Sabtu, 09 Juni 2018

Menteri Susi Sontak Berdiri Melihat Pergerakan Kapal Mencurigakan

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti disambut hangat oleh CEO Institute for Marine Resaerch (IMR) saat kunjungan ke lembaga riset perikanan tersebut di Kora Bergen, Norwegia, Kamis (8/6/2018)(Kompas.com/Wisnu Nugroho)

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti melanjutkan kunjungan kerjanya ke Norwegia dengan mengunjungi Institute for Marine Reasarch (IMR) di Kota Bergen, Norwegia, Jumat (8/6/2018).

Saat tiba di IMR, Menteri Susi dan rombongan yang menaiki bus disambut dan diterima CEO IMR Sissel Rogne sejak bus tiba dan mendekat di jalan raya.

Menteri Susi dan Sissel lantas beriringan melewati jalan yang berliku dan terjal menyusuri tepian pantai menuju salah satu ruang kerja IMR yang letaknya di tepian laut.

Dalam pertemuan tersebut, Sissel memaparkan data dan hasil penelitian terkait produktivitas hasil tangkapan iklan di Norwegia. Pada suatu masa di akhir tahun 1980, penangkapan ikan di Norwegia dilakukan secara ekspolitatif.

 Jangka panjang 


Kebijakan eksploitatif tersebut dirasa merugikan dalam jangka panjang. Karena itu, kebijakan itu dikoreksi. Di awal-awal koreksi berupa pengaturan penangkapan ikan agar tidak eksploitatif, produktivitas hasil tangkapan turun tajam.

Namun, dalam jangka panjang, langkah pengaturan dan pembatasan tersebut membuahkan hasil yang baik. Beberapa tahun kemudian, produktivitas hasil tangkapan naik dengan kualitas yang lebih baik. Produktivitas juga bisa ditingkatkan dan dipertahankan.

Data dan hasil riset IMR mengkonfirmasi sekaligus menguatkan langkah-langkah yang sudah diambil Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Sejumlah hasil penelitian IMR akan dipakai untuk meninjau ulang sejumlah kebijakan KKP.

Dalam pertemuan itu, Menteri Susi didampingi Sekretaris Jenderal KKP Nilanto Perbowo, Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia KKP Sjarief WIdjaja dan Koordinator Staf Khusus Satgas 115 Mas Achmad Santosa.

 Langsung berdiri 


Usai mendengarkan hasil riset dan data IMR, Menteri Susi diajak melihat bagaimana Norwegia memantau kapal-kapal yang beroperasi di Norwegia dan di seluruh dunia menggunakan teknologi satelit mereka.

Kali ini, Menteri Susi mendapat penjelasan dari Direktur Pengelolaan Sumber Daya Direktorat Perikanan Norwegia Aksel Reidar Aikemo dan tim.

Saat layar memperlihatkan pemantauan di sekitar perairan Indonesia, Menteri Susi sontak berdiri. Menteri Susi berjalan mendekat layar dan minta agar dilakukan pelacakan kegiatan belasan kapal yang terpantau di sekitar zona ekonomi eklusif (ZEE) Indonesia.

Dari pelacakan itu diketahui, kapal ikan yang dicurigai terdaftar dari Jepang dan sebelumnya melintasi perairan Indonesia dengan kecepatan rendah.

Menteri Susi curiga kapal ini tidak hanya sekadar melintas dari arah utara ke selatan melewati perairan sekitar Bali.

"Di sekitar Bali, banyak ikan tuna. Melihat hasil pelacakan dan catatan kecepatan kapal, kecurigaan kami muncul tentang aktivitas lain yang dilakukan selain melintas," ujar Menteri Susi yang berdiri di depan layar pelacakan kapal.

 Dicurigai ilegal 

Terpantauanya belasan kapal di sekitar ZEE Indonesia mengkonfirmasi masih adanya kegiatan di laut yang tidak dilaporkan dan tidak tersentuh aturan.

Menteri Susi terdiam sejenak mendapati kenyataan ini. Menteri Susi geregetan juga dengan hasil dan tindak lanjut pemantauan dan pelacakan pergerakan kapal di perairan Indonesia selama ini.

