Selasa, 31 Desember 2019

Indonesia Termasuk Dalam Kontrak Pengadaan Rudal AIM 120 AMRAAM

Berserta 21 Negara LainnyaPenampakan rudal AMRAAM TNI AU

Menurut info berita US DoD, Indonesia berserta 21 negara lainnya telah menekan kontrak pengadaan rudal AIM 120 AMRAAM dari Amerika Serikat.

Kontrak ini melibatkan Foreign Military Sales (FMS) untuk Australia, Belgia, Kanada, Denmark, Indonesia, Inggris, Jepang, Kuwait, Maroko, Belanda, Norwegia, Oman, Polandia, Qatar, Rumania, Arab Saudi, Singapura, Slovakia, Korea Selatan, Spanyol, Thailand, dan Turki.

Raytheon Missile Systems Co., Tucson, Arizona, telah mendapatkan kontrak untuk Advanced Medium Range Air-to-Air Missile (AMRAAM).

Kontrak juga termasuk menyediakan produksi rudal AMRAAM, captive air training missiles, guidance sections, AMRAAM telemetry systems, suku cadang dan perangkat keras pendukung lainnya.

Alutsista tersebut akan diproduksi di Tucson, Arizona, Diharapkan akan selesai pada 28 Februari 2023.

   Garuda Militer  

Balada 4 Prajurit TNI Gugur Baku Tembak Vs KKB di Papua

Foto: Pradita Utama/ILUSTRASI/ Patroli gabungan TNI

Baku tembak anggota TNI dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) kembali terjadi di Papua. Satu prajurit TNI gugur dalam kontak tembak di Kabupaten Keerom.

"Satu anggota kita gugur dan satu masih dirawat. Keduanya sudah dievakuasi ke RS Marthen Endey Jayapura," ujar Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel CPL Eko Daryanto, Senin (30/12/2019).

Baku tembak dengan KKB terjadi sekitar 15 menit pada pukul 10.30 WIT saat anggota Yonif 713/ST mengambil logistik di Pos Kaliasin. Satu prajurit yakni Serda Miftachur Rohmat gugur. Sedangkan Prada Juwandhy Ramadhan mengalami luka tembak di pelipis kanan dan pinggang kiri.

"Pelaku ini kita duga pimpinan Jefri Pagawak. Saat melakukan penyerangan lebih dari 10 orang," sambung Eko.

Terkait baku tembak ini, TNI berkoordinasi dengan konsulat RI di Papua Nugini (PNG). Permintaan ini untuk mencegah kaburnya anggota KKB yang terlibat baku tembak ke PNG.

Sebelum Serda Miftachur Rohmat, ada 3 prajurit TNI yang juga gugur karena dua kontak tembak dengan KKB.

Dalam kontak tembak dengan KKB di Kabupaten Intan Jaya, Papua, pada Selasa (17/12), ada dua prajurit TNI yang gugur yakni Lettu Inf Erizal Zuhri Sidabutar dan Serda Rizky. Saat itu tim gabungan sedang bertugas menjamin keamanan warga.

Beberapa hari kemudian, baku tembak dilaporkan terjadi lagi di Intan Jaya tepatnya Distrik Ugimba, Intan Jaya, Papua. Dilaporkan ada satu prajurit gugur dan 3 lainnya terluka.

Mengutip keterangan pihak RSUD Kabupaten Mimika, Papua, seorang prajurit TNI AD Serda M Ramadhan meninggal dunia akibat luka tembak di bagian pipinya.

Humas RSUD Mimika Lucky Mahakena dikutip Antara, mengatakan rumah sakit menerima jenazah almarhum Serda M Ramadhan pada Jumat (20/12). Sementara tiga rekan korban yang terluka saat itu menjalani perawatan intensif di RSUD Mimika.

Ketiga prajurit yang terluka karena baku tembak dengan KKB yakni Serda Gunawan, Letda Arif Aria dan Serda Ari Budiarta.

 Anggota Komisi I DPR Setuju OPM Dimasukkan Daftar Teroris Internasional 

Mantan Kepala BIN AM Hendropriyono meminta Organisasi Papua Merdeka (OPM) dimasukkan ke daftar teroris internasional. Anggota Komisi I DPR, Dave Laksono sependapat dengan pernyataan Hendropriyono.

"Saya pribadi OPM sudah memenuhi landasan untuk menyatakan mereka teroris internasional apalagi mereka didukung LSM dan organisasi asing terbukti banyak kegiatan mereka dapat bantuan dari negara asing," kata Dave kepada wartawan, Senin (30/12/2019).

Alasan OPM dimasukkan daftar teroris internasional, menurut Dave, mereka sudah melakukan pembunuhan dan merampok masyarakat. Sebab itu OPM seharusnya masuk daftar teroris internasional.

"Dan mereka melawan terbuka, mereka menyatakan tertindas, pelanggaran HAM padahal membunuh dan merampok masyarakat adalah OPM jadi pandangan saya mereka sewajibnya dimasukkan daftar teroris internasional," jelas Wasekjen Golkar.

