Sabtu, 12 Juli 2014

Vympel R-77 (AA-12 Adder)

Rudal Andalan untuk Perang Udara Pesaing utama rudal AIM-120 AMRAAM andalan Amerika Serikat, R-77 kerap dijuluki AMRAAMSKI. Pertanyaan paling mendasar, sehebat apakah rudal udara ke udara jarak menengah/jauh ini?

Paling tidak ada sepuluh varian induk yang dibuat Vymvel Design Bureau untuk rudal udara ke udara jarak menengah R-77 yang dalam istilah NATO diberi kode AA-12 Adder. Mulai dari varian standar hingga varian terbaru untuk penempur generasi kelima Rusia, T-50 PAK FA, yakni K-77M yang dilengkapi radar AESA. Indonesia melengkapi armada Su-27/30 dengan varian RVV-AE (Izdeliye 190), yang khusus dibuat Rusia untuk versi ekspor.

Walaupun R-77 dasarnya adalah rudal udara ke udara, namun pihak pembuat juga telah mengembangkan R-77 menjadi rudal darat ke udara (R-77-SRK) dan juga rudal kapal ke udara (R-77-ZRK). R-77 jadi andalan para pengguna jet tempur Rusia dan kini sudah digunakan di sembilan negara: Rusia, Aljazair, Tiongkok, India, Malaysia, Venezuela, Vietnam, Peru, dan Indonesia.

R-77 dibuat Vympel pada 1982. Rudal dengan panjang 3,6 meter, diameter 20 cm, dan bobot antara 175 kg (R-77) – 226 kg (R-77-PD) ini mampu mengejar sasarannya dengan kecepatan Mach 4,5. Kemampuan menjangkau sasaran berada dikisaran 40-160 km tergantung varian dan ketinggian terbangnya. Maka R-77 disebut pihak pembuatnya sebagai rudal udara ke udara jarak menengah dan jarak jauh.

R-77 dapat diluncurkan pada ketinggian terbang pesawat antara 5 meter (16,5 kaki) hingga 25 km (82.000 kaki). Rudal ini ditenagai oleh roket berbahan bakar padat (R-77) atau sistem penghisap udara ramjet (R-77-PD). Hulu ledak rudal berkisar 22 kg, menggunakan fragmentasi high explosive serta sistem pemandu inersial baik aktif, pasif maupun infra merah.

Salah satu ciri yang dapat dilihat dari R-77 selain bentuknya yang panjang dan runcing, adalah digunakannya grid fin di bagian ekor. Sirip tegak berlubang dengan pola kotak menyerupai waffle besi ini berfungsi untuk mengarahkan aliran udara di bagian ekor rudal pada kecepatan supersonik. Arahnya dapat diatur dengan poros engsel di bagian pangkalnya. Grid fin lazim digunakan pada rudal balistik buatan Soviet era 1970-an dan juga roket Lunar N1 serta kapsul Soyuz TM-22.

 Paling efektif 

Dengan kecepatan lajunya yang sangat tinggi, R-77 diklaim sebagai rudal udara ke udara paling efektif yang dapat digunakan untuk menghancurkan beragam sasaran di udara termasuk rudal Mach 4 AIM-120 AMRAAM (Advanced Medium Range Air-to-Air Missile), AIM-54 Phoenix maupun rudal darat ke udara semacam Patriot. R-77 digunakan AU Rusia sejak 1994 dan telah diekspor pertama kali ke India tahun 2002. Di kawasan ASEAN, RVV-AE telah dimiliki oleh Malaysia dan Vietnam yang sama-sama menggunakan Su-27/30 sebagai kekuatan pemukul utama.

Tiongkok yang getol membeli beragam persenjataan Rusia, tak ketinggalan melengkapi armada Su-27/30 dengan R-77. Tidak hanya itu saja, Tiongkok kemudian juga membuat secara lisensi seeker dan sistem pemandu pada R-77 dan menerapkannya pada rudal PL-12/SD-10 Sino-AMRAAM.

Dibandingkan AIM-120 AMRAAM buatan Hughes/Raytheon yang telah diproduksi sejak 1991, dapat dikatakan R-77/RVV-AE memang masih kalah dalam pengoperasiannya di medan laga. Sehingga untuk mengukur seberapa hebat rudal ini rasanya masih butuh pembuktian. Sementara AIM-120 telah berhasil menembak jatuh MiG-25 Irak pada 27 Desember 1992 dimana saat itu AIM-120 diluncurkan dari F-16D AU AS. Catatan berikutnya, Januari 1993 MiG-23 Irak juga berhasil dijatuhkan F-16C AU AS menggunakan AIM-120 AMRAAM, dan setelah itu AIM-120 masih membukukan berbagai kill lainnya.

Rusia dan negara-negara pengguna R-77 lainnya mungkin masih menunggu kesempatan untuk bisa menggunakan rudal BVR (Beyond Visual Range) R-77 dalam kesempatan yang pas. Secara teori di atas kertas, rudal ini lebih unggul dari para pesaingnya. Itu pula yang menyebabkan AS dan para sekutunya selalu waspada pada berbagai persenjataan buatan Rusia, termasuk R-77 atau AA-12 Adder ini.(Roni Sontani)

  ★ Angkasa  

Satgas Pamtas RI-Timor Leste gagalkan penyelundupan mobil

Satgas Pamtas RI-Timor Leste gagalkan penyelundupan mobilSatuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) RI-Timor Leste di pos lintas pintu utama Mota Ain, Kabupaten Belu, menggagalkan upaya penyelundupan mobil jenis Toyota Avanza ke Timor Leste.

"Kendaraan dan oknum pengendaranya sudah kami serahkan ke aparat Polres Belu di Atambua, setelah diamankan di pintu lintas batas Mota Ain, Jumat (11/7) kemarin sore," kata Komandan Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Batalyon Infantri 742/Satya Wira Yudha (SWY) Letkol Inf Fransiskus Ari Susetio, yang dihubungi dari Kupang, Sabtu.

Dia mengatakan, penggagalan itu terjadi setelah personel TNI unsur Satgas Pamtas RI-Timor Leste merasa curiga dengan kendaraan berwarna hitam, bernomor polisi DH 4121 EA yang melintas ke arah Timor Leste, dalam beberapa hari terakhir hingga pada Jumat (11/7) siang itu.