"Para petugas pemantau diharapkan untuk lebih punya sikap curious. Petugas harus menaruh curiga sampai kemudian terbukti sebaliknya," ujar Menteri Susi.

Sambil bergurau, Menteri Susi ingin menempatkan seorang pegawai di Bergen terkait pemantauan pergerakan kapal secara lebih gigih, menentukan, dan konsisten.

"Kita selama ini kurang gigih, menentukan dan konsisten. Dari Bergen kita bisa belajar karakter-karakter ini," ujarnya.

 Ditentang di Indonesia, Menteri Susi Dipuji Dunia karena Melawan "Illegal Fishing

https://3.bp.blogspot.com/-c-IWKtwNi3s/WxvshnAo9aI/AAAAAAAALRQ/kJVbctnUBXU1-qtX5HWkt_GGZdh7dPJMACLcBGAs/s1600/4072938331.jpgDirektur Jenderal FAO Jose Graziano da Silva menyalami Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti di sela-sela pencanangan Hari Internasional Perlawanan terhadap Penangkapan Ikan Ilegal, Tak Terlaporkan dan Liar di Markas FAO, Roma, Italia, Selasa (5/6/2018)(Kompas/Wisnu Nugroho)

Direktur Jenderal Badan Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa Bangsa (Food and Agriculture Organization/ FAO) Jose Graziano da Silva memuji Menteri Perikanan dan Kelautan Susi Pudjiastuti untuk upayanya melawan segala aktivitas ilegal di tengah laut.

"Ibu Susi Pudjiastuti yang memulai dan menjadi yang pertama untuk upaya konsisten melawan segala bentuk aktivitas ilegal di laut, tidak hanya soal penangkapan ikan ilegal," ujar Jose disambut tepuk tangan hadirin.

Pujian kepada Susi itu disampaikan Jose saat memberikan sambutan pembukaan pencanangan Hari Internasional perlawanan terhadap penangkapan ikan ilegal, tak terlaporkan, dan liar di Sheikh Zayed Center yang ada di Markas FAO di Roma, Italia, Selasa (5/6/2018).

Susi yang mendapat pujian dan duduk di antara para pembicara hanya tersenyum menatap hadirin yang memenuhi ruangan pertemuan.

Jose menggarisbawahi pentingnya Hari Internasional perlawanan terhadap penangkapan ikan ilegal, tak terlaporkan dan liar ini sebagai bagian dari upaya bersama. Dalam bahasa Inggris, peringatan internasional ini disingkat sebagai IUUF (Illegal, Unreported dan Unregulated Fishing).

Acara di Kantor Pusat FAO merupakan acara pertama sekaligus pencanangan Hari Internasional IUUF.

Pujian yang sama untuk Menteri Susi disampaikan Komisioner Uni Eropa untuk Urusan Kelautan dan Perikanan Karmenu Vella.

 Kewajiban moral 


Vella menyebut, terkait kelautan dan perikanan, dirinya dan Susi bersepakat dalam banyak hal.

Untuk perlawanan terhadap penangkapan ikan ilegal, tak terlaporkan dan liar, Vella menyebutnya sebagai kewajiban moral yang sifatnya imperatif alias keharusan bagi negara-negara yang memiliki wilayah laut.

Vella yang sebelumnya menggelar pertemuan dengan Menteri Susi di Indonesia Room menyadari, pemberantasan IUUF harus berfokus pada pelaksanaannya, bukan hanya secara unilateral, namun juga harus bilateral dan regional.

"Praktik IUUF lebih terstruktur, karena itu kita harus bekerja sama dalam pemberantasannya, ujar Vella.

 Kekuatan besar 


Atas pujian dan sambutan istimewa di panggung dunia, Susi yang menjadi salah satu pembicara tidak banyak merespons. Di depan panggung FAO, Susi memaparkan bagaimana IUUF harus ditangani bersama-sama karena kekuatannya yang besar.

Susi menyebut, mereka yang melakukan IUUF seperti negara tersendiri di tengah laut dengan adanya dukungan aparat, teknologi, dan peralatan yang canggih.

Susi menyebut, kegiatan ilegal di tengah laut telah menjadi pintu masuk bagi banyaknya kejahatan transnasional.