Sementara itu, anggota Komisi I DPR F-PDIP Charles Honoris mengatakan jika OPM dimasukkan daftar teroris internasional maka gerakannya akan terbatas. Bahkan OPM pun akan mengalami kesulitan pendanaan.

"Wacana tersebut boleh-boleh saja. Tentunya kalau OPM dikategorikan sebagai organisasi teroris oleh PBB maka ruang gerak mereka akan sangat terbatas. Organisasi tersebut akan kesulitan mendapatkan pendanaan dan semua yang diketahui sebagai aset organisasi tersebut akan dibekukan," kata Charles.

Meski begitu, Charles menjelaskan proses memasukan OPM sebagai teroris internasional tidak mudah. Apalagi negara yang mengusulkan harus mempunyai bukti OPM sebaga teroris internasional.

"Negara pengusul harus memberikan bukti-bukti yang komprehensif bahwa organisasi tersebut bukan sekadar memiliki agenda yang berbeda dengan negara pengusul, tetapi memang melakukan aksi teror dan memiliki jaringan internasional. Dalam kenyataannya proses tersebut tidak mudah. Turki, contohnya, sudah bertahun-tahun belum berhasil memasukkan organisasi separatis PKK (Partai Pekerja Kurdistan) sebagai organisasi teroris dalam daftar PBB," kata dia.

Atas hal itu, ia menyarankan isu Papua seharusnya dilakukan upaya public diplomacy. Pemerintah Joko Widodo dan pemerintah sebelumnya berbeda dalam membangun Papua.

"Saran saya dalam menghadapi isu Papua di dunia internasional pemerintah harus fokus meningkatkan upaya-upaya 'public diplomacy' yang lebih baik. Komunitas internasional harus bisa diberikan pemahaman yang lebih baik soal kondisi di Papua: bahwa pemerintahan Jokowi telah melakukan pendekatan yang berbeda dengan pemerintahan-pemerintahan yang lalu. Jika di era Orde Baru Suharto memilih pendekatan keamanan dan kekerasan, Presiden Jokowi memilih untuk membangun manusia Papua," tutur dia.

"Di sisi lain, pemerintah juga bisa mengupayakan agar OPM masuk dalam daftar organisasi teroris yang dikeluarkan oleh negara-negara sahabat. Menurut saya ini akan lebih mudah dan juga tidak kalah efektif dalam membatasi ruang gerak OPM," sambung Charles.

Sebelumnya, Hendropriyono meminta OPM dimasukkan ke daftar teroris internasional seperti Quebecer di Kanada dan Basque di Spanyol dan Prancis. Apalagi, katanya, saat ini Indonesia masuk anggota Dewan Keamanan PBB.

"Kita harus berusaha untuk bisa memasukkan OPM seperti juga Jamaah Islamiyah dulu," sebut Hendro kepada wartawan, Jumat (27/12). (fai/jbr)

   detik  

Drone Buatan Indonesia Mampu Terbang Sejauh 250 Km dan Bawa Rudal 300 Kg

PUNA MALE Black Eagle [antara]

Pesawat udara nirawak (Puna) Medium Altitude Long Endurance (MALE) bernama Elang Hitam atau Black Eagle yang dibuat oleh enam lembaga dan BUMN ini memiliki sejumlah kelebihan.

Drone buatan anak bangsa yang rencananya mulai beroperasi pada 2024 mendatang ini mampu terbang sejauh 250 kilometer dengan membawa peluru kendali (rudal) seberat 300 kilogram.

Elang Hitam MALE UAV [Sindo]

Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (PTDI) Elfien Goentoro mengatakan, pesawat nirawak ini mampu terbang dengan maximum endurance 30 jam dalam perhitungan maximum cruising speed 235 km/jam.

Tak hanya itu, pesawat yang dikendalikan dari jarak jauh ini mampu terbang sejauh 250 km.

Namun, pesawat ini hanya mampu membawa beban sekitar 300 kg. Beban ini rencananya bisa dipakai untuk kebutuhan militer seperti membawa misil atau rudal.

"Tetapi untuk tahap awal bukan untuk kombatan. Tetapi bisa dipakai untuk kebutuhan pengawasan dari udara seperti ancaman daerah perbatasan, terorisme, penyelundupan, pembajakan, serta pencurian sumber daya alam seperti illegal logging dan illegal fishing," jelas dia, Senin (30/12/2019).

