Mantan Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksama Muda (Laksda) Untung Suropati - (foto: istimewa)
Mantan Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksama Muda (Laksda) Untung Suropati kembali menceritakan pengalamannya saat membantu para korban tsunami Aceh.
Saat itu Untung bertugas sebagai komandan Satgas Patroli Maritim Pantai Barat Samudera Hindia yang berlayar menuju Teluk Bayur dan Sibolga.
"Kami adalah satgas pertama yang menginjakkan kaki di Tanah Rencong, tepatnya di Meulaboh. Kota tersebut luluh lantak akibat tsunami. Ribuan mayat bergelimpangan dan belum dievakuasi," kata Untung, Sabtu (27/12/2014).
Untuk membantu para korban tsunami, saat itu pihaknya langsung menyiapkan helipad di lapangan sepak bola Meulaboh.
Helipad tersebut untuk memandu kiriman bantuan akomodasi dari udara. Kondisi lapangan pun ketika itu masih penuh dengan mayat dan juga puing-puing bangunan akibat diterpa tsunami.
Untung mengungkapkan, dirinya juga ditunjuk sebagai OSC (On Scene Commander) yang bertugas mengendalikan dan mengkoordinir bantuan dari mancanegara yang datang dengan kapal perang mereka.
"Termasuk mengatur lalu lintas udara, karena sebagian besar kapal perang asing membawa helikopter. Kami juga memberi bantuan medis dan makanan bagi korban yang selamat," kata dia.
Sebagai negara kepulauan dan mempunyai panjang garis pantai terpanjang kedua di dunia yaitu sekitar 81.000 kilometer, lanjut Untung, masyarakat Indonesia dihimbau harus memahami cara penanggulangan bencana, khususnya bencana tsunami.
"Negara kita terletak di zona cincin api atau ring of fire. Mau tidak mau masyarakat Indonesia harus diedukasi tentang bagaimana memahami penanggulangan bencana," pungkasnya.[rok]
Mantan Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksama Muda (Laksda) Untung Suropati kembali menceritakan pengalamannya saat membantu para korban tsunami Aceh.
Saat itu Untung bertugas sebagai komandan Satgas Patroli Maritim Pantai Barat Samudera Hindia yang berlayar menuju Teluk Bayur dan Sibolga.
"Kami adalah satgas pertama yang menginjakkan kaki di Tanah Rencong, tepatnya di Meulaboh. Kota tersebut luluh lantak akibat tsunami. Ribuan mayat bergelimpangan dan belum dievakuasi," kata Untung, Sabtu (27/12/2014).
Untuk membantu para korban tsunami, saat itu pihaknya langsung menyiapkan helipad di lapangan sepak bola Meulaboh.
Helipad tersebut untuk memandu kiriman bantuan akomodasi dari udara. Kondisi lapangan pun ketika itu masih penuh dengan mayat dan juga puing-puing bangunan akibat diterpa tsunami.
Untung mengungkapkan, dirinya juga ditunjuk sebagai OSC (On Scene Commander) yang bertugas mengendalikan dan mengkoordinir bantuan dari mancanegara yang datang dengan kapal perang mereka.
"Termasuk mengatur lalu lintas udara, karena sebagian besar kapal perang asing membawa helikopter. Kami juga memberi bantuan medis dan makanan bagi korban yang selamat," kata dia.
Sebagai negara kepulauan dan mempunyai panjang garis pantai terpanjang kedua di dunia yaitu sekitar 81.000 kilometer, lanjut Untung, masyarakat Indonesia dihimbau harus memahami cara penanggulangan bencana, khususnya bencana tsunami.
"Negara kita terletak di zona cincin api atau ring of fire. Mau tidak mau masyarakat Indonesia harus diedukasi tentang bagaimana memahami penanggulangan bencana," pungkasnya.[rok]
☠ Inilah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.