Sabtu, 23 Februari 2013

Dua Heli Disiapkan untuk Evakuasi 11 Korban di Sinak

Helikopter TNI Ditembaki Saat Akan Evakuasi 8 Jenazah di Puncak JayaJAYAPURA | Dua heli jenis MI 17 saat ini siap digunakan untuk mengevakuasi 11 korban penembakan dari Sinak, Kabupaten Puncak, Papua.

Dan Lanud Jayapura Kol (P) Dyah Yudanardi ketika dihubungi Antara, Sabtu mengakui, saat ini kedua heli sudah siap digunakan untuk mengevakuasi para korban namun kapan berangkat masih menunggu informasi tentang cuaca.

"Cuaca hingga saat ini belum bersahabat terutama di sekitar Sinak sehingga heli belum bisa diterbangkan," aku Kol (P) Dyah.

Dikatakan, pihaknya belum bisa memastikan apakah heli tersebut langsung terbang ke Sinak atau terlebih dahulu singgah di Mulia.

Rutenya luwes yang tergantung cuaca, kata Kol (P) Dyah seraya menambahkan, bila di Sinak cuaca cerah maka heli akan terbang langsung kesana.

Penerbangan Jayapura-Sinak ditempuh sekitar 1,5 hingga 2 jam perjalanan.

Ke-11 korban penembakan kelompok sipil bersenjata itu tercatat tujuh anggota TNI dan empat warga sipil.

Mereka ditembak kelompok sipil bersenjata di Sinak, Kabupaten Puncak, Kamis (21/2).

Evakuasi, Jumat (22/2) tidak bisa dilakukan karena heli yang digunakan ditembak KSB saat memasuki kawasan Sinak, hingga mengakibatkan tiga crew mengalami cidera.Jumat siang, dua heli dari Jayapura sempat terbang beberapa saat namun kembali akibat cuaca yang kembali berkabut.(*/hrb)

  • investor  

Kemhan Gandeng 18 Negara Tanggulangi Teroris

Kemhan Gandeng 18 Negara Tanggulangi TerorisKementerian Pertahanan (Kemhan) menggandeng 18 negara yang terdiri dari negara-negara ASEAN dan 8 negara sahabat untuk berlatih bersama dalam menanggulangi bahaya teroris pada September mendatang.

"Latihan bersama ini dimaksudkan untuk menghadapi tantangan kejahatan terorisme yang semakin kompleks," kata Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, seusai menghadiri coffee morning dengan para atase pertahanan dari negara-negara sahabat di Kantor Kemhan, Jakarta, Jumat (22/2).

Dalam waktu dekat, Kemhan juga akan mengadakan kegiatan Jakarta International Defense Dialogue (JIDD) 2013 yang akan dilaksanakan pada 20–21 Maret 2013. "Tema pelaksanaan JIDD kali ini adalah ‘Pertahanan dan Diplomasi di Kawasan Asia Pasifik’," kata Purnomo.

Dalam kegiatan JIDD tersebut, juga berlangsung The Asia Pacific Security and Defense Expo, yakni pameran dan konferensi yang bertujuan mempromosikan, menjalin kerja sama di bidang industri pertahanan, dan membuka peluang baru terkait industri pertahanan dan keamanan.

JIDD diadakan setiap tahun oleh Kemhan melalui Universitas Pertahanan Indonesia. JIDD merupakan wadah diskusi berbagai isu yang berkembang, khususnya di kawasan regional. JIDD merupakan forum para pemimpin, pembuat kebijakan, dan pemangku kepentingan untuk bertemu serta mendiskusikan hal-hal yang berkaitan dengan isu pertahanan dan keamanan. "Di JIDD juga akan mendiskusikan perkembangan keamanan terkini di wilayah regional," ujar Purnomo.

Melalui JIDD, Kemhan berharap terbangun kesepahaman dan hubungan saling menguntungkan di antara negara peserta. "Kami berharap JIDD bisa berkontribusi bagi lingkungan demi terciptanya tatanan damai di kawasan Asia Pasifik," tegas dia.

Forum Koordinasi

Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) juga membentuk Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) di daerah dalam upaya implementasi pencegahan terorisme di seluruh wilayah Indonesia.

Deputi I Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT, Agus Surya Bhakti, di Serang, Banten, Rabu (20/2), mengatakan pembentukan FKPT bertujuan menyinergikan upaya pencegahan terorisme yang melibatkan seluruh unsur masyarakat dan pemerintah daerah dengan berbasiskan penerapan nilai kearifan lokal.

Nilai kearifan lokal seperti tenggang rasa, gotong royong, saling menghormati, dan menghargai perbedaan dengan berbagai ragam aplikasi di wilayah Indonesia terbukti menjadi perekat dalam rangka nation building.