Pesawat ini memiliki lebar 16 meter, panjang 8,65 meter, dan tinggi 2,6 meter. Saat take off, pesawat bisa mengunakan landasan sepanjang 700 meter. Sedangkan saat mendarat (landing) bisa pada landasan sepanjang 500 meter. Kemampuan ini hampir mirip dengan pesawat N212 buatan PTDI yang dibuat untuk bandara perintis.

https://1.bp.blogspot.com/-3ahwPzq9310/XgpNgi0QquI/AAAAAAAAMXc/MuLtzpiYzZ0zMkxPlsjowqOLN0UeeDxPQCLcBGAsYHQ/s1600/PTTA%2BMALE%2BControl%2BStation_2422871165698572288_def.pk.jpgPUNA MALE control station [def.pk]

Menurut Kepala BPPT Hammam Riza, pesawat nirawak ini diperlukan untuk membantu menjaga kedaulatan NKRI dari udara yang sangat efisien dan dapat mengurangi potensi kehilangan jiwa karena dioperasikan tanpa pilot.

Dengan kemandirian ini, diharapkan PUNA MALE buatan Indonesia dapat mengisi kebutuhan skadron TNI AU dalam mengawasi wilayah NKRI melalui udara.

Selain itu, dapat menumbuhkembangkan industri dalam negeri yang sesuai dengan mandat Undang-Undang No.16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan.

"Produk ini diharapkan mengisi kebutuhan impor nasional. Sehingga menjadi negara mandiri dan kompetitif," imbuh dia.

  sindonews  

Senin, 30 Desember 2019

BPPT Pamer Drone Pertahanan Buatan Indonesia

"Black Eagle" PUNA MALE "Black Eagle" [antara]

Drone atau pesawat udara nirawak (PUNA) tipe Medium Altitude Long Endurance (MALE) ditampilkan perdana (roll out) di hanggar PT Dirgantara Indonesia, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (30/12). Drone ini disebut "PUNA MALE Elang Hitam" atau Black Eagle".

Drone tersebut merupakan hasil kolaborasi pembentukan konsorsium antara Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Kementerian Pertahanan, TNI AU, ITB, PT Dirgantara Indonesia, dan PT LEN Persero.

Kepala BPPT Hammam Riza mengatakan, drone ini mampu terbang terus menerus selama 24 jam. Pesawat nirawak ini diharapkan dapat membantu menjaga kedaulatan NKRI dari udara.

"Dengan pengendalian tanpa pilot ini kebutuhan pengawasan dari udara menjadi efisien," kata Hammam.

Dia menyebutkan, kebutuhan pengawasan di udara terus bertambah seiring dengan meningkatnya ancaman daerah perbatasan, terorisme, penyelundupan, pembajakan, serta pencurian sumber daya alam seperti illegal logging dan illegal fishing," kata Hammam.

Drone bertipe MALE ini telah dimulai oleh Balitbang Kementerian Pertahanan sejak 2015 dengan melibatkan TNI, Ditjen Pothan Kemhan, BPPT, ITB, dan PT Dirgantara Indonesia (Persero). Di mana telah disepakatinya rancangan kebutuhan dan tujuan (DR&O) yang akan dioperasikan oleh TNI khususnya TNI AU.

https://1.bp.blogspot.com/-tkhBi0VNiJg/XgmpA9-sLZI/AAAAAAAAMXM/KCtvFC08eE0V11NlYhrpu00CIwWeOZe6gCLcBGAsYHQ/s1600/PUNA%2BMALE_8620052530472157184_n.jpgProses perancangan, kata Hammam, dimulai dengan kegiatan preliminary design, basic design dengan pembuatan dua kali model terowongan angin dan hasil ujinya di 2016 dan 2018 di BPPT, serta pembuatan engineering document and drawing pada 2017 dengan anggaran dari Balitbang Kemhan dan BPPT.

Pada 2019, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) masuk sebagai anggota konsorsium tersebut.

"Kini dengan tim yang lebih lengkap, saya harapkan seefektif untuk menghidupkan industri nasional yang dapat mendukung industri alat sistem pertahanan," katanya.

Selain penampilan perdana drone MALE kombatan, Hammam menyampaikan pernyataan Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang P.S. Brodjonegoro, yang memberi nama drone MALE dengan sebutan elang hitam atau Black Eagle.

Sementara itu, Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia Elfien Goentoro mengatakan, pengembangan drone tipe MALE ini dilakukan sepenuhnya oleh putra-putri Indonesia.

"Kemampuan drone ini targetnya bisa take off dan landing sekitar 700 meter dengan ketinggian 20.000 feet dan dengan kecepatan maksimum 235 km/jam serta lama terbang 30 jam," kata Elfien.

Dia menambahkan, drone ini akan ditargetkan uji terbang perdana pada 2020 mendatang.

"Tahun depan targetnya bisa terbang perdana. Sekarang (acara roll out) masih dalam development manufacturing," ujarnya.

Pada 2020 mendatang juga akan dibuat dua unit prototipe berikutnya, masing-masing untuk tujuan uji terbang dan uji kekuatan struktur di BPPT.

Di tahun yang sama, proses sertifikasi produk militer juga akan dimulai dan diharapkan pada akhir 2021 sudah mendapatkan sertifikat tipe dari Pusat Kelaikan Kementerian Pertahanan RI (IMAA).

