Sabtu, 15 Desember 2018

TNI AU Bahas Peningkatan Kemampuan Tempur F-16

✈️ Upgrade F16 dan potensi pengadaan pesawat F-16 ViperKomandan Angkatan Udara Pasifik Amerika Serikat (US Pacaf) Jenderal Brown Jr bersama KSAU) Marsekal TNI Yuyu Sutisna, di Markas Besar Angkatan Udara, Cilangkap, Jakarta Timur. [Foto/Istimewa]

Komandan Angkatan Udara Pasifik Amerika Serikat Jenderal CQ Brown JR menemui Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Yuyu Sutisna, di Markas Besar Angkatan Udara (Mabes AU), Cilangkap, Jakarta, Kamis (14/12/2018).

Kedatangan Brown untuk mempererat persahabatan AU Amerika Serikat dan TNI AU, sekaligus membahas peluang kerja sama keamanan dan peningkatan kemampuan pesawat tempur F-16A/B dan F-16C/D TNI AU serta potensi pengadaan pesawat F-16 Viper.

"Selain itu juga membahas kemampuan awak pesawat melalui latihan bersama hingga tingkat pelatihan senjata canggih," kata Yuyu dalam keterangannya, Jumat (14/12/2018)

Hadir dalam acara tersebut, Wakil KSAU Marsdya TNI Wieko Syofyan, Koorsahli KSAU Marsda TNI Umar Sugeng Hariyono, Pangkohanudnas Marsda TNI Imran Baidirus, dan sebagainya.

Sementara Jenderal CQ Brown Jr datang bersama jajaran Komando Anngkatan Udaran Pasifik Amerika Serkat. (dam)

  ✈️ SINDOnews  

Kisah Jimmy yang Lolos dari Pembantaian KKB di Papua

Terjebak Baku Tembak 16 Jam Jimmi Aritonang (baju hitam) salah satu pekerja pembangunan jembatan yang berhasil dievakuasi ke Wamena. (Dok. Istimewa) 

Apa yang dialami Jimmy Rajagukguk (Aritonang) di Nduga, Papua, pada hari Sabtu (1/12/2018), tidak akan pernah hilang dari ingatannya.

Bau mesiu saat senjata api anggota KKB memberondong rekan-rekannya di Puncak Kabo, jeritan minta tolong, hingga ucapan doa kepada Sang Khalik mohon keselamatan seakan melekat di benak Jimmy.

Jimmy masih bisa merasakan detak jantungnya semakin kencang saat dirinya dan belasan rekan kerjanya digiring menuju Puncak Kabo untuk dibantai.

Jimmy selamat dari tembakan dan kejaran anggota KKB. Trauma masih terlihat di wajah Jimmy, namun dirinya bersedia membagikan kisah hidup yang tak akan pernah dia lupakan. Berikut ini sejumlah kisah Jimmy, korban selamat dari serangan KKB di Nduga:

 1. Awal tragedi, KKB datang sandera pekerja 

Pada hari itu, sekitar belasan pegawai PT Istaka Karya berada di dalam salah satu ruangan kantor tengah berkumpul sambil bermain kartu domino untuk menghabiskan waktu istirahat sekitar pukul 15.00 WIT.

Tiba-tiba beberapa anggota KKB datang dengan membawa senjata api dan senjata tajam mendobrak pintu kantor dan kamar kamp tempat Jimmy bekerja.

Saat itu, para pekerja menolak membukakan pintu. Beberapa pekerja sempat melawan, namun gagal. Akhirnya, 24 pegawai PT Istaka dan 1 pegawai PUPR dikumpulkan.

Lalu kami dikumpulkan dan disuruh berbaris. Tak hanya itu mereka meminta kami membuka baju dan merampas telepon, dompet, dan uang milik kami,” katanya Jimmy.

Saat itu, KKB meminta para pekerja menghubungi pimpinan kamp pekerja, yaitu Jonny Arung

 2. Jalan menuju Puncak Kabo yang mencekam 

Jimmy mengatakan, KKB memaksa para pekerja melepas baju dan sepatu. Lalu mereka digiring keluar kamp untuk dibawa ke Puncak Kabo.

Awalnya kami akan ke Puncak Kabo. Namun, setelah kira-kira 2 jam berjalan kaki, KKB ini meminta berhenti dan mengikat kami semua. Katanya mereka menunggu bos kami, Jonny Arung (korban yang saat ini belum ditemukan). Jonny adalah bos kami di lapangan. Dia juga bagian humas di PT Istaka Karya,” kata Jimmy.

Saat itu terlihat seorang pendeta dan dua warga setempat datang ke lokasi upacara adat bakar batu untuk menemui para kelompok KKB. Pendeta dan warga tersebut meminta KKB melepaskan seluruh karyawan PT Istaka Karya.

Saat itu mereka enggan melepaskan kami dan meminta kepada pendeta dan dua orang anggota masyarakat agar bos datang. Kalau ia datang, kami lepaskan mereka. Lalu pendeta bersama masyarakat itu pergi meninggalkan kami,” ungkapnya.

Setelah 2 jam menunggu, Jonny Arung tak kunjung datang. Akhirnya, KKB melepaskan ikatan dan memaksa para pekerja masuk ke kamp di wilayah Karunggame.

 3. Hari pembantaian, korban dipaksa mengaku anggota TNI 

Sesampainya di Puncak Kabo, para pekerja yang sudah kelelahan dan ketakutan akhirnya dikumpulkan. Lalu anggota KKB melakukan perbuatan keji yang tak pernah pekerja duga.

Jadi mereka membawa alat kamera untuk merekam. Ada tiga orang teman kami diminta mengaku sebagai anggota TNI yang berasal dari satuan Kopassus, BIN dan Bais. Saya secara pribadi tidak tahu maksud mereka. Di Puncak Kabo kami ketakutan, disiksa dan hanya bisa berdoa agar Tuhan melindungi kami,” kata Jimmy.

