TNI AL Terus Dihadapkan dalam Upaya Pencapaian Poros MaritimHUT TNI AL ke 70 di Surabaya [pr1v4t33r] ○
Memperingati hari jadinya yang ke-70, TNI AL senantiasa berkomitmen untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara maritim dan dihadapkan dengan masalah-masalah kekinian dalam pencapaian tersebut. Sebut saja dalam upaya pemberantasan perompak yang berbalut Transnational Crime, Dwelling Time, Illegal Fishing hingga masalah budaya maritim, matra TNI bermotto Jalesveva Jayamahe ini turut terlibat di dalamnya.
Peringatan yang berlangsung di setiap Komando Utama (Kotama) TNI AL tentunya akan membawa semangat tersendiri dalam menjalankan arahan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Ade Supandi sebagai upaya perwujudan poros maritim dunia.
Dengan tema HUT TNI AL kali ini yang berbunyi “Dengan Semangat Nilai Trisila TNI AL, Kita Bertekad Membangun Kekuatan Yang Berkelas Dunia, Dalam Rangka Mewujudkan Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia”, seakan menjadi energi baru baik bagi setiap personel TNI AL maupun bagi seluruh rakyat Indonesia yang tengah merindukan negara maritim yang digdaya dan disegani.
Di Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar), peringatan HUT ke-70 TNI AL dilaksanakan dalam suatu upacara peringatan di Lapangan Arafuru, Markas Komando (Mako) Koarmabar, Jakarta Pusat, Kamis (10/9). Bertindak sebagai Inspektur Upacara (Irup) ialahKolonel Laut (P) Erman Syafril yang sehari-hari menjabat sebagai Irarmabar.
Dalam amanatnya, Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Ade Supandi yang dibacakan Irup mengatakan bahwa perlunya mengingat kembali sejarah dibentuknya Badan Keamanan Rakyat (BKR) Laut pada tanggal 10 Septembar 1945 oleh Administrasi Kabinet awal Soekarno yang menjadi tonggak penting bagi kehadiran Angkatan Laut di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Selanjutnya, dengan terbentuknya Tentara Keamanan Rakyat (TKR) maka BKR Laut bertransformasi menjadi TKR Laut, yang kemudian lebih dikenal sebagai Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI). Lebih lanjut Kasal menyampaikan, pada peringatan HUT TNI AL ini perlunya merenungkan apa yang telah kita berikan kepada bangsa dan negara. Bila dibandingkan dengan para pahlawan, maka perjuangan sekarang ini tidak seberat masa itu, sehingga teladan para pahlawan dapat dijadikan pendorong semangat untuk memberikan pengabdian yang terbaik.
Selanjutnya Kasal menyampaikan bahwa perkembangan kemaritiman di Indonesia saat ini telah memasuki babak baru dengan hadirnya pemimpin yang berwawasan maritim dengan mengusung cita-cita besar mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Pembangunan yang prospektif ini akan dapat berjalan dengan sukses apabila didukung dengan pertahanan dan keamanan yang tangguh. Dengan demikian, peranan TNI AL sebagai komponen pertahanan laut wajib menjalankan tugasnya untuk menegakkan kedaulatan negara, mempertahan keutuhan NKRI serta menjaga keselamatan segenap bangsa.
Presiden RI Joko Widodo, pada sidang KTT Asia Timur tahun 2014 telah menyampaikan pidato yang berisi lima pilar poros maritim dunia, dengan esensi yaitu budaya maritim, sumber daya laut, insfrastruktur dan konektivitas maritim, diplomasi maritim serta pertahanan maritim. Kelima pilar tersebut menjadi perhatian TNI AL untuk dapat mewujudkannya yaitu membangun kekuatan pertahanan maritim.