"Kegiatan mengintegrasikan sistem senjata pada prototipe PUNA Male dilakukan mulai 2020 dan diproyeksikan sudah mendapatkan sertifikasi tipe produk militer pada tahun 2023," kata Elfien. (hyg/eks)

  CNN  

Anoa Perkuat NTT

Alutsista Lain Menyusul Parade kendaraan tempur TNI-AD wilayah Korem 161/Wirasakti Kupang di Kupang, NTT [Antara] 

W
ilayah Nusa Tenggara Timur akan dilengkapi lagi dengan 12 unit Tank Anoa dari Mabes TNI pada 2020 mendatang untuk menambah sistem peralatan utama dan sistem persenjataan (Alutsista) di wilayah Korem 161/Wirasakti Kupang yang telah diperkuat dengan enam Tank Anoa.

"Saat ini kita menyaksikan ada enam Tank Anoa yang ditunjukkan di sini, nah tahun depan nanti akan ada lagi 12 Tank Anoa yang akan dikirim ke NTT untuk menambah sistem alutsista kita," kata Komandan Korem 161/Wirasakti Kupang Brigjen TNI Syaiful Rahman kepada wartawan di Kupang, Kamis (19/12).

Hal ini disampaikan saat menghadiri acara syukuran HUT ke-74 Hari Juang TNI AD di Kupang yang dihadiri juga oleh Gubernur NTT Viktor B Laiskodat dan sejumlah Forkompimda lainnya di NTT.

Tank Anoa yang ada berada di bawah kendali satuan Batalyon Kavaleri yang nantinya akan ditempatkan di Atambua, ibu kota Kabupaten Belu yang berbatasan langsung dengan Timor Leste yang saat ini tengah dalam pembangunan fasilitas pendukungnya.

Selain Tank Anoa ada juga fasilitas pendukung alutista lainnya berupa Meriam 155 Caesar yang akan datang bersamaan dengan satuan Batalyon Artileri Medan (Armed) yang bermarkas di Camplong, Kabupaten Kupang.

https://1.bp.blogspot.com/-eS91SiHCRII/VmRUJEs3yTI/AAAAAAAAIDw/Bv4VOK5Fot8DMa0YpIcKr7Zw1evf9ceFQCPcBGAYYCw/s1600/uji%2Bterima%2Bbatch%2B2%2Bamred%2B9%2Bdan%2B12.jpg"Meriam dengan jarak tembak 40 kilometer itu nantinya akan semakin memperkuat pertahanan Indonesia khususnya di wilayah Nusa Tenggara Timur," ujar dia.

Namun, ujar dia, Meriam 155 itu untuk tahap pertama akan dikirim enam unit terlebih dahulu pada tahun depan. "Meriam 155 Caesar berjumlah 18 unit, dan akan dikirim secara bertahap ke NTT," katanya.

Jenderal berbintang satu itu menambahkan pada tahun 2020, Batalyon Pertahanan Udara akan diperkuat dengan 18 pucuk senjata arteleri medan (Armed) di markas militer di Camplong, sekitar 40 km timur Kota Kupang.

Tak hanya itu, TNI juga akan mengirim satu batalyon kesehatan, yang tidak hanya bermanfaat untuk militer tetapi juga untuk masyarakat sekitar yang bermukim tak jauh dari komplek militer tersebut.

Danrem Wirasakti Kupang menegaskan keberadaan sejumlah alutsista dengan dukungan personel militer yang cukup memadai tersebut, bukan karena NTT atau Indonesia dalam keadaan tidak aman, tetapi ini merupakan bagian dari upaya militer menjaga keutuhan dan kedaulatan NKRI dari ancaman negara lain.

  antara  

Minggu, 29 Desember 2019

Indonesia Targetkan Punya 40 Heli 412 EPI

Menurut Data TNI AD akan menggunakan 9 Helikopter 412 EPI Helikopter ini lebih perkasa dari jenis sebelumnya dan merupakan terbaru. BUMNIS Inhan PT DI berkerjasama dengan Bell Texron akan memproduksi helikopter serbaguna ini. Kemhan diberitakan telah memesan 9 unit yang akan tiba secara berkala. Berikut grafik dari Katadata.com


  Garuda Militer  

Sabtu, 28 Desember 2019

KCR 60 M Pesanan TNI AL

PT PAL sedang merampungkan pesanan TNI AL Kapal dengan panjang sekitar 60 meter ini merupakan pesanan kelima dan keenam TNI AL. Pesanan kali ini berbeda dari sebelumnya yang akan dipersenjatai dengan meriam 57 mm, 1 unit kaliber 20 mm, CMS serta perangkat elektronik lainnya, namum jenis rudal masih optional. Kapal ini merupakan jenis yang sudah diperbaharui sistem kstabilannya, sehingga lebih lancar dan bertenaga di laut. Berikut grafik dari PAL Indonesia



