Tiba pada Maret 2018 Salah satu helikopter Apache TNI AD telah rampung di rakit [Metronews] ★
TNI AD menambah alat utama sistem pertahanan atau alutsista pada tahun ini berupa helikopter serang AH-64E Apache. Helikopter yang datang dalam gelombang kedua ini tiba di Indonesia pada Maret 2018. Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Mulyono mengatakan lima helikopter yang dibeli dari Amerika Serikat itu datang dalam dua tahap. “Rencananya delapan, baru tiga yang datang, sisanya di Maret tahun ini,” kata Mulyono di Balai Kartini, Jumat, 5 Januari 2018.
Gelombang pertama pengiriman helikopter tersebut menggunakan pesawat C-17 Globe Master ke Pangkalan Udara Utama TNI AD Ahmad Yani, Semarang. Pengadaan helikopter tersebut berkaitan dengan pencapaian target Minimum Essential Force (MEF) juga memperbarui alutsista TNI AD.
Ihwal pengadaan alutsista tersebut, Mulyono menuturkan TNI AD mengikuti segala prosedur jika Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) hendak mengaudit pembelian helikopter tersebut. “Terserah BPK prosedurnya gimana,” ucapnya.
Menurut Mulyono, untuk urusan pengadaan senjata berada dalam koridor Kementerian Pertahanan (Kemenhan). TNI AD, kata Mulyono berada di bawah Markas Besar TNI dan Kemenhan. “Audit dan sebagainya disesuaikan Kemenhan,” ujar dia.
Sebelumnya, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto akan memetakan prioritas alokasi pembagian alutsista. Pemetaan tersebut, kata dia, akan digunakan untuk membagi skala prioritas realisasi alutsista dalam rencana strategis kedua. “Sehingga paling tidak 30 persen alutsista yang harus diterima oleh Angkatan Darat,” ucap Hadi di Markas Komando Pasukan Khusus TNI AD, Senin, 18 Desember 2017.
MEF merupakan proses untuk modernisasi alutsista Indonesia. Sejak dicanangkan oleh pemerintah Indonesia pada 2007, MEF dibagi menjadi tiga rencana strategis hingga 2024. Selain itu, terdapat tiga komponen postur, yaitu kekuatan, gelar (persebaran penempatan), dan kemampuan prajurit.
TNI AD menambah alat utama sistem pertahanan atau alutsista pada tahun ini berupa helikopter serang AH-64E Apache. Helikopter yang datang dalam gelombang kedua ini tiba di Indonesia pada Maret 2018. Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Mulyono mengatakan lima helikopter yang dibeli dari Amerika Serikat itu datang dalam dua tahap. “Rencananya delapan, baru tiga yang datang, sisanya di Maret tahun ini,” kata Mulyono di Balai Kartini, Jumat, 5 Januari 2018.
Gelombang pertama pengiriman helikopter tersebut menggunakan pesawat C-17 Globe Master ke Pangkalan Udara Utama TNI AD Ahmad Yani, Semarang. Pengadaan helikopter tersebut berkaitan dengan pencapaian target Minimum Essential Force (MEF) juga memperbarui alutsista TNI AD.
Ihwal pengadaan alutsista tersebut, Mulyono menuturkan TNI AD mengikuti segala prosedur jika Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) hendak mengaudit pembelian helikopter tersebut. “Terserah BPK prosedurnya gimana,” ucapnya.
Menurut Mulyono, untuk urusan pengadaan senjata berada dalam koridor Kementerian Pertahanan (Kemenhan). TNI AD, kata Mulyono berada di bawah Markas Besar TNI dan Kemenhan. “Audit dan sebagainya disesuaikan Kemenhan,” ujar dia.
Sebelumnya, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto akan memetakan prioritas alokasi pembagian alutsista. Pemetaan tersebut, kata dia, akan digunakan untuk membagi skala prioritas realisasi alutsista dalam rencana strategis kedua. “Sehingga paling tidak 30 persen alutsista yang harus diterima oleh Angkatan Darat,” ucap Hadi di Markas Komando Pasukan Khusus TNI AD, Senin, 18 Desember 2017.
MEF merupakan proses untuk modernisasi alutsista Indonesia. Sejak dicanangkan oleh pemerintah Indonesia pada 2007, MEF dibagi menjadi tiga rencana strategis hingga 2024. Selain itu, terdapat tiga komponen postur, yaitu kekuatan, gelar (persebaran penempatan), dan kemampuan prajurit.
★ Tempo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.