"Pemberantasan IUUF harus dilakukan dengan lingkup yang lebih luas sehingga butuh outreaching yang lebih dari negara-negara di dunia dan organisasi internasional," ujar Susi.

Apa yang dikemukakan Susi merupakan penekanan atas apa yang disampaikan Vella sebelumnya.

Praktik IUUF bukan hanya melulu soal “penangkapan ikan”, tetapi juga termasuk banyak aktivitas ilegal lainnya, seperti penyelundupan segala jenis barang termasuk narkotika dan hewan-hewan langka asal Indonesia.

Mendapatkan banyak pujian di tingkat dunia karena upayanya melawan segala bentuk aktivitas ilegal di laut, termasuk penangkapan ikan, Menteri Susi tidak sepi kritik dan tentangan di Indonesia.

Menteri Susi menyadari hal itu. Konsistensinya untuk melawan segala macam bentuk aktivitas ilegal di laut termasuk penangkapan ikan ilegal dilakukan untuk kepentingan jangka panjang.

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengajak puluhan pengusaha Jepang untuk berinvestasi di 6 pulau terluar di Indonesia. (Kompas TV)

   Kompas  

Trilateral Exercise with Philippines & Malaysia

In BorneoIlustrasi Raider [Ferry_DH19]

Indonesia will again hold a trilateral exercise with the Philippines and Malaysia in the border regions of the three countries after Eid-al-Fitr, the Defence Minister, Ryamizard Ryacudu, said here on Friday.

The forces involved in the exercise would not be from the elite troops only, but from the entire National Armed Forces, he said.

The exercises would be carried out in Kalimantan. "They are soldiers and trained, so we just make some adjustments," he said.

Ryamizard stressed that joint exercises were important to check the spread of terrorism. "We must stop terrorism before it spreads widely," he said.

   Antara  

Pagu Indikatif Kemenhan 2019 Sebesar Rp 106 Triliun

✈️ Pesawat TNI AU [TNI AU]

Direktur Jenderal Perencanaan Pertahanan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Marsekal Muda Tata Endrataka mengungkapkan, Kemenhan tahun ini mendapat pagu indikatif senilai Rp 106 triliun.

Jumlah itu jauh lebih kecil dari yang diajukan Kemenhan pada rapat trilateral bersama Menteri Keuangan dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional yakni sebesar Rp 215 triliun.

Tata mengatakan, Kemenhan berupaya mengajukan tambahan anggaran untuk tahun 2019. Namun ia enggan merinci besarannya.

"Masih akan diproses lagi, nanti ada pagu anggaran, ada alokasi anggaran, itu nanti prosesnya masih belum sampai," kata Tata di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (7/6/2018).

Ia mengatakan, anggaran sebesar itu dialokasikan sebesar 40 persen untuk belanja pegawai. Lalu, 30 persen untuk belanja barang dan 30 persen sisanya untuk belanja modal.

Untuk belanja barang, Kemenhan berencana menambah jumlah pesawat, kapal, dan panser.

Selain itu, Kemenhan juga menyiapkan anggaran bagi Komando Operasi Khusus Gabungan (koopsusgab) untuk pemberantasan terorisme.

"Besarannya nanti ya, nanti, karena belum sampai DIPA ya. Ini masih indikatif, sudah (dianggarkan)," lanjut Tata.

  ✈️ Kompas  

Jumat, 08 Juni 2018

TNI AU Akan Miliki 8 Skadron Udara Tempur

✈️ Juga akan memiliki 6 Skadron Udara angkut berat, sedang, dan ringan✈️ Pesawat TNI AU [TNI AU]

Menghadapi tuntuan tugas kedepan yang makin kompleks, TNI AU akan terus melakukan pembangunan dan pengembangan kekuatan. Kepala Staf TNI Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Yuyu Sutisna, SE, M.M mengatakan, kebijakan pembangunan kekuatan Postur TNI AU tahun 2005 hingga 2024 antara lain perencanaan delapan Skadron Udara tempur.