  Garuda Militer  

Jumat, 27 Desember 2019

Industri MRO Amerika Minat Investasi di Batam

 https://img.antaranews.com/cache/800x533/2019/12/26/169006D1-A8BA-4E08-8A0A-CADE8D99A253.jpeg.webpMenteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (tengah) didampingi Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Achmad Sigit Dwiwahjono (kiri) bersama anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Yorrys Raweyai (kedua kiri) serta Konsul Jenderal RI di Los Angeles, Saud P. Krisnawan (kanan) mengunjungi Unical di Los Angeles, Amerika Serikat, beberapa waktu lalu. (ANTARA/ Biro Humas Kementerian Perindustrian)

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut industri perawatan dan perbaikan pesawat atau maintenance, repair and overhaul (MRO) asal Amerika Serikat Unical minat investasi di Indonesia.

Mereka ingin mengembangkan sayapnya di Batam, karena saat ini mereka sudah melayani penjualan sparepart ke Indonesia. Bahkan, mereka sudah ada kantor penjualan di Jakarta,” kata Menperin lewat keterangannya diterima di Jakarta, Kamis.

Menperin didampingi Sekretaris Jenderal Kemenperin Achmad Sigit Dwiwahjono bersama anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Yorrys Raweyai serta Konsul Jenderal RI di Los Angeles, Saud P Krisnawan, mengunjungi Unical selaku perusahaan MRO di Amerika Serikat pekan lalu.

Unical berdiri sejak 1990 dan merupakan penyedia komponen dan jasa perawatan aftermarket pesawat terbang. Berlokasi di Los Angeles, perusahaan ini telah melayani penerbangan komersil maupun militer.

Unical memiliki beberapa anak perusahaan dengan spesifikasi masing-masing. Misalnya, Unical MRO untuk aircraft storage and dismantling (penyimpanan dan bongkar pesawat).

Kemudian, Unical 145 untuk MRO parts dan komponen pesawat, serta perbaikan mesin. Unical Aero untuk produksi parts, komponen, dan sistem untuk aplikasi komersil. Sedangkan Unical Defense untuk mendukung militer.

Agus menyampaikan, industri MRO di Indonesia semakin kompetitif. Saat ini, sudah mampu menyediakan berbagai jasa perawatan pesawat, seperti airframe, instrument, engine, radio, emergency equipment, dan line maintenance.

Artinya, kita sudah punya cukup daya saing. Kami berharap, industri MRO kita tidak hanya melayani airline dalam negeri saja, tetapi juga dari luar negeri,” tuturnya.

Industri penerbangan dalam negeri terus berkembang dan mengalami pertumbuhan yang signifikan. Hal ini diindikasikan dengan kenaikan jumlah lalu lintas udara, baik penumpang maupun untuk arus barang.

Pertumbuhan jumlah penumpang udara domestik meningkat rata-rata 15 persen per tahun selama 10 tahun terakhir, sedangkan jumlah penumpang udara internasional naik hingga sekitar delapan persen.

Selain itu, Indonesia merupakan negara terbesar ketiga di Asia dalam pembelian pesawat udara setelah China dan India.

 ♖ antara  

Kamis, 26 Desember 2019

Menhan Promosi Alutsista Dalam Negeri

Prospeknya Cerah!https://1.bp.blogspot.com/-se9qp1JUYSM/XgIdX5W8rBI/AAAAAAABJwQ/_Ujrp6eVcBcEPvPsAFoAkqOUozuoxhiKgCLcBGAsYHQ/s400/ekspor-industri-pertahanan-5e01a2f1097f36122e5226a2.jpgKinerja ekspor industri pertahanan Indonesia [Akurat]

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto tengah gencar memasarkan produk persenjataan Indonesia ke berbagai negara. Negara-negara Asia hingga Afrika menjadi target ekspor senjata made in Indonesia. Contoh, beberapa waktu lalu Prabowo menerima kunjungan kehormatan Menhan Ghana Dominic BA Nitiwul. Kunjungan itu dilakukan untuk mempererat hubungan bilateral kedua negara, lebih khusus lagi dalam rangka penjajakan kerja sama di bidang pertahanan.

"Indonesia terbuka terhadap semua hal positif yang memungkinkan adanya kerja sama saling menguntungkan dengan sahabat mana pun, termasuk dengan Ghana. Salah satu potensi yang dapat dikerjasamakan antara Indonesia dan Ghana adalah dalam hal produk-produk industri pertahanan," kata Kapuskom Publik Kemhan Brigjen Totok Sugiarto.

Dalam pertemuan itu, Prabowo menyampaikan kepada Menhan Ghana terkait kemampuan yang dimiliki Industri pertahanan Indonesia. Poin yang dibicarakan Prabowo di antaranya kemampuan PT Pindad, PT PAL Indonesia, PT DI, dan PT LEN Industri.

"Indonesia memandang negara-negara kawasan Afrika Barat termasuk Ghana sebagai negara penting dan dapat menjadi mitra bagi kerja sama produk-produk industri pertahanan Indonesia dan juga kerja sama pertahanan strategis lainnya," kata Prabowo.