"Melalui FKPT, diharapkan nilai kearifan lokal di setiap daerah dapat diperkuat dan diinternalisasikan kembali dalam setiap lini kehidupan melalui berbagai kegiatan dengan melibatkan segenap komponen masyarakat," kata Agus Surya Bhakti saat menyampaikan paparan "Strategi Nasional Pencegahan Terorisme" pada pembentukan FKPT di Provinsi Banten.

Agus mengatakan forum koordinasi pencegahan terorisme merupakan forum nonpartisan sehingga kehadirannya diharapkan mampu menjalin koordinasi yang terpadu dan integratif, serta merangkul seluruh elemen masyarakat.

Koordinasi dan kerja sama antara pemerintah pusat, daerah, tokoh agama, tokoh masyarakat, TNI/Polri, dan seluruh organisasi kemasyarakatan merupakan langkah nyata dalam upaya bersama mencegah berkembangnya terorisme.

Ia mengatakan perkembangan aksi terorisme saat ini telah terjadi dinamika dalam modus operandi dan peta kelompok radikal terorisme di Indonesia. Dinamika tersebut ditandai dengan pergeseran sasaran serangan yang tidak lagi hanya menyasar kepentingan warga negara asing, tetapi juga menjadikan kepentingan nasional dan aprat negara sebagai musuh dekat.

"Serangkaian teror dalam kurun waktu dua tahun terakhir semakin mencemaskan. Peristiwa bom buku, bom mesjid di Cirebon, bom gereja di Solo, penyerangan pos polisi di Solo, pembunuhan anggota polisi, serta ledakan bom di Poso adalah fakta empiris yang menunjukkan eksistensi jaringan kelompok radikal terorisme," kata Agus Surya Bhakti.

Oleh karena itu, kata dia, dengan pembentukan FKPT, diharapkan masyarakat yang majemuk dan memiliki tenggang rasa yang kuat semakin menyadari bahwa pencegahan terorisme bukan hanya tugas dari institusi pemerintah, Polri dan TNI, tetapi menjadi tanggung jawab bersama seluruh komponen masyarakat.

  ● Koran Jakarta  

Foto Kedatangan 2 Sukhoi TNI AU di Makasar

Berikut Foto Kedatangan Pesawat Sukhoi SU-30 MK 2 terbaru buatan Rusia tiba di Pangkalan Udara (Lanud) Sultan Hasanuddin, Makassar, Jumat (22/2) malam. Kedua pesawat dari 6 pesawat yang dipesan ini diangkut menggunakan pesawat kargo berukuran jumbo, Antonov AH-124-100.









semua foto diposkan Kenyot10 (Kaskuser)


  ● Dari Formil Kaskus  

Pangdam Ungkap Dua Otak Penyerangan TNI di Papua

"Kami sudah punya bukti kuat siapa otak dari aksi penyerangan itu."

Delapan peti untuk prajurit TNI yang tewas di Papua
Delapan peti prajurit TNI
Pangdam 17 Cenderawasih Mayjen Christian Zebua dengan tegas menuding pelaku penyerangan Pos TNI Tingginambut dan pengadangan prajurit di Distrik Sinak adalah kelompok Goliat Tabuni dan Militan Murib.

Bahkan, jenderal berbintang dua itu mengklaim sudah memiliki bukti kalau keduanya sebagai aktor di balik aksi dua penyerangan yang menewaskan delapan prajurit TNI dan empat warga sipil itu.

"Kami sudah punya bukti kuat bahwa otak dari aksi penyerangan dan pengadangan itu adalah Goliat Tabuni dan Militan Murib. Kemungkinan alasan mereka menyerang, karena tidak senang melihat TNI bersama rakyat," ujar Pangdam kepada wartawan, Jumat 22 Februari 2013.

Untuk itu, dia menambahkan, karena sudah jelas pelaku adalah kelompok Goliat Tabuni dan Militan Murib, diharapkan polisi segera bisa menangkap mereka. "Kami siap membantu polisi mengejar dan menangkap mereka, karena tindakannya sangat tidak manusiawi yakni membantai prajurit terbaik saya," tegas Pangdam.

Pangdam juga menandaskan, tidak akan pernah bernegosiasi dengan kedua kelompok tersebut, karena perbuatan mereka sangat sadis. "Tidak akan ada dialog. Buat apa dialog dengan orang jahat," ujarnya.

Menurut Pangdam, kelompok Militan Murib saat melakukan pengadangan dan penembakan di Distrik Sinak diperkirakan berjumlah 30 orang. "Sebagian memiliki senjata api," jelasnya.

OPM Tahan Diri

Sementara itu, DPR Papua meminta Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (OPM) untuk menahan diri dan tidak melakukan tindakan-tindakan yang hanya memperkeruh situasi Papua, serta menyengsarakan masyarakat.