Namun, bukan hanya pilar pertahanan maritim saja melainkan pilar-pilar lainnya TNI AL turut terlibat dalam pencapaiannya kala bersinergi dengan instansi-instansi lain dalam konteks gotong royong atau “Bersama-sama kita ke laut”, seperti dalam bait terakhir lagi ‘Nenek Moyangku Seorang Pelaut’.
Peringatan di Kolinlamil Sementara di Kolinlamil, peringatan HUT ke-70 TNI Angkatan Laut dilakukan di Dermaga Kolinlamil, Jakarta, Kamis (10/9). Bertindak sebagai Inspektur Upacara Kepala Staf Kolinlamil Laksma TNI Pulung Prambudi dan Komandan Upacara Letkol Laut (P) Desmon Hermono Kusumo yang sehari-hari berdinas di Staf Perencanaan dan Anggaran (Srena) Kolinlamil.
Kepala Staf Kolinlamil Laksma TNI Pulung Prambudi yang membacakan amanat Kasal menyampaikan bahwa keberhasilan yang telah dicapai TNI Angkatan Laut sejak berdiri hingga kini, merupakan hasil jalan panjang perjuangan yang tidak terlepas dari pengorbanan serta pengabdian para pendahulu kita dan tidak boleh disia-siakan. Untuk itu TNI Angkatan Laut harus tetap meningkatkan profesionalismenya, agar dapat memenuhi tuntutan dan tantangan tugas yang diamanatkan rakyat serta bangsa Indonesia.
Lebih lanjut dikatakan, 10 September memiliki arti sangat penting bagi perkembangan TNI Angkatan Laut, karena berdasarkan fakta sejarah pada tanggal tersebut merupakan tonggak awal lahir dan berdirinya TNI Angkatan Laut.
Dikatakan juga, sejalan dengan visi pemerintah tentang Indonesia sebagai poros maritim dunia, yaitu lima pilar poros maritim dunia, dengan esensi budaya maritim, sumber daya laut, infrastruktur dan konektivitas maritim, diplomasi maritim, serta pertahanan maritim. Kelima pilar tersebut, menjadi perhatian TNI Angkatan Laut untuk dapat mewujudkannya yaitu dalam membangun kekuatan pertahanan maritim. TNI Angkatan Laut harus meningkatkan kekuatan dan kemampuannya dengan melaksanakan pembangunan dan pembinaan secara terus menerus agar dapat menjamin stabilitas keamanan maritim, baik di wilayah perairan yurisdiksi nasional indonesia maupun di kawasan.
Disampaikan pula hal-hal yang menjadi beberapa misi dan harus dipedomani oleh semua jajaran TNI Angkatan Laut, diantaranya, tingkatkan kualitas diri sebagai prajurit matra laut yang bermoral, profesional dan berdedikasi tinggi, taati hukum dan perundang-undangan serta hak asasi manusia, melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab, disertai kerelaan berkorban, integritas yang tinggi dan tulus ikhlas.
“Pelihara alutsista yang dipercayakan negara dengan baik, agar tetap dapat mendukung keberhasilan pelaksanaan tugas secara optimal, dan utamakan prinsip zero accident serta terapkan risk management pada setiap pelaksanaan tugas. Serta tingkatkan kewaspadaan dan antisipasi terhadap perkembangan lingkungan strategis yang selalu bergerak dinamis, agar kita bertindak proaktif dalam mengatasi setiap permasalahan yang dapat merugikan kepentingan masyarakat, bangsa dan negara,” pesan Kaskolinlamil.
Pasukan upacara terdiri dari kompi perwira menengah, kompi perwira pertama dan kowal, kompi bintara dan kompi tamtama serta PNS itu berdiri dengan latar belakang kapal-kapal perang kebanggaan dibawah pembinaan Komando Lintas Laut Militer diantaranya, KRI Tanjung Nusanive-973, KRI Tanjung Kambani-971, KRI Mentawai-959 dan KRI Karimata-960.
Tampak Hadir pula dalam upacara tersebut, para Asisten Pangkolinlamil, Kadis Kolinlamil serta Komandan KRI di lingkungan Kolinlamil.
