Setiap saat diterjunkan dalam proses penanggulangan antiteror Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko (tengah) meninjau pasukan saat Latihan Penanggulangan Anti Teror (Latgultor) di Lapangan Banteng, Jakarta, Selasa (9/6). Latihan oleh Satuan Pasukan Khusus TNI yang terdiri dari Sat 81 Gultor Kopassus TNI AD, Denjaka Marinir TNI AL, Sat Bravo 90 Paskhas TNI AU tersebut untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan penanggulangan teror guna mewujudkan kesiapsiagaan Satgultor TNI yang handal. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko meresmikan satuan baru, Komando Operasi Khusus Gabungan (Koopssusgab) TNI yang terdiri atas pasukan elite TNI Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara.
"Dalam kesempatan ini, saya resmikan Komando Operasi Khusus Gabungan TNI," kata Panglima TNI saat meresmikan satuan baru itu di Lapangan Monas, Jakarta Pusat, Selasa.
Sebelum diresmikan, 90 orang Pasukan Khusus TNI itu melakukan latihan penanggulangan terorisme di Hotel Borobudur dan Gedung Dirjen Kekayaan Negara, Lapangan Banteng, Jakarta Pusat.
"Intinya 60 orang. Tapi bagian-bagiannya sehingga semua kekuatannya 90 orang. Posisinya standby di Sentul dengan status operasi," kata Panglima TNI.
Menurut dia, 90 Orang tersebut sebagai orang-orang terbaik dari Kopassus, Denjaka AL, dan Paskhas AU. Mereka akan siaga di wilayah Sentul dengan berlatih dan belajar, namun mereka berstatus operasi sehingga bisa setiap saat diterjunkan dalam proses penanggulangan antiteror.
"Mereka posisinya status operasi dalam hitungan detik bisa digerakkan," ucapnya.
Di luar 90 orang itu, kata dia, pasukan khusus lainnya akan di bina di satuannya masing-masing. Sebanyak 90 orang itu, tak lagi memiliki kemampuan standar, mereka memiliki kemampuan yang disebutnya sebagai "sangat baik".
Ia berharap, Komando Operasi Khusus Gabungan bisa menyusun doktrin dan "mapping", sehingga bila ancaman muncul, pasukan itu bisa digerakkan dengan cepat.
"Saya perintahkan para komandan satuan pasukan khusus agar menyusun doktrin penguatan soft power dan hard power Koopssusgab TNI," katanya.Jenderal Moeldoko menghadap Presiden Panglima TNI Jenderal Moeldoko menghadap Presiden Joko Widodo di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa, melaporkan mengenai pembentukan Kesatuan Operasi Khusus Gabungan (Satopsusgab) sebagai tindak lanjut tantangan terhadap militer.
"Iya kita laporkan, intinya itu kekuatan panglima harus mempunyai kekuatan di tangan yang setiap saat bisa digerakkan dalam hitungan menit kalau bisa detik," ujar Moeldoko di kompleks Istana Negara, Jakarta, Selasa.
Sebelumnya Moeldoko meresmikan pembentukan Satopsusgab di Monas setelah mereka melakukan simulasi penanganan teror di Gedung Kekayaan Negara dan Hotel Borobudur.
Menurut Moeldoko, pasukan tersebut merupakan satuan permanen yang bentuknya Task Force (satuan kerja).
Moeldoko juga menegaskan bahwa pembentukan satuan gabungan khusus ini merupakan bagian dari pembinaan upaya yang sangat keras untuk membangun soliditas dan meninggalkan ego sektoral .
"Itu merupakan upaya saya dari waktu ke waktu yang selalu saya tegakkan di lingkungan TNI sendiri," ujar Moeldoko.
Mengenai calon penggantinya, Moeldoko menyatakan bahwa siapa saja dapat menjabat Panglima TNI untuk menggantikan dirinya yang akan mengakhiri masa tugasnya sebentar lagi.