"Kepada pihak TPN OPM, kami minta menahan diri dengan tidak melakukan aksi yang menimbulkan keresahan, karena ujung-ujungnya rakyat yang sengsara," ujar Wakil Ketua DPR Papua Yunus Wonda, Jumat, 22 Februari 2013.

Menurut dia, aksi kekerasan berupa penyerangan, pengadangan, dan penembakan tidak akan pernah menyelesaikan persoalan Papua, namun hanya memperkeruh situasi yang jelas berdampak kepada masyaralat luas. "Dengan kejadian seperti ini mungkin OPM lari dan tidak ditemukan, tapi yang dirugikan adalah rakyat bisa jadi korban," jelasnya.

DPR Papua, Yunus melanjutkan, sangat mengutuk peristiwa penyerangan dan pengadangan anggota TNI yang terjadi di Puncak Jaya dan Puncak itu. "Kami sangat mengutuk segala tindakan yang menghilangkan nyawa orang, apa pun alasannya," tegasnya.

DPR, menurut dia, juga turut berduka atas gugurnya delapan prajurit yang sedang melaksanakan tugas negara. "Atas nama pimpinan Dewan, saya turut berduka atas jatuhnya korban jiwa di Puncak Jaya dan Puncak," kata dia.

Yunus berharap, para pelaku yang bertanggung jawab atas peristiwa penyerangan dan pengadangan itu segera ditangkap. "Tangkap mereka, karena tindakannya sangat tidak terpuji," tegasnya.

Anggota DPD RI perwakilan Papua, Paulus Sumino, mengatakan, peristiwa penyerangan dan pengadangan yang merenggut nyawa belasan orang bisa menghambat proses dialog Papua-Jakarta yang saat ini sedang dirintis.

"Peristiwa ini tentu akan memengaruhi, bahkan bisa menghalangi proses dialog Papua-Jakarta yang sedang saya rintis dengan teman-teman DPD, LSM, serta Pater Neles Tebay sebagai jalan keluar menyelesaikan persoalan Papua," ujarnya.(art)

 Kalla: Tangkap Otak Pelaku Penembakan TNI di Papua 

Penembakan itu menewaskan delapan anggota TNI.

Ketua Umum Palang Merah Indonesia Jusuf KallaKetua Umum Palang Merah Indonesia (PMI), Jusuf Kalla, menilai kasus penembakan helikopter Super Puma milik TNI di Papua yang menewaskan delapan anggota TNI merupakan tindakan kriminal. Pelakunya harus ditangkap agar terkuak siapa otak pelaku penembakan dan motifnya.

"Kekerasan yang terjadi di Papua dan menewaskan delapan anggota TNI merupakan tindakan kriminal yang harus diungkap siapa pelakunya," kata JK, panggilan akrab mantan wakil presiden itu di Yogyakarta, Jumat 22 Februari 2013.

Kasus penembakan di Papua, menurut JK, adalah masalah antara aparat dan pemberontak, sehingga tindakan tegas harus diberikan agar tidak ada lagi kecolongan dan aksi kekerasan di Papua.

"Solusi satu-satunya, harus ditangkap agar diketahui siapa otaknya dan motifnya. Palang Merah sendiri tidak dapat membantu, karena masalahnya adalah kriminal," tegasnya.

Mantan Wapres itu juga menyatakan jika kekerasan dilakukan oleh komunal, akar permasalahan terjadinya kekerasan tersebut harus diselesaikan. Misalnya, karena persoalan hubungan sosial atau ekonomi yang timpang.

"Ini persoalan kriminal, sehingga penyelesaiannya harus ditangkap pelakunya," tuturnya.(art)


  ● Vivanews  

Kisah Menegangkan Helikopter TNI Yang Ditembaki di Papua

Kisah menegangkan helikopter TNI yang ditembaki di PapuaPesawat Helly Puma SA-330 dengan Nomor ekor HT-3318 ditembaki oleh orang tidak dikenal (OTK), pada pukul 8.15 WIT pagi di Helipad Lapangan Koramil Distrik Sinak Mulia Kabupaten Puncak Jaya, Jumat (22/02).

Kapten pilot pesawat ini adalah Mayor Penerbang Asep Wahyu W dan Copilot Kapten Penerbang Tatag Onne S serta 4 orang crew. Peristiwa ini terjadi ketika pesawat sedang menunggu korban penembakan di Helipad Lapangan Koramil Distrik Sinak Mulia Kabupaten Puncak Jayapura untuk dibawa ke Bandara Mulia.

"Pesawat ini sedang melaksanakan misi untuk melaksanakan evakuasi terhadap korban penembakan terhadap anggota TNI di Sinap yang terjadi sehari sebelumnya," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama Azman Yunus.

