Pesawat AirAsia QZ8501 jatuh di perairan Selat Karimata pada Minggu, 28 Desember 2014. (Antara/Joko Sulistyo)
Pakar aerodinamika Djoko Sardjadi mengatakan bahwa badan pesawat AirAsia QZ8501 tidak perlu diangkat jika telah diketahui kondisi dan lokasinya. Ia menyarankan tim fokus pada evakuasi korban dan mencari kotak hitam.
"Sebaiknya pesawat tidak perlu diangkat," ujarnya saat dihubungi CNN Indonesia, Rabu (31/12) pagi. "Dahulukan dulu pengangkatan para korban yang tenggelam." Setelah itu, perlu juga melakukan identifikasi.
Jika badan pesawat telah ditemukan, tim penyelam disarankan perlu melakukan penelusuran untuk mendapatkan jasad dan objek lain yang penting, termasuk kotak hitam yang berada di bagian ekor pesawat.
Kotak hitam, menurut Djoko, punya peran penting guna mengetahui informasi yang terjadi di pesawat sebelum kecelakaan terjadi, termasuk ketinggian serta percakapan di dalam pesawat.
"Komponen ELT dan Pinger memang belum bisa terdeteksi. Tapi dengan upaya pencarian black box, itu sudah cukup sebagai penyedia informasi insiden ini," jelas Djoko yang juga Dosen di Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara ITB.
Saat ini, tim pencari yang dipimpin oleh Badan SAR Nasional (Basarnas) masih melakukan pencarian lokasi badan pesawat dan korban yang diperkirakan berada pada kedalaman 25 sampai 30 meter.
Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Edvin Aldrian menjelaskan bahwa kondisi cuaca hari ini di lokasi evakuasi lebih buruk dibandingkan hari kemarin.
Arus di laut juga terbilang deras. Badan SAR Nasional mengatakan, arus di wilayah penemuan serpihan adalah antara 4 sampai 6 knot.
Edvin mengatakan arus sekuat ini bisa membahayakan penyelam yang melakukan evakuasi. Bahkan, arus bisa menggeser posisi pesawat.
"Karena keadaan lautnya dangkal, dan arusnya kencang, maka posisi pesawat bisa bergeser," ujar Edvin.
Arus itu bergerak dari Selat Karimata menuju Laut Jawa. Berdasarkan perkiraan BMKG, Edvin mengatakan saat ini kondisi ombak di lokasi evakuasi berada di ketinggian 2 sampai 3 meter dengan kondisi cuaca hujan. Di wilayah perairan Selat Karimata bagian utara dan selatan, arah angin berasal dari Barat Laut dengan kecepatan angin 5 sampai 15 knot.
Diketahui telah ada tiga benda dari AirAsia QZ8501 yang berhasil diamankan oleh tim evakuasi di bawah koordinasi Basarnas. Berdasarkan laporan yang diterima Basarnas Pusat, hingga Rabu (31/12) sore ini telah dievakuasi tujuh jasad.(adt)TNI AL Upayakan Penemuan dan Pengapungan Badan AirAsia Presiden Joko Widodo memantau proses penyisiran serpihan pesawat dan evakuasi jasad penumpang pesawat AirAsia QZ8501 dengan menggunakan pesawat Hercules A-1341 dari ketinggian 1.000 kaki dan jarak 100 mil dari Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Selasa (30/12). ANTARA FOTO/Andika Wahyu
Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana Madya TNI Ade Supandi menyatakan pihaknya akan mengupayakan penemuan dan pengapungan badan pesawat AirAsia QZ8501.
"Tugas utama untuk recovery AirAsia ini adalah menemukan secara pasti badan pesawat dan proses pengapungan. Bagaimana caranya kita bisa menggunakan alat yang kita miliki," tutur Ade kepada pers beberapa saat setelah dilantik di Istana Negara, Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (31/12).
Ade menjelaskan, dalam TNI AL terdapat dinas penyelaman yang sudah berpengalaman mengapungkan kapal-kapal yang kandas. "Dengan tonase AirAsia yang sekitar 95 ton mudah-mudahan bisa kita lakukan," kata dia.
Jika nantinya tidak mampu mengapungkan, menurut Ade, maka pihaknya akan meminta bantuan dari negara lain yang memiliki fasilitas yang lebih baik. "Tapi asumsi saya masih bisa kita lakukan," ucap dia optimistis.
Tak hanya itu, Ade menyampaikan, TNI AL bersama Badan SAR Nasional (Basarnas) tidak akan berhenti bekerja sampai semuanya ditemukan. "SAR tidak boleh dihentikan sampai selesai. Kita monitor unsur-unsur TNI AL dalam operasi SAR," ucap dia.
Selaku Kasal, lanjut Ade, ia meyakinkan akan tetap melanjutkan tugas tersebut karena sudah menjadi bagian dari tugas kemanusiaan. Lebih lanjut, Ade menerangkan, saat ini beberapa unsur TNI AL telah berada di lapangan.