Tak lama dari perekaman video itu, ungkap Jimmy, mereka dijadikan satu dan ditembak dengan jarak kurang lebih 2 meter dengan menggunakan 6 pucuk senjata laras panjang dan 3 buah pistol.

Setelah itu, masih dengan senjata yang sama, para anggota KKB memberondong ke arah para pekerja sambil melakukan tarian.

Senjata itu digunakan untuk menembak kami. Ada tari-tarian yang mereka lakukan. Lalu mereka menembak sambil mengelilingi dan menari. Saat itu, tembakan mereka jadi tidak terarah dan ada di antara kami yang tidak kena tembak, termasuk saya. Namun, kami semua pura-pura mati,” kata Jimmy.

 4. Mencari selamat di dalam pohon besar yang tumbang 

Jimmy melihat dengan mata kepala sendiri beberapa rekannya tumbang setelah diterjang peluru.

Jimmy luput dari tembakan, namun dirinya memilih untuk berpura-pura mati. Cara itu ternyata jitu. KKB tidak menyadari dirinya masih hidup.

Setelah menunggu beberapa saat, Jimmy pun bangkit dan ternyata sejumlah temannya masih hidup. Mereka pun segera memutuskan untuk berlari mencari bantuan.

Sayangnya, sejumlah anggota KKB melihat para pekerja masih hidup dan melarikan diri, termasuk Jimmy. Sejumlah pekerja berhasil ditangkap kembali, dan dieksekusi oleh KKB.

Dalam pelariannya, Jimmy sempat bertemu dengan 3 rekannya. Namun, saat mereka mengetahui KKB masih mengejar mereka, Jimmy pun terpisah. Jimmy waktu itu bersembunyi di dalam sebuah pohon besar yang telah tumbang.

Saat itu Jimmy mendengar suara rekannya dieksekusi oleh KKB.

 5. Mama Papua dan pendeta selamatkan Jimmy 

Setelah berjalan di lebatnya hutan agar tidak terkejar oleh KKB, akhirnya Jimmy sampai ke wilayah Dall. Jimmy sempat lega ketika bertemu dengan warga setempat.

Namun, beberapa anggota KKB sudah terlebih dahulu di Dall. Jimmy pun hanya bisa pasrah saat anggota KKB tersebut menangkapnya lagi. Saat harapan hidupnya menipis, seorang ibu datang dan memberinya pakaian dan makanan.

Setelah memberinya pakaian dan makanan, mama tersebut pergi ke gereja dan memanggil pendeta.

Saat itu mereka dengan menggunakan bahasa daerah, melakukan negosiasi agar saya tidak dibunuh. Kemudian tak lama berselang, pendeta itu berkata, 'Ayo om kita pergi dan jangan lanjutkan lagi makannya'. Lalu kami pergi,” kata Jimmy mengingat perkataan pendeta itu.

Jimmy akhirnya diantar ke Pos TNI di Mbua oleh pendeta tersebut. Jimmy sempat bernapas lega. Nyawanya masih bisa diselamatkan.

Namun, rasa lega Jimmy buyar setelah Pos TNI di Mbua diserang oleh KKB yang mengejarnya. Satu prajurit tewas terkena tembakan. Jimmy terjebak dalam baku tembak selama kurang lebih 16 jam.

 6. Mengungsi dalam gelap dan bertemu tim penyelamat 

Usai baku tembak selama 16 jam yang menewaskan Serda Handoko, komandan Pos TNI Mbua memerintahkan semua orang di pos untuk mengungsi. Jenazah Serda Handoko turut dibawa, termasuk semua amunisi milik TNI.

Kemungkinan sekitar pukul 23.00 malam kami meninggalkan pos. Saat itu kami membantu anggota TNI membawa barang-barang mereka seperti amunisi. TNI tidak ingin ada amunisi yang tertinggal, sedangkan anggota membawa senjata. Jadi kami membantu,” ujarnya.

Sebanyak 22 prajurit, empat pekerja dan beberapa warga sipil menyusuri gelapnya hutan. Sesekali mereka bersembunyi saat melihat cahaya senter dari anggota KKB yang masih mencari mereka.

Lalu pada tanggal 4 Desember 2018, sekitar pukul 15.00 WIT, rombongan Jimmy dan pasukan dari Pos TNI Mbua berhasil bertemu rombongan tim penyelamat berjumlah 150 orang dari TNI dan Polri.

Jadi kami berhasil menemukan tim evakuasi dari aparat TNI dan Polri dengan 24 kendaraan mobil. Saat itu kami pun diajak kembali ke Pos TNI Mbua,” ujarnya.

 7. Teringat nasib rekan-rekannya di Puncak Kabo 

Setelah tiba di Pos TNI Mbua bersama pasukan penyelamat, Jimmy lalu menceritakan kronologi dari penyanderaan di kamp pekerja hinga eksekusi massal di Puncak Kabo.

Saat itu, Jimmy bersedia membantu aparat untuk kembali ke Puncak Kabo dan melihat kondisi rekan-rekannya.

Sebenarnya saya takut. Tapi saat dalam proses pelarian. Saya teringat dengan para korban meninggal, seperti tiga orang terakhir yang saya lihat mati. Itu sangat jauh lokasinya dan juga almarhum Hutagaol yang terpaksa saya tinggal karena tak bisa lagi berjalan akibat kakinya tertembak,” ujarnya.

Namun, setelah mendapat informasi salah satu anggota terkena tembakan, Jimmy batal dilibatkan dalam misi evakuasi tersebut.

Pada tanggal 4 Desember 2018 sekitar pukul 17.55 WIT, Jimmy Rajagukguk bersama 11 warga sipil lainnya dievakuasi dengan menggunakan helikopter MI 17 milik TNI dari Distrik Mbua menuju ke Wamena, Kabupaten Jayawijaya.

