TNI Angkatan Darat (AD) berharap perguruan tinggi melakukan penelitian terhadap sistem pertahanan yang ada di Tanah Air.
Pasalnya, keinginan untuk melengkapi alat utama sistem persenjataan (alutsista) bisa dipenuhi dari anak bangsa. Asisten Teritorial (Aster) Kepala Staf Kodam (Kasdam) Jaya Kolonel Inf Aruji Anwar mengatakan, potensi kampus untuk meneliti sistem pertahanan masih sedikit. Kampus melalui Tridarma Perguruan Tinggi diharapkan membuat riset sistem pertahanan yang berteknologi tinggi sehingga bisa dipakai TNI untuk sistem pertahanan.
“Saya rasa potensinya terbuka sekali jika mahasiswa bisa menciptakan alat pertahanan. Mereka yang buat lalu diserahkan ke kami untuk diuji,” katanya pada Pameran Alutsista di Universitas Prof Dr Hamka (Uhamka), Jakarta, kemarin. Menurut dia, mahasiswa di Australia sudah bisa merancang sistem pertahanan di perbatasan negaranya. Selain itu, di Korea Selatan yang diakomodasi Samsung juga sudah membuat rancangan pertahanan di perbatasan Korea Utara.
Sistem pertahanan perbatasan yang dirancang mahasiswa Korsel, bahkan tidak hanya bisa mendeteksi manusia, tikus yang berjalan juga mampu ditangkap radar. Aruji berharap ada hasil penelitian yang bisa dipasang di perbatasan Indonesia-Malaysia, sebab di sana banyak pergerakan yang mengancam kedaulatan bangsa.
Saat ini pemakaian drone sedang tren. Bisa saja ada kerja sama antara TNI dan kampus untuk membuat drone. TNI AD, kata dia, ingin mendekati mahasiswa karena banyak potensi dari generasi muda. Selain itu, militer juga ingin menjaring berbagai penelitian yang dikembangkan mahasiswa yang bermanfaat bagi sistem pertahanan sehingga tidak bergantung lagi pada alat pertahanan luar negeri. Adapun pameran alutsista di Uhamka merupakan yang keenam kali dilakukan.
Dia menilai mahasiswa baru perlu dikenalkan kepada sistem pertahanan yang dipunyai angkatan bersenjata. Beragam alutsista yang dipamerkan seperti tarantula, drone, tank, alat penjinak bom diperlihatkan ke mahasiswa agar semakin bangga kepada sistem pertahanan yang dimiliki bangsa sendiri. “Tujuannya untuk mengenalkan dan timbul cinta tanah air. Kita tumbuhkan minatnya dulu di pameran Alutsista ini,” katanya.
Sebelumnya, pameran diawali di Universitas Indonesia dan akan berakhir 28 September di kampus kawasan Bekasi. Selain pameran mereka juga menggelar seminar tentang Proxy War dan sosialisasi perekrutan calon anggota TNI. Wakil Rektor III Uhamka Bunyamin mengatakan, potensi mahasiswa bila digandeng dengan kekuatan TNI pasti akan menjadi kekuatan luar biasa, sebab generasi mudalah yang akan membangun bangsa.
Namun, mahasiswa perlu diberikan pencerdasan wawasan kebangsaan sehingga dapat menjadi pelanjut pembangunan dari pihak yang tepat.
Pasalnya, keinginan untuk melengkapi alat utama sistem persenjataan (alutsista) bisa dipenuhi dari anak bangsa. Asisten Teritorial (Aster) Kepala Staf Kodam (Kasdam) Jaya Kolonel Inf Aruji Anwar mengatakan, potensi kampus untuk meneliti sistem pertahanan masih sedikit. Kampus melalui Tridarma Perguruan Tinggi diharapkan membuat riset sistem pertahanan yang berteknologi tinggi sehingga bisa dipakai TNI untuk sistem pertahanan.
“Saya rasa potensinya terbuka sekali jika mahasiswa bisa menciptakan alat pertahanan. Mereka yang buat lalu diserahkan ke kami untuk diuji,” katanya pada Pameran Alutsista di Universitas Prof Dr Hamka (Uhamka), Jakarta, kemarin. Menurut dia, mahasiswa di Australia sudah bisa merancang sistem pertahanan di perbatasan negaranya. Selain itu, di Korea Selatan yang diakomodasi Samsung juga sudah membuat rancangan pertahanan di perbatasan Korea Utara.
Sistem pertahanan perbatasan yang dirancang mahasiswa Korsel, bahkan tidak hanya bisa mendeteksi manusia, tikus yang berjalan juga mampu ditangkap radar. Aruji berharap ada hasil penelitian yang bisa dipasang di perbatasan Indonesia-Malaysia, sebab di sana banyak pergerakan yang mengancam kedaulatan bangsa.
Saat ini pemakaian drone sedang tren. Bisa saja ada kerja sama antara TNI dan kampus untuk membuat drone. TNI AD, kata dia, ingin mendekati mahasiswa karena banyak potensi dari generasi muda. Selain itu, militer juga ingin menjaring berbagai penelitian yang dikembangkan mahasiswa yang bermanfaat bagi sistem pertahanan sehingga tidak bergantung lagi pada alat pertahanan luar negeri. Adapun pameran alutsista di Uhamka merupakan yang keenam kali dilakukan.
Dia menilai mahasiswa baru perlu dikenalkan kepada sistem pertahanan yang dipunyai angkatan bersenjata. Beragam alutsista yang dipamerkan seperti tarantula, drone, tank, alat penjinak bom diperlihatkan ke mahasiswa agar semakin bangga kepada sistem pertahanan yang dimiliki bangsa sendiri. “Tujuannya untuk mengenalkan dan timbul cinta tanah air. Kita tumbuhkan minatnya dulu di pameran Alutsista ini,” katanya.
Sebelumnya, pameran diawali di Universitas Indonesia dan akan berakhir 28 September di kampus kawasan Bekasi. Selain pameran mereka juga menggelar seminar tentang Proxy War dan sosialisasi perekrutan calon anggota TNI. Wakil Rektor III Uhamka Bunyamin mengatakan, potensi mahasiswa bila digandeng dengan kekuatan TNI pasti akan menjadi kekuatan luar biasa, sebab generasi mudalah yang akan membangun bangsa.
Namun, mahasiswa perlu diberikan pencerdasan wawasan kebangsaan sehingga dapat menjadi pelanjut pembangunan dari pihak yang tepat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.