Berawal dari laporan intelijen Satgas Pamtas, akan terjadi transaksi ilegal (penyelundupan) kendaraan tersebut ke Timor Leste, maka personel di pintu lintas batas Mota Ain, semakin memperketat pengawasannya.

Modus yang digunakan, adalah dengan mengubah plat nomor polisi kendaraan tersebut, dari nomor polisi yang asli ke nomor polisi lainnya, untuk mengelabui petugas, baik TNI penjaga pintu perbatasan, maupun petugas lainnya di Mota Ain, termasuk petugas di pintu masuk Timor Leste.

Letkol Fransiskus mengatakan personel Satgas Pamtas di pintu lintas batas, sudah sangat mengenali kendaraan tersebut dengan sejumlah tanda unik di mobil.

Karenannya, pada Jumat (11/7), kendaraan yang dikendarai oleh seorang berinisial AM itu, diminta segera kembali ke Indonesia, menjelang penutupan pintu lintas batas di Mota Ain.

Menurut Letkol Fransiskus, informasi intelijen menyatakan, bahwa telah terjadi transaksi sopir kendaraan AM di Batugede, Distrik Bobonaro, Timor Leste.

Melihat adanya transaksi tersebut, Satgas Pamtas Yonif 742/SWY, berkoordinasi dengan penjaga perbatasan Timor Leste (UPF), untuk segera meminta kendaraan itu kembali ke Indonesia, melalui Mota Ain.

"Saat kendaraan itu kembali menjelang penutupan pintu perbatasan itulah, kami langsung mengamankannya," kata Fransiskus.

Dalam pemeriksaan, ternyata kendaran itu memiliki STNK dengan nomor Polisi W 1530 BH asal Sidoarjo, Jawa Timur.

Sementara untuk nomor Polisi DH 4121 EA, adalah nomor palsu yang sebenarnya nomor kendaraan lainnya berjenis Xenia.

"Dengan kondisi itu, kami langsung tahan AM dan kendaraannya, lalu kami serahkan ke aparat Polres Belu, untuk diproses sesuai hukum yang berlaku," katanya.

  ★ antara  

KRI Jajaran Koarmabar Laksanakan SAR Kapal Yacht Perancis

Jakarta KRI Sultan Thaha Syaifuddin (STS-376) salah satu KRI di bawah jajaran Satuan Kapal Eskorta (Satkor) Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) berhasil melaksanakan SAR (Search an Rescue) terhadap Kapal Yacht berbendera Perancis, SY. Malick, Kamis (10/7) yang telah tiga hari terombang-ambing di lautan karena mengalami kerusakan mesin dan sistem kemudi akibat cuaca buruk selama pelayaran sejak dari perairan India.

Menurut Komandan KRI Sultan Thaha Syaifuddin-376 Letkol Laut (P) Ario Sasongko, S.E, M.P.M., Yacht tersebut berhasil ditolong setelah KRI STS-376 mendeteksi sinyal distress yang dipancarkan oleh Yacht tersebut. Setelah terjalin komunikasi, diketahui Yacht tersebut dinahkodai oleh Rondeau David Jean Marie Marcel serta diawaki dua orang ABK, yaitu Leprette Thyl Sylvain dan Mechling Laura Juliette warga negara Perancis. Berdasarkan pengakuan nahkoda kapal, saat itu mereka sedang dalam perjalanan dari Pelabuhan Seychelles menuju Pelabuhan Vanuatu, namun karena mengalami kerusakan peralatan mesin serta kemudi mereka terbawa arus hingga masuk wilayah Indonesia sampai ke pelabuhan Jakarta.

Setelah diberi bantuan air minum dan makanan oleh KRI STS-376, mereka kemudian dikawal menuju Pangkalan TNI Angkatan Laut Pondok Dayung, Jakarta untuk proses penanganan lebih lanjut oleh Satuan Keamanan Laut (Satkamla) Lantamal III Jakarta dan berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Perancis di Jakarta.

  ★ koarmarbar  

Bercermin Dari Demokrasi Mesir dan Thailand

http://3.bp.blogspot.com/-y4ySBqOhg_Q/U6ZQ685UUMI/AAAAAAAAEuE/nn_NRzIu7ZU/s1600/Anoa+RCWS+Garuda+Militer.gifSesungguhnya perjalanan demokrasi kita hari-hari ini sedang panas dalam, meriang dan kalau tidak mampu dikelola bisa menjadi meraung dan mengaum saling menerkam. Di tataran pengambilan suara tanggal 9 Juli 2014 yang lalu para pemilih suara telah menampakkan kualitas demokrasinya dengan antusias mendatangi berbagai TPS di seluruh Indonesia. Artinya rakyat Indonesia yang punya hak pilih telah memenuhi kewajibannya untuk memilih RI-1. Dunia mengakui kehebatan para pemilih Indonesia dalam menjalankan hak demokrasinya.

Masalahnya kemudian adalah di model perhitungan suara yang bernama quick count yang berbeda satu sama lain jika berhadapan dengan kubu yang berseberangan. Ini kemudian melahirkan sebuah kalimat populer yang pernah disebutkan almarhum Gus Dur yaitu membela yang bayar. Di kubu A lembaga survey membela kliennya demikian juga di kubu B. Ini juga salah satu indikator yang menjadi pemicu gejolak panas dalam ditambah lagi dengan keberpihakan media yang terbelah menjadi dua kubu yang berseberangan. Meminjam istilah sastrawan, Indonesia saat ini bagai bulan yang terbelah dua.

Sesuai perintah, saat ini satu juta Polisi dan Tentara dalam kondisi siaga penuh untuk mengantisipasi kondisi terburuk dalam perjalanan berdemokrasi kita. Ada pergerakan dan pergeseran pasukan bersama sejumlah alutsista di berbagai tempat strategis. Sebagai alat dan instrumen penyelamat negara dari gangguan keamanan dan pertahanan, menyiagakan personel dan sejumlah alutsistanya merupakan keniscayaan yang dibenarkan. Kendali tokoh publik atau politisi tentu ada di lisan dan laku sikap. Manakala lisan provokasi dan laku sikap berlaku anarkis jelas akan berhadapan dan berlawanan dengan instrumen penyelamat negara.