Kemarin, Prabowo menerima kunjungan Menteri Pertahanan Laos Jenderal Chansamone Chanyalath. Prabowo juga konsisten menawarkan dan memperkenalkan produksi-produksi senjata Indonesia khususnya yang di produksi oleh PT Pindad. Republik Laos yang tidak memiliki angkatan laut tertarik dengan industri senjata Indonesia.

 Ekspor Senjata dan Amunisi Tumbuh Pesat 
https://1.bp.blogspot.com/-YCoOF64lFVM/XgUqsuG4JxI/AAAAAAAAMWw/xIIY7gctdmYL3i5OHrQ7E0EMt969nKedACLcBGAsYHQ/s1600/PM3%2BPindad%2Bok1.jpgPM3 terbaru Pindad [istimewa]

Alat-alat persenjataan adalah produk industri manufaktur yang punya potensi cerah di pasar ekspor. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa ekspor senjata membukukan pertumbuhan signifikan.

Pada Januari-September 2019, BPS mencatat ekspor senjata dan amunisi Indonesia bernilai US$ 479.500. Memang sangat kecil dibandingkan total ekspor yang mencapai US$ 124,17 miliar, tetapi ekspor senjata dan amunisi tumbuh 500,26% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Pada sembilan bulan pertama 2019, negara tujuan ekspor utama senjata dan amunisi Indonesia adalah Afrika Selatan. Nilainya tercatat US$ 284.832, melonjak 9.319,05% dibandingkan periode yang sama pada 2018.

Negara tujuan ekspor terbesar adalah Belgia. Negara pembuat senjata api merek FN ini mengimpor senjata dan amunisi dari Indonesia senilai US$ 111.889 pada Januari-September 2019. Naik 110,43% secara year-on-year (YoY).

Kemudian ada nama Jepang sebagai negara tujuan ekspor ketiga terbesar. Negeri Matahari Terbit mendatangkan senjata dan amunisi dari Indonesia senilai US$ 43.253.

 Negara-negara ASEAN Minati Kendaraan Tempur Buatan RI 
Medium Tank Harimau Pindad [Pindad]

Itu dari sisi senjata dan amunisi. Ternyata Indonesia juga mengekspor kendaraan tempur dan bagiannya ke berbagai negara. Nilai ekspor produk ini adalah US$ 1,07 miliar selama Januari-September 2019, atau naik 37,88% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Jauh lebih tinggi ketimbang senjata dan amunisi, karena harganya memang lebih mahal.

Ke mana Indonesia mengekspor kendaraan tempur dan bagiannya? Ternyata Filipina menjadi negara yang paling berminat terhadap produk-produk tersebut.

Sepanjang Januari-September 2019, ekspor kendaraan tempur dan bagiannya ke negara tetangga sebelah utara Indonesia itu bernilai US$ 495,97 juta. Naik 37,02% dibandingkan periode yang sama pada 2018.

Di posisi kedua ada sesama negara Asia Tenggara, yakni Vietnam. Negeri Paman Ho mengimpor kendaraan tempur dan bagiannya senilai US$ 234,79 juta pada sembilan pertama 2019. Angka ini naik 88,07% dibandingkan Januari-September 2018.

Lagi-lagi dari Asia Tenggara, Thailand menduduki peringkat ketiga negara tujuan ekspor utama kendaraan tempur dan bagiannya. Pada Januari-September 2019, ekspor kendaraan tempur dan bagiannya ke Negeri Gajah Putih bernilai US$ 100,36 juta.)

 ♖ CNBC  

Rabu, 25 Desember 2019

[Dunia] Jet Tempur Siluman Su-57 Rusia Jatuh

✈️ Meledak dan Hancur Total✈️ Pesawat jet tempur siluman generasi kelima Rusia, Su-57. [Foto/Sputnik/Grigory Sysoyev]

Pesawat jet tempur siluman generasi kelima Su-57 Rusia jatuh di dekat kota Komsomolsk-on-Amur, Rusia, Selasa (24/12/2019). Pesawat yang juga dikenal dengan nama T-50 itu meledak dan hancur total.

Seorang juru bicara otoritas hukum setempat mengatakan pilot berhasil mengeluarkan diri dan dijemput oleh helikopter Mi-8.

Menurut juru bicara itu, pesawat yang jatuh milik Gagarin Aviation Plant atau Komsomolsk-on-Amur Aircraft Plant (pabrik pembuat pesawat), dan bukan milik militer Rusia.

Insiden itu terjadi di wilayah yang berjarak 120 kilometer dari Pangkalan Udara Dzyomgi di Khabarovsk Krai.

Perwakilan otoritas hukum yang dikutip Sputniknews dalam kondisi anonim mengatakan jet tempur itu meledak dan hancur total. Saat ini para spesialis telah memulai pencarian perekam penerbangan.

