Keheningan perairan Tanjung Jangkar pagi hari ini terusik oleh suara dentuman meriam yang memecah udara. Tampak melaju di permukaan laut tiga buah kapal perang silih berganti menembakkan meriam pada satu titik yang merupakan sasaran tembak. Kegiatan tersebut merupakan rangkaian Latihan Parsial III/Operasi Amphibi 2013 yang diselenggarakan oleh Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) sebagai persiapan melaksanakan Latihan Gabungan TNI yang akan dilaksanakan pada pertengahan tahun 2013. Latihan Parsial ini dipimpin langsung oleh Danguskamlatim Laksamana Pertama TNI Wuspo Lukito S.E., selaku Pangkogasgabfib, serta ditinjau langsung oleh Pangarmatim Laksamana Muda TNI Agung Pramono S.H. beserta Dankormar Mayor Jendral Marinir Achmad Faridz Washington.
Dalam latihan kali ini Satuan Kapal Eskorta Koarmatim mengirimkan tiga unsur KRI jenis Sigma yaitu KRI Sultan Hasanuddin (KRI SHN – 366), dengan Komandan KRI Letkol Laut (P) Dato Rusman SN, KRI Sultan Iskandar Muda (KRI SIM – 367), dengan Komandan KRI Letkol Laut (P) Didong R. Duta dan KRI Frans Kaisiepo (KRI FKO – 368), dengan Komandan KRI Letkol Laut (P) Yayan Sofyan. Ketiga unsur tersebut tergabung dalam Unsur Tugas (UT) Tabir dan UT Bantuan Tembakan Kapal (BTK).
Keterlibatan unsur Satkor Armatim dalam latihan kali ini memberi warna tersendiri dalam pelaksanaan Latparsial III, setiap serial latihan yang dipimpin oleh unsur Satkor dapat berjalan dengan baik dan menjadi tolok ukur bagi unsur lain dalam pelaksanaan serial selanjutnya. Serial yang menjadi sorotan dalam pelaksanaan Latparsial III/Operasi Amphibi adalah serial Bantuan Tembakan Kapal yang dilaksanakan oleh unsur Satkor Koarmatim terhadap musuh yang disimulasikan dengan Killer Tomatto. Killer Tomatto sendiri merupakan sasaran penembakan meriam yang berbentuk silinder atau kubus dengan diameter antara 1 m sampai 1,5 m.
Bergerak dalam formasi “Cepu Lambung Kanan” ketiga unsur Satkor Koarmatim melaksanakan penembakan pada sasaran yang berupa Killer Tomatto dengan jarak 6700 yards sambil melaksanakan manuver. Penembakan dilaksanakan secara berurutan oleh KRI FKO – 368, KRI SIM – 367 dan KRI SHN – 366 yang masing-masing menembakkan 20 butir peluru jenis HE (High Explosive).
Dengan dukungan sistem persenjataan yang modern dan para prajurit yang profesional serta terlatih, ketiga unsur Satkor Koarmatim dapat menembak sasaran dengan tepat dan KRI SHN–366 sebagai unsur terakhir mampu menghancurkan serta menenggelamkan sasaran. Hal tersebut sedikit banyak telah menggambarkan pola pembinaan yang dilaksanakan oleh Satkor dalam membentuk dan meningkatkan profesionalisme para prajurit Satkor dan menunjukan bahwa prajurit Satkor Koarmatim siap menjawab tantangan untuk menjadi sebuah World Class Navy yang handal dan disegani.
Dengan dukungan sistem persenjataan yang modern dan para prajurit yang profesional serta terlatih, ketiga unsur Satkor Koarmatim dapat menembak sasaran dengan tepat dan KRI SHN–366 sebagai unsur terakhir mampu menghancurkan serta menenggelamkan sasaran. Hal tersebut sedikit banyak telah menggambarkan pola pembinaan yang dilaksanakan oleh Satkor dalam membentuk dan meningkatkan profesionalisme para prajurit Satkor dan menunjukan bahwa prajurit Satkor Koarmatim siap menjawab tantangan untuk menjadi sebuah World Class Navy yang handal dan disegani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.