Pesawat N219 saat proses produksi di PT DI, Bandung, Jawa Barat☆
Proses pembuatan prototipe pesawat N219 hasil kerjasama antara PT Dirgantara Indonesia (PT DI) dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) sudah mencapai 90%.
Dirut PT DI Budi Santoso mengatakan kesiapannya untuk menunjukkan pesawat N219 untuk pertama kalinya kepada publik pada Agustus 2015.
Kegiatan keluar hanggar perdana atau roll out pesawat N219 akan menjadi kado spesial di Hari kemerdekaan ke-70 RI, sekaligus Hari Kebangkitan Teknologi.
"Targetnya Agustus sudah bisa roll out untuk jadi hadiah ulang taun. Roll out itu, kita sudah bisa melihat model pesawat dengan seluruh perlengkapan da peralatan yang terpasang," kata Budi usai rapat koordinasi dengan Menteri Ristek dan Dikti M Nasir di Kantor PT DI, Jalan Pajajaran, Selasa (20/1/2015).
Ia mengatakan saat ini prototipe N219 sudah terbangun sekitar 80-90%. Setelah dipamerkan Agustus nanti, pesawat akan mulai menjalani serangkaian tes terbang.
"Kalau dari desain, sekarang ini sudah 80-90%. Butuh waktu 2-3 bulan untuk kemudian terbang, apakah avioniknya dan lainnya," tuturnya.
Budi menyebutkan saat ini potensial market untuk N219 cukup menggairahkan. Ia menyebutkan sudah ada 200 pemesan dari sejumlah maskapai yang tertarik dengan pesawat N219 yang 100% rancang bangunnya oleh putra-putri Indonesia.
"Potensial marketnya sudah ada, sekitar 200 pesanan. Itu dari Nusantara Buana Air (NBA), Lion Air, dari Thailand, juga dari AL untuk mengganti pesawat lama mereka," ungkap Budi.
Ia menyatakan, bila nanti pesawat ini sudah sukses terbang, maka pesanan akan semakin mengalir. Untuk modal kerja pun Budi mengaku tak khawatir.
"Kalau nanti sudah jadi, modal kita bisa pinjam ke bank, atau kalau dibantu pemerintah ya lebih bagus," tuturnya.
Harga jual N219 belum resmi dirilis, namun Budi menyebut harganya sekitar US$ 5 juta. "Kompetitor kita cuma Twin Otter, mereka harganya sekitar US$ 7 jutaan," sebutnya.
Pesawat N219 merupakan pesawat berpenumpang 19 orang yang memiliki kelebihan bisa lepas landas dalam jarak yang pendek. N219 adalah proyek yang dikerjakan seluruhnya oleh anak bangsa yang mulai dirancang sejak 2007 lalu.
Target awal proyek ini, prototipe atau purwarupa pesawat sudah selesai dan dipamerkan pada Agustus 2015. Setelah itu menjalani penerbangan pertamanya pada 2016. Kemudian N219 bisa masuk pasar pada 2017, setelah proses sertifikasi.
Proses pembuatan prototipe pesawat N219 hasil kerjasama antara PT Dirgantara Indonesia (PT DI) dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) sudah mencapai 90%.
Dirut PT DI Budi Santoso mengatakan kesiapannya untuk menunjukkan pesawat N219 untuk pertama kalinya kepada publik pada Agustus 2015.
Kegiatan keluar hanggar perdana atau roll out pesawat N219 akan menjadi kado spesial di Hari kemerdekaan ke-70 RI, sekaligus Hari Kebangkitan Teknologi.
"Targetnya Agustus sudah bisa roll out untuk jadi hadiah ulang taun. Roll out itu, kita sudah bisa melihat model pesawat dengan seluruh perlengkapan da peralatan yang terpasang," kata Budi usai rapat koordinasi dengan Menteri Ristek dan Dikti M Nasir di Kantor PT DI, Jalan Pajajaran, Selasa (20/1/2015).
Ia mengatakan saat ini prototipe N219 sudah terbangun sekitar 80-90%. Setelah dipamerkan Agustus nanti, pesawat akan mulai menjalani serangkaian tes terbang.
"Kalau dari desain, sekarang ini sudah 80-90%. Butuh waktu 2-3 bulan untuk kemudian terbang, apakah avioniknya dan lainnya," tuturnya.
Budi menyebutkan saat ini potensial market untuk N219 cukup menggairahkan. Ia menyebutkan sudah ada 200 pemesan dari sejumlah maskapai yang tertarik dengan pesawat N219 yang 100% rancang bangunnya oleh putra-putri Indonesia.
"Potensial marketnya sudah ada, sekitar 200 pesanan. Itu dari Nusantara Buana Air (NBA), Lion Air, dari Thailand, juga dari AL untuk mengganti pesawat lama mereka," ungkap Budi.
Ia menyatakan, bila nanti pesawat ini sudah sukses terbang, maka pesanan akan semakin mengalir. Untuk modal kerja pun Budi mengaku tak khawatir.
"Kalau nanti sudah jadi, modal kita bisa pinjam ke bank, atau kalau dibantu pemerintah ya lebih bagus," tuturnya.
Harga jual N219 belum resmi dirilis, namun Budi menyebut harganya sekitar US$ 5 juta. "Kompetitor kita cuma Twin Otter, mereka harganya sekitar US$ 7 jutaan," sebutnya.
Pesawat N219 merupakan pesawat berpenumpang 19 orang yang memiliki kelebihan bisa lepas landas dalam jarak yang pendek. N219 adalah proyek yang dikerjakan seluruhnya oleh anak bangsa yang mulai dirancang sejak 2007 lalu.
Target awal proyek ini, prototipe atau purwarupa pesawat sudah selesai dan dipamerkan pada Agustus 2015. Setelah itu menjalani penerbangan pertamanya pada 2016. Kemudian N219 bisa masuk pasar pada 2017, setelah proses sertifikasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.