Berbagai contoh telah diperlihatkan manakala jalan berdemokrasi melewati ambang batas laku sikap dan lisan yang mau menang sendiri. Mesir yang perolehan suara kaum religi menang tipis terhadap kaum nasionalis dalam Pemilu beberapa tahun silam sangat mengejutkan lingkungan sekitarnya. Termasuk penggemar status quo yang berpuluh tahun menikmati rezim Hosni Mubarak dan tetangga sebelahnya Israel.

Sayangnya pihak pemenang tipis pemilu ingin cepat-cepat merevolusi tatanan kehidupan bermasyarakat dan bernegara di negeri piramid itu sehingga menimbulkan birahi berkelahi. Disamping itu sesungguhnya Israel berkepentingan dengan posisi Mesir yang status quo alias tidak adanya aroma ikhwanul muslimin di pemerintahannya. Oleh karena itu berbagai upaya intelijen dilakukan untuk mengembalikan posisi status quo tadi.

Meski gejolak politik di Mesir menimbulkan efek domino alias Arab Springs dengan kejatuhan beberapa rezim pemerintahan di sekitarnya tapi kita bisa lihat sekarang kondisi negeri “Firaun” itu yang tidak sembuh dari luka dan cuka demokrasi. Militer mengambil alih pemerintahan untuk menyelamatkan wibawa negara. Sebabnya karena posisi sama kuat blok demokrasi di dalam negeri itu yang tak mampu merekonsiliasi diri. Kemudian adanya campur tangan Israel dan AS untuk tetap “memegang dan menggenggam” Mesir agar tetap jinak.

Demikian juga pertarungan demokrasi sama kuat antara kelompok baju ningrat dengan kelompok baju egaliter yang dikenal dengan sebutan kaos kuning dan kaos merah di Thailand. Berlarutnya dalam hitungan tahunan saling hujat antara kedua kelompok itu akhirnya memancing militer Thailand untuk mengambil alih pemerintahan. Seperti kita ketahui seorang pengusaha kaya Thaksin Shinawatra dalam sekian tahun memerintah negeri gajah putih itu, dan terguling, telah berhasil memikat hati kaum egaliter terutama petani dan pedagang. Kaum inilah yang menjadi lawan tanding kelompok kaos kuning sebutan untuk mereka yang berada dalam kelas pegawai negeri, keluarga tentara dan pemuja nilai-nilai kerajaan.

Demokrasi Indonesia sedang diuji kematangannya terutama ditingkat elite partai dan sekutunya. Perhitungan suara manual yang sedang dilakukan KPU saat ini hendaknya disikapi dengan ketenangan cara pandang dan cara bicara. Apalagi kita berada di bulan suci Ramadhan yang nota bene menahan dari segala hal, menahan amarah, menahan emosi termasuk menahan nafsu provokasi. Rakyat bangsa telah membuktikan kematangan berdemokrasi dengan tingkat kedatangan di TPS meningkat tajam. Rakyat bangsa telah menjalankan “ritual demokrasi” nyaris sempurna tanpa ribut dan cela.

Maka saatnya elite partai dan kelompok masing-masing harus mampu menunjukkan kecerdasan berpolitik, kecerdasan emosional, kecerdasan intelektual. Asal tahu saja kalangan grass root atau akar rumput tidak akan melakukan tindakan apa-apa jika tidak ada instruksi dari atasan partai atau kelompoknya. Mestinya kita banyak bercermin dari kedewasaan masyarakat pemilih kita yang sudah kembali menjalankan aktivitas mereka. Berbagai aktivitas mereka sesungguhnya menggerakkan perekonomian yang terus tumbuh dan berkembang di negeri ini.

Ketika saatnya diumumkan siapa yang menjadi pemenang untuk menjadi Presiden lima tahun ke depan, mestinya jauh-jauh hari sudah dikondisikan bagi kedua petarung dan kelompoknya untuk siap kalah dan menerima kekalahan dengan legowo. Tentu ini berat karena ongkos politik tidak hanya berupa nilai tukar tetapi juga gengsi diri, harga diri, aktualisasi diri, emosi diri dan ambisi diri terhadap apa yang disebut nilai perolehan harga kekuasaan. Tentu semua ada limitnya. Oleh sebab itu pusat gravitasi kendali merupakan kunci untuk memberikan ketenangan pada harga diri, gengsi diri termasuk kendali kelompok.

Pada posisi tak terkendali, bukan sesuatu yang haram jika Polisi dan Tentara bahu membahu menghantam habis kelompok anarkis yang berusaha mencederai martabat demokrasi karena tak siap kalah. Posisi darurat sipil maupun darurat militer bisa dan sah diberlakukan di seluruh tanah air manakala kemarahan lisan berubah menjadi kemarahan destruktif tak terkendali. Kita berada di persimpangan itu, mau meneruskan universitas demokrasi dengan nilai cum laude atau terpaksa harus mengulang kembali karena tidak lulus mata kuliah pengendalian diri.

Semoga berkah Ramadhan ini mampu memberikan berkah demokrasi yang bening, pengendalian diri untuk sebuah kemenangan Indonesia Raya yang majemuk. Dan di Idul Fitri nanti kita semua bisa mengembalikan nilai kesejatian pada fitrah diri, fitrah berbangsa, sebuah kebanggaan pada nilai kebangsaan Indonesia Raya.

****
Jagvane / 12 Juli 2014.

  ★ analisisalutsista  

[World News] Helikopter Tempur AS Jatuh Ditabrak Angsa

4 Kru Helikopter Tewas http://www.globalsecurity.org/military/systems/aircraft/images/hh-60g_pave-hawk_020807_07.jpgHH-60 Pave Hawk (Globalsecurity)

S
ekelompok angsa liar menabrak sebuah helikopter militer AS saat tengah terbang di atas sebuah kawasan suaka di Inggris timur. Empat orang kru helikopter tewas dalam kejadian tersebut. Demikian penyidik militer menjelaskan, Rabu (9/7/2014).

Helikopter milik AU Amerika Serikat jenis HH-60 Pave Hawk, yang berbasis di pangkalan udara Lakenheath ini, jatuh di Norfolk pada 7 Januari lalu dalam sebuah latihan rutin.

Saat helikopter itu tengah mengudara, sekelompok angsa liar tiba-tiba beterbangan yang kemungkinan besar dipicu karena suara bising mesin helikopter.

