Pencarian korban dan bangkai pesawat AirAsia QZ8501 memasuki hari keenam. Badan SAR Nasional (Basarnas) mulai mengoptimalkan upaya pencarian dengan deteksi bawah air.
"Kita akan lakukan deteksi bawah air," kata Kepala Basarnas, Marsekal Madya TNI F Henry Bambang Soelistyo dalam jumpa pers di kantornya, Kemayoran, Jakpus, Kamis (1/1).
Pencarian bawah laut membutuhkan peralatan khusus. Rencananya Kapal Baruna Jaya 1 milik BPPT yang dilengkapi dengan peralatan dan teknologi khusus, akan ikut dalam misi hari ini. Soelistyo menyebut kapal Baruna Jaya 1 akan sampai di titik lokasi pada pukul 02.00 dini hari ini.
"Kapal Baruna Jaya 1 dilengkapi dengan underwater locator beacon dan alat pendeteksi dan scan sonar untuk mendeteksi logam dan gambaran 3D di air, sudah di lokasi," ujar Deputi Operasional Basarnas, Mayjen TNI Tatang Zainudin.
Upaya pencarian korban termasuk bangkai pesawat memang menghadapi kendala cuaca buruk. Hingga tanggal 4 Januari 2015, gelombang laut diperkirakan setinggi 3-4 meter.
Total ada 9 jenazah yang berhasil ditemukan hingga saat ini. Tim SAR pada pencarian hari kelima juga mengevakuasi serpihan-serpihan yang merupakan bagian pesawat AirAsia.
Serpihan-serpihan ini dievakuasi di Laut Jawa oleh 2 Kapal AL Diraja Malaysia, KD Lekir dan KD Pahang. Barang ataupun serpihan yang ditemukan adalah 2 tas hitam, 1 koper abu-abu, potongan tangga, tabung selam dan serpihan logam.
"Di dalam bangkai pesawat kalau kita ketahui dan kita pastikan di kedalaman 25 sampai 30 meter, kita akan tetap lakukan upaya-upaya evakuasi jenazah," tegas Soelistyo.
Selain itu Basarnas memastikan waktu pencarian akan diperpanjang sesuai instruksi Presiden Joko Widodo. "Memang standar Basarnas 7 hari (batas pencarian korban), tapi kelihatannya kita akan standby. Perintah presiden tak ada batas waktu," kata Deputi Bidang Potensi Basarnas Marsekal Madya Sunarbowo Sandy.(fdn/fiq)Kami Fokus Temukan Black Box Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) hari akan fokus melakukan pencarian blackbox. KNKT akan akan berusaha melakukan pencarian itu dengan mendeteksi suara dari dalam laut.
"Kita fokus mencari black box," ujar kepala KNKT Tatang Kurniadi kepada detikcom, Jumat (2/1/2015).
Pencarian blackbox ini dilakukan dengan mendeteksi 'suara' blackbox dari dalam laut. "Soal lokasinya kita masih belum tahu. Ini masih mencari," tuturnya.
Informasi terakhir, Tim SAR gabungan kembali menemukan jasad korban pesawat AirAsia QZ5801. 7 Jenazah baru saja dievakuasi.
"Kapal perang Amerika menemukan 6 jenazah," kata Panglima Komando RI Armada Wilayah Barat (Pangarmabar) Laksamana Muda (Laksda) Widodo di KRI Banda Aceh, Teluk Kumai, Kalimantan Tengah.
Kapal bernama Sampson 102 ini rencananya akan merapat ke Pangkalan Bun pukul 11.00 WIB. Sementara 1 jenazah lagi ditemukan di kapal perang milik Malaysia, Kapal Diraja (KD) Lekir. "Kapal Hang Lekir sudah mengambil 1 jenazah," ujarnya.
Jenazah dari KD Lekir ini akan dibawa ke KRI Banda Aceh, kemudian akan diterbangkan ke Pangkalan Bun menggunakan heli.(fiq/fjp)Cuaca Mendukung, KRI Pattimura Meluncur Cari Korban AirAsia dan Black Box KRI Kapitan Pattimura-371 bergerak meluncur ke lokasi pencarian puing dan jenazah pesawat AirAsia QZ 8501. Kapal perang itu akan memperkuat sejumlah kapal yang sebelumnya telah berada di lokasi.
Pantauan detikcom, Jumat (2/12/2014), kapal berawak keseluruhan 65 orang itu telah bersiap dari dermaga Tanjung Batu, Tanjung Pandan, Belitung. Cuaca di lokasi sendiri cenderung cerah.
Pasukan pun telah bersiaga dan melaksanakan apel pagi sebelum kapal meluncur. Kapal kelas Parchim ini akan menuju ke lokasi yang berada di sebelah selatan Kalimantan.
