Panglima TNI Jenderal Moeldoko (kedua dari kiri). (Antara/Widodo S. Jusuf)
Tentara Nasional Indonesia menargetkan penguatan dan peningkatan kapasitas intelijen mulai tahun 2015. Program tersebut tercantum dalam ‘Pokok-pokok Kebijakan Panglima TNI Tahun 2015.’
“Intelijen memang agak kacau pasca reformasi. Saat ini waktu yang tepat untuk meningkatkan kapasitas intelijen,” kata Panglima TNI Jenderal Moeldoko.
Ia menilai kemampuan intelijen belakangan melemah sehingga penguatan intelijen perlu menjadi program prioritas. TNI kini melatih beberapa calon intelijen baru untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan manajemen intelijen.
“Kami mengadakan pendidikan analisa manajemen intelijen. Saya berharap mereka (peserta pendidikan) dapat menjadi intelijen yang hebat,” kata Moeldoko.
Peserta pendidikan intelijen TNI berjumlah 30 orang. Pendidikan telah berjalan enam bulan hingga Desember 2014. Ke depannya, jumlah peserta didik direncanakan akan ditambah.
Sebelumnya, Moeldoko juga pernah menyinggung penurunan kualitas Badan Intelijen Strategis (BAIS), organisasi intelijen kemiliteran di bawah Markas Besar TNI. BAIS bertugas menyuplai analisis intelijen kepada Panglima TNI dan Kementerian Pertahanan.
Mabes Polri akan mencari pembuat video ISIS yang menantang Jenderal Panglima TNI Jenderal Moeldoko, Densus 88, dan Banser GP Ansor. Meski mengimbau masyarakat tak khawatir, Polri berharap masyarakat meningkatkan kewaspadaannya.
"Itu bisa kami tuntaskan, menemukan pembuat videonya," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Komisaris Besar Pol Agus Rianto, Jumat lalu, di Jakarta.
Video yang dimaksud Agus ialah video yang diunggah akun Abu Muhammad ke situs Youtube, Rabu (23/12). Dalam video tersebut, seorang pria berjanggut yang berpakaian serba hitam menantang Panglima TNI Jenderal Moeldoko, Densus 88 Antiteror, dan Barisan Serba Guna (Banser) GP Ansor untuk berperang. Tantangan itu dilontarkan menanggapi keinginan TNI-Polri membantu tentara koalisi menumpas ISIS di Timur Tengah.
Dalam video berdurasi 4 menit tersebut, seorang pria yang fasih berbahasa Indonesia menyatakan rasa suka citanya dengan rencana kedatangan TNI membantu pasukan koalisi memerangi ISIS. Pria itu menyatakan bahwa pesan dalam video tersebut ditujukan kepada Panglima TNI Jenderal Moeldoko, Polri dan Banser GP Ansor.
Tentara Nasional Indonesia menargetkan penguatan dan peningkatan kapasitas intelijen mulai tahun 2015. Program tersebut tercantum dalam ‘Pokok-pokok Kebijakan Panglima TNI Tahun 2015.’
“Intelijen memang agak kacau pasca reformasi. Saat ini waktu yang tepat untuk meningkatkan kapasitas intelijen,” kata Panglima TNI Jenderal Moeldoko.
Ia menilai kemampuan intelijen belakangan melemah sehingga penguatan intelijen perlu menjadi program prioritas. TNI kini melatih beberapa calon intelijen baru untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan manajemen intelijen.
“Kami mengadakan pendidikan analisa manajemen intelijen. Saya berharap mereka (peserta pendidikan) dapat menjadi intelijen yang hebat,” kata Moeldoko.
Peserta pendidikan intelijen TNI berjumlah 30 orang. Pendidikan telah berjalan enam bulan hingga Desember 2014. Ke depannya, jumlah peserta didik direncanakan akan ditambah.
Sebelumnya, Moeldoko juga pernah menyinggung penurunan kualitas Badan Intelijen Strategis (BAIS), organisasi intelijen kemiliteran di bawah Markas Besar TNI. BAIS bertugas menyuplai analisis intelijen kepada Panglima TNI dan Kementerian Pertahanan.
Mabes Polri akan mencari pembuat video ISIS yang menantang Jenderal Panglima TNI Jenderal Moeldoko, Densus 88, dan Banser GP Ansor. Meski mengimbau masyarakat tak khawatir, Polri berharap masyarakat meningkatkan kewaspadaannya.
"Itu bisa kami tuntaskan, menemukan pembuat videonya," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Komisaris Besar Pol Agus Rianto, Jumat lalu, di Jakarta.
Video yang dimaksud Agus ialah video yang diunggah akun Abu Muhammad ke situs Youtube, Rabu (23/12). Dalam video tersebut, seorang pria berjanggut yang berpakaian serba hitam menantang Panglima TNI Jenderal Moeldoko, Densus 88 Antiteror, dan Barisan Serba Guna (Banser) GP Ansor untuk berperang. Tantangan itu dilontarkan menanggapi keinginan TNI-Polri membantu tentara koalisi menumpas ISIS di Timur Tengah.
Dalam video berdurasi 4 menit tersebut, seorang pria yang fasih berbahasa Indonesia menyatakan rasa suka citanya dengan rencana kedatangan TNI membantu pasukan koalisi memerangi ISIS. Pria itu menyatakan bahwa pesan dalam video tersebut ditujukan kepada Panglima TNI Jenderal Moeldoko, Polri dan Banser GP Ansor.
♆ CNN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.