Akibatnya, sekitar tiga ekor angsa menabrak kaca depan helikopter dan menembus masuk ke dalam kokpit, lalu langsung menghantam wajah pilot, kopilot, dan petugas penembak hingga pingsan. Demikian pernyataan Badan Investigasi Kecelakaan yang diterbitkan Angkatan Udara di Eropa dan Afrika.

Salah satu angsa itu juga membuat sebagian kendali helikopter tak berfungsi, di saat para kru helikopter tengah berlatih melakukan penyelamatan pada malam hari.

"Pingsannya pilot dan kopilot, ditambah rusaknya fungsi stabilisator helikopter, membuat helikopter itu bergerak tak terkendali," tambah laporan itu.

"Akibatnya, helikopter itu kemudian jatuh sekitar tiga detik setelah ditabrak sekelompok angsa," lanjut laporan itu.

Helikopter tersebut berasal dari Skuadron Penyelamat ke-56 AU Amerika Serikat, Wing Tempur ke-48, yang banyak dikenal dengan nama Wing Patung Liberty. Kesatuan ini adalah salah satu unit penting militer AS di Eropa.

Helikopter HH-60 Pave Hawk biasa digunakan dalam proses penyelamatan korban perang dan kerap digunakan untuk menolong kru udara yang jatuh di wilayah musuh.

Helikopter ini banyak digunakan di Afganistan, Irak, dan dalam operasi penyelamatan seusai hantaman Badai Katrina di New Orleand, AS, pada 2005.

  ★ kompas  

KRI Banda Aceh (LPD 593)

RIMPAC 2014
RIMPAC 2014 Ship Arrivals
The Indonesian Navy amphibious transport dock ship KRI Banda Aceh (LPD 539) arrives at Joint Base Pearl Harbor-Hickam in preparation to participate in the Rim of the Pacific (RIMPAC) Exercise 2014. Twenty-two nations, more than 40 ships and submarines, more than 200 aircraft and 25,000 personnel are participating in RIMPAC exercise from June 26 to Aug. 1, in and around the Hawaiian Islands. The world's largest international maritime exercise, RIMPAC provides a unique training opportunity that helps participants foster and sustain the cooperative relationships that are critical to ensuring the safety of sea lanes and security on the world's oceans. RIMPAC 2014 is the 24th exercise in the series that began in 1971. (U.S. Navy photo by Mass Communication Specialist 2nd Class Diana Quinlan/Released)
Ships depart: Sea phase of Rim of the Pacific (RIMPAC) Exercise 2014
Indonesian Navy ship KRI Banda Aceh (LPD 593) departs Pearl Harbor to participate in the sea phase of Rim of the Pacific (RIMPAC) Exercise 2014. Twenty-two nations, more than 40 ships and submarines, more than 200 aircraft and 25,000 personnel are participating in RIMPAC from June 26 to Aug. 1 in and around the Hawaiian Islands. The world's largest international maritime exercise, RIMPAC provides a unique training opportunity that helps participants foster and sustain the cooperative relationships that are critical to ensuring the safety of sea lanes and security on the world's oceans. RIMPAC 2014 is the 24th exercise in the series that began in 1971. (U.S. Navy photo by Mass Communication Specialist 3rd Johans Chavarro/Released)
Ships depart, sea phase Rim of the Pacific (RIMPAC) Exercise 2014
The Republic of Indonesia's KRI Banda Aceh, Landing Platform Dock (593) departs Pearl Harbor for the sea phase of Rim of the Pacific (RIMPAC) Exercise 2014. Twenty-two nations, more than 40 ships and submarines, about 200 aircraft and 25,000 personnel are participating in Exercise RIMPAC from June 26 to August 1, in and around the Hawaiian Islands. The world's largest international maritime exercise, RIMPAC provides a unique training opportunity that helps participants foster and sustain the cooperative relationships that are critical to ensuring the safety of sea lanes and security on the world's oceans. RIMPAC 2014 is the 24th exercise in the series that began in 1971. (Royal Australian Navy photo by Able Seaman Imagery Specialist Chantell Bianchi/Released AU3)
Ships depart, sea phase Rim of the Pacific (RIMPAC) Exercise 2014
Indonesian landing platform dock ship KRI Banda Aceh (LPD 593) departs Joint Base Pearl Harbor-Hickam during Rim of the Pacific (RIMPAC) Exercise 2014. The world's largest international maritime exercise, RIMPAC provides a unique training opportunity that helps participants foster and sustain the cooperative relationships that are critical to ensuring the safety of sea lanes and security on the world's oceans. Twenty-two nations, more than 49 ships, six submarines, more than 200 aircraft and 25,000 personnel are participating in RIMPAC. (U.S. Navy photo by Mass Communication Specialist 1st Class Charles E. White/Released)

  ★ dvidshub  

Bung Tomo Class Segera Diresmikan

Serah terima kapal dilakukan di Inggris http://3.bp.blogspot.com/-H6zNLlEg1DE/U5x6cvUyhmI/AAAAAAAAErQ/n80yyRyEsYk/s1600/10406726_10203911755572496_8710794342221532336_n.jpgPANGLIMA Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Sri Mohamad Darojatim mengatakan penamaan 3 (tiga) Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) yang dibuat di Inggris segera peresmian. Ketiga KRI itu yaitu KRI Bung Tomo-357, KRI John Lie-358, dan KRI Usman Harun-359.

Ketiga KRI ini merupakan kapal perusak bertipe Multi Role Light Frigate (MRLF), yaitu sejenis kapal perusak ringan, yang memiliki bobot kurang lebih 2.000 ton. Kapal ini berteknologi canggih, antara lain sistem peluru kendalinya, dan mematikan.

Hal itu disampaikan Pangarmatim Laksamana Muda TNI Sri Mohamad Darojatim dalam sambutannya pada acara buka puasa bersama segenap Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD) Pemerintah Propinsi Jawa Timur, di Rumah Dinas Pangarmatim, Jalan Yos Sudarso, Surabaya, Kamis (10/7).

Dia menjelaskan dua kapal perang jenis Multi Role Light Frigate (MRLF) buatan Inggris akan diresmikan menjadi Kapal Perang Republik Indonesia (KRI). Untuk itu, Pangarmatim berencana untuk menghadiri acara penyerahan sekaligus penamaan dua kapal perang MLRF menjadi KRI di Barrow in Furness, Inggris dalam periode bulan Ramadhan ini.