Setelah dievakuasi ke Wamena, Kabupaten Jayawijaya, kemudian Jimmy Rajagukguk di evakuasi ke Timika, Kabupaten Mimika, dan kini ia berada di Sentani, Kabupaten Jayapura.

  Kompas  

Persatuan Mantan TNI AD Sarankan Operasi Militer di Papua

Operasi militer harus dilakukan terpadu karena pemicu soal Papua ketidakadilan.Prajurit TNI bersiap menaiki helikopter menuju Nduga di Wamena, Papua, Rabu (5/12).

Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat (PPAD) menyarankan agar pemerintah melakukan operasi militer secara terpadu di wilayah Papua, untuk menangani masalah kelompok kriminal bersenjata (KKB) di wilayah tersebut.

"Menangani masalah di Papua, kami menyarankan agar para pemangku kepentingan menggunakan hati dan masyarakat, termasuk menggunakan operasi militer secara terpadu," kata Ketua Umum Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat (PPAD) Letnan Jenderal (Purn) Kiki Syahnakri dalam konferensi pers di Gedung PPAD, Jakarta, Jumat (7/12).

Pernyataan ini menyikapi tewasnya puluhan pekerja di wilayah Nduga, Papua pada Ahad (2/12) malam.

Dia mengatakan selama ini operasi militer yang pernah dilakukan di Indonesia seperti di Aceh dan penumpasan DII/ TII, tidak pernah TNI menyebutnya sebagai Daerah Operasi Militer (DOM).

Namun dia menyarankan, karena akar masalah di Papua adalah persoalan keadilan sosial maka operasi militer tersebut harus dilakukan secara terpadu dengan melibatkan semua pemangku kepentingan.

"Jangan dikira operasi militer hanya tembak-tembakan di lapangan ya, karena menumpas mereka bukan hanya fisik. Beberapa pengalaman TNI menumpas gerombolan bersenjata tidak selesai ketika kelompok bersenjata itu tewas, namun selesai di meja perundingan," ujarnya.

Selain itu, dia menilai terkait Gerombolan Separatis Bersenjata Organisasi Papua Merdeka (GSB-OPM), sepatutnya tidak lagi disebut sebagai kelompok kriminal bersenjata karena tujuan mereka sudah jelas yaitu memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Dia menilai mereka sudah terorganisasi secara militer dan sering melakukan aksi-aksi kekerasan bersenjata sehingga kehadirannya sudah dapat dikategorikan sebagai pemberontakan bersenjata terhadap NKRI.

"Karena itu mereka termasuk kelompok kombatan yang patut ditumpas secara militer," ucapnya, menegaskan.

Kiki juga menyoroti kehadiran OPM saat ini sudah menjadi organisasi pembebasan untuk Papua Barat atau ULMWP yang semula dilatari masalah keadilan sosial yang belum baik lalu bergulir tidak terkendalikan oleh pemerintah.

Menurut dia, saat ini keberadaan organisasi tersebut sudah sampai pada kompleksitas masalah yang rumit dan menjadi isu internasional terutama dengan kehadiran dan aksi-aksinya serta campur tangan pihak asing.

Sebelumnya, sebanyak 31 pekerja proyek jalan Trans Papua yang sedang bekerja membangun jembatan di Kali Yigi dan Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua, diduga dibunuh kelompok bersenjata, Ahad malam (2/12).

Polda Papua menduga sebanyak 24 orang dibunuh di hari pertama sementara delapan orang yang berusaha menyelamatkan diri di rumah anggota DPRD, tujuh di antaranya dijemput dan dibunuh KKB dan satu orang belum ditemukan.

   Republika  

Jumat, 14 Desember 2018

Kemlu Serahterimakan Sandera yang Bebas dari Filipina Selatan

WNI yang menjadi sandera di Filipina berhasil dibebaskan. [FOTO/Kemlu RI]

Kementerian Luar Negeri Indonesia, kembali menyerahterimakan seorang sandera yang diketahui bernama Usman Yunus, yang dibebaskan dari Filipina Selatan kepada keluarga.

Serahterima dilakukan oleh Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia, A.M Fachir kepada wakil keluarga yang didatangkan dari Polewali, Mandar, Sulawesi Barat. Kepulangan Usman ke tanah air didampingi langsung oleh Duta Besar Indonesia di Manila, Sonny Sarundajang.

"Pemerintah menggunakan seluruh asetnya dalam rangka membebaskan para sandera. Tapi, situasi di Filipina Selatan akibat darurat militer, membuat upaya harus dilakukan secara sangat hati-hati guna memastikan keselamatan sandera," ucap Fachir kepada keluarga, seperti dikutip dari siaran pers Kemlu RI yang diterima Sindonews pada Kamis (13/12).

Usman dibebaskan pada tanggal 7 Desember 2018. Setelah dibebaskan, Usman menjalani proses pemeriksaan kesehatan di Rumah sakit Angkatan Bersenjata di Jolo, Sulu, Filipina Selatan. Selanjutnya, Usman dibawa ke Manila guna menyelesaikan administrasi keimigrasian untuk pemulangannya ke tanah air.

Sony menuturkan, dia melakukan komunikasi langsung dengan Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, untuk meminta dukungan dalam proses pembebasan Usman.

"Atas arahan Menlu, saya berkomunikasi langsung dengan Presiden Duterte untuk mengupayakan pembebasan. Karena itu, semua pihak di Filipina mendukung upaya yang kita lakukan," ungkap Sony.

Usman bersama dengan satu orang WNI/ABK lainnya diculik oleh kelompok bersenjata di perairan dekat Pulau Gaya, Samporna, Sabah, pada 11 September 2018. Usman berada dalam penyanderaan selama 2 bulan 26 hari.

Sejak 2016 hingga November 2018, sebanyak 34 WNI disandera di Filipina Selatan. Sebanyak 33 diantaranya sudah berhasil dibebaskan. Pemerintah Indonesia akan terus mengupayakan pembebasan WNI yang masih disandera.

