Penguasaan teknologi sebuah bangsa merupakan pencapaian yang patut dibanggakan. Banyak keuntungan yang bisa didapatkan dengan penguasaan teknologi, antara lain di sisi ekonomi, sosial, maupun kedaulatan bangsa di mata dunia.
Ketika Amerika Serikat menjatuhkan embargo kepada Indonesia dengan alasan pelanggaran HAM di Timor Timur di akhir tahun 1990, banyak peralatan militer, pesawat tempur, termasuk pesawat sipil yang tidak dapat dioperasikan. Bila sekarang para engineer PT Dirgantara Indonesia (Persero)(PT DI) menguasai teknologi radome itu bisa dikatakan sebagai berkah di balik embargo yang dijatuhkan AS.
Tim Composite Materials and Structures, Structural Health Monitoring, PT DI, mengatakan latar belakang pengembangan teknologi Belly Radome berawal dari kesulitan yang dialami militer maupun industri penerbangan sipil Indonesia karena embargo AS.“Embargo yang berlangsung cukup panjang itu mengakibatkan banyak pesawat yang grounded, tidak bisa terbang, salah satunya kerena tidak memiliki radome. Saat itu Amerika Serikat hanya menjatuhkan embargo pada radome, tapi radome merupakan perlengkapan penting bagi penerbangan sebuah pesawat. Tanpa radome sebuah pesawat tidak bisa terbang,” Tim Design dan Manufacture Belly Radome PT DI.
Kesulitan itu memacu para insinyur PT DI untuk mengembangkan teknologi radome. Hingga pertengahan 2000-an, mereka sudah mampu membuat sendiri radome yang dibutuhkan pesawat.
Tim Design Integration Manager, Design Center Division, Directorate of Technology and Development, menambahkan setelah tidak bisa membeli radome dari AS, Indonesia mulai mencari peluang untuk membeli dari negara lain.
Salah satu perusahaan yang mengajukan penawaran harga untuk pengadaan belly radome adalah RISAC (Research Institute for Special Structures of Aeronautical Composites) dari Republik Rakyat Tiongkok.“Tapi semurah-murahnya tawaran itu tetap saja jatuhnya mahal bagi Indonesia. Dengan penguasaan teknologi dan kemampuan PT DI membuat radome sendiri, devisa negara yang bisa dihemat sangat besar,” Proses pembuatan cetakan Belly Radome
Belly Radome merupakan komponen pesawat terbang yang bermakna radome, dipasang di bagian bawah (perut- belly) pesawat terbang. Sedangkan radome merupakan singkatan dari Radar Dome yang berarti kubah penutup antena radar.
Secara teknis Belly Radome didefinisikan sebagai penutup antena radar guna melindungi fungsinya dari gangguan sekitar dengan memperhatikan bentuk, kekuatan struktur dan efisiensi transmisi gelombang radar. Belly Radome yang telah didesain dan dibuat di PT DI telah dipasang pada empat pesawat CN 235-110 KCG (Korea Coast Guard) pada 2010 dan satu unit CN 235-220 Patmar (Patroli Maritim) TNI-AL. Diren canakan dua lagi akan dipasang di pesawat TNI-AL. Belly Radome didesain menggunakan konsep yang dikembangkan sendiri oleh PT.DI berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang telah ada.
Belly Radome merupakan salah satu bentuk radome yang ada. Teknologi radome adalah teknologi pembuatan penutup radar yang bisa ditempatkan di mana saja, termasuk di darat maupun di kapal. Selain Belly Radome, PT DI juga sudah bisa membuat Nose Radome yang dipasang pada hidung pesawat NC 212. Nose Radome dibuat untuk menutupi radar yang terletak di bagian depan pesawat. Belly Radome untuk menutup radar di perut pesawat yang biasa berfungsi mendeteksi keberadaan suatu objek pada jarak sampai 300 mil. Jadi radome itu menutup antena yang ukurannya 30 cm x 94 cm yang bisa berputar hingga 360 derajat.
Ada beberapa prinsip yang harus dipenuhi sebuah Belly Radome.
★ Pertama harus memenuhi prinsip aerodinamika. Teknologi radome bermanfaat sebagai penutup dari antena radar bentuknya harus mulus karena aliran udara di sekitarnya harus mulus.
★ Kedua, secara struktur harus kuat. Pasalnya radome ini menonjol keluar maka dia harus tahan terhadap air hujan, batu, lemparan dan gumpalan es.
★ Ketiga, secara material harus memakai material-material yang khusus, salah satunya, kevlar (bahan anti peluru) yang berbahan ringan tapi kuat.
★ Keempat, harus bagus secara elektromagnetik. Antena radar memancarkan sinyal elektromagnetik tapi ditutupi radome. Meskipun ditutupi, sinyalnya harus bisa menembus radome dengan baik.“Ada semacam paradoks di sini. Radome harus kuat tapi juga harus bisa ditembus sinyal elektromagnetik dengan mudah. Di lain pihak dia harus kuat untuk bisa melindungi antena radar yang ada dibaliknya” Tempat pengujian electromagnetic PT DI
Belly Radome harus memenuhi persyaratan MIL-R-7705B. Untuk kasus ini dipilih Belly Radome type III, grade A, class I dan Style C.
Type III artinya narrow band radome, digunakan pada frekuensi gelombang mikro pada bandwith kurang dari 0.10 Grade A artinya primary radome, kerusakan yang terjadi dapat memengaruhi kelaikan operasi pesawat terbang, keamanan orang, kehilangan atau kerusakan antena.
Class I artinya radome untuk pesawat udara. Style C artinya struktur sandwich. Dinding radome tersusun atas tiga lapisan yaitu dua skin dan core material.