Sesuai dengan perencanaan kekuatan materiil, kita berharap memiliki delapan Skadron Udara Tempur dengan kekuatan 16 pesawat dengan kesiapan masing-masing skadron udara rata-rata 80%,” kata Kasau, saat menyampaikan ceramah pembekalan kepada Perwira Siswa (Pasis) Sekolah Kesatuan Komando TNI AU (Sekkau) Angkatan 103 TP. 2018, di kampus Sekkau Lanud halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (7/6).

Kasau menambahkan, selain Skadon tempur, TNI AU juga akan memiliki 6 Skadron Udara angkut berat, sedang, dan ringan yang memiliki kekuatan per skadron udara sebanyak 16 pesawat. Keberadaan skadron ini untuk mendukung mobilitas pasukan dan logistik pada dua trouble spot.

https://4.bp.blogspot.com/-59RKSCxyGSw/WKCTcx0DzoI/AAAAAAAAJ8c/-6kUa8xlNvM1y1p7cd7JgJ7i_VofEYRZgCPcBGAYYCw/s1600/2017-01-21_10.45.04%2BCN295%2BJP.jpgUntuk skadron angkut, TNI AU aka mengganti pesawat C-130B dengan pesawat angkut sekelas IL-76/A-400/C-17, dan sudah mengganti pesawat F-27 Fokker/CN-235 dengan pesawat sekelas atau diatas CN-295/C-27 Spartan, yang masing-masing skadron mempunyai tingkat kesiapan rata-rata 80%,” terang Kasau.

Selain itu, Kasau juga menjelaskan wacana TNI untuk melaksanakan penggelaran Pangkalan TNI terpadu. Pangkalan ini akan tersebar pada beberapa daerah seperti Natuna, Selaru, Morotai, Biak, dan Merauke.

Penggelaran benteng-benteng pertahanan terpadu tri matra tersebut, diwujudkan dalam upaya untuk memperkuat sistem pertahanan Negara dalam mengantisipasi perkembangan ancaman yang terus meningkat,” pungkasnya. (Yan)

  ✈️ Akurat  

Kamis, 07 Juni 2018

Boeing Engages with Indonesian Army on Apache Support

Apache TNI AD [Nanang_2195]

Boeing has outlined the scope of its industrial collaboration engagement with Indonesia as part of its Foreign Military Sale (FMS) contract to supply the Southeast Asian country with eight AH-64E Apache Guardian attack helicopters.

A spokesperson for Boeing told Jane’s on 5 June that the US corporation is collaborating with the Apache operator, the Indonesian Army (Tentara Nasional Indonesia-Angkatan Darat: TNI-AD), but that partnerships with local industry are still the subject of discussions.

The spokesperson added that the principal focus of collaboration is through a related contract with the TNI-AD that enables its engineers and technicians to support the helicopters, with assistance provided by Boeing.

Boeing is currently supporting the TNI-AD with a Post-Production Support Services contract, which allows the TNI-AD to maintain their AH-64E Apache aircraft with technical reach-back support, spares, and repairs provided by Boeing. The helicopter purchase included training for TNI-AD maintenance personnel provided by the US Army and Boeing,” said the spokesperson.

Officials from Indonesia’s aerospace firm, PT Dirgantara (PTDI), have recently told Jane’s that the company was looking to play a role in supporting the Apaches in operation with the TNI-AD by providing spare parts and maintenance, repair and overhaul (MRO) services.

However, the Boeing spokesperson said its engagement with Indonesian industry on the provision of Apache MRO services was still under negotiation. “Boeing is in regular discussions on ways to work together with Indonesian industry to enhance local capabilities, introduce new technologies, create aerospace jobs, and meet Indonesia’s industrial growth objectives,” the spokesperson said.

The spokesperson added that any Boeing requirement to transfer technologies to Indonesia as part of the deal would be determined by the US government.

  Jane's  

PT DI Ekspor 5 Pesawat Jenis NC-212

Ke Filipina dan Vietnam ✈ Pesawat NC-212i pesanan Filipina [Kompas]

Dirut PT Dirgantara Indonesia (PTDI), Elfien Goentoro menyebut bahwa pihaknya telah mengekspor 5 pesawat jenis NC-212 ke Filipina dan Vietnam hingga akhir bulan ini.

