Super Hornet: USAF
Airbus dan Boeing bersama-sama berusaha untuk menggeser Lockheed Martin dari program pesawat KF-X yang dibesut Korea Selatan dan Indonesia. Mereka menawarkan teknologi dari Eropa yang tidak bisa dipasok dari sumber-sumber AS.
Sejumlah pejabat mengatakan dengan Korean Airlines sebagai mitra lokal, dua perusahaan ini cenderung mengusulkan Boeing F / A-18E / F Super Hornet sebagai desain dasar untuk KF-X.
Kantor Pengadaan dan akuisi Kementerian Pertahanan Korea juga telah mengeluarkan permintaan proposal untuk pengembangan KF-X pada 23 Desember 2014. Boeing-Airbus mengusulkan KF-X harus menjadi alternatif ekonomis untuk desain tempur dan Korea Aerospace Industries telah diharapkan untuk membangun dengan bantuan teknis dari Lockheed Martin.
AS membatasi setiap perusahaan untuk melakukan transfer teknologi ke negara lain. Korea Selatan tidak memiliki teknologi di semua bidang termasuk radar elektronik aktif. Sementara Airbus, memilikinya.
Anggaran sebesar 7,9 miliar Dollar Amerika yang disetujui oleh Departemen Keuangan bulan ini harus ditujukan untuk membayar pengembangan ADD KF-X. Namun parlemen belum secara resmi menyetujui anggaran pengembangan skala penuh sampai setidaknya Desember 2016. Sementara itu, KAL sepertinya akan menyerahkan alternatif yang lebih murah, berdasarkan Super Hornet.
Pejabat industri mengatakan Boeing telah mengusulkan Advanced Super Hornet, update dari F / A-18E / F dengan pod senjata dan tank konformal. Pejabat industri lainnya mengatakan Boeing bekerja sama dengan Korean Airlines.
Ini bukan pertama kalinya bahwa Boeing telah menawarkan teknologi non Amerika ke Korea Selatan. Ketika mengusulkan F-15 versi lanjutan yang disebut Silent Eagle untuk program tempur FX Tahap 3, Boeing menyarankan transfer teknologi dari Israel Lockheed Martin memenangkan FX Tahap 3 sebagai imbalannya Korea membeli F-35s erta mendukung pengembangan KF-X.(VIT/jejaktapak)
Airbus dan Boeing bersama-sama berusaha untuk menggeser Lockheed Martin dari program pesawat KF-X yang dibesut Korea Selatan dan Indonesia. Mereka menawarkan teknologi dari Eropa yang tidak bisa dipasok dari sumber-sumber AS.
Sejumlah pejabat mengatakan dengan Korean Airlines sebagai mitra lokal, dua perusahaan ini cenderung mengusulkan Boeing F / A-18E / F Super Hornet sebagai desain dasar untuk KF-X.
Kantor Pengadaan dan akuisi Kementerian Pertahanan Korea juga telah mengeluarkan permintaan proposal untuk pengembangan KF-X pada 23 Desember 2014. Boeing-Airbus mengusulkan KF-X harus menjadi alternatif ekonomis untuk desain tempur dan Korea Aerospace Industries telah diharapkan untuk membangun dengan bantuan teknis dari Lockheed Martin.
AS membatasi setiap perusahaan untuk melakukan transfer teknologi ke negara lain. Korea Selatan tidak memiliki teknologi di semua bidang termasuk radar elektronik aktif. Sementara Airbus, memilikinya.
Anggaran sebesar 7,9 miliar Dollar Amerika yang disetujui oleh Departemen Keuangan bulan ini harus ditujukan untuk membayar pengembangan ADD KF-X. Namun parlemen belum secara resmi menyetujui anggaran pengembangan skala penuh sampai setidaknya Desember 2016. Sementara itu, KAL sepertinya akan menyerahkan alternatif yang lebih murah, berdasarkan Super Hornet.
Pejabat industri mengatakan Boeing telah mengusulkan Advanced Super Hornet, update dari F / A-18E / F dengan pod senjata dan tank konformal. Pejabat industri lainnya mengatakan Boeing bekerja sama dengan Korean Airlines.
Ini bukan pertama kalinya bahwa Boeing telah menawarkan teknologi non Amerika ke Korea Selatan. Ketika mengusulkan F-15 versi lanjutan yang disebut Silent Eagle untuk program tempur FX Tahap 3, Boeing menyarankan transfer teknologi dari Israel Lockheed Martin memenangkan FX Tahap 3 sebagai imbalannya Korea membeli F-35s erta mendukung pengembangan KF-X.(VIT/jejaktapak)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.