Puskodal TNI AL Pusat Komando TNI AL (Puskodal) terus memonitor pergerakan seluruh alutsistanya dalam membantu evakuasi pesawat AirAsia QZ8501. Dari Puskodal, semua informasi dan kondisi di lapangan dapat terpantau.
Puskodal terletak di Mabes TNI AL, Cilangkap. Ruangan tersebut dilengkapi 3 layar monitor besar dan beberapa monitor-monitor kecil. Sekitar 7 orang petugas berseragam TNI AL tampak mengoperasikan layar informasi tersebut.
"Seluruh informasi di lapangan dapat kita pantau dari sini," kata Kadispenal, Laksamana Pertama Manahan Simorangkir di Puskodal, Mabes TNI AL, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (29/12/2014).
Berbagai informasi yang dapat diketahui antara lain pergerakan seluruh kapal di perairan di Indonesia, pergerakan seluruh pesawat di atas kawasan NKRI hingga kondisi cuaca di seluruh Indonesia.
"Kita tahu pesawat apa saja yang sedang melintas, tujuannya ke mana dan sedang sampai mana. Informasinya real time," tutur Manahan sambil menunjuk ratusan pesawat yang sedang bergerak di monitor.
Sehingga, menurut Manahan, jika ada pesawat ilegal, juga dapat terdeteksi dari Puskodal. Pesawat tersebut tidak akan menunjukkan informasi apapun saat diklik oleh petugas.
Dalam layar monitor yang terpampang di puskodal, terlihat 3 lingkaran, di mana lingkaran tersebut merupakan area diduga jatuhnya pesawat. 3 lingkaran itu merupakan hasil perhitungan dari berbagai instansi seperti Basarnas dan Lanud Pontianak.
"Cuaca di lokasi saat ini terlihat cerah. Mudah-mudahan evakuasi bisa terus dilakukan dan segera ketemu," ujarnya.
Kapal-kapal milik TNI AL telah diberangkatkan menuju ke lokasi perkiraan jatuhnya pesawat yang mengangkut 155 penumpang ini. Diperkirakan siang ini, kapal-kapal tersebut telah tiba di lokasi.
"Semua dapat kita monitor dari sini. Namun pusat komando tetap berada di Basarnas," tutupnya.Proses Pencarian Pesawat AirAsia Tak Beda Jauh dengan Adam Air Konferensi Pers BPPT (Foto: Aditya/detikcom)
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengirimkan 2 kapal berteknologi canggih untuk membantu melakukan pencarian pesawat AirAsia QZ8501. Berdasarkan kondisi di lapangan, BPPT mengatakan bahwa proses pencarian pesawat ini tak berbeda jauh dengan yang dilakukan dalam pencarian puing dalam insiden maskapai Adam Air.
"Teknologi yang digunakan tidak berbeda jauh dengan hilangnya pesawat Adam Air. Kondisi yang sama terulang kembali," ujar Ridwan Djamaludin, Kepala Deputi bagian Teknologi dan Pengembangan Sumber Daya Alam BPPT dalam jumpa pers di gedung Kemenko Maritim, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (29/12/2014).
Ridwan menjelaskan, kondisi dugaan lokasi hilangnya pesawat yang berada di kawasan laut memiliki kemiripan dengan kondisi pada saat kecelakaan pesawat Adam Air pada 2007 silam. Belajar dari pengalaman terdahulu, BPPT berusaha memproyeksikan kondisi yang mungkin akan terjadi di lapangan.
Di Indonesia, rumitnya pencarian kotak hitam di bawah laut pernah dilakukan maskapai Adam Air saat pesawatnya jatuh di perairan Majene, Sulawesi Selatan, pada 2007 lalu.
"Tingkat kesulitan di Selat Karimata dengan kedalaman laut yang dangkal serta topografi yang tidak terlalu dalam membantu dalam pencarian yang tidak berbeda jauh dengan Adam Air," jelasnya.
"Untuk kesiapan, saat ini BPPT sedang berkoordinasi dengan Basarnas dan Dinas Perhubungan Laut untuk membantu berbagi wilayah pencarian agar efisien," kata Ridwan.
Kapal canggih milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang memiliki sensor khusus, ikut diterjunkan untuk mencari AirAsia QZ8501 yang hilang. Kapal yang diberi nama Baruna Jaya I dan IV tersebut memang memiliki kemampuan mencari kapal atau pesawat yang tenggelam di dasar laut.