"Semoga cuaca mendukung dan pencarian korban berlangsung lancar. Pantau selalu radar untuk pencarian," ucap Perwira Pelaksana (Palaksa) Mayor Laut (P) Tony Priyo saat memimpin apel.
Untuk KRI Pattimura sendiri akan melakukan pencarian di koordinat 03 55 00 S - 110 02 00 T, 03 55 00 S - 110 32 00 T, 04 25 00 S - 110 32 00 T dan 04 25 00 S - 110 02 00 T.(dha/fjr)Di Area Pencarian AirAsia, Gelombang 3-4 Meter dan Kecepatan Angin 30 Knot Badan SAR Nasional (Basarnas) kembali melakukan pencarian di area perairan Pangkalan Bun, Kalteng. Seperti hari sebelumnya faktor cuaca menjadi kendala.
"Ombak 3-4 meter dan angin 30-35 knot," jelas Direktur Operasional Basarnas, SB Supriyadi, Jumat (2/12/2014).
Menurut dia, dengan kondisi cuaca seperti itu, ada kesulitan yang dihadapi. Namun tim evakuasi akan tetap berusaha melakukan evakuasi.
"Kapal besar juga menghadapi kesulitan, pekerjaan mereka terganggu karena cuaca," tambah dia.(iqb/ndr)Terjunkan Penyelam, KRI Banda Aceh Bergerak ke Laut Jawa KRI Banda Aceh pagi ini bergerak ke Laut Jawa, lokasi pencarian korban dan serpihan pesawat AirAsia QZ8501. Bila cuaca bersahabat, para penyelam gabungan yang berada di KRI Banda Aceh akan diterjunkan.
Ada 47 penyelam gabungan yang berasal dari Komando Pasukan Katak (Kopaska), Marinir dan Divisi Penyelam Bawah Air (Dislambair). KRI Banda Aceh berlayar ke Sektor D di Laut Jawa dengan menempuh perjalanan sekitar 4 jam dari Teluk Kumai.
"Kemarin yang KRI Bung Tomo mendeteksi sonar di bawah laut," kata Kepala Departemen Operasi KRI Banda Aceh, Mayor Cahyo, Jumat (2/1/2015).
Panglima Komando RI Armada Wilayah Barat (Pangarmabar) Laksamana Muda (Laksda) Widodo di KRI Banda Aceh, menyebut ada 7 jenazah yang berhasil ditemukan hari ini.
Jumlah ini menambah total jenazah yang ditemukan. Basarnas kemarin Kamis (1/1) menyebut ada 9 jenazah yang sudah ditemukan.(fdn/fjr)
"Kita akan lakukan deteksi bawah air," kata Kepala Basarnas, Marsekal Madya TNI F Henry Bambang Soelistyo dalam jumpa pers di kantornya, Kemayoran, Jakpus, Kamis (1/1).
Pencarian bawah laut membutuhkan peralatan khusus. Rencananya Kapal Baruna Jaya 1 milik BPPT yang dilengkapi dengan peralatan dan teknologi khusus, akan ikut dalam misi hari ini. Soelistyo menyebut kapal Baruna Jaya 1 akan sampai di titik lokasi pada pukul 02.00 dini hari ini.
"Kapal Baruna Jaya 1 dilengkapi dengan underwater locator beacon dan alat pendeteksi dan scan sonar untuk mendeteksi logam dan gambaran 3D di air, sudah di lokasi," ujar Deputi Operasional Basarnas, Mayjen TNI Tatang Zainudin.
Upaya pencarian korban termasuk bangkai pesawat memang menghadapi kendala cuaca buruk. Hingga tanggal 4 Januari 2015, gelombang laut diperkirakan setinggi 3-4 meter.
Total ada 9 jenazah yang berhasil ditemukan hingga saat ini. Tim SAR pada pencarian hari kelima juga mengevakuasi serpihan-serpihan yang merupakan bagian pesawat AirAsia.
Serpihan-serpihan ini dievakuasi di Laut Jawa oleh 2 Kapal AL Diraja Malaysia, KD Lekir dan KD Pahang. Barang ataupun serpihan yang ditemukan adalah 2 tas hitam, 1 koper abu-abu, potongan tangga, tabung selam dan serpihan logam.
"Di dalam bangkai pesawat kalau kita ketahui dan kita pastikan di kedalaman 25 sampai 30 meter, kita akan tetap lakukan upaya-upaya evakuasi jenazah," tegas Soelistyo.
Selain itu Basarnas memastikan waktu pencarian akan diperpanjang sesuai instruksi Presiden Joko Widodo. "Memang standar Basarnas 7 hari (batas pencarian korban), tapi kelihatannya kita akan standby. Perintah presiden tak ada batas waktu," kata Deputi Bidang Potensi Basarnas Marsekal Madya Sunarbowo Sandy.(fdn/fiq)Kami Fokus Temukan Black Box Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) hari akan fokus melakukan pencarian blackbox. KNKT akan akan berusaha melakukan pencarian itu dengan mendeteksi suara dari dalam laut.