Moeldoko juga mengaku dirinya berniat untuk menjadi dosen seusai masa kerjanya dan tidak berniat untuk terjun ke dunia politik.
"Sementara ini pikir-pikir dulu lah untuk masuk ke dunia politik," ujar Moeldoko. (A050/E001)
Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko meresmikan satuan baru, Komando Operasi Khusus Gabungan (Koopssusgab) TNI yang terdiri atas pasukan elite TNI Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara.
"Dalam kesempatan ini, saya resmikan Komando Operasi Khusus Gabungan TNI," kata Panglima TNI saat meresmikan satuan baru itu di Lapangan Monas, Jakarta Pusat, Selasa.
Sebelum diresmikan, 90 orang Pasukan Khusus TNI itu melakukan latihan penanggulangan terorisme di Hotel Borobudur dan Gedung Dirjen Kekayaan Negara, Lapangan Banteng, Jakarta Pusat.
"Intinya 60 orang. Tapi bagian-bagiannya sehingga semua kekuatannya 90 orang. Posisinya standby di Sentul dengan status operasi," kata Panglima TNI.
Menurut dia, 90 Orang tersebut sebagai orang-orang terbaik dari Kopassus, Denjaka AL, dan Paskhas AU. Mereka akan siaga di wilayah Sentul dengan berlatih dan belajar, namun mereka berstatus operasi sehingga bisa setiap saat diterjunkan dalam proses penanggulangan antiteror.
"Mereka posisinya status operasi dalam hitungan detik bisa digerakkan," ucapnya.
Di luar 90 orang itu, kata dia, pasukan khusus lainnya akan di bina di satuannya masing-masing. Sebanyak 90 orang itu, tak lagi memiliki kemampuan standar, mereka memiliki kemampuan yang disebutnya sebagai "sangat baik".
Ia berharap, Komando Operasi Khusus Gabungan bisa menyusun doktrin dan "mapping", sehingga bila ancaman muncul, pasukan itu bisa digerakkan dengan cepat.
"Saya perintahkan para komandan satuan pasukan khusus agar menyusun doktrin penguatan soft power dan hard power Koopssusgab TNI," katanya.Jenderal Moeldoko menghadap Presiden Panglima TNI Jenderal Moeldoko menghadap Presiden Joko Widodo di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa, melaporkan mengenai pembentukan Kesatuan Operasi Khusus Gabungan (Satopsusgab) sebagai tindak lanjut tantangan terhadap militer.
"Iya kita laporkan, intinya itu kekuatan panglima harus mempunyai kekuatan di tangan yang setiap saat bisa digerakkan dalam hitungan menit kalau bisa detik," ujar Moeldoko di kompleks Istana Negara, Jakarta, Selasa.
Sebelumnya Moeldoko meresmikan pembentukan Satopsusgab di Monas setelah mereka melakukan simulasi penanganan teror di Gedung Kekayaan Negara dan Hotel Borobudur.
Menurut Moeldoko, pasukan tersebut merupakan satuan permanen yang bentuknya Task Force (satuan kerja).
Moeldoko juga menegaskan bahwa pembentukan satuan gabungan khusus ini merupakan bagian dari pembinaan upaya yang sangat keras untuk membangun soliditas dan meninggalkan ego sektoral .
"Itu merupakan upaya saya dari waktu ke waktu yang selalu saya tegakkan di lingkungan TNI sendiri," ujar Moeldoko.
Mengenai calon penggantinya, Moeldoko menyatakan bahwa siapa saja dapat menjabat Panglima TNI untuk menggantikan dirinya yang akan mengakhiri masa tugasnya sebentar lagi.
Moeldoko juga mengaku dirinya berniat untuk menjadi dosen seusai masa kerjanya dan tidak berniat untuk terjun ke dunia politik.
"Sementara ini pikir-pikir dulu lah untuk masuk ke dunia politik," ujar Moeldoko. (A050/E001)
♖ antara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.