Pada saat yang sama, KJRI Kota Kinabalu dan KRI Tawau terus menghimbau agar WNI yang bekerja sebagai nelayan di wilayah Sabah untuk tidak melaut hingga adanya jaminan keamanan dari otoritas Malaysia. (esn)

   SINDOnews  

Enam Pekerja Berhasil Dievakuasi

Terjebak di hutan karena hindari KKBJembatan lokasi penembakan pekerja Trans Papua (Foto: Istimewa/Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR)

Pasukan TNI berhasil mengevakuasi enam orang pekerja konstruksi di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, yang telah delapan hari terjebak dalam kawasan hutan belantara karena menghindari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

Enam pekerja yang merupakan Karyawan PT Joy Karya dan Pekerja Balai Desa di Yigi ini dilaporkan nekat tinggal di hutan selama delapan hari demi luput dari maut.

Evakuasi dari Nduga ke Jayawijaya dilakukan dengan menggunakan helikopter milik TNI yang mendarat di Lapangan Yonif 756 Wimane Sili.

Danrem 172/PWY Jonathan B Panjaitan di Yonif 756 Wimane Sili, mengatakan pekerja yang berasal dari luar Papua masih bisa luput dari tembakan KKB karena dibantu oleh warga lokal.

"Puji Tuhan, ada masyarakat yang membantu mereka, menyiapkan honai (rumah tradisional) buat mereka di gunung, untuk mereka bisa bertedu di sana," katanya.

Masyarakat juga memberikan beras kepada enam orang pekerja, sebelum mereka dievakuasi ke Jayawijaya.

"Kebetulan saat anggota kita patroli, ada yang ketemu dan akhirnya mereka (pekerja) berlindung di pos kita di Yigi. Harusnya kemarin lusa kita evakuasi, tetapi karena cuaca dan masih ada gangguan akhirnya hari ini baru dilakukan," katanya.

Oleh pihak keluarga, enam orang itu disangka sudah meninggal tertembak KKB, karena bekerja di daerah yang tidak jauh dari lokasi pembantaian belasan pekerja jembatan beberapa waktu lalu.


  antara  

Bakamla Luncurkan 3 Kapal Patroli

Perkuat Kemanan Lalu Lintas di PerbatasanBadan Keamanan Laut (Bakamla) RI kembali meluncurkan tiga kapal patroli karya anak bangsa yang dikerjakan PT. Citra Shipyard, Tanjung Uncang, Batam, Kamis (13/12/2018). (KOMPAS.com/ HADI MAULANA)

Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI kembali meluncurkan tiga kapal patroli karya anak bangsa yang dikerjakan PT Citra Shipyard, Tanjung Uncang, Batam, Kamis (13/12/2018).

Menariknya, nama ketiga Kapal Negara (KN) ini diambil dari nama pulau terluar Indonesia, yakni KN Pulau Nipah 8001, KN Pulau Marore 8002, serta KN Pulau Dana 8003.

Kapal Patroli ini berspesifikasi panjang 80 meter, lebar 7,90 meter, tinggi 14,4 meter dengan kecepatan hingga mencapai 22 knot, dan memiliki mesin penggerak 2 unit MAN/18VP185TM.

Plt Deputi Operasi Laut Laksma Bakamla Guntur Wahyudi mengatakan, pembangunan tiga unit kapal patroli Bakamla kelas 80 meter ini tentunya memiliki makna yang sangat strategis bagi industri pertahanan dan keamanan nasional.

Hal ini bertujuan untuk menjaga kedaulatan wilayah perairan Indonesia dan wilayah yurisdiksi Indonesia.

Tak hanya itu, hal ini juga membuktikan bahwa putra-putri bangsa Indonesia mampu melaksanakan tugas sesuai dengan fungsi penyelenggaraan industri pertahanan dan keamanan, yaitu mengembangkan teknologi industri perkapalan yang bermanfaat bagi pertahanan, keamanan, dan kepentingan nasional lainnya.

"Keberhasilan pembangunan kapal ini juga menjadi bukti kemampuan putra-putri Indonesia untuk memberikan kontribusinya dalam penguasaan bidang teknologi perkapalan nasional," kata Guntur, Kamis (13/12/2018).

"Sekaligus salah satu solusi konkret dalam mengurangi ketergantungan dari negara lain terkait dengan pengadaan kapal patroli di masa yang akan datang," kata dia menambahkan.

Ketiga kapal ini, nantinya juga diharapkan mampu meningkatkan kekuatan dan kemampuan Bakamla RI, khususnya bagi kebutuhan unsur operasional dalam mengemban tugasnya melakukan patroli keamanan dan keselamatan.

Selain itu, kehadiran kapal ini juga menjadi bagian penting dalam mendukung terwujudnya negara Indonesia sebagai poros maritim dunia.

"Dengan penambahan tiga kapal ini, saat ini bakamla memiliki 10 kapal patroli," pungkas dia.
 

  Kompas  

TNI AU Kini Punya Satuan Khusus Pemeliharaan Rudal

Sathar 65 di Madiun Ilustrasi

Makin canggihnya pengembangan alat utama sistem senjata (alutsista) harus diikuti dengan sistem pemeliharaan yang mumpuni. Untuk itulah, TNI AU membentuk satuan pemeliharaan 65 yang khusus memelihara rudal.

Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Yuyu Sutisna meresmikan langsung Satuan Pemeliharaan 65 di Depo Pemeliharaan 60 Lanud Iswahjudi, Rabu ( 12/12/2018) siang.

"Sekarang perkembangan jaman alutsista semakin banyak yang datang dan makin canggih. Sementara beban kerja Satuan Pemeliharaan 61 semakin berat, sehingga untuk senjata darat dan rudal dipisah, dipelihara Sathar 65 yang dibentuk sekarang," kata Sutisna kepada wartawan usai meresmikan Sathar 65 di Depo 60 Lanud Iswahjudi.