“Serah terima kapal akan dilakukan di Barrow in Furness pada akhir Juli 2014,” katanya.

  ★ Jurnas  

[World News] 6 Tentara Filipina Tewas Tertembak Rekan Sendiri Saat Perangi Abu Sayyaf


http://img.beritasatu.com/images/medium/1405095210.jpgTentara Filipina mengangkat peti mati teman-temannya. (sumber: AFP/Noel Celis)

E
nam tentara Filipina tewas oleh tembakan rekannya sendiri dalam salah satu bentrokan paling berdarah terhadap militan terkait Al-Qaeda tahun ini. Militer Filipina menjelaskan para prajurit nahas itu terkena peluru artileri yang ditembakkan oleh unit militer lain ketika memerangi pasukan militan Abu Sayyaf di selatan Pulai Jolo pada 19 Juni lalu.

"Ini adalah realitas dari pertempuran. Faktor-faktor seperti stres tempur, kabut perang, mempengaruhi pengambilan keputusan. Unit yang menembakkan senjata howitzer itu pasti mengatakan tidak disengaja, tetapi penyelidikan militer sedang berlangsung untuk menentukan kebenarannya," kata juru bicara militer Letnan Kolonel Ramon Zagala, Jumat (11/7).

Sebelumnya Militer Filipina mengatakan pertempuran itu menewaskan tujuh tentara, dimana enam di antaranya tewas oleh mortir yang diluncurkan oleh kelompok Abu Sayyaf. Menurut laporan militer resmi, 24 tentara lainnya terluka, sebagian besar akibat penembakan.

Kelompok Abu Sayyaf didirikan pada awal 1990-an dengan modal dana jaringan al-Qaeda pimpinan bin Laden, yang disalahkan atas serangan teroris paling mematikan dan paling brutal dalam sejarah Filipina baru-baru ini.

Serangan ini termasuk pemboman feri pada 2004 yang menewaskan lebih dari 100 orang, penculikan misionaris asing dan wisatawan, dan pemenggalan sebagian besar masyarakat setempat.

Beberapa sandera asing dan lokal diyakini masih ditahan oleh kelompok Abu Sayyaf di hutan-hutan Jolo.

Kampanye melawan mereka didukung oleh sekitar 500 penasihat militer AS yang telah mengelilingi Filipina selatan sejak 2002 untuk melatih tentara Filipina.

Banyak pemimpin Abu Sayyaf telah ditangkap atau dibunuh dan AS bulan lalu mengumumkan bahwa pihaknya akan menarik sebagian besar pasukan Amerika disana tahun ini. Namun kelompok militan tersebut terus menimbulkan ancaman di daerah itu, menculik orang dan melakukan serangan bom.

  ★ beritasatu  

[World News] Mengenal Roket Hamas M-302

Menghantam Israel setiap 10 Menit http://cdn.sindonews.net/dyn/480/content/2014/07/11/43/882073/mengenal-rudal-hamas-m-302-yang-hantam-israel-tiap-10-menit-tdo.jpgSejumlah roket M-302 yang disebut milik Iran untuk militan Hamas yang disita Israel beberapa waktu lalu. | (Reuters / Amir Cohen)

R
oket andalan militan Hamas, yakni roket M-302 jadi buah bibir para analis Israel dan Amerika Serikat. Sebab, roket jenis itu menghujani wilayah Israel setiap 10 menit selama Israel menginvasi Jalur Gaza dalam empat hari terakhir.

Para analis itu bertanya-tanya, bagaimana bisa militan Gaza mampu membuat roket yang bisa menjangkau wilayah Israel dalam jumlah besar. Padahal, kondisi ekonomi Palestina sedang sakit sejak Israel memblokade Jalur Gaza beberapa tahun lalu.

Israel selama ini gencar menuduh Hamas menerima pasokan roket seperti itu dari Suriah dan Iran. Tentara Pertahanan Israel (IDF) mencatat, roket M-302 Hamas ditembakkan ke wilayah Israel setiap 10 menit. Bahkan dalam 72 jam, sudah 400 roket ditembakkan. Data itu mengacu dari keberhasilan sistem pencegat rudal Israel, Iron Dome, yang 90 persen berhasil menangkis roket Hamas.

Iron Dome menjadi andalan Israel, sejak Hamas menguasai Jalur Gaza tahun 2007. Menurut IDF, Hamas memiliki gudang dengan 10 ribu bahan mentah untuk pembuatan roket, yang salah satunya bertipe M-302.

Diproduksi China

Menurut IB Times, pada Kamis (10/7/2014), roket M-302 pertama kali dikembangkan oleh militer Suriah. Namun, roket jenis itu kini sudah biasa digunakan kelompok Hizbullah dan Hamas, serta pasukan loyalis Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Sejak Hamas memperoleh roket M-302, Israel dibuat repot berkali-kali. Hamas setidaknya telah berhasil menembakan roket jenis itu ke wilayah pesirir Hadera , sekitar 30 km dari Tel Aviv atau 70 km dari Jalur Gaza.

Meski Israel meragukan kemampuan Hamas untuk memproduksi roket M-302, namun analis AS justru percaya dengan kemampuan Hamas. ”Hamas mampu memproduksi roket secara mandiri,” kata Patrick Megahan, analis untuk Pertahanan dan Demokrasi yang berbasis di AS, kepada NBC.

“Setelah kita melihat semuanya, kelompok pemberontak di Suriah juga memproduksi beberapa roket tanpa bantuan dari luar negeri. Apakah Iran dan Suriah menawarkan bantuan berupa bahan yang diproduksi secara massal, itu sulit dilakukan di Gaza di mana bahan-bahan terbatas,” ujar Patrick.

Para pemimpin Hamas telah menegaskan bahwa senjata mereka dibuat sendiri dan tidak dijual di tempat lain. Namun, sumber lain menyatakan, roket M-302 tidak hanya diproduksi Suriah, dan Hamas. China juga memproduksi dengan nama Weishi-2 (WS-2).