Kapal Baruna Jaya bukan kapal sembarangan. Kapal tersebut memiliki track record bagus dengan berhasil menemukan bangkai pesawat Adam Air Boeing 737 dan Kapal Bahuga Jaya yang tenggelam di laut.LAPAN Bantu Cari AirAsia via Citra Satelit Citra satelit cuaca di Indonesia saat AirAsia hilang (foto: bmkg.go.id)
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) juga turut membantu mencari AirAsia QZ8510 yang hilang pada Minggu (28/12/2014). LAPAN akan memanfaatkan teknologi satelit mencari pesawat yang hilang.
"LAPAN juga bentuk tim pencarian menggunakan data satelit. Karena dengan data satelit penginderaan jauh, diupayakan mencari indikasi keberadaan pesawat tersebut," tutur Kepala LAPAN Prof Thomas Djamaluddin saat dihubungi detikcom, Senin (29/12/2014).
Karena kondisi cuaca berawan, imbuh Thomas, sangat sulit mengindera dengan citra satelit optis. Maka LAPAN akan menggunakan citra satelit radar.
"Semua indikasi keberadaan pesawat tersebut akan coba dilihat itu atau mungkin kemudian terjadi kecelakaan dan pecah, puing-puingnya coba diindera. Kalau ada pesawat utuh, mendarat di suatu tempat atau laut dicoba dilihat. Satelit kan bisa mencari luas," imbuhnya.
Apa yang dilakukan pihak LAPAN, imbuhnya, merupakan salah satu upaya pencarian selain yang dilakukan Basarnas melalui kapal laut dan pesawat udara. Namun citra satelit itu juga harus dipilah secara teliti. Data-data yang didapatkan LAPAN akan diserahkan ke Basarnas.
"Pantauan melihat itu luas, melalui satelit gunakan data citra satelit cakupannya menjadi terbatas dan harus dipilah secara terliti. Upaya pencarian juga dilakukan Tim SAR dan kapal. Kalau nanti ada indikasi yang bisa bantu upaya pencarian tersebut akan ke Basarnas, koordinator dengan pencarian pesawat hilang," tuturnya.Daftar Armada yang Cari AirAsia QZ8501 Lost Contact Peta Lokasi Pencarian Air Asia
Armada dari berbagai instansi dikerahkan untuk melakukan pencarian pesawat AirAsia QZ8501 yang mengalami kontak hilang pada Minggu pagi kemarin.
Hari ini dilakukan pencarian lagi dengan mengerahkan berbagai armada yang dimiliki dari berbagai instansi.
Ini armada yang dikerahkan untuk melakukan pencarian baik melalui udara maupun laut.
1. Instansi Basarnas Pangkal Pinang - Jenis unsur RB-201, jumlah 1.
2. Instansi Basarnas Palembang - Jenis unsur RB-219, jumlah 1.
3. Instansi Basarnas TG Pinang - Jenis unsur RB-209, jumlah 1.
4. Instansi Basarnas Jakarta - Jenis unsur KN-214, jumlah 1.
5. Instansi Basarnas Jakarta - Jenis unsur KN-224, jumlah 1.
6. Instansi Basarnas Pontianak dan Jambi - Jenis unsur RIB, jumlah 2.
7. Instansi Basarnas Pusat - Jenis unsur Helly Dauphin, jumlah 2.
8. Instansi Basarnas Pusat - Jenis unsur Helly BO-105, jumlah 1.
9. Instansi Basarnas TNI-AU - Jenis unsur Helly Super Puma, jumlah 2.
10. Instansi Basarnas TNI-AU - Jenis unsur Hercules C-130, jumlah 2.
11. Instansi Basarnas TNI-AL - Jenis unsur CN-235, jumlah 2.
12. Instansi Basarnas TNI-AL - Jenis unsur KRI Bung Tomo, jumlah 1.
13. Instansi Basarnas TNI-AL - Jenis unsur KRI Yos Sudarso, jumlah 1.
14. Instansi Basarnas TNI-AL - Jenis unsur KRI P. Rengat, jumlah 1.
15. Instansi Basarnas TNI-AL - Jenis unsur KRI Suetedi, jumlah 1.
16. Instansi Basarnas TNI-AL - Jenis unsur KRI Patimura, jumlah 1.
17. Instansi Basarnas TNI-AL - Jenis unsur KRI Manoe, jumlah 1.
18. Instansi Basarnas TNI-AL - Jenis unsur KRI SSA, jumlah 1.
19. Instansi Basarnas TNI-AU - Jenis unsur Boeing 737 jmh 1.
"TNI AL, TNI AU dan TNI AD serta semua pihak akan terus all out untuk mencari sampai ketemu," ujar Danpuspenerbal Laksma Sigit Setianta.
