Menurut data statistik Kementerian Pertahanan Inggris, tentara wanita saat ini mengisi 10 persen dari angkatan bersenjata Inggris, dengan 15.740 wanita bekerja di semua layanan. (Reuters/Ahmed Jadallah)
Tentara wanita dalam angkatan bersenjata Inggris diperbolehkan untuk bertarung di pertempuran jarak dekat di medan perang untuk pertama kalinya pada tahun 2016 mendatang.
Kementerian Pertahanan Inggris sebelumnya tak membolehkan tentara wanita untuk terjun dalam pertempuran jarak dekat. Inggris beranggapan bahwa percampuran antara tentara wanita dan pria dalam pertempuran jarak dekat dapat memiliki efek yang buruk antara pasukan.
"Peran dalam Angkatan Bersenjata kita harus ditentukan berdasarkan kemampuan, bukan gender. Saya berharap bahwa, setelah dilakukan penelitian dan pelatihan, tentara wanita dapat ikut dalam pertempuran jarak dekat mulai2016," kata Menteri Pertahanan Inggris, Michael Fallon.
Dengan diberlakukannya peraturan ini, maka terbuka kemungkinan yang besar untuk tentara wanita terjun langsung dalam pertempuran jarak dekat, yaitu dengan persentase sekitar 70 persen di angkatan darat, 79 persen di angkatan laut, dan 94 persen di angkatan udara.
Namun, sebelum peraturan ini disahkan, dibutuhkan penelitian lebih lanjut terkait tuntutan fisiologis yang menjadi syarat seorang tentara dapat diterjunkan dalam misi pertempuran jarak dekat.
"Dampak bagi kesehatan tentara wanita yang akan ditempatkan pada pertempuran jarak dekat harus diperiksa sepenuhnya," tulis laporan Kementerian Pertahanan Inggris, seperti dilaporkan CNN, Kamis (19/12).
Para peneliti akan melihat bagaimana pelatihan untuk pertempuran jarak dekat dapat disesuaikan untuk memastikan tentara wanita dapat berpartisipasi dengan aman tanpa mengurangi efektivitas tempur.
Kepala Staf Umum, Jenderal Sir Nicholas Carter, mengatakan operasi militer Inggris di Afghanistan menunjukkan terdapat kemungkinam risiko fisiologis yang signifikan bagi tentara wanita untuk ikut bertempur dalam pertempuran jarak dekat.
"Saya berharap untuk prospek membuka tanah peran pertempuran jarak dekat dengan perempuan , tapi kita harus melihat ini dalam cara yang bertanggung jawab," kata Kepala Staf Pertahanan , Jenderal Sir Nicholas Houghton.
"Saya berharap tentara wanita dapat ikut bertempur, tapi kami ingin memastikan bahwa keputusan ini bijaksana," kata Kepala Staf Pertahanan, Jenderal Sir Nicholas.
"Tujuan kami adalah untuk memaksimalkan kemampuan para tentara wanita, bukan merusak kemampuan tersebut. Sangat penting memastikan bahwa pertemouran jarak dekat tak berisiko fisiologis pada wanita," kata Sir Nicholas melanjutkan.
Pertempuran jarak dekat didefinisikan sebagai operasi militer yang utamanya bertujuan untuk membunuh musuh dalam jarak yang dekat.
Menurut data statistik Kementerian Pertahanan Inggris, tentara wanita saat ini mengisi 10 persen dari angkatan bersenjata Inggris, dengan 15.740 wanita bekerja di semua layanan.
Jumlah ini telah meningkat secara bertahap selama dua tahun terakhir, utamanya di angkatan laut dan angkatan udara.
Tahun ini, revolusi peraturan militer bagi wanita juga terjadi. Angkatan laut Inggris memungkinkan tentara wanita untuk bertugas di kapal selam untuk pertama kalinya, setelah lebih dari 20 tahun tentara wanita diperbolehkan bertugas di kapal militer biasa.