”Ini dibuat di bawah lisensi dari China," kata Tal Inbar, analis Israel kepada NBC. Militer Israel mengakui roket M-302 merupakan model roket hebat.” Yang paling canggih, yang bisa menyerang dengan jarak lebih dari 100 mil, dan jika itu digunakan di Gaza maka warga Israel di bawah ancaman,” kata juru bicara militer Israel, Letnan Kolonel Peter Lerner.(mas)

  ★ sindo  

Informasi tentang Kekalahan Jepang Pada Perang Dunia II Diketahui Pertama Kali oleh Pelaut Indonesia

Secara formal, Jepang menyerah kepada sekutu yang diwakili Jenderal Douglas MacArthur, di atas USS Missouri. (Foto: PRX)

T
idak banyak yang mengetahui bahwa berita kekalahan Jepang diketahui pertama kali oleh pelaut-pelaut Indonesia yang bekerja untuk Jepang atau yang dididik sebagai kadet, baik di Sekolah Pelayaran Tinggi (SPT) maupun Sekolah Pelayaran Rendah (SPR).

“Pertama kali informasi kekalahan Jepang atas Sekutu itu didengar oleh para pelaut Indonesia, bukan dari kelompok-kelompok pemuda (Menteng 31 dan Prapatan 13—red),” ucap Kasubdis Sejarah Dispenal, Kolonel Laut (P) Roni E Turangan, di kantornya.

Pasalnya sampai dengan saat ini, sumbangsih mereka terhadap perjuangan menjelang kemerdekaan tidak pernah tercatat dalam buku-buku sejarah. Biasanya, yang sering tertulis dalam sejarah hanya kelompok Menteng 31 seperti Adam Malik, BM Diah, Sukarni, Chaerul Saleh, atau kelompok Sjahrir, yang pada saat itu menyegel kantor berita milik Jepang. Dari situ mereka mengetahui berita kekalahan Jepang dari siaran berita Sekutu.

Padahal sebelumnya, banyak pelaut Indonesia sudah mengetahui berita kekalahan Jepang melalui interaksinya dengan pelaut Jepang. Hal itu cukup masuk akal mengingat jalinan emosional yang kuat antara pelaut Jepang dan Indonesia yang terbangun selama masa pendudukan Jepang di Indonesia.

“Pelaut Indonesia yang dididik oleh Jepang bukan orang-orang yang tidak paham politik. Mereka sering mendapat pendidikan politik dari kaum pergerakan, seperti Soekarno, Hatta, dan Achmad Soebardjo. Jadi, ketika mereka mendapat informasi apa pun cepat mereka komunikasikan kepada kelompok-kelompok pergerakan,” kata Roni.

Lebih lanjut, Roni menambahkan, walaupun sistem pendidikan dalam Sekolah Pelayaran Jepang sangat ketat, tetapi akses hubungan dengan kaum pergerakan pemuda berjalan dengan baik, dan itu ditujukan untuk kepentingan bangsa.

Kelompok pergerakan pemuda (Menteng 31 dan Prapatan 13), bisa jadi hanya membuktikan kebenaran informasi yang mereka dapat dari para pelaut Indonesia, melalui siaran radio luar negeri. Setelah positif kebenarannya, barulah mereka datang menemui Soekarno-Hatta untuk menuntut Proklamasi.

Wajar bila sejarah hanya mencatat perjuangan kelompok ini dengan heroiknya peristiwa Rengasdengklok. Tetapi memang maksud perjuangan yang sesungguhnya adalah bukan untuk tercatat nama mereka dalam sejarah.

Roni pun juga tidak mengetahui secara pasti, siapa-siapa saja para pelaut yang punya peran besar dalam penyampaian informasi ini. Ia hanya menyebutkan beberapa nama seperti Mas Pardi, Adam, dan RE. Martadinata, yang dikemudian hari semuanya menjadi tokoh penting di TNI AL.

“Yang pasti mereka sebagai pelaut, juga memiliki fungsi intelijen dalam tujuan mencapai kemerdekaan,” papar pria yang juga menjabat sebagai Pemimpin Redaksi Info Historia, Buletin Sejarah TNI AL dan Kemaritiman ini.

  Jurnal Maritim  

[World Article] Iron Dome, Perisai Canggih Andalan Israel

70 persen rudal lawan berhasil dicegat Iron Dome. http://media.viva.co.id/thumbs2/2012/11/26/181524_sistem-pertahanan-roket-israel--iron-dome_209_157.JPGIron Dome.

I
ron Dome, atau perisai pelindung menjadi andalan militer Israel untuk melindungi negaranya. Iron Dome ini melibatkan banyaknya kendaraan perang Israel berteknologi canggih untuk memantau pergerakan rudal dari negara sekitarnya.

Apabila ada rudal yang menyerang Israel, maka sinyal pantauan udara akan meluncurkan rudal dari kendaraan perang Israel untuk menghancurkan rudal lawan di udara.

Namun, tidak semua rudal yang diluncurkan lawan dihancurkan Israel. Israel hanya meledakkan rudal yang mengarah ke wilayah-wilayah penting. Sementara itu, rudal yang mengarah ke wilayah terbuka tanpa penghuni, tak diledakkan. Detektor rudal dari perisai pelindung melepaskannya saja, sehingga rudal lawan meledak di darat.

Iron Dome sudah berhasil menangkal 70 persen rudal yang diluncurkan menuju Israel sejak dikembangkan pada 2006 lalu. Alat tersebut, dilengkapi perisai elektronik dan hulu ledak khusus yang mampu mendeteksi dan menghancurkan target dalam waktu beberapa detik.

Amerika Serikat ikut berperan dalam mengembangkan teknologi Iron Dome yang mahapenting bagi keamanan Israel ini. AS menggelontorkan US$ 235 juta untuk mendanai penelitian dan membuat senjata pelindung itu.(asp)
Cara Kerja Sistem Pertahanan 'Iron Dome' Begini Kerja Sistem Pertahanan 'Iron Dome' Israel   Sebuah sistem pertahanan, Iron Dome meluncurkan sebuah roket untuk mencegah roket lainnya di jalur Gaza di Tel Aviv, Israel, 9 Juli, 2014. (AP Photo/Dan Balilty).

S
istem pertahanan Iron Dome dioperasikan Israel dalam konflik berdarah terbaru mereka dengan Hamas. Sistem ini merupakan sistem pertahanan anti-rudal untuk mencegat roket Hamas yang menarget Tel Aviv dan Yerusalem--dua kota terbesar Israel.