Puskodal terletak di Mabes TNI AL, Cilangkap. Ruangan tersebut dilengkapi 3 layar monitor besar dan beberapa monitor-monitor kecil. Sekitar 7 orang petugas berseragam TNI AL tampak mengoperasikan layar informasi tersebut.
"Seluruh informasi di lapangan dapat kita pantau dari sini," kata Kadispenal, Laksamana Pertama Manahan Simorangkir di Puskodal, Mabes TNI AL, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (29/12/2014).
Berbagai informasi yang dapat diketahui antara lain pergerakan seluruh kapal di perairan di Indonesia, pergerakan seluruh pesawat di atas kawasan NKRI hingga kondisi cuaca di seluruh Indonesia.
"Kita tahu pesawat apa saja yang sedang melintas, tujuannya ke mana dan sedang sampai mana. Informasinya real time," tutur Manahan sambil menunjuk ratusan pesawat yang sedang bergerak di monitor.
Sehingga, menurut Manahan, jika ada pesawat ilegal, juga dapat terdeteksi dari Puskodal. Pesawat tersebut tidak akan menunjukkan informasi apapun saat diklik oleh petugas.
Dalam layar monitor yang terpampang di puskodal, terlihat 3 lingkaran, di mana lingkaran tersebut merupakan area diduga jatuhnya pesawat. 3 lingkaran itu merupakan hasil perhitungan dari berbagai instansi seperti Basarnas dan Lanud Pontianak.
"Cuaca di lokasi saat ini terlihat cerah. Mudah-mudahan evakuasi bisa terus dilakukan dan segera ketemu," ujarnya.
Kapal-kapal milik TNI AL telah diberangkatkan menuju ke lokasi perkiraan jatuhnya pesawat yang mengangkut 155 penumpang ini. Diperkirakan siang ini, kapal-kapal tersebut telah tiba di lokasi.
"Semua dapat kita monitor dari sini. Namun pusat komando tetap berada di Basarnas," tutupnya.Proses Pencarian Pesawat AirAsia Tak Beda Jauh dengan Adam Air Konferensi Pers BPPT (Foto: Aditya/detikcom)
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengirimkan 2 kapal berteknologi canggih untuk membantu melakukan pencarian pesawat AirAsia QZ8501. Berdasarkan kondisi di lapangan, BPPT mengatakan bahwa proses pencarian pesawat ini tak berbeda jauh dengan yang dilakukan dalam pencarian puing dalam insiden maskapai Adam Air.
"Teknologi yang digunakan tidak berbeda jauh dengan hilangnya pesawat Adam Air. Kondisi yang sama terulang kembali," ujar Ridwan Djamaludin, Kepala Deputi bagian Teknologi dan Pengembangan Sumber Daya Alam BPPT dalam jumpa pers di gedung Kemenko Maritim, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (29/12/2014).
Ridwan menjelaskan, kondisi dugaan lokasi hilangnya pesawat yang berada di kawasan laut memiliki kemiripan dengan kondisi pada saat kecelakaan pesawat Adam Air pada 2007 silam. Belajar dari pengalaman terdahulu, BPPT berusaha memproyeksikan kondisi yang mungkin akan terjadi di lapangan.
Di Indonesia, rumitnya pencarian kotak hitam di bawah laut pernah dilakukan maskapai Adam Air saat pesawatnya jatuh di perairan Majene, Sulawesi Selatan, pada 2007 lalu.
"Tingkat kesulitan di Selat Karimata dengan kedalaman laut yang dangkal serta topografi yang tidak terlalu dalam membantu dalam pencarian yang tidak berbeda jauh dengan Adam Air," jelasnya.
"Untuk kesiapan, saat ini BPPT sedang berkoordinasi dengan Basarnas dan Dinas Perhubungan Laut untuk membantu berbagi wilayah pencarian agar efisien," kata Ridwan.
Kapal canggih milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang memiliki sensor khusus, ikut diterjunkan untuk mencari AirAsia QZ8501 yang hilang. Kapal yang diberi nama Baruna Jaya I dan IV tersebut memang memiliki kemampuan mencari kapal atau pesawat yang tenggelam di dasar laut.
Kapal Baruna Jaya bukan kapal sembarangan. Kapal tersebut memiliki track record bagus dengan berhasil menemukan bangkai pesawat Adam Air Boeing 737 dan Kapal Bahuga Jaya yang tenggelam di laut.LAPAN Bantu Cari AirAsia via Citra Satelit Citra satelit cuaca di Indonesia saat AirAsia hilang (foto: bmkg.go.id)
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) juga turut membantu mencari AirAsia QZ8510 yang hilang pada Minggu (28/12/2014). LAPAN akan memanfaatkan teknologi satelit mencari pesawat yang hilang.
"LAPAN juga bentuk tim pencarian menggunakan data satelit. Karena dengan data satelit penginderaan jauh, diupayakan mencari indikasi keberadaan pesawat tersebut," tutur Kepala LAPAN Prof Thomas Djamaluddin saat dihubungi detikcom, Senin (29/12/2014).
Karena kondisi cuaca berawan, imbuh Thomas, sangat sulit mengindera dengan citra satelit optis. Maka LAPAN akan menggunakan citra satelit radar.
"Semua indikasi keberadaan pesawat tersebut akan coba dilihat itu atau mungkin kemudian terjadi kecelakaan dan pecah, puing-puingnya coba diindera. Kalau ada pesawat utuh, mendarat di suatu tempat atau laut dicoba dilihat. Satelit kan bisa mencari luas," imbuhnya.
Apa yang dilakukan pihak LAPAN, imbuhnya, merupakan salah satu upaya pencarian selain yang dilakukan Basarnas melalui kapal laut dan pesawat udara. Namun citra satelit itu juga harus dipilah secara teliti. Data-data yang didapatkan LAPAN akan diserahkan ke Basarnas.
"Pantauan melihat itu luas, melalui satelit gunakan data citra satelit cakupannya menjadi terbatas dan harus dipilah secara terliti. Upaya pencarian juga dilakukan Tim SAR dan kapal. Kalau nanti ada indikasi yang bisa bantu upaya pencarian tersebut akan ke Basarnas, koordinator dengan pencarian pesawat hilang," tuturnya.Daftar Armada yang Cari AirAsia QZ8501 Lost Contact Peta Lokasi Pencarian Air Asia
Armada dari berbagai instansi dikerahkan untuk melakukan pencarian pesawat AirAsia QZ8501 yang mengalami kontak hilang pada Minggu pagi kemarin.
Hari ini dilakukan pencarian lagi dengan mengerahkan berbagai armada yang dimiliki dari berbagai instansi.
Ini armada yang dikerahkan untuk melakukan pencarian baik melalui udara maupun laut.
1. Instansi Basarnas Pangkal Pinang - Jenis unsur RB-201, jumlah 1.
2. Instansi Basarnas Palembang - Jenis unsur RB-219, jumlah 1.
3. Instansi Basarnas TG Pinang - Jenis unsur RB-209, jumlah 1.
4. Instansi Basarnas Jakarta - Jenis unsur KN-214, jumlah 1.
5. Instansi Basarnas Jakarta - Jenis unsur KN-224, jumlah 1.
6. Instansi Basarnas Pontianak dan Jambi - Jenis unsur RIB, jumlah 2.
7. Instansi Basarnas Pusat - Jenis unsur Helly Dauphin, jumlah 2.
8. Instansi Basarnas Pusat - Jenis unsur Helly BO-105, jumlah 1.
9. Instansi Basarnas TNI-AU - Jenis unsur Helly Super Puma, jumlah 2.
10. Instansi Basarnas TNI-AU - Jenis unsur Hercules C-130, jumlah 2.
11. Instansi Basarnas TNI-AL - Jenis unsur CN-235, jumlah 2.
12. Instansi Basarnas TNI-AL - Jenis unsur KRI Bung Tomo, jumlah 1.
13. Instansi Basarnas TNI-AL - Jenis unsur KRI Yos Sudarso, jumlah 1.
14. Instansi Basarnas TNI-AL - Jenis unsur KRI P. Rengat, jumlah 1.
15. Instansi Basarnas TNI-AL - Jenis unsur KRI Suetedi, jumlah 1.
16. Instansi Basarnas TNI-AL - Jenis unsur KRI Patimura, jumlah 1.
17. Instansi Basarnas TNI-AL - Jenis unsur KRI Manoe, jumlah 1.
18. Instansi Basarnas TNI-AL - Jenis unsur KRI SSA, jumlah 1.
19. Instansi Basarnas TNI-AU - Jenis unsur Boeing 737 jmh 1.
"TNI AL, TNI AU dan TNI AD serta semua pihak akan terus all out untuk mencari sampai ketemu," ujar Danpuspenerbal Laksma Sigit Setianta.
♞ detik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.