"Yang jelas kita baru deliver pesawat ke Filipina sama Vietnam. Jenisnya tetap NC-212. Total deliver 5, 3 Vietnam, 2 Filipina," ungkapnya ketika ditemui, di Kemenko Maritim, Jakarta, Rabu (6/6). Selain ke-5 pesawat tersebut, Elfien menargetkan akan mengekspor 1 pesawat NC212 lagi ke Senegal pada Desember nanti.

"Kalau ekspor sudah 5, rencana ada 1 di Desember. Nanti saya cek, apakah siap ke Senegal atau belum," jelasnya.

Dia berharap ke depan jumlah negara yang meminati pesawat produksi perseroannya makin meningkat. "Kita harapkan Filipina ada kontrak lagi, Korea juga, Malaysia dan masih banyak. Nepal, Senegal," tandasnya.

Pesawat NC-212i pesanan Vietnam [PTDI]

Sebelumnya, PT Dirgantara Indonesia (PTDI) menandatangani kerangka kesepakatan penjualan pesawat CN-235 dan NC-212 dengan mitra bisnis Angkatan Udara Senegal dan Pantai Gading senilai USD 75 juta atau Rp 1,07 triliun.

Direktur Utama PTDI Elfien Goentoro menyampaikan, penjualan dua unit pesawat NC-212 seri 200 yang digunakan untuk pengawasan maritim dan satu unit CN-235 seri 220 untuk pesawat patroli maritim Angkatan Udara Senegal serta satu unit CN-235 seri 220 untuk transportasi militer Angkatan Udara Pantai Gading.

"Kami menawarkan kepada negara-negara di Afrika untuk pengembangan keterampilan sumber daya manusia dan pengetahuan dalam industri manufaktur pesawat terbang," kata Elfien dalam Forum Indonesia-Afrika (Indonesia-Afrika Forum/IAF) 2018 di Bali, Selasa (10/4).

Dalam melakukan penetrasi pasar di negara-negara Afrika, PTDI dibantu oleh KBRI atau Kantor Perwakilan Republik Indonesia di negara-negara yang menjadi target pasar PTDI dan membangun kerja sama dengan Industrial Partner atau business partner luar negeri yang mempunyai akses ke negara-negara yang menjadi target pasar PTDI.

"Pasar Afrika itu menjanjikan karena terdiri dari banyak negara dan secara geografis sama dengan Indonesia jadi kebutuhan pesawat turboprop ringan dan medium itu masih banyak," imbuhnya.

  Merdeka  

Rabu, 06 Juni 2018

PT DI Pasok Pesawat dan Helikopter untuk TNI

Helikopter produksi PT DI [megah@navy132]

Pemesanan pesawat dan helikopter kepada PT Dirgantara Indonesia paling banyak oleh domestik. Direktur Utama PT DI Elfien Goentoro mengatakan, pihaknya paling banyak mendapat permintaan dari TNI untuk pengadaan pesawat.

"Paling banyak dari Angkatan Udara tentunya, juga Angkatan Laut. Untuk heli paling banyak Angkatan Darat," ujar Elfien di kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Rabu (6/6/2018).

Saat ini PTDI telah terikat kontrak dengan TNI untuk pengadaan 9 pesawat NC-212 dan 7 heli Cougar untuk Angkatan Udara serta 9 heli untuk Angkatan Darat. Elfien tidak bisa memastikan berapa pengadaan pesawat dan heli untuk TNI pertahunnya karena sistem kontrak multiyears.

"Untuk kontrak sekarang untuk pesawat NC-212 akan mulai deliver 2019 ada lima. 2020 akan deliver lagi empat. Karena leap time pembuatan sekitar 1 tahunan," kata Elfien.

Tak hanya di dalam negeri, PTDI juga kebanjiran pesanan dari luar negeri. Di awal tahun ini, PT DI telah mengekspor lima pesawat jenis NC-212 untuk Filipina dan Vietnam.

Rencananya PT DI akan mengirim lagi satu pesawat ke Senegal. Namun, belum dapat dipastikan apakah Desember 2018 bisa dikirim atau awal 2019. Elfien berharap negara-negara yang sudah pernah memesan pesawat ke PT DI akan kembali melakukan pesanan.