Tak hanya meresmikan Sathar 65, Sutisna juga melantik Letkol Tek Arie Santoso sebagai komandan Sathar 65.

Sutisna mengatakan, pembentukan Sathar 65 untuk mengurangi beban Sathar 61 yang memiliki beban kerja hingga 140,15 persen.

Dikhawatirkan, beban yang berlebih akan berdampak pada penurunan kewaspadaan dan kesiapan operasional.

"Perhitungan beban kerja Sathar 61 sudah di atas 100 persen, 140,15 persen. Jadi memang sudah harus dipisah supaya tidak overload. Nanti dikhawatirkan kewaspadaan menurun dan kesiapan operasional rendah. Padahal terpenting keselamatan terbang dan kerja," kata Sutisna.

Sutisna mengatakan, beberapa rudal yang dipelihara Sathar 65 berupa persenjataan rudal jarak pendek hingga jarak menengah. Ia mencontohkan, pemeliharaan rudal jarak pendek AIM-9, rudal-rudal Rusia, rudal AGM, dan rudal AMRAAM.

Sutisna menambahkan, pemeliharaan seluruh senjata yang dimiliki TNI AU dipusatkan di Depohar 60 Lanud Iswahjudi.

Saat ini, Depohar 60 memiliki lima satuan, yakni satuan pemeliharaan 61, satuan gudang persediaan senjata 62, satuan gudang persediaan amunisi 63, satuan pemeliharaan 64 dan satuan pemeliharaan 65.

Khusus di Sathar 65, tim melaksanakan pemeliharaan korektif dan perbaikan peluru kendali udara ke udara, udara ke darat dan darat ke darat. Termasuk juga memperbaiki peralatan pendukung pemeliharaan rudal.

  ⚓️ Kompas  

Kamis, 13 Desember 2018

Uji Dinamis Prototipe Rudal Petir Tahap II-IV

TA. 2018 Uji dinamis prototipe rudal petir tahap II-IV TA. 2018 (Kemhan)

Puslitbang Alpalhan Balitbang Kemhan melaksanakan uji dinamis prototipe rudal petir tahap II-IV TA. 2018 di Lapangan Tembak AWR Pandanwangi, Lumajang, Jawa Timur.

Pelaksanaan kegiatan uji dinamis prototipe rudal petir diawali dengan penjelasan singkat kegiatan uji dinamis prototipe rudal petir tahap II-IV oleh ketua tim teknis uji dinamis prototipe rudal petir, dilanjutkan pengecekan kesiapan komponen rudal petir dan kemudian doa bersama.

Pada uji dinamis prototipe rudal petir tahap II-IV ini diluncurkan 2 unit rudal petir, saat uji terbang pada ketinggian 480 meter dan kecepatan mencapai 393 Km/jam.

Uji dinamis rudal petir tahap II-IV berhasil dengan baik dan aman, namun masih perlu penyempurnaan lebih lanjut untuk mencapai standar operasional yang disyaratkan.

Litbang pembuatan prototipe rudal petir merupakan salah satu langkah inovatif yang bernilai strategis dalam membangun tekologi rudal nasional.

Dalam kegiatan pengembangan rudal petir TA. 2018, Balitbang Kemhan bekerjasama dengan PT. Sari Bahari membuat 2 buah prototipe rudal petir tipe I-102.

Pada pengujian tahap II ini menitikberatkan pada auto pilot, seeker, booster dan impact warhead.

  ⚓️ Kemhan  

Persiapan Latihan Kesiapsiagaan KRI

KRI REM 331 [GM Reedit]

Kepala Staf Koarmada (Kaskoarmada) II Laksamana Pertama TNI Ahmadi Heri Purwono, S.E., M.M., didampingi Komandan Gugus Tempur Laut Koarmada II Laksma TNI Erwin S. Aldedharma, S.E., M.M., M.Sc.. meninjau kesiapan latihan kesiapsiagan KRI bertempat di Dermaga Semampir Barat, Ujung, Surabaya pada Selasa (11/12/2018.)

Dalam Latihan kesiapsiagaan KRI tersebut beberapa unsur KRI di jajaran Koarmada II turut terlibat. Diantaranya KRI R.E. Martadinata- 331, KRI Sultan Iskandar Muda- 367 dan Kapal Selam KRI Nagapasa- 403.

Kedatangan Kaskoarmada II disambut langsung oleh Komandan KRI R.E. Martadinata- 331 Kolonel Laut (P) Sandharianto, di geladak heli.

Sementara dalam arahannya Kaskoarmada II menyampaikan kepada seluruh prajurit yang mengikuti latihan kesiapsiagaan KRI, bahwa mereka harus bersungguh-sungguh dalam melaksanakan latihan. Tetap selalu menjaga kesehatan dan keamanan baik personel maupun material.

https://1.bp.blogspot.com/-TT3ox-aKKVM/WZ4NRg-PLSI/AAAAAAAAKuo/pLml4pHEu9wsWGD90Q-zmmwyH3NNAU4lwCPcBGAYYCw/s1600/IMG-403%2BFKO.jpgUsai memberikan arahan selanjutnya Kaskoarmada II keliling kapal untuk mengecek beberapa ruangan kapal serta pos tempur prajurit KRI REM-331.

Kegiatan latihan kesiapsiagaan KRI ini merupakan pembinaan kemampuan prajurit pengawak alutsista KRI, guna meningkatkan profesionalisme dan kesiapsiagaan KRI Koarmada II, uji doktrin operasi dan penggunaan taktis KRI sesuai perkembangan teknologi dan taktik operasi laut. Juga meningkatkan pemahaman dan kemampuan tentang taktik, prosedur operasional peralatan, sensor, senjata KRI serta mampu menyelenggarakan fungsi taktis dan operasional operasi laut.

