Reaksi Petinggi TNI AL Rudal C705 melesat dari KRI Clurit (Antara)
TNI AL akan mengevaluasi rencana kontrak militer dengan China atau Tiongkok menyusul penembakan rudal C705 yang mengalami delay 5 menit.
TNI AL berencana membeli rudal dengan jarak jelajah hingga 140 KM ini.
Apakah rencana itu akan digagalkan?
Direktur Latihan Perang Armada Jaya XXXIV/2016, Laksamana Muda TNI Tri Wahyudi menyatakan akan mengevaluasinya.
"Kami belum beli masih kami ujicobakan," katanya di atas geladak KRI Banjarmasin, Perairan Banongan, Situbondo, Jatim, 14 September 2016.
Dia mengakui ada keterlambatan dalam peluncuran rudal impor itu. Apakah ada masalah teknis atau masalah komunikasi data. Pihaknya mengakui akan mengevaluasinya.
Keterlambatan rudal menembakkan sasaran itu dalam hitungannya sampai lima menit. Artinya jika alat strategis ini membidik sasaran, objek sasaran sudah berlalu.
Rudal dengan daya ledak mampu menghancurkan sasaran seberat 1.500 ton ini baru diujicobakan pertama di Perairan Banongan Situbondo ini.
"Idealnya hari ini diujicobakan untuk memastikan. Namun karena ada latihan Armada Jaya sekalian dipastikan saat latihan ini," kata Tri.
Rudal ini juga akan kembali diujicobakan saat Latihan Armada Jaya kembali berlanjut di pantai Banongan.
Akan ada simulasi pengamanan wilayah ini yang rencananya juga melibatkan rudal tersebut.
Sebagai penanggung jawab latihan, pihaknya akan mengecek dan mengevaluasi kembali kenapa sampai delay 5 menit rudal saat ditembakkan.
"Kami baru akan kontrak dengan Tiongkok. Kalau berhasil dalam uji coba ini kami lanjutkan. Kami beli," tambah Tri.
Namun kenyataannya rudal mengalami delay saat ditembakkan. Padahal penembakan itu atas perintah Penglima Tertinggi TNI yang juga Presiden RI, Jokowi.
Selain terjangkau, rudal tersebut kelebihannya tidak perlu di sentral integrasi data.
TNI AL akan mengevaluasi rencana kontrak militer dengan China atau Tiongkok menyusul penembakan rudal C705 yang mengalami delay 5 menit.
TNI AL berencana membeli rudal dengan jarak jelajah hingga 140 KM ini.
Apakah rencana itu akan digagalkan?
Direktur Latihan Perang Armada Jaya XXXIV/2016, Laksamana Muda TNI Tri Wahyudi menyatakan akan mengevaluasinya.
"Kami belum beli masih kami ujicobakan," katanya di atas geladak KRI Banjarmasin, Perairan Banongan, Situbondo, Jatim, 14 September 2016.
Dia mengakui ada keterlambatan dalam peluncuran rudal impor itu. Apakah ada masalah teknis atau masalah komunikasi data. Pihaknya mengakui akan mengevaluasinya.
Keterlambatan rudal menembakkan sasaran itu dalam hitungannya sampai lima menit. Artinya jika alat strategis ini membidik sasaran, objek sasaran sudah berlalu.
Rudal dengan daya ledak mampu menghancurkan sasaran seberat 1.500 ton ini baru diujicobakan pertama di Perairan Banongan Situbondo ini.
"Idealnya hari ini diujicobakan untuk memastikan. Namun karena ada latihan Armada Jaya sekalian dipastikan saat latihan ini," kata Tri.
Rudal ini juga akan kembali diujicobakan saat Latihan Armada Jaya kembali berlanjut di pantai Banongan.
Akan ada simulasi pengamanan wilayah ini yang rencananya juga melibatkan rudal tersebut.
Sebagai penanggung jawab latihan, pihaknya akan mengecek dan mengevaluasi kembali kenapa sampai delay 5 menit rudal saat ditembakkan.
"Kami baru akan kontrak dengan Tiongkok. Kalau berhasil dalam uji coba ini kami lanjutkan. Kami beli," tambah Tri.
Namun kenyataannya rudal mengalami delay saat ditembakkan. Padahal penembakan itu atas perintah Penglima Tertinggi TNI yang juga Presiden RI, Jokowi.
Selain terjangkau, rudal tersebut kelebihannya tidak perlu di sentral integrasi data.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.