Konstanta dielektrik bahan skin materials lebih tinggi dibanding konstanta dielektrik bahan core.
Ketika Amerika Serikat menjatuhkan embargo kepada Indonesia dengan alasan pelanggaran HAM di Timor Timur di akhir tahun 1990, banyak peralatan militer, pesawat tempur, termasuk pesawat sipil yang tidak dapat dioperasikan. Bila sekarang para engineer PT Dirgantara Indonesia (Persero)(PT DI) menguasai teknologi radome itu bisa dikatakan sebagai berkah di balik embargo yang dijatuhkan AS.
Tim Composite Materials and Structures, Structural Health Monitoring, PT DI, mengatakan latar belakang pengembangan teknologi Belly Radome berawal dari kesulitan yang dialami militer maupun industri penerbangan sipil Indonesia karena embargo AS.“Embargo yang berlangsung cukup panjang itu mengakibatkan banyak pesawat yang grounded, tidak bisa terbang, salah satunya kerena tidak memiliki radome. Saat itu Amerika Serikat hanya menjatuhkan embargo pada radome, tapi radome merupakan perlengkapan penting bagi penerbangan sebuah pesawat. Tanpa radome sebuah pesawat tidak bisa terbang,” Tim Design dan Manufacture Belly Radome PT DI.
Kesulitan itu memacu para insinyur PT DI untuk mengembangkan teknologi radome. Hingga pertengahan 2000-an, mereka sudah mampu membuat sendiri radome yang dibutuhkan pesawat.
Tim Design Integration Manager, Design Center Division, Directorate of Technology and Development, menambahkan setelah tidak bisa membeli radome dari AS, Indonesia mulai mencari peluang untuk membeli dari negara lain.
Salah satu perusahaan yang mengajukan penawaran harga untuk pengadaan belly radome adalah RISAC (Research Institute for Special Structures of Aeronautical Composites) dari Republik Rakyat Tiongkok.“Tapi semurah-murahnya tawaran itu tetap saja jatuhnya mahal bagi Indonesia. Dengan penguasaan teknologi dan kemampuan PT DI membuat radome sendiri, devisa negara yang bisa dihemat sangat besar,” Proses pembuatan cetakan Belly Radome
Belly Radome merupakan komponen pesawat terbang yang bermakna radome, dipasang di bagian bawah (perut- belly) pesawat terbang. Sedangkan radome merupakan singkatan dari Radar Dome yang berarti kubah penutup antena radar.
Secara teknis Belly Radome didefinisikan sebagai penutup antena radar guna melindungi fungsinya dari gangguan sekitar dengan memperhatikan bentuk, kekuatan struktur dan efisiensi transmisi gelombang radar. Belly Radome yang telah didesain dan dibuat di PT DI telah dipasang pada empat pesawat CN 235-110 KCG (Korea Coast Guard) pada 2010 dan satu unit CN 235-220 Patmar (Patroli Maritim) TNI-AL. Diren canakan dua lagi akan dipasang di pesawat TNI-AL. Belly Radome didesain menggunakan konsep yang dikembangkan sendiri oleh PT.DI berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang telah ada.
Belly Radome merupakan salah satu bentuk radome yang ada. Teknologi radome adalah teknologi pembuatan penutup radar yang bisa ditempatkan di mana saja, termasuk di darat maupun di kapal. Selain Belly Radome, PT DI juga sudah bisa membuat Nose Radome yang dipasang pada hidung pesawat NC 212. Nose Radome dibuat untuk menutupi radar yang terletak di bagian depan pesawat. Belly Radome untuk menutup radar di perut pesawat yang biasa berfungsi mendeteksi keberadaan suatu objek pada jarak sampai 300 mil. Jadi radome itu menutup antena yang ukurannya 30 cm x 94 cm yang bisa berputar hingga 360 derajat.
Ada beberapa prinsip yang harus dipenuhi sebuah Belly Radome.
★ Pertama harus memenuhi prinsip aerodinamika. Teknologi radome bermanfaat sebagai penutup dari antena radar bentuknya harus mulus karena aliran udara di sekitarnya harus mulus.
★ Kedua, secara struktur harus kuat. Pasalnya radome ini menonjol keluar maka dia harus tahan terhadap air hujan, batu, lemparan dan gumpalan es.
★ Ketiga, secara material harus memakai material-material yang khusus, salah satunya, kevlar (bahan anti peluru) yang berbahan ringan tapi kuat.
★ Keempat, harus bagus secara elektromagnetik. Antena radar memancarkan sinyal elektromagnetik tapi ditutupi radome. Meskipun ditutupi, sinyalnya harus bisa menembus radome dengan baik.“Ada semacam paradoks di sini. Radome harus kuat tapi juga harus bisa ditembus sinyal elektromagnetik dengan mudah. Di lain pihak dia harus kuat untuk bisa melindungi antena radar yang ada dibaliknya” Tempat pengujian electromagnetic PT DI
Belly Radome harus memenuhi persyaratan MIL-R-7705B. Untuk kasus ini dipilih Belly Radome type III, grade A, class I dan Style C.
Type III artinya narrow band radome, digunakan pada frekuensi gelombang mikro pada bandwith kurang dari 0.10 Grade A artinya primary radome, kerusakan yang terjadi dapat memengaruhi kelaikan operasi pesawat terbang, keamanan orang, kehilangan atau kerusakan antena.
Class I artinya radome untuk pesawat udara. Style C artinya struktur sandwich. Dinding radome tersusun atas tiga lapisan yaitu dua skin dan core material.
Konstanta dielektrik bahan skin materials lebih tinggi dibanding konstanta dielektrik bahan core.
♞ ristek
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.