Seperti yang terlihat dalam rekaman video yang diambil oleh ABC News, Iron Dome "menangkal" rudal udara dalam hitungan detik. Rudal meledak di udara sebelum mencapai sasaran.

Menurut CNN, sistem ini bekerja dengan pertama-tama mengidentifikasi rudal masuk dan kemudian menentukan apakah jangkauan dan arah mereka mengancam daerah padat penduduk, seperti sebuah kota. Jika rudal yang masuk dianggap merupakan ancaman, operator Iron Dome meluncurkan kontra-rudal. Rudal ini akan menghancurkan rudal musuh di udara.

Departemen Pertahanan Israel (IDF) mengatakan sistem ini telah mencegat 56 roket yang ditembakkan dari Gaza dengan sasaran Yerusalem, Tel Aviv, Asdod, Askelon, Kiryat Gat, dan di tempat lain. Menurut IDF, lebih dari 250 roket telah ditembakkan dari Gaza.

IDF menyatakan Israel menggunakan sistem Iron Dome hanya terhadap roket yang meluncur ke daerah-daerah berpenduduk. Jika tampaknya menuju sebuah lapangan kosong, Iron Dome tidak diaktifkan. "Sistem ini merupakan inti dari strategi pertahanan Israel," tulis CNN.

Ada dua pekerjaan utama sistem ini, yakni mengidentifikasi target dan peluncur rudal portabel akan menembakkan anti-rudal untuk meledakkan rudal Hamas di udara. Sistem ini mudah diangkut, dengan hanya beberapa jam saja untuk merelokasi dan mengaturnya.

Rudal Iron Dome memiliki panjang 3-10 meter dengan diameter 15 sentimeter dan berat 90 kilogram, tulis analisis keamanan IHS Jane pada 2012. Hulu ledak diyakini membawa 11-24 kilogram bahan peledak. Jangkauannya mulai 4 kilometer sampai 70 kilometer.

Israel mulai mengembangkan sistem ini pada 2007. Setelah serangkaian tes penerbangan tahun 2008 dan 2009, alat ini pertama dioperasikan pada 2011. Seperti dikutip IHS Jane, Angkatan Udara Israel melaporkan tingkat keberhasilan sistem ini mencapai 70 persen pada 2011.

Apakah Amerika Serikat terlibat dalam Iron Dome? Ya, tulis ABC News. Pengembangan awalnya dilakukan oleh perusahaan teknologi pertahanan Israel, Rafael. Namun sistem ini disponsori AS. Menurut Congressional Research Service, pada 2014 negara adidaya itu memberikan US$ 235 juta untuk penelitian Iron Dome, termasuk pengembangan dan produksi.

IHS Jane menyatakan pembuatan satu unit Iron Dome menelan biaya US$ 50 juta. Sedangkan sebuah rudal, menutur pejabat Israel, dihargai US$ 62 ribu.

"Ini adalah program yang dirancang untuk memberikan keamanan dan keselamatan bagi keluarga Israel," ujar Presiden AS Barack Obama mengomentari alat ini. The Jerusalem Post melaporkan, negara-negara lain telah menyatakan minatnya untuk membeli sistem ini, termasuk AS, Korea Selatan, dan beberapa negara anggota NATO di Eropa.

  Vivanews | Tempo 

[World Article] Data Program CIA di Pulau 'Rahasia' Diego Garcia Hancur Kena Air?

Pulau Diego GarciaDiego Garcia. Pulau itu menjadi pusat perhatian menyusul hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370 yang membawa 239 orang pada 8 Maret 2014. Boeing 777-300ER itu sebelumnya diduga mendarat di lokasi 'rahasia' yang berada di antara atol atau pulau karang di Samudera Hindia itu-- sehingga tak terlacak hingga saat ini.

Kini kabar terbaru muncul soal Diego Garcia, namun tak ada kaitannya dengan kapal terbang milik negeri jiran yang raib misterius. Seperti Liputan6.com kutip dari Daily Mail, Kamis (10/7/2014), dokumen rahasia Departemen Dalam Negeri Inggris soal penerbangan rendition CIA di wilayah teritorial Inggris tersebut, dikabarkan telah hancur.

Salah satu pejabat Deplu Inggris, Mark Simmonds mengklaim, dokumen-dokumen mengenai para tahanan AS yang diterbangkan masuk dan keluar Diego Garcia 'rusak akibat kena air'.

Laporan terakhir, yang akan dikeluarkan Senat Amerika Serikat, menunjukkan wilayah kecil di Samudera Hindia tersebut akan diidentifikasi sebagai lokasi penjara rahasia yang digunakan sebagai bagian dari program rendition -- sesuatu yang selama ini dibantah keras oleh Pemerintah Inggris.
Rendition adalah praktik membawa para tersangka teroris untuk diinterogasi di negara-negara lain -- dengan peraturan hak asasi manusia kurang ketat.

Hal tersebut memungkinkan para interogator menyiksa para tersangka. Pada 2008, Menlu saat itu David Miliband terpaksa mengakui bahwa Diego Garcia digunakan dua kali pada 2002 untuk mengisi bahan bakar penerbangan rendition di bulan-bulan pertama pasca serangan teror 9/11.

Pak Menteri secara konsisten membantah bahwa ada tahanan pernah meninggalkan pesawat atau menginjakkan kaki di pulau itu. Tapi sejak itu diduga ada lebih banyak penerbangan ke sana.

Dokumen yang terungkap setelah penggulingan Kolonel Moammar Khadafi di Libya pada 2011 menunjukkan, AS berusaha menggunakan Diego Garcia sebagai persinggahan selama program rendition Abdel Hakim Belhadj, lawan terkemuka Khadafi dan istrinya yang sedang hamil.

Pasangan tersebut kemudian mengambil tindakan hukum terhadap M16, agen mata-mata Inggris, dalam kasus yang juga sedang diselidiki oleh Scotland Yard.

Mark Simmonds, Menteri Urusan Afrika Pemerintah Inggris dari partai konservatif, saat menanggapi pertanyaan tertulis parlemen, soal penerbangan yang masuk dan keluar dari wilayah Diego Garcia dari 2002 - yang bisa jadi melibatkan pejabat Inggris mengatakan, data 'tidak lengkap akibat dokumen rusak oleh air'.

