Jarum jam masih menunjukkan pukul 03.00 WIB saat dentuman meriam langsung membuyarkan sekitar 30 prajurit yang tengah tertidur pulas. Sejurus kemudian, mereka langsung bergegas merapikan tempat tidur dan segera berpakaian lengkap. Tak sampai lima menit, mereka sudah berbaris rapi menunggu instruksi pelatih di lapangan.
"Disini itu kawah candradimukanya pasukan Kostrad," ujar Perwira Seksi Operasional, Kapten Alipudin di markas Detasemen Pemeliharaan dan Latihan (Denharalat) Kostrad, Sanggabuana, Karawang, Jawa Barat, Sabtu (13/6/2015).
Di areal seluas 500 hektare itu, lanjut Alipudin, pasukan muda Kostrad dilatih sejak dini. Dimulai dari empat bulan awal untuk proses seleksi prajurit. Selanjutnya, mereka langsung digembleng selama tiga bulan.
"Seluruh prajurit Kostrad digodok disini, mulai dari seleksi sampai latihan sudah jadi," imbuhnya.
Tak cukup sampai disitu, setelah lolos sekaligus menjadi prajurit Kostrad, mereka langsung dilatih untuk menjadi personel infanteri intai tempur (Taipur). Adapun tugasnya, mereka berada di garda depan ketika terjadi peperangan.
"Itu yang latihan sekarang Taipur, mereka dilatih selama enam bulan," sambung sosok tegap yang mirip mantan Menhankampangab, Jenderal Wiranto itu.
Sedari pagi, para prajurit itu dipersiapkan untuk selalu sigap dan kuat. Sementara, materi yang diajarkan, bukan hanya ketahanan fisik, melainkan mental juga turut menjadi poin penggemblengan.
"Jadi bagaimana mereka menjaga rahasia saat disandera juga dilatih, intinya jangan sampai bocor," paparnya.
Alipudin lantas menceritakan, ide pembuatan kawasan latihan itu berawal saat Jenderal Purnawirawan Ryamizard Ryacudu menjabat sebagai komandan Yonif 305 Karawang.
Lantaran pasukannya selalu menggelar latihan di pegunungan yang berada di barat daerah penghasil beras di Jawa Barat itu. Setelah Ryamizard menjabat sebagai Pangkostrad, ia langsung membebaskan kawasan tersebut.
"Dulu, sekira 1999. setelah beliau jadi Pangkostrad, daerah inilah dibebaskan sama Kostrad," sambungnya.
Pembangunan kawasan latihan lalu selesai pada 2001. Kostrad kemudian melengkapi fasilitas militernya dengan membangun barak, hutan simulasi perang, serta kawasan latihan fisik.
"Dirintis pembangunan sampai 2001. Disini spesialisasi latihan tingkat batalyon untuk tempur infanteri, lawan gerilya," bebernya.
Kini, tak hanya Kostrad, wilayah tersebut juga digunakan untuk matra lain guna meningkatkan kemampuan. Pantauan Okezone, Polisi Militer Angkatan Laut (Pomal) misalnya, juga melakukan latihan di kawasan tersebut.
"Iya, sering dipakai matra lain. Ini Pomal sedang berlatih disini," pungkasnya.
"Disini itu kawah candradimukanya pasukan Kostrad," ujar Perwira Seksi Operasional, Kapten Alipudin di markas Detasemen Pemeliharaan dan Latihan (Denharalat) Kostrad, Sanggabuana, Karawang, Jawa Barat, Sabtu (13/6/2015).
Di areal seluas 500 hektare itu, lanjut Alipudin, pasukan muda Kostrad dilatih sejak dini. Dimulai dari empat bulan awal untuk proses seleksi prajurit. Selanjutnya, mereka langsung digembleng selama tiga bulan.
"Seluruh prajurit Kostrad digodok disini, mulai dari seleksi sampai latihan sudah jadi," imbuhnya.
Tak cukup sampai disitu, setelah lolos sekaligus menjadi prajurit Kostrad, mereka langsung dilatih untuk menjadi personel infanteri intai tempur (Taipur). Adapun tugasnya, mereka berada di garda depan ketika terjadi peperangan.
"Itu yang latihan sekarang Taipur, mereka dilatih selama enam bulan," sambung sosok tegap yang mirip mantan Menhankampangab, Jenderal Wiranto itu.
Sedari pagi, para prajurit itu dipersiapkan untuk selalu sigap dan kuat. Sementara, materi yang diajarkan, bukan hanya ketahanan fisik, melainkan mental juga turut menjadi poin penggemblengan.
"Jadi bagaimana mereka menjaga rahasia saat disandera juga dilatih, intinya jangan sampai bocor," paparnya.
Alipudin lantas menceritakan, ide pembuatan kawasan latihan itu berawal saat Jenderal Purnawirawan Ryamizard Ryacudu menjabat sebagai komandan Yonif 305 Karawang.
Lantaran pasukannya selalu menggelar latihan di pegunungan yang berada di barat daerah penghasil beras di Jawa Barat itu. Setelah Ryamizard menjabat sebagai Pangkostrad, ia langsung membebaskan kawasan tersebut.
"Dulu, sekira 1999. setelah beliau jadi Pangkostrad, daerah inilah dibebaskan sama Kostrad," sambungnya.
Pembangunan kawasan latihan lalu selesai pada 2001. Kostrad kemudian melengkapi fasilitas militernya dengan membangun barak, hutan simulasi perang, serta kawasan latihan fisik.
"Dirintis pembangunan sampai 2001. Disini spesialisasi latihan tingkat batalyon untuk tempur infanteri, lawan gerilya," bebernya.
Kini, tak hanya Kostrad, wilayah tersebut juga digunakan untuk matra lain guna meningkatkan kemampuan. Pantauan Okezone, Polisi Militer Angkatan Laut (Pomal) misalnya, juga melakukan latihan di kawasan tersebut.
"Iya, sering dipakai matra lain. Ini Pomal sedang berlatih disini," pungkasnya.
☠ okezone
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.