KUALA LUMPUR - Indonesia mengajak negara-negara di Asia-Pasifik untuk menghapus rasa saling curiga dan mengubahnya menjadi kerja sama membangun kawasan.
“Sudah tiba waktunya bagi negara-negara di kawasan Asia-Pasifik, bahkan di kawasan Indo-Pasifik, untuk memikirkan suatu kerangka kerja sama yang menyangkut bagaimana meningkatkan saling percaya, menyelesaikan konflik secara damai, dan mengelola perubahan yang terjadi di kawasan,” kata Marty di hadapan ratusan peserta Asia-Pacific Roundtable, di Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa, 4 Juni 2013.
Menurut Marty, peningkatan peran suatu negara di kawasan bukan berarti menjadi ancaman bagi negara lain. Prasangka berlebihan atau timbulnya kesalahpahaman di kawasan harus disikapi dengan dialog terbuka agar tidak meluas menjadi konflik terbuka. Keterbukaan itu juga dilakukan untuk memahami cara pandang negara lain.
“Perlu ada dialog terbuka, bagaimana bisa mengetahui cara pandang negara lain. Agar insiden di lapangan--di laut, misalnya--tidak berkobar menjadi insiden yang lebih serius,” ujarnya.
Sebelumnya, Marty juga bertemu dengan Menteri Luar Negeri Malaysia, Anifah Aman. Dalam kesempatan tersebut, kedua menteri sepakat untuk meningkatkan hubungan.
“Hubungan Indonesia dan Malaysia ini penuh dinamika, makanya kami berpandangan bahwa dinamika yang ada perlu dikelola dengan baik. Jika mungkin ada masalah yang timbul, harus dibicarakan dengan baik dan terbuka, bukan dengan pendekatan yang malah menciptakan krisis,” kata Marty seusai pertemuan.
“Sudah tiba waktunya bagi negara-negara di kawasan Asia-Pasifik, bahkan di kawasan Indo-Pasifik, untuk memikirkan suatu kerangka kerja sama yang menyangkut bagaimana meningkatkan saling percaya, menyelesaikan konflik secara damai, dan mengelola perubahan yang terjadi di kawasan,” kata Marty di hadapan ratusan peserta Asia-Pacific Roundtable, di Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa, 4 Juni 2013.
Menurut Marty, peningkatan peran suatu negara di kawasan bukan berarti menjadi ancaman bagi negara lain. Prasangka berlebihan atau timbulnya kesalahpahaman di kawasan harus disikapi dengan dialog terbuka agar tidak meluas menjadi konflik terbuka. Keterbukaan itu juga dilakukan untuk memahami cara pandang negara lain.
“Perlu ada dialog terbuka, bagaimana bisa mengetahui cara pandang negara lain. Agar insiden di lapangan--di laut, misalnya--tidak berkobar menjadi insiden yang lebih serius,” ujarnya.
Sebelumnya, Marty juga bertemu dengan Menteri Luar Negeri Malaysia, Anifah Aman. Dalam kesempatan tersebut, kedua menteri sepakat untuk meningkatkan hubungan.
“Hubungan Indonesia dan Malaysia ini penuh dinamika, makanya kami berpandangan bahwa dinamika yang ada perlu dikelola dengan baik. Jika mungkin ada masalah yang timbul, harus dibicarakan dengan baik dan terbuka, bukan dengan pendekatan yang malah menciptakan krisis,” kata Marty seusai pertemuan.
● Tempo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.