Cori Crider, direktur lembaga amal Reprieve sekaligus pengacara Abdel Hakim Belhadj tak habis pikir dengan jawaban itu. "Makin memberikan citra buruk pemerintah terkait Diego Garcia. Kita tahu laporan yang akan dikeluarkan Senat AS mengatakan sejumlah tahanan ditahan di sana. Dan kini dengan gampangnya dikatakan -- setumpuk data dalam dokumen hilang akibat rusak oleh air," kata dia.

"Pemerintah mungkin akan mengatakan anjing mengunyah hasil pekerjaan mereka. Nadanya seperti ada sesuatu yang ditutup-tutupi."
Diego Garcia dibeli oleh Inggris pada 1960. Semua penduduk asli disingkirkan dari sana. Pulau tersebut menjadi pangkalan Angkatan Laut AS selama bertahun-tahun. Kendati demikian, rendition adalah praktik yang melanggar hukum Inggris dan internasional.

Diego García adalah karang atol dan pulau terbesar di Kepulauan Chagos.Terletak di Samudra Hindia, sekitar 1.600 km (1.000 mil) sebelah selatan pesisir selatan India. Negara terdekat pulau ini adalah Sri Lanka dan Maladewa.

Pulau ini ditumbuhi tanaman tropis yang lebat. Memiliki panjang 60 kilometer, dengan ketinggian maksimum 67 m, serta hampir dikelilingi oleh laguna dengan panjang 19 kilometer dan lebar 8 kilometer.

Kedalaman laguna hingga 30 m, dan sejumlah terumbu karang cukup membahayakan untuk pelayaran.(Yus)

  Liputan 6  

Jumat, 11 Juli 2014

[World News] Intel Jerman Jadi Tersangka Kedua Mata-mata AS

Intel Jerman Jadi Tersangka Kedua Mata-mata ASMenteri Pertahanan Jerman, Ursula von der Leyen. | (Reuters)

P
emerintah Jerman marah setelah seorang pekerja badan intelijen Jerman kembali ditangkap karena dicurigai sebagai informan CIA. Penangkapan intelijen Jerman atas tuduhan sebagai agen ganda dengan menjadi mata-mata untuk Amerika Serikat (AS) ini merupakan kasus yang kedua.

Sebelumnya seorang intelijen Jerman ditangkap pekan lalu atas tuduhan serupa. Kedua kasus ini membuat Kanselir Jerman, Angela Merkel mengancam akan menindak setiap staf keduataan besar AS di Berlin. Merkel juga menekan AS agar berhenti memata-matai Jerman.

Sumber-sumber keamanan Jerman mengatakan kepada Reuters, bahwa tersangka terbaru ini sedang diselidiki oleh militer di Kantor Kementerian Pertahanan Jerman di Berlin.

Sumber lain menyebut, tersangka kedua dalam kasus mata-mata tersebut adalah seorang pejabat di Kementerian Luar Negeri Jerman yang menjalankan tugas di Departemen Pertahanan.

Kementerian Pertahanan Jerman mengaku sudah mencari bukti-bukti atas tuduhan tersebut, namun belum menemukannya. ”Hal ini belum jelas, ada apa di balik ini,”kata Menteri Pertahanan Jerman, Ursula von der Leyen kepada Berliner Zeitung, Kamis (10/7/2014).

Merkel sebelumnya mengatakan, kasus anggota intelijen Jerman (BND) yang menjadi agen ganda sebagai mata-mata untuk AS merupakan kasus serius. Kasus ini kembali akan memicu ketegangan antara Jerman dan AS.

Merkel pernah mengkritik keras Presiden AS, Barack Obama, ketika Badan Keamanan Nasional (NSA) AS menyadap ponselnya. Penyadapan itu terungkap berkat bocoran dokumen NSA yang diungkap bekas kontraktor NSA, Edward Snowden.

Sementara itu, Duta Besar AS di Berlin, John Emerson, mendatangi Kementerian Luar Negeri Jerman untuk membahas kekisruhan mata-mata itu.
Dendam Dimata-matai, Jerman Usir Kepala CIA di Berlin Dendam Dimata-matai, Jerman Usir Kepala CIA di BerlinKanselir Jerman, Angela Merkel (kiri) berbicara dengan Presiden AS, Barack Obama. | (Reuters / Kevin Lamarque)

Pemerintah Jerman akhirnya mengusir kepala CIA yang bertugas di Berlin. Tindakan Jerman itu sebagai balas dendam atas tindakan mata-mata oleh Amerika Serikat (AS) melalui dua intelijen Jerman (BND) yang menjadi agen ganda.

Tindakan pengusiran terjadi tidak lama, setelah aparat keamanan Jerman menangkap tersangka kedua intelijen Jerman yang jadi mata-mata untuk AS.

“Langkah itu sebagai reaksi terhadap kegagalan yang terus-menerus terkait kerjasama kedua pihak (Jerman dan AS) untuk mengklarifikasi (tuduhan AS memata-matai Jerman),” demikian keterangan Panel Parlemen Jerman.

Dua kasus baru intelijen Jerman yang jadi mata-mata untuk AS secara berturut-turut telah memicu ketegangan AS dan Jerman, setelah pada Juni 2013 lalu kedua negara ini bersitegang. Kala itu, ketegangan dipicu penyadapan NSA terhadap ponsel Kanselir Jerman, Angela Merkel yang dibocorkan bekas kontraktor NSA, Edward Snowden.

Merkel telah mengkritik kehadiran mata-mata AS di Jerman. ”Ketika akal sehat dipakai, tindakan mata-mata akhirnya membuang-buang tenaga,” tulis Der Spiegle, mengutip pernyataan Merkel.

Menurut Merkel pekerjaan intelijen pada abad 21 harus fokus pada hal-hal penting daripada hal-hal teknis. ”Seseorang tidak bisa melihat kayu karena semuanya pohon,” kata Merkel menyindir tindakan mata-mata AS.

Sementara itu, pihak AS menyatakan bahwa kerjasama intelijen dan keamanan kedua negara penting. ”Kami telah melihat laporan-laporan ini dan tidak memiliki komentar pada masalah intelijen," kata juru bicara Gedung Putih, Caitlin Hayden kepada Reuters yang dilansir Jumat (11/7/2014).

"Namun, keamanan dan intelijen hubungan kita dengan Jerman adalah salah satu yang sangat penting dan itu yang membuat Jerman dan Amerika aman.”(mas)

  ★ sindo  
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...