"Mudah-mudahan tahun ini ada target di Korea dan Malaysia kita dapat juga. Dan beberapa repeat order lagi," kata Elfien.

Sejauh ini, Filipina, Vietnam, Malaysia, dan Korea sudah beberapa kali memesan pesawat dan tenaga pemeliharaannya ke PTDI.

"Seperti Korea, mereka akan repeat order untuk CN-235. Mudah-mudahan dapat kontraknya tahun ini," kata Elfien.

  Kompas  

Selasa, 05 Juni 2018

Perusahaan India Siap Produksi Alutsista TNI

Water cannon produksi Kerjasama Pindad-Tata [IMF]

Nama Tata Motors kembali menjadi bahan perbincangan di masyarakat, terutama setelah kunjungan Perdana Menteri India, Narendra Modi ke Indonesia beberapa waktu lalu.

Merek otomotif India tersebut diketahui bekerja sama dengan PT Pindad untuk memasok kendaraan militer.

Presiden Direktur PT Tata Motors Distribusi Indonesia, Biswadev Sengupta mengatakan, kerja sama dengan Pindad merupakan sebuah kegiatan positif untuk kepentingan kedua negara.

"Kerja sama dengan Pindad merupakan hal yang baik. Kami membuat dan melakukan uji coba banyak produk," kata Biswadev di Senayan, Jakarta, Senin 4 Juni 2018 malam.

Meski tidak menyebutkan secara detail produk kendaraan yang dirancang dan diuji bersama Pindad, Biswadev mengatakan, nantinya akan ada kendaraan militer yang sesuai dengan kebutuhan di Indonesia.

"Saya harap, kerja sama ini akan bisa menemukan produk yang sesuai dengan kebutuhan militer dan pertahanan," kata dia.

Diketahui, Memorandum of Understanding (MoU) antara TMDI dengan Pindad sudah ditandatangani sejak 2016 lalu. Dalam kerja sama ini, pihak Tata akan mentransfer teknologi dan melakukan produksi kendaraan perang militer TNI.
 

  Vivanews  

Kemenhan Akan Beli Lima Hercules

Baru Dari Amerika SerikatPesawat Hercules TNI AU, di Bandara Juwata, Tarakan, Kalimantan Utara, 2016. (ANTARA FOTO/Fadlansyah) ✈️

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan Indonesia bakal membeli alat utama sistem persenjataan (alutsista) berupa lima unit Pesawat Hercules dari Amerika Serikat (AS).

Ryamizard mengatakan rencana pembelian Hercules itu dilakukan usai bertemu dengan Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) James N Mattis di Hawaii pada Selasa (29/5).

"Iya Pesawat Hercules, kita akan beli di sana, nggak banyak-banyak, lima biji aja," kata Ryamizard saat ditemui di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Selasa (5/6).

Masalah pengadaan Hercules sendiri telah disinggung oleh Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto yang mengatakan bahwa TNI Angkatan Udara membutuhkan tambahan pesawat angkut beberapa waktu lalu.

Meski begitu, kata Ryamizard, masih enggan untuk menyebutkan spesifikasi dan jadwal kedatangan pesawat tersebut ke Indonesia.

Ia hanya mengatakan pembelian Hercules sebagai upaya TNI dalam memperkuat sistem alutsista dan menjaga persahabatan dengan AS di bidang alih teknologi pertahanan.

"Jadi sembari membeli sambil meningkatkan persahabatan, terutama pertahanan dan alih teknologi," kata dia, yang merupakan mantan Kepala Staf Angkatan Darat itu.

Ryamizard mengatakan bahwa pengadaan Hercules merupakan komitmen Kementerian Pertahanan untuk memodernisasi sistem pertahanan TNI AU.

Sebab, ia menyebut beberapa Pesawat Hercules yang dimiliki Indonesia saat ini perlu diperbarui agar meningkatkan faktor kemanan bagi pasukan TNI dalam bertugas. Sebab, alutsista yang ada kebanyakan merupakan barang hibah.

"Kan Hercules-Hercules yang dihibahkan atau dibeli murah kan barang lama, kita perlu lah [membeli baru] walaupun enggak banyak, yang penting ada yang baru," ucap dia.