Mengutip amanat Pangkoarmada II saat pembukaan Latihan Kesiapsiagaan KRI beberapa waktu yang lalu, mengungkapkan bahwa dalam memelihara dan meningkatkan keterampilan prajurit pengawak KRI di jajaran Koarmada II untuk mengawaki alutsista secara profesional perlu dilaksanakan latihan kesiapsiagaan KRI Koarmada II secara terus-menerus dan disesuaikan dengan dinamika tugas yang selalu berkembang.

Karena itu pengawak Koarmada II harus memiliki kompetensi dan kapabilitas di bidang tugasnya, serta siap sewaktu-waktu untuk melaksanakan tugas operasi,” tegas orang nomor satu dijajaran Koarmada II.

Hadir dalam kegiatan tersebut para Asisten Pangkoarmada II, Dansatkor Koarmada II, Dansatsel Koarmada II serta Dankolat Koarmada II.

  ⚓️ TNI AL  

Rabu, 12 Desember 2018

[Video] Lantacab TNI AD 2018

Liputan NETtv Latihan Puncak Antar Kecabangan TNI AD 2018.


  Youtube  

Satu Anggota KKSB Papua Ditangkap

Sudah lama masuk daftar target operasi Prajurit TNI bersiap menaiki helikopter menuju Nduga di Wamena, Papua, 5 Desember 2018. Aparat gabungan terus berusaha mengatasi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang diduga telah menewaskan 31 karyawan PT Istika Karya saat melakukan pengerjaan jalur Trans Papua di Kali Yigi dan Kali Aurak Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua. [Antara / Iwan Adisaputra] ★

S
atu anggota kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) di Papua ditangkap oleh aparat gabungan. Anggota KKSB tersebut bernama Malison Enumbi. Dia ditangkap di Kampung Karubate, Distrik Muara, Kabupaten Puncak Jaya, Papua, Senin (10/12).

Hal itu disampaikan Kepala Penerangan Komando Daerah Militer XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Muhammad Aidi dalam keterangan pers yang diterima SP, Selasa (11/12) malam.

Ia menjelaskan anggota KKSB tersebut dilumpuhkan setelah terlibat baku tembak dengan tim khusus Polda Papua. Sementara rekannya berhasil meloloskan diri dengan sepeda motor.

Menurutnya, Elison bukan anggota Egianus Kogoya yang membantai puluhan pekerja PT Istaka Karya serta pelaku penyerangan pos TNI di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua. Namun, anggota yang ditangkap tetap bagian dari KKSB yang ada di Papua. Malison yang mengalami luka tembak di paha kanan dan kini menjalani perawatan di RSUD Mulia. Dia sudah lama masuk daftar target operasi.

"Dia anggota KKSB pimpinan Lekagak Telenggen yang berbasis di Distrik Yambi," ungkap Aidi.

  Berita Satu  

3 Separatis Tewas dalam Kontak Tembak dengan TNI-Polri

Prajurit TNI dan Polri mengusung peti jenazah korban KKB di Bandara Moses Kilangin Timika, Mimika, Papua, 7 Desember 2018. Sebanyak 16 jenazah dipulangkan ke kampung halaman menggunakan pesawat Hercules milik TNI AU. [Antara / Jeremias Rahadat] ★

P
asukan gabungan TNI-Polri berhasil menembak mati tiga orang anggota kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) di Kabupaten Nduga, Papua.

Wakapendam XVII/Cendrawasih Letkol Infanteri Dax Sianturi mengatakan, selama pengejaran pasukan gabungan beberapa kali terlibat kontak tembak dengan kelompok separatis.

"Kelompok separatis yang tewas dalam kontak tembak dengan tim gabungan TNI-Polri berjumlah 3 orang," kata Dax di Nduga, Papua, Selasa (11/12).

"Ini juga membantah informasi yang mengatakan bahwa telah jatuh korban sipil selama penyisiran," sambungnya.

Menurut Dax, korban-korban separatis itu tewas setelah terjadi kontak tembak dan melakukan penyerangan kepada pasukan gabungan.

Kelompok ini juga menyerang pos kita yang ada di Mbua," katanya.

Pasukan gabungan TNI-Polri masih melakukan pencarian dengan menyisiri kawasan Yigi, dan gunung Tabo.

Pencarian terus dilakukan hingga ditemukannya seluruh karyawan yakni Rikki Kardo Simanjuntak, Petrus Ramli, M.Ali Akbar dan Hardi Ali.

  Berita Satu  

Panglima TNI Beli 6 Pesawat Viking

Antisipasi Kebakaran Lahan Riau Ilustrasi pesawat Viking CL-415 [civilaviation]

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengungkap bahwa telah membeli 6 unit pesawat viking dari Kanada yang difungsikan untuk mengantisipasi kebakaran lahan yang kerap terjadi di wilayah Provinsi Riau dan lainnya.

"Saat ini 6 unit pesawat tersebut dititipkan di Skuadron Malang," kata Panglima TNI ditemui di Jakarta, akhir pekan pertama Desember 2018.

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan, pembelian pesawat tersebut sesuai dengan perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang tidak menginginkan terjadinya kebakaran hutan dan lahan di Riau dan wilayah lainnya sebagai penyebab bencana kabut asap.

Dia katakan, cukup sudah selama lebih 17 tahun Riau terbelenggu asap yang tentu memberi dampak terhadap perekonomian daerah.

Supirman, Staf Khusus Menko Kemaritiman Lihut Binsar Panjaitan secara terpisah mengatakan dirinya juga telah bertemu dengan Panglima TNI dan mendengar langsung terkait pembelian 6 unit pesawat tersebut.

"Ini adalah bentuk kepedulian pusat, kepedulian Presiden Jokowi, dan kepedulian TNI terhadap Provinsi Riau," kata Supirman yang juga Caleg DPR RI Dapil Riau I dari Partai Golkar. (RB/fzr)

  riau go  

Selasa, 11 Desember 2018

KKB di Papua Teroris

Harus Dimusnahkan Lokasi pembantaian pekerja oleh KKB

Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono angkat bicara soal kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua yang menewaskan pekerja Trans Papua. Dia menyebut KKB tersebut bukan kelompok kriminal biasa, melainkan teroris yang wajib ditumpas.