Sehari sebelumnya tanggal 21 Februari 2013 pesawat helikopter ini berangkat dari Sentani pada pukul 13.20 WIT namun gagal mendarat di Sinak karena cuaca kurang baik. Selanjutnya helikopter ini mendarat pada pukul 14.50 WIT di Bandara Mulia yang berjarak 15 menit penerbangan dari Sinak dan bermalam di sana.

Pada Jumat (22/2) pukul 07.48 WIT karena cuaca membaik helikopter terbang ke Sinak menuju Lapangan Koramil untuk mengambil korban penembakan. Helikopter mendarat pada pukul 8.15 WIT pagi di mana para crew tetap berada dalam pesawat dan tidak mematikan mesinnya menunggu kedatangan para korban.

"Namun sebelum korban berhasil dimasukkan dalam helikopter yang menunggu di lapangan Koramil terjadi penembakan terhadap helikopter ini," kata Azman dalam keterangan tertulisnya.

Penembakan tersebut mengenai bagian kaca samping kanan depan dari cockpit pesawat dan merusak salah satu bagian dari system autopilot meskipun tidak mengganggu fungsi alat tersebut dan performance terbang pesawat. Tembakan ini juga melukai tangan kiri dari Perwira Teknik Lettu Tek Amang Rosadi. Sementara kedua penerbang tidak mengalami cedera.

Penerbang membatalkan misi evakuasi dan segera kembali ke bandara Mulia dan mendarat di situ pada pukul 08.35 WIT. Situasi sangat berbahaya bagi keselamatan pesawat dan awaknya bila melanjutkan misi evakuasi di Sinap.

Setelah melakukan pemeriksaan dan secara teknis pesawat dinyatakan masih laik terbang meskipun ada bagian pesawat tertembak. Komandan Lanud Jayapura Kolonel Penerbang D. Yudhanardi mohon kepada Kolakops TNI agar pesawat diizinkan kembali ke Jayapura dengan alasan perkembangan situasi operasi di mana pesawat helikopter dan awaknya memerlukan perbaikan dan perawatan.

Selanjutnya pada Pukul 10.20 WIT atas perintah Kolakops TNI helikopter Puma ini diperintahkan kembali ke Lanud Jayapura Sentani.

Helikopter berangkat menuju Sentani sambil membawa dua korban penembakan di Distrik Tingginambut yaitu Lettu Inf Reza, dan jenazah Pratu Wahyu Bowo untuk diterbangkan ke hanggar Helly Lanud Jayapura. Pesawat mendarat pada pukul 11.45 WIT.

"Para korban termasuk Lettu tek Amang Rosadi selanjutnya dibawa dengan kendaraan darat untuk mendapat tindakan medis di Rumah Sakit TNI AD Marthen Indey Jayapura," jelas Azman.

Helikopter Puma TNI AU HT-3318 sudah berada di hangar TNI AU Lanud Jayapura menunggu pemeriksaan dan perbaikan kerusakan akibat penembakan.

Penembakan di Papua, Kamis lalu menewaskan delapan anggota TNI dan empat warga sipil. Pihak TNI dan polisi masih melakukan pengejaran pada kelompok sipil bersenjata tersebut.

  ● Merdeka  

Kisah DH-115 Vampire TNI AU

Tepat 57 tahun lalu, Angkatan Udara yang masih berusia remaja telah menggunakan pesawat jet mendahului banyak negara berkembang lainnya yang masih berkutat dengan pesawat bermesin piston. 

Delapan unit pesawat latih jet buatan de Havilland ini dibawa melalui laut yang kemudian merapat sampai Tanjung Priok, Jakarta. Kemudian dibawa ke Lanud Andir (Hussein Sastranegara) untuk dirakit oleh teknisi lokal yang sebelumnya telah belajar di Inggris.

Untuk menampung pesawat yang diberi nomer regristasi J-701 hingga J-708 tersebut, maka dibentuklah Kesatuan Pancar Gas (KPG) yang diresmikan langsung oleh KSAU Laksamana Udara Suryadi Suryadarma pada tanggal 20 Februari 1956.

Sebelum kedatangan pesawat ini, terlebih dulu dikirim pilot dan teknisi untuk belajar ke Inggris pada tahun 1955. Sebagai pemimpin kadet penerbang ditunjuk Kapten Roesmin Noerjadin dan sejarah mencatat dialah orang Indonesia pertama yang menerbangkan pesawat jet. Pilot lainnya adalah Letnan Udara Sumitro, Letnan Udara Ignatius Dewanto, Letnan Udara Loely Wardiman, Letnan Udara Leo Wattimena, Letnan Udara Rusman