Di luar masalah alutsista, Rymizard mengaku tengah menjajaki kerjasama dibidang pemberantasan terorisme dengan Amerika Serikat. Hal itu untuk menindaklanjuti serangkaian aksi teror yang mengancam Indonesia belakangan ini.

"Terutama terorisme, itu musuh semua manusia, itu bukan musuh sekolompok orang aja, jadi seluruh manusia harus memusuhi itu, melalui aparatnya, tentara, polisi, yang lain boleh juga," pungkasnya. (arh)
 

  CNN  

2 Kapal AL Jepang Singgah di Jakarta

Latihan Jarak Jauh http://2.bp.blogspot.com/-Hg-V9VPSrmU/U9Jaf0fmcDI/AAAAAAAAE14/N00VJmB0C8A/s1600/25072014%2BKRI%2BClurit%2B641.jpgKapal AL Jepang singgah di Jakarta (Foto: dok. Lantamal III Jakarta) ☆

Dua kapal perang milik angkatan laut Jepang singgah di Jakarta. Kedua kapal tersebut tengah berlayar dalam rangka latihan layar jarak jauh bagi perwira muda AL Jepang.

Kedua kapal ini tiba di Dermaga Jakarta International Container Terminal (JICT) II, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (4/6). Danlantamal III Jakarta Laksamana Pertama TNI Denih Hendrata menyambut kedatangan dua kapal tersebut.

Nama kedua kapal yang singgah di Jakarta sampai 8 Juni ini yakni JS Kashima TV 3508 dan JS Makinami DD 112. Kedua kapal itu langsung berlayar dari Jepang melewati Laut China Selatan dan ada 10 negara yang akan disinggahi dalam pelayaran tersebut.

Kapal JS Kashima TV 3508 yang dipimpin Kapten Junnichi Kaneko merupakan kapal kelas Kashima Class Training Vessel yang memiliki panjang 143 meter, lebar 18 meter, bobot 4.050 ton, kecepatan maksimal 25 knots, pengawak 360 orang dan dilengkapi berbagai persenjataan.

Sementara itu, JS Makinami DD 112 yang merupakan jenis Destroyer Class Ships dengan komandan kapal Commander Takayuki Obinata memiliki panjang 151 meter, lebar 17,4 meter, bobot 4.650 ton, kecepatan maksimal 30 knots, pengawak 175 orang dan dilengkapi berbagai persenjataan.

Turut hadir dalam upacara penyambutan kedua kapal tersebut yakni Asintel Danlantamal III, Asops Danlantamal III, Dansatrol Lantamal III, Kadisminpers Lantamal III, Kadissyahal Lantamal III, para Perwira, Bintara dan Tamtama Lantamal III serta pihak Kedutaan Besar Jepang. (dkp/dkp)

  detik  

Tim Sniper Polri Sabet Juara 1 Asean Shooting Competition 2018

Di Cha Am, Huahin, Thailand http://2.bp.blogspot.com/-Hg-V9VPSrmU/U9Jaf0fmcDI/AAAAAAAAE14/N00VJmB0C8A/s1600/25072014%2BKRI%2BClurit%2B641.jpgDok. Istimewa ☆

Tim Penembak Polri menyabet gelar juara di Asean Shooting Competition 2018. Selain negara-negara di Asean, Tim Sinper dari Australia, Jepang, China dan Korea Selatan juga turut berlaga dalam pertandingan itu.

"Hasil kejuaraan, Tim Penembak dari Polri meraih Juara Umum I dengan rincian Juara I Divisi Stock Service Pistol (SSP), Juara I Divisi Concealed Carry Pistol (CCP), Juara Over All (semua divisi), Juara III International Practical Shooting Confederation (IPSC)," kata Ketua Delegasi Kontingen Indonesia, Irjen Petrus Reinhard Golose, kepada detikcom, SElasa (5/6/2018).

Kompetisi ini berlangsung selama 2 hingga 4 Juni kemarin di Cha Am, Huahin, Thailand. Inisiator perlombaan, Wakil Kepala Kepolisian Thailand Jenderal Suchaart Theerawasat, kagum dengan Tim Penembak dari Polri.