Memperingati hari jadinya yang ke-70, TNI AL senantiasa berkomitmen untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara maritim dan dihadapkan dengan masalah-masalah kekinian dalam pencapaian tersebut. Sebut saja dalam upaya pemberantasan perompak yang berbalut Transnational Crime, Dwelling Time, Illegal Fishing hingga masalah budaya maritim, matra TNI bermotto Jalesveva Jayamahe ini turut terlibat di dalamnya.
Peringatan yang berlangsung di setiap Komando Utama (Kotama) TNI AL tentunya akan membawa semangat tersendiri dalam menjalankan arahan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Ade Supandi sebagai upaya perwujudan poros maritim dunia.
Dengan tema HUT TNI AL kali ini yang berbunyi “Dengan Semangat Nilai Trisila TNI AL, Kita Bertekad Membangun Kekuatan Yang Berkelas Dunia, Dalam Rangka Mewujudkan Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia”, seakan menjadi energi baru baik bagi setiap personel TNI AL maupun bagi seluruh rakyat Indonesia yang tengah merindukan negara maritim yang digdaya dan disegani.
Di Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar), peringatan HUT ke-70 TNI AL dilaksanakan dalam suatu upacara peringatan di Lapangan Arafuru, Markas Komando (Mako) Koarmabar, Jakarta Pusat, Kamis (10/9). Bertindak sebagai Inspektur Upacara (Irup) ialahKolonel Laut (P) Erman Syafril yang sehari-hari menjabat sebagai Irarmabar.
Dalam amanatnya, Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Ade Supandi yang dibacakan Irup mengatakan bahwa perlunya mengingat kembali sejarah dibentuknya Badan Keamanan Rakyat (BKR) Laut pada tanggal 10 Septembar 1945 oleh Administrasi Kabinet awal Soekarno yang menjadi tonggak penting bagi kehadiran Angkatan Laut di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Selanjutnya, dengan terbentuknya Tentara Keamanan Rakyat (TKR) maka BKR Laut bertransformasi menjadi TKR Laut, yang kemudian lebih dikenal sebagai Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI). Lebih lanjut Kasal menyampaikan, pada peringatan HUT TNI AL ini perlunya merenungkan apa yang telah kita berikan kepada bangsa dan negara. Bila dibandingkan dengan para pahlawan, maka perjuangan sekarang ini tidak seberat masa itu, sehingga teladan para pahlawan dapat dijadikan pendorong semangat untuk memberikan pengabdian yang terbaik.
Selanjutnya Kasal menyampaikan bahwa perkembangan kemaritiman di Indonesia saat ini telah memasuki babak baru dengan hadirnya pemimpin yang berwawasan maritim dengan mengusung cita-cita besar mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Pembangunan yang prospektif ini akan dapat berjalan dengan sukses apabila didukung dengan pertahanan dan keamanan yang tangguh. Dengan demikian, peranan TNI AL sebagai komponen pertahanan laut wajib menjalankan tugasnya untuk menegakkan kedaulatan negara, mempertahan keutuhan NKRI serta menjaga keselamatan segenap bangsa.
Presiden RI Joko Widodo, pada sidang KTT Asia Timur tahun 2014 telah menyampaikan pidato yang berisi lima pilar poros maritim dunia, dengan esensi yaitu budaya maritim, sumber daya laut, insfrastruktur dan konektivitas maritim, diplomasi maritim serta pertahanan maritim. Kelima pilar tersebut menjadi perhatian TNI AL untuk dapat mewujudkannya yaitu membangun kekuatan pertahanan maritim.
Namun, bukan hanya pilar pertahanan maritim saja melainkan pilar-pilar lainnya TNI AL turut terlibat dalam pencapaiannya kala bersinergi dengan instansi-instansi lain dalam konteks gotong royong atau “Bersama-sama kita ke laut”, seperti dalam bait terakhir lagi ‘Nenek Moyangku Seorang Pelaut’.