Menurut perwakilan pemerintah setempat, kecelakaan itu terjadi sebagai akibat dari pengujian mesin.

Jet tempur Su-57 adalah pesawat tempur superioritas siluman generasi kelima Rusia yang dibangun oleh Sukhoi Company Rusia. Pesawat multirole satu kursi dan bermesin ganda ini dilengkapi dengan avionik canggih dan berbagai persenjataan berpresisi tinggi. T-50 adalah nama internal Sukhoi untuk pesawat tempur siluman Su-57. (mas)

  ✈️ sindonews  

Selasa, 24 Desember 2019

Indonesia Grows Muscles as Arms Manufacturer

Medium Tank Harimau [pindad]

While modernizing its weaponry system, the country’s defense industry has become a competitive producer of weapons and military vehicles, as seen in the surge of exports.

Statistics Indonesia (BPS) recorded growth in defense equipment exports in January-September, an increase of 500 percent to US$ 479,500 from the same period in 2018. The main export destinations for weapons and ammunition were South Africa, Belgium and Japan.

The country also exports combat vehicles to various countries, recording an increase of 38 percent to US$ 1.07 billion during the first nine months of the year. The main destinations for the combat vehicles were the Philippines, Vietnam and Thailand.

In his first two months serving as defense minister, Prabowo Subianto has toured countries and received visits from his counterparts, during which he has actively marketed Indonesian defense equipment.

The minister's spokesperson, Dahnil Anzar Simanjuntak, said the ministry had secured new purchase deals for state-owned weapons manufacturer PT Pindad from several countries following Prabowo’s round of meetings.

Laos, Ghana and the United Arab Emirates are thinking about purchasing more defense equipment from Pindad,” he told The Jakarta Post on Friday.

Pindad corporate secretary Tuning Rudyati confirmed the aforementioned countries had expressed interest in purchasing defense equipment from Indonesia.

They are mostly interested in buying SS2 [long-barreled weapons] and vehicles, both panzers [big tanks] and medium tanks,” Tuning told the Post.

https://1.bp.blogspot.com/-RsCXeZoP3jA/WC2D7vgfItI/AAAAAAAAJio/jEmNF6JMh4gh3e416D4mWJvvulU5BzY8QCPcBGAYYCw/s1600/15039721_TB%2BX18%2BCredit%2Bto%2BTankBoat.com.jpgWith the UAE, according to Dahnil, the government has agreed to jointly produce weapons and tank boats. Pindad will partner with Caracal International, the country’s leading arms producer. The company has a portfolio that includes the technologically advanced 9mm striker-fired combat pistol, and three modular sniper rifles.

Pindad will also work together with Abu Dhabi’s Al Seer Marine Technologies to produce tank boats. The company specializes in developing tailored unmanned surface vessels.

Indonesia has prioritized defense in the past decade. The Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) recorded that Indonesia was the country with the second-largest military expenditure in Southeast Asia in 2018, spending $ 7.44 billion, 0.7 percent of its GDP. It only came second to Singapore, which had spent $ 10.84 billion, 4.9 percent of its GDP.

Worldwide, Indonesia ranks at 26th, with the United States topping the chart with $ 649 billion, 3.2 percent of its GDP.

https://1.bp.blogspot.com/-0da-8bD2zC0/WrO1B1yUwlI/AAAAAAAALGo/aSx97Nkmaxw_Id5H8pOP677N8BRa8JZRQCPcBGAYYCw/s1600/1557269jet2780x390.jpgIn President Joko “Jokowi” Widodo’s first term, however, the government missed the target of its weaponry modernization program, the Minimum Essential Force, in which it reached 62.8 percent of implementation, far behind the targeted 72 percent.

Aside from the setbacks, the government has improved the defense industry through several bilateral agreements to produce weaponry. Among the strategic partnerships is with South Korea to develop the KF-X jet fighter, which is designed to be a cheaper alternative to the American-made F-35.

International relations experts have praised Prabowo’s move, saying that it is a great way to start defense diplomacy for Jokowi’s second term.

Indonesian Institute of Sciences (LIPI) senior international relations researcher Dewi Fortuna Anwar said defense equipment exports would level up Indonesia’s position among other countries.

She argued that the considerable warm welcome from other countries indicated that they had started to increase their trust in defense system products from Indonesia, which in return, would also benefit the country since it could ask them for help in case of a threat that could harm its sovereignty.

There are at least two things that Indonesia will gain from exporting defense equipment: they [the partnering countries] will have acknowledged that Indonesia produces high-quality defense equipment and they will also see Indonesia as their friend,” Dewi told the Post on Sunday.

https://1.bp.blogspot.com/-CyF92oy4ur8/XdJYwm5nBsI/AAAAAAAAMPs/517z5Sckyio-PSm-SwoZoZLEuW35bJ2eQCPcBGAYYCw/s1600/kendaraan-peluncur-roket-r-han-122b-kemhan-1.pngShe also believed Indonesia could easily sell defense equipment since it had less geopolitical influence than other countries with more sophisticated defense systems, such as the US and Russia.