Tim Sniper Polri Sabet Juara 1 Asean Shooting Competition 2018"Tim menembak Polri merajai di kelas IDPA ( International Defensive Association). Sebagai inisiator perlombaan Asean Plus, Jenderal Suchaart Theerawasat amat sangat menghormati Kontingen Indonesia, karena persiapan yang minim tapi bisa membawa nama harum Indonesia," kata Petrus.

Jenderal bintang dua yang sehari-hari menjabat sebagai Kapolda Bali ini menjelaskan jenis-jenis pertandingan yang dimenangkan oleh timnya. SSP adalah pertandingan menembak dengan menggunakan pistol dengan karakter kaliber 9 milimeter. berat 1,2 kilogram, magazin 10 butir peluru. "Contohnya Glock 17," sambung dia.

Sementara itu pada pertandingan kategori CCP, karakter pistol yang dipakai hampir sama dengan SSP.

"Pistol kaliber 9 milimeter, kapasitas magazin 8 peluru, berat maksimal 1.077 kilogram, panjang barel maksimal 4 3/8 inch. Contohnya Glock 19. Pelaksanaannya sama yaitu mengeksekusi 10 stages dengan tingkat kesulitan yang bervariasi," tutur Petrus. (aud/dkp)

  detik  

Minggu, 03 Juni 2018

Indonesia’s New Attack Helicopters Put Spotlight on US-Indonesia Defense Ties

https://3.bp.blogspot.com/-yck_wh4daCc/WR6k5dleFVI/AAAAAAAAKTY/uoVip_lOmCwPFyd7batjvbIdU-yQ9SvOACLcB/s1600/18513271_Indonesian%2BArmy%2BAviation%2Bnew%2BAH-64E%2BGuardian%2BAttack%2BHelicopter.%2BCredit%2Bto%2BWayan%2BAgus.jpgApache TNI AD [Wayan Agus]

Last week, the United States and Indonesia held a ceremony to commemorate the completed delivery of Apache Guardian helicopters to the Southeast Asian state. The event once again placed the spotlight on the defense realm in the U.S.-Indonesia strategic partnership and the efforts by Jakarta to step up its military modernization efforts.

As I have noted before in these pages, the United States and Indonesia have long shared a defense relationship, and that has continued to broaden over the years with some previous restrictions eased as well. U.S. policymakers have recognized that for all the limitations inherent in the U.S.-Indonesia relationship, Jakarta is nonetheless a significant actor in Southeast Asia and an important partner in addressing a wide range of security challenges. That pattern has continued on with U.S. President Donald Trump, as evidenced by several developments including U.S. Defense Secretary Jim Mattis’ visit to Indonesia in January.

One of the elements of the U.S.-Indonesia defense relationship is military equipment, and a tangible example of that was the transfer of Apache Guardian helicopters to Indonesia. Indonesia had requested the eight Apache Guardians under the U.S. Foreign Military Sales (FMS) program back in 2012, and in 2015, the U.S. Department of Defense (DOD) had awarded Boeing a contract to supply Indonesia with eight AH-64E Apache Guardians. The helicopters began arriving in Indonesia in December 2017 with the final ones coming in in March 2018.

On May 16, Indonesia officially accepted eight AH-64E Apache helicopters from the United States. The helicopters were accepted at a ceremony attended by a range of Indonesian and U.S. officials, including Indonesian Defense Minister Ryamizard Ryacudu and U.S. Deputy Ambassador to Indonesia Erin Elizabeth McKee. During a ceremony that occurred at the Army Aviation Center at the Ahmad Yani Airport in Semarang, Ryacudu symbolically handed over the helicopters to TNI Commander Logistics Assistant Rear Admiral Bambang Nariyono, who was representing Air Chief Marshal Hadi Tjahjanto.

In accepting the helicopters, Ryacudu said the helicopters were important as part of the wider effort by Indonesia to strengthen its defense and modernize its military to counter various threats, and urged personnel to ensure their proper operation and maintenance. Both sides also cast the development as an example of bilateral defense cooperation occurring under the wider U.S.-Indonesia strategic partnership, which was reached back in 2015.


  ★ The Diplomat  
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...