"Itu OPM (Organisasi Papua Merdeka) sudah memasuki tahap kehancurannya sendiri. Dia bukan organisasi atau kelompok kriminal biasa seperti tukang copet, bukan. Dia adalah teroris dan musuh dari seluruh dunia, bukan hanya bangsa kita," kata Hendropriyono saat ditemui di Sespim Polri, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Selasa (11/12/2018).

KKB pimpinan Egianus Kogoya tersebut sebagai teroris bukan tanpa alasan. Hendropriyono menilai aksi mereka sangat keji dengan membunuh orang-orang tak bersalah.

"Mereka telah membunuh orang yang tidak berdosa, tidak bersalah, tidak mengerti apa masalah. Orang yang kerja membangun infrastruktur di daerahnya dibunuh. Artinya dia membunuh innocent person. PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa) menyatakan membunuh innocent person itu adalah teroris. Jadi dia harus masuk dalam daftar teroris dan jadi musuh dunia," tuturnya.

Dia menyebut tujuan dari kelompok ini ialah memisahkan diri dari Indonesia. Namun dari penilaiannya, kelompok ini justru berjuang untuk dirinya sendiri, bukan untuk nama rakyat.

"Saya rasa ini mereka petualang untuk diri sendiri dan kelompoknya. Bukan untuk rakyat. Rakyat Irian semua nasionalis, di situ ada gubernur putra daerah, yang memerintah putra daerah semua. Jadi ini kerikil tajam dan kelompok yang memang harus kita musnahkan," ujar Hendropriyono. (dir/bbn)

 Misteri Asal-Usul Senjata Modern Egianus Kogoya Cs 

Kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya menembak mati sejumlah pekerja Trans Papua di Kabupaten Nduga, Papua. Asal-usul senjata yang dimiliki kelompok tersebut masih misterius.

"Mereka bersenjata modern, dari mana? Senjata itu dari mana?" ucap mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono saat berbicara soal insiden pembunuhan oleh KKB Papua di Sespim Polri, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Selasa (11/12/2018).

Hendropriyono mengaku tak tahu asal-usul senjata modern yang dimiliki oleh Egianus Cs. Namun dia berkeyakinan hal tersebut akan segera terungkap.

Dia mengisyaratkan ada andil dari pihak tertentu terkait senjata modern tersebut. "Kita enggak ngerti. Tapi nanti juga akan terungkap. Mudah-mudahan kita bisa segera mengungkap siapa yang main di sini," kata Hendropriyono.

Menurut Hendropriyono, Egianus sempalan dari Kelly Kwalik yang merupakan pemimpin separatis senior dan komandan dari sayap militer Organisasi Papua Merdeka (OPM). Kelly tewas pada 2009 dalam serangan polisi di Timika, Papua. Setelah Kelly tewas, Egianus kemungkinan membuat kelompok sendiri.

 Kenapa Egianus Kogoya Pimpinan KKB Papua 'Licin' Ditangkap? 
Kenapa Egianus Kogoya Pimpinan KKB Papua Licin Ditangkap?Egianus Kogoya pimpinan dari kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang menyerang pekerja Trans Papua kerap berulah sejak lama. Kenapa Egianus 'licin' dari tangkapan aparat?

Mantan Kepala Badan Intelijen Nasional (BIN) AM Hendropriyono mengungkapkan soal Egianus dan kelompoknya sulit ditangkap. Padahal KKB tersebut hanya puluhan orang.

"Memang betul, tidak lebih dari 50 orang (jumlah anggotanya). Tapi dia sudah menggunakan potensi diplomasi politik di luar negeri," ucap Hendropriyono saat ditemui di Sespim Polri, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Selasa (11/12/2018).

"Dia (Egianus) buka perwakilan di luar negeri seperti di Inggris, Belanda dan terutama pasifik selatan seperti negara Vanuatu, itu mereka tidak tahu dikiranya sejarahnya dia dijajah oleh Indonesia. Itu kan penyesatan. Bahwa Irian itu sejak 1962 sudah ditinggal oleh Belanda, sekarang setelah membangun (Irian) tidak masuk akal alasannya," tuturnya menambahkan.

Menurut Hendropriyono, Egianus sempalan dari Kelly Kwalik yang merupakan pemimpin separatis senior Organisasi Papua Merdeka. Egianus membuat kelompok sendiri sepeninggal Kelly.

"Kita kesulitannya hanya masalah internasional," katanya.

Egianus beberapa kali melakoni tindakan kriminal di Papua. Catatan polisi antara lain Egianus Cs menyandera 16 guru dan tenaga medis yang bertugas di Mapenduma, Nduga, Papua.

Hendropriyono memandang perlu peran bersama antara TNI-Polri dan masyarakat Indonesia, khususnya di Papua, guna menangkap Egianus dan kelompoknya. "Semua rakyat juga dan ini perlawanan harus semesta, karena teroris membunuh rakyat. Kalau kita tidak melawan, kalau rakyat tidak melawan, rakyat Irian tidak melawan, akan terus jadi sasaran mereka, di-bully, dibunuh, disiksa dan ini tidak benar. Ini biadab," ucap Hendropriyono.

Dia menyebut KKB pimpinan Egianus dikategorikan sebagai kelompok teroris. Sebab, mereka telah menghabisi nyawa para pekerja Trans Papua yang tidak berdosa. Menurutnya, kelompok tersebut bukan lagi menjadi musuh bangsa, tetapi perlu menjadi musuh dunia.

"Kita ini mengejar teroris, bukan orang-orang yang mempunyai keinginan politik sembarangan," ujarnya.

