Kapal perang Mistral Prancis ingin dibeli Uni Emirat Arab setelah batal dijual ke Rusia.(Reuters) ⚓️
Uni Emirat Arab “mengincar” kapal perang Mistral Prancis setelah Pemerintah Prancis batal menjualnya ke Rusia. Dua negara Arab lainnya dikabarkan juga tertarik untuk membeli kapal induk pengangkut helikopter tempur itu.
”Kepentingan kami dalam pembelian kapal ini adalah nyata, itu jadi persyaratan kemampuan untuk pasukan kami,” kata seoroang pejabat Uni Emirat Arab (UEA), yang menolak diidentifikasi. ”Kapal-kapal Mistral sejalan dengan peralatan (militer) dan kemampuan kami.”
Prancis awalnya terikat kontrak untuk menjual dua kapal induk itu kepada Rusia pada tahun 2011. Tapi, Prancis membatalkan kontrak itu setelah ditekan Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa. Tekanan itu muncul setelah Rusia dituding terlibat dalam kekacauan di Ukraina.
Akibat pembatalan kontrak itu, pada bulan Agustus lalu, Prancis membayar uang kompensasi kepada Rusia sebesar lebih dari USD 1 miliar. Selain UEA, Arab Saudi dan Mesir disebut-sebut juga “mengincar” dua kapal induk Mistral. Alasannya, kapal perang itu dianggap efektif untuk melawan ISIS.
”Mesir dan Arab Saudi yang putus asa, juga (berminat) untuk membeli dua (kapal) Mistral," kata pejabat UEA itu kepada koran Prancis, Le Monde, kemarin. Hingga kini, Pemerintah Prancis belum mengkonfirmasi apakah bersedia menjual kapal induk itu kepada UEA atau dua negara Arab lainnya.
UAE, salah satu negara terkecil di Timur Tengah telah ambil bagian dalam koalisi Teluk yang dipimpin Arab Saudi untuk melakukan agresi di Yaman dengan dalih memerangi pemberontak Houthi. (mas)
Uni Emirat Arab “mengincar” kapal perang Mistral Prancis setelah Pemerintah Prancis batal menjualnya ke Rusia. Dua negara Arab lainnya dikabarkan juga tertarik untuk membeli kapal induk pengangkut helikopter tempur itu.
”Kepentingan kami dalam pembelian kapal ini adalah nyata, itu jadi persyaratan kemampuan untuk pasukan kami,” kata seoroang pejabat Uni Emirat Arab (UEA), yang menolak diidentifikasi. ”Kapal-kapal Mistral sejalan dengan peralatan (militer) dan kemampuan kami.”
Prancis awalnya terikat kontrak untuk menjual dua kapal induk itu kepada Rusia pada tahun 2011. Tapi, Prancis membatalkan kontrak itu setelah ditekan Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa. Tekanan itu muncul setelah Rusia dituding terlibat dalam kekacauan di Ukraina.
Akibat pembatalan kontrak itu, pada bulan Agustus lalu, Prancis membayar uang kompensasi kepada Rusia sebesar lebih dari USD 1 miliar. Selain UEA, Arab Saudi dan Mesir disebut-sebut juga “mengincar” dua kapal induk Mistral. Alasannya, kapal perang itu dianggap efektif untuk melawan ISIS.
”Mesir dan Arab Saudi yang putus asa, juga (berminat) untuk membeli dua (kapal) Mistral," kata pejabat UEA itu kepada koran Prancis, Le Monde, kemarin. Hingga kini, Pemerintah Prancis belum mengkonfirmasi apakah bersedia menjual kapal induk itu kepada UEA atau dua negara Arab lainnya.
UAE, salah satu negara terkecil di Timur Tengah telah ambil bagian dalam koalisi Teluk yang dipimpin Arab Saudi untuk melakukan agresi di Yaman dengan dalih memerangi pemberontak Houthi. (mas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.