Revolusi militer lainnya terkait kesetaraan gender ditunjukkan dengan pengangkatan dua tentara wanita di angkatan udara menjadi wakil marshal.(ama)
Tentara wanita dalam angkatan bersenjata Inggris diperbolehkan untuk bertarung di pertempuran jarak dekat di medan perang untuk pertama kalinya pada tahun 2016 mendatang.
Kementerian Pertahanan Inggris sebelumnya tak membolehkan tentara wanita untuk terjun dalam pertempuran jarak dekat. Inggris beranggapan bahwa percampuran antara tentara wanita dan pria dalam pertempuran jarak dekat dapat memiliki efek yang buruk antara pasukan.
"Peran dalam Angkatan Bersenjata kita harus ditentukan berdasarkan kemampuan, bukan gender. Saya berharap bahwa, setelah dilakukan penelitian dan pelatihan, tentara wanita dapat ikut dalam pertempuran jarak dekat mulai2016," kata Menteri Pertahanan Inggris, Michael Fallon.
Dengan diberlakukannya peraturan ini, maka terbuka kemungkinan yang besar untuk tentara wanita terjun langsung dalam pertempuran jarak dekat, yaitu dengan persentase sekitar 70 persen di angkatan darat, 79 persen di angkatan laut, dan 94 persen di angkatan udara.
Namun, sebelum peraturan ini disahkan, dibutuhkan penelitian lebih lanjut terkait tuntutan fisiologis yang menjadi syarat seorang tentara dapat diterjunkan dalam misi pertempuran jarak dekat.
"Dampak bagi kesehatan tentara wanita yang akan ditempatkan pada pertempuran jarak dekat harus diperiksa sepenuhnya," tulis laporan Kementerian Pertahanan Inggris, seperti dilaporkan CNN, Kamis (19/12).
Para peneliti akan melihat bagaimana pelatihan untuk pertempuran jarak dekat dapat disesuaikan untuk memastikan tentara wanita dapat berpartisipasi dengan aman tanpa mengurangi efektivitas tempur.
Kepala Staf Umum, Jenderal Sir Nicholas Carter, mengatakan operasi militer Inggris di Afghanistan menunjukkan terdapat kemungkinam risiko fisiologis yang signifikan bagi tentara wanita untuk ikut bertempur dalam pertempuran jarak dekat.
"Saya berharap untuk prospek membuka tanah peran pertempuran jarak dekat dengan perempuan , tapi kita harus melihat ini dalam cara yang bertanggung jawab," kata Kepala Staf Pertahanan , Jenderal Sir Nicholas Houghton.
"Saya berharap tentara wanita dapat ikut bertempur, tapi kami ingin memastikan bahwa keputusan ini bijaksana," kata Kepala Staf Pertahanan, Jenderal Sir Nicholas.
"Tujuan kami adalah untuk memaksimalkan kemampuan para tentara wanita, bukan merusak kemampuan tersebut. Sangat penting memastikan bahwa pertemouran jarak dekat tak berisiko fisiologis pada wanita," kata Sir Nicholas melanjutkan.
Pertempuran jarak dekat didefinisikan sebagai operasi militer yang utamanya bertujuan untuk membunuh musuh dalam jarak yang dekat.
Menurut data statistik Kementerian Pertahanan Inggris, tentara wanita saat ini mengisi 10 persen dari angkatan bersenjata Inggris, dengan 15.740 wanita bekerja di semua layanan.
Jumlah ini telah meningkat secara bertahap selama dua tahun terakhir, utamanya di angkatan laut dan angkatan udara.
Tahun ini, revolusi peraturan militer bagi wanita juga terjadi. Angkatan laut Inggris memungkinkan tentara wanita untuk bertugas di kapal selam untuk pertama kalinya, setelah lebih dari 20 tahun tentara wanita diperbolehkan bertugas di kapal militer biasa.
Revolusi militer lainnya terkait kesetaraan gender ditunjukkan dengan pengangkatan dua tentara wanita di angkatan udara menjadi wakil marshal.(ama)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.