Dewi said when countries purchased weapons from Russia or the US, it could be perceived as them wanting to show an alliance with either of those countries, therefore purchasing weapons from Indonesia would be a neutral decision for them.

It’s a good step for the government toward 2045, when our country is projected to become one of five countries with the biggest GDPs in the world, while at the same time is respected for having such high quality defense equipment,” said Hikmahanto Juwana, an international law expert at the University of Indonesia (UI).

He said Indonesia would still face fierce competition from countries that had long provided arms and weapons to other countries, such as the US and Russia, while expanding its defense exports.

Prabowo visited Malaysia, Thailand, Turkey, China and Japan during his first round of trips as defense minister.

Prabowo met with President Recep Tayyip Erdogan in Turkey and discussed potential cooperation, including in enhancing the capabilities of defense equipment, as well as the education and training of military personnel. The two countries have agreed to produce medium-sized tanks together. The tanks are expected to enter production in 2020.

In China, Prabowo discussed the development of defense technology with the deputy director general of the National Institute for Science, Technology and National Defense Industry, Xu Zhanbin, and a number of strategic state-owned enterprises in China's strategic industries, including China Precision Machinery Import-Export Corporation, Norinco and China Electronics Technology Group Corp. (glh)

  Jakarta Post  

Senin, 23 Desember 2019

[Video] Prototipe Kendaraan Peluncur Roket R-Han 122B

Dipublikasikan DAHANA Persero Rhan 122B Kemhan produk kerjasama

Dalam rangka memenuhi kebutuhan alat utama sistem senjata (Alutsista) yang saat ini Indonesia masih bertumpu pada pasokan produk luar negeri, Balitbang Kemhan RI bekerja sama dengan PT DAHANA (Persero) telah melaksanakan kegiatan pengembangan Prototipe Kendaraan Peluncur Roket R-Han 122B tahap II-II.

Kendaraan Peluncur Roket R-Han 122B adalah Kendaraan peluncur roket laras banyak (multiple rocket launcher system – MRLS) buatan dalam negeri karya anak bangsa.

Pengembangan Kendaraan Peluncur Roket R-Han 122B ini adalah untuk menghasilkan kendaraan peluncur yang dapat berfungsi dengan baik dan stabil sesuai spesifikasi yang diharapkan tanpa adanya kesalahan dan kerusakan baik saat endurance maupun penembakan. Disamping itu diharapkan sistem otomatisasi dan manual dapat dioperasikan oleh operator sesuai prosedur dan operasi penembakan yang dikehendaki. Prototipe peluncur roket ini dibuat dalam rangka memenuhi kebutuhan akan kendaraan peluncur roket R-Han 122B sebagai dukungan dalam program pengembangan Roket Nasional.

Pelaksanaan uji dinamis Prototipe Kendaraan Peluncur Roket R-Han 122B dilaksanakan di Balai Uji Peluncuran Roket LAPAN, Garut pada 14 November 2019 .

Metode yang digunakan adalah metode pengamatan pada mata uji, kelancaran kerja dan perfomance kendaraan dengan teknik pelaksanaan menggunakan uji sistem dan uji terbang roket sebanyak 4 unit roket dengan pencatatan untuk validasi kemampuan dan kehandalan terhadap spesifikasi desain sistem.


  Youtube  

Penampakan Rudal AIM-120 AMRAAM TNI AU

 https://1.bp.blogspot.com/-hm3mpINwws8/Xf-NCKYuV7I/AAAAAAAAMWE/2Jn4YsTexTkuoNHIG6tsT5i1zUirUccigCLcBGAsYHQ/s1600/AIM-120%2BAMRAam%2BIndonesian%2BAirforce%2B%2528TNI%2BAU%2529%2B%2528%2Bindonesian_airforce%2529%2B%25E2%2580%25A2%2BInstagram%2Bphotos%2Band%2Bvideos.pngPenampakan Rudal AIM-120 AMRAAM [Indonesian_Airforce]

Pada instagram Indonesia_Airforce diposting gambar pesawat F16 TNI AU bersama rudal baru.

Terlihat alutsista ini merupakan senjata baru pesanan TNI AU yang nantinya akan digunakan melengkapi persenjataan pesawat tempur F16.

Pesawat F16C/D TNI AU yang disebut sebagai F16 block 52ID telah diupgrade di Amerika, memilik radar AN/APG-68 sehingga mampu menghadapi misi BVR dan mengusung rudal AMRAAM, berbeda dengan F-16A/B dimana perlu peningkatan dengan paket MLU (Mid Life Update). Saat ini F16 A/B TNI AU sedang melaksanakan MLU dan belum selesai.

Pada tahun 2016, DSCA menyetujui penjualan 36 rudal AIM-120C7 AMRAAM kepada Indonesia.

 ♖ Garuda Militer  
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...