"Kita fokus mencari black box," ujar kepala KNKT Tatang Kurniadi kepada detikcom, Jumat (2/1/2015).
Pencarian blackbox ini dilakukan dengan mendeteksi 'suara' blackbox dari dalam laut. "Soal lokasinya kita masih belum tahu. Ini masih mencari," tuturnya.
Informasi terakhir, Tim SAR gabungan kembali menemukan jasad korban pesawat AirAsia QZ5801. 7 Jenazah baru saja dievakuasi.
"Kapal perang Amerika menemukan 6 jenazah," kata Panglima Komando RI Armada Wilayah Barat (Pangarmabar) Laksamana Muda (Laksda) Widodo di KRI Banda Aceh, Teluk Kumai, Kalimantan Tengah.
Kapal bernama Sampson 102 ini rencananya akan merapat ke Pangkalan Bun pukul 11.00 WIB. Sementara 1 jenazah lagi ditemukan di kapal perang milik Malaysia, Kapal Diraja (KD) Lekir. "Kapal Hang Lekir sudah mengambil 1 jenazah," ujarnya.
Jenazah dari KD Lekir ini akan dibawa ke KRI Banda Aceh, kemudian akan diterbangkan ke Pangkalan Bun menggunakan heli.(fiq/fjp)Cuaca Mendukung, KRI Pattimura Meluncur Cari Korban AirAsia dan Black Box KRI Kapitan Pattimura-371 bergerak meluncur ke lokasi pencarian puing dan jenazah pesawat AirAsia QZ 8501. Kapal perang itu akan memperkuat sejumlah kapal yang sebelumnya telah berada di lokasi.
Pantauan detikcom, Jumat (2/12/2014), kapal berawak keseluruhan 65 orang itu telah bersiap dari dermaga Tanjung Batu, Tanjung Pandan, Belitung. Cuaca di lokasi sendiri cenderung cerah.
Pasukan pun telah bersiaga dan melaksanakan apel pagi sebelum kapal meluncur. Kapal kelas Parchim ini akan menuju ke lokasi yang berada di sebelah selatan Kalimantan.
"Semoga cuaca mendukung dan pencarian korban berlangsung lancar. Pantau selalu radar untuk pencarian," ucap Perwira Pelaksana (Palaksa) Mayor Laut (P) Tony Priyo saat memimpin apel.
Untuk KRI Pattimura sendiri akan melakukan pencarian di koordinat 03 55 00 S - 110 02 00 T, 03 55 00 S - 110 32 00 T, 04 25 00 S - 110 32 00 T dan 04 25 00 S - 110 02 00 T.(dha/fjr)Di Area Pencarian AirAsia, Gelombang 3-4 Meter dan Kecepatan Angin 30 Knot Badan SAR Nasional (Basarnas) kembali melakukan pencarian di area perairan Pangkalan Bun, Kalteng. Seperti hari sebelumnya faktor cuaca menjadi kendala.
"Ombak 3-4 meter dan angin 30-35 knot," jelas Direktur Operasional Basarnas, SB Supriyadi, Jumat (2/12/2014).
Menurut dia, dengan kondisi cuaca seperti itu, ada kesulitan yang dihadapi. Namun tim evakuasi akan tetap berusaha melakukan evakuasi.
"Kapal besar juga menghadapi kesulitan, pekerjaan mereka terganggu karena cuaca," tambah dia.(iqb/ndr)Terjunkan Penyelam, KRI Banda Aceh Bergerak ke Laut Jawa KRI Banda Aceh pagi ini bergerak ke Laut Jawa, lokasi pencarian korban dan serpihan pesawat AirAsia QZ8501. Bila cuaca bersahabat, para penyelam gabungan yang berada di KRI Banda Aceh akan diterjunkan.
Ada 47 penyelam gabungan yang berasal dari Komando Pasukan Katak (Kopaska), Marinir dan Divisi Penyelam Bawah Air (Dislambair). KRI Banda Aceh berlayar ke Sektor D di Laut Jawa dengan menempuh perjalanan sekitar 4 jam dari Teluk Kumai.
"Kemarin yang KRI Bung Tomo mendeteksi sonar di bawah laut," kata Kepala Departemen Operasi KRI Banda Aceh, Mayor Cahyo, Jumat (2/1/2015).
Panglima Komando RI Armada Wilayah Barat (Pangarmabar) Laksamana Muda (Laksda) Widodo di KRI Banda Aceh, menyebut ada 7 jenazah yang berhasil ditemukan hari ini.
Jumlah ini menambah total jenazah yang ditemukan. Basarnas kemarin Kamis (1/1) menyebut ada 9 jenazah yang sudah ditemukan.(fdn/fjr)
♖ detik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.