyiapkan diri sebaik-baiknya demi menjaga kontinuitas tugas pokoknya melalui pembinaan demografi dan geografi yang riil.
Menurut dia, idealnya prajurit yang menjaga wilayah perbatasan di Kabupaten Nunukan sebanyak satu batalion atau 747 prajurit, sementara yang bertugas sekarang sebanyak 350 orang sehingga kemungkinan pada masa yang akan datang disarankan penugasan prajurit lebih banyak lagi.
Minimnya prajurit yang ditugaskan menjaga wilayah perbatasan dengan kondisi geografis di daerah itu yang sangat sulit, kata dia, membutuhkan tenaga yang besar dalam rangka memaksimalkan tugas-tugas pokok yang dibebankan. Selain itu, kata Panglima Divisi Infanteri 1 Kostrad ini, anggaran harus ditingkatkan lagi karena faktor letak geografi.
"Saat melakukan patroli patok perbatasan, sebagian harus menggunakan perahu katinting yang disewa dengan uang pribadi prajurit," katanya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.