Peringatan di Kolinlamil Sementara di Kolinlamil, peringatan HUT ke-70 TNI Angkatan Laut dilakukan di Dermaga Kolinlamil, Jakarta, Kamis (10/9). Bertindak sebagai Inspektur Upacara Kepala Staf Kolinlamil Laksma TNI Pulung Prambudi dan Komandan Upacara Letkol Laut (P) Desmon Hermono Kusumo yang sehari-hari berdinas di Staf Perencanaan dan Anggaran (Srena) Kolinlamil.
Kepala Staf Kolinlamil Laksma TNI Pulung Prambudi yang membacakan amanat Kasal menyampaikan bahwa keberhasilan yang telah dicapai TNI Angkatan Laut sejak berdiri hingga kini, merupakan hasil jalan panjang perjuangan yang tidak terlepas dari pengorbanan serta pengabdian para pendahulu kita dan tidak boleh disia-siakan. Untuk itu TNI Angkatan Laut harus tetap meningkatkan profesionalismenya, agar dapat memenuhi tuntutan dan tantangan tugas yang diamanatkan rakyat serta bangsa Indonesia.
Lebih lanjut dikatakan, 10 September memiliki arti sangat penting bagi perkembangan TNI Angkatan Laut, karena berdasarkan fakta sejarah pada tanggal tersebut merupakan tonggak awal lahir dan berdirinya TNI Angkatan Laut.
Dikatakan juga, sejalan dengan visi pemerintah tentang Indonesia sebagai poros maritim dunia, yaitu lima pilar poros maritim dunia, dengan esensi budaya maritim, sumber daya laut, infrastruktur dan konektivitas maritim, diplomasi maritim, serta pertahanan maritim. Kelima pilar tersebut, menjadi perhatian TNI Angkatan Laut untuk dapat mewujudkannya yaitu dalam membangun kekuatan pertahanan maritim. TNI Angkatan Laut harus meningkatkan kekuatan dan kemampuannya dengan melaksanakan pembangunan dan pembinaan secara terus menerus agar dapat menjamin stabilitas keamanan maritim, baik di wilayah perairan yurisdiksi nasional indonesia maupun di kawasan.
Disampaikan pula hal-hal yang menjadi beberapa misi dan harus dipedomani oleh semua jajaran TNI Angkatan Laut, diantaranya, tingkatkan kualitas diri sebagai prajurit matra laut yang bermoral, profesional dan berdedikasi tinggi, taati hukum dan perundang-undangan serta hak asasi manusia, melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab, disertai kerelaan berkorban, integritas yang tinggi dan tulus ikhlas.
“Pelihara alutsista yang dipercayakan negara dengan baik, agar tetap dapat mendukung keberhasilan pelaksanaan tugas secara optimal, dan utamakan prinsip zero accident serta terapkan risk management pada setiap pelaksanaan tugas. Serta tingkatkan kewaspadaan dan antisipasi terhadap perkembangan lingkungan strategis yang selalu bergerak dinamis, agar kita bertindak proaktif dalam mengatasi setiap permasalahan yang dapat merugikan kepentingan masyarakat, bangsa dan negara,” pesan Kaskolinlamil.
Pasukan upacara terdiri dari kompi perwira menengah, kompi perwira pertama dan kowal, kompi bintara dan kompi tamtama serta PNS itu berdiri dengan latar belakang kapal-kapal perang kebanggaan dibawah pembinaan Komando Lintas Laut Militer diantaranya, KRI Tanjung Nusanive-973, KRI Tanjung Kambani-971, KRI Mentawai-959 dan KRI Karimata-960.
Tampak Hadir pula dalam upacara tersebut, para Asisten Pangkolinlamil, Kadis Kolinlamil serta Komandan KRI di lingkungan Kolinlamil.
★ JMOL
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.