Apakah dengan ditangkapnya Egianus masalah KKB di Papua selesai? "Saya kira akan selalu muncul di mana-mana jika rakyat diam saja. Tapi rakyat Irian, saya yakin, saya sudah ke pelosok-pelosok, mereka sangat senang apalagi dengan pembangunan infrastruktur. Mereka terharu. Masa katanya si Egianus ini bilang infrastruktur bentuk penjajahan, ini kan orang gila. Sudah jelas itu petualang," tutur Hendropriyono. (dir/bbn)

 Stafsus Jokowi Duga Ada Aktor Intelektual di Balik Serangan KKB 


Staf Khusus Presiden Bidang Kelompok Kerja Papua, Lenis Kogoya, menduga ada aktor intelektual di balik serangan kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang menewaskan para pekerja Trans Papua di Kabupaten Nduga, Papua. Siapa aktor itu?

Lenis mengatakan peristiwa penembakan 19 pekerja Trans Papua yang dilakukan KKB pimpinan Egianua Kogoya itu dirasa janggal. Sejak Jokowi menjabat Presiden RI, baru kali ini terjadi hal seperti itu.

"Kejadian kemarin itu sangat berbeda sekali. Semenjak kepemimpinan Pak Jokowi, baru ini terjadi yang separah ini. Padahal tahun-tahun kemarin nggak terjadi apa-apa. Saya di lapangan, kok," kata Lenis saat ditemui wartawan di Istana Negara, Jakarta, Senin (10/12/2018).

Dia mengatakan baru saja 'pulang kampung' dan mendatangi salah satu distrik di Papua pada 27-28 November 2018. Dia mendatangi distrik yang disebut warga sebagai zona merah alias berbahaya dari sisi keamanan, namun aksi brutal KKB itu tidak terjadi di sana.

"Mereka bilang di sana 'merah'. Padahal di sana, saya ke sana bakar batu. Bukan terjadi di situ, malah terjadinya di Nduga. Menyeberang gunung lagi. Jadi ini harus dicek," katanya.

Lenis juga menegaskan yang bisa mengungkap persoalan tersebut hanya kepolisian. Dia menduga ada peredaran senjata di pegunungan kawasan Papua.

"Yang mampu mengungkap persoalan ini hanya kepolisian. Ada peredaran senjata di gunung. Harus kontrol itu. Siapa yang menyuplai?" katanya.

Lenis kemudian menjelaskan maksud dugaannya itu. Dia mengatakan kejadian brutal itu tidak bisa berdiri sendiri.

"Mulai 2014, sejak Jokowi ke Papua, sampai 2017, setiap Desember, tidak pernah ada insiden di Papua. Tidak ada pengibaran bendera, semua tenang. Yang sempat terjadi di Paniai pada saat Natal, itu konsepnya kan beda. Nggak bisa dikaitkan dengan OPM. Nggak bisa. Itu kan konsepnya antara masyarakat dengan kepolisian," katanya.

"Tapi kejadian kemarin itu nggak pernah terjadi. Makanya saya curiga, siapa yang bermain ini?" tambahnya.

Untuk itu, dia minta pihak Polri dan Badan Intelijen Negara (BIN) mengecek betul kasus ini dengan jeli.

"Ini lingkaran apa? Ini bukan peristiwa yang berdiri sendiri-sendiri. Talinya tidak terputus. Makanya kepolisian, BIN, dicek baik-baik persoalan ini," katanya.

Namun Lenis menegaskan tak mau menuduh pihak mana pun. Dia menyerahkan sepenuhnya persoalan ini kepada Polri.

"Saya sih belum bisa mengatakan nuduh orang, ya. Yang bisa menjelaskan itu pihak kepolisian. Kalau saya dengar dari Papua, ada beberapa korban lari, yang hidup, coba wartawan tanya dia baik-baik, latar belakang orang yang ikut bunuh itu siapa-siapa saja. Dari mana saja? Itu bisa jadi pintu masuk. Itulah diungkap dulu, supaya kita tahu semua," katanya.

"Sekarang saya minta, bukan cuma soal perlawanan terhadap kelompok ini, tapi kita kembalikan ke polisi. Tugas polisi adalah mengecek, pertama distribusi senjata itu dari mana? Itu pertama. Kedua, di belakang mereka itu siapa? Saya minta agar persoalan ini selesai, pihak kepolisian tahu, di Wamena pernah ada yang ditangkap pendistribusi logistik (untuk kelompok bersenjata). Coba ditelusuri dari situ," tuturnya. (jor/rvk)

 Kejar KKB di Papua, 2 Anggota TNI Tertembak 
Perburuan OPM di Papua Terhambat Bukit dan PegununganIlustrasi satgas TNI Polri [antara]

Dua anggota TNI dilaporkan terluka dalam kontak tembak dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Yigi, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua, Selasa pagi. Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Muhammad Aidi membenarkan hal itu ketika dikonfirmasi Antara dari Jayapura.

"Dua anggota yang terluka akibat terkena tembakan yakni Pratu Budi, dan Praka Aswad, namun keduanya dalam kondisi stabil," kata Kolonel Aidi, Selasa (11/12/2018).

Kontak tembak terjadi sekitar pukul 06.20 WIT dan kini kedua anggota TNI yang terluka itu masih berada pos Yigi.

Insiden kontak senjata itu terjadi saat pasukan gabungan TNI-Polri hendak mengejar para anggota KKSB yang pada 2-3 Desember lalu membunuh sedikitnya 17 orang warga sipil dan seorang anggota TNI.

Belasan warga sipil korban pembunuhan KKSB itu merupakan para pekerja jembatan di jalur transPapua di Yigi, Kabupaten Nduga.

Sedangkan anggota TNI yakni Serda Handoko sedang menempati pos jaga di Distrik Mbua.

Selain itu, KKSB juga melukai tiga orang karyawan dan dua anggota TNI/Polri yang hingga kini masih dirawat di RS Charitas di Timika. (asp/asp)

  detik  
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...