"Beberapa KRI (Kapal Republik Indonesia) juga sudah melaksanakan recovery. Kan sudah ada beberapa jenazah yang ditemukan. Beberapa serpihan sudah dikumpulkan di Pangkalan Bun untuk dijadikan dasar pencarian berikutnya," ujar dia.(obs)
Pakar aerodinamika Djoko Sardjadi mengatakan bahwa badan pesawat AirAsia QZ8501 tidak perlu diangkat jika telah diketahui kondisi dan lokasinya. Ia menyarankan tim fokus pada evakuasi korban dan mencari kotak hitam.
"Sebaiknya pesawat tidak perlu diangkat," ujarnya saat dihubungi CNN Indonesia, Rabu (31/12) pagi. "Dahulukan dulu pengangkatan para korban yang tenggelam." Setelah itu, perlu juga melakukan identifikasi.
Jika badan pesawat telah ditemukan, tim penyelam disarankan perlu melakukan penelusuran untuk mendapatkan jasad dan objek lain yang penting, termasuk kotak hitam yang berada di bagian ekor pesawat.
Kotak hitam, menurut Djoko, punya peran penting guna mengetahui informasi yang terjadi di pesawat sebelum kecelakaan terjadi, termasuk ketinggian serta percakapan di dalam pesawat.
"Komponen ELT dan Pinger memang belum bisa terdeteksi. Tapi dengan upaya pencarian black box, itu sudah cukup sebagai penyedia informasi insiden ini," jelas Djoko yang juga Dosen di Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara ITB.
Saat ini, tim pencari yang dipimpin oleh Badan SAR Nasional (Basarnas) masih melakukan pencarian lokasi badan pesawat dan korban yang diperkirakan berada pada kedalaman 25 sampai 30 meter.
Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Edvin Aldrian menjelaskan bahwa kondisi cuaca hari ini di lokasi evakuasi lebih buruk dibandingkan hari kemarin.
Arus di laut juga terbilang deras. Badan SAR Nasional mengatakan, arus di wilayah penemuan serpihan adalah antara 4 sampai 6 knot.
Edvin mengatakan arus sekuat ini bisa membahayakan penyelam yang melakukan evakuasi. Bahkan, arus bisa menggeser posisi pesawat.
"Karena keadaan lautnya dangkal, dan arusnya kencang, maka posisi pesawat bisa bergeser," ujar Edvin.
Arus itu bergerak dari Selat Karimata menuju Laut Jawa. Berdasarkan perkiraan BMKG, Edvin mengatakan saat ini kondisi ombak di lokasi evakuasi berada di ketinggian 2 sampai 3 meter dengan kondisi cuaca hujan. Di wilayah perairan Selat Karimata bagian utara dan selatan, arah angin berasal dari Barat Laut dengan kecepatan angin 5 sampai 15 knot.
Diketahui telah ada tiga benda dari AirAsia QZ8501 yang berhasil diamankan oleh tim evakuasi di bawah koordinasi Basarnas. Berdasarkan laporan yang diterima Basarnas Pusat, hingga Rabu (31/12) sore ini telah dievakuasi tujuh jasad.(adt)TNI AL Upayakan Penemuan dan Pengapungan Badan AirAsia Presiden Joko Widodo memantau proses penyisiran serpihan pesawat dan evakuasi jasad penumpang pesawat AirAsia QZ8501 dengan menggunakan pesawat Hercules A-1341 dari ketinggian 1.000 kaki dan jarak 100 mil dari Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Selasa (30/12). ANTARA FOTO/Andika Wahyu
Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana Madya TNI Ade Supandi menyatakan pihaknya akan mengupayakan penemuan dan pengapungan badan pesawat AirAsia QZ8501.
"Tugas utama untuk recovery AirAsia ini adalah menemukan secara pasti badan pesawat dan proses pengapungan. Bagaimana caranya kita bisa menggunakan alat yang kita miliki," tutur Ade kepada pers beberapa saat setelah dilantik di Istana Negara, Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (31/12).
Ade menjelaskan, dalam TNI AL terdapat dinas penyelaman yang sudah berpengalaman mengapungkan kapal-kapal yang kandas. "Dengan tonase AirAsia yang sekitar 95 ton mudah-mudahan bisa kita lakukan," kata dia.
Jika nantinya tidak mampu mengapungkan, menurut Ade, maka pihaknya akan meminta bantuan dari negara lain yang memiliki fasilitas yang lebih baik. "Tapi asumsi saya masih bisa kita lakukan," ucap dia optimistis.
Tak hanya itu, Ade menyampaikan, TNI AL bersama Badan SAR Nasional (Basarnas) tidak akan berhenti bekerja sampai semuanya ditemukan. "SAR tidak boleh dihentikan sampai selesai. Kita monitor unsur-unsur TNI AL dalam operasi SAR," ucap dia.
Selaku Kasal, lanjut Ade, ia meyakinkan akan tetap melanjutkan tugas tersebut karena sudah menjadi bagian dari tugas kemanusiaan. Lebih lanjut, Ade menerangkan, saat ini beberapa unsur TNI AL telah berada di lapangan.
"Beberapa KRI (Kapal Republik Indonesia) juga sudah melaksanakan recovery. Kan sudah ada beberapa jenazah yang ditemukan. Beberapa serpihan sudah dikumpulkan di Pangkalan Bun untuk dijadikan dasar pencarian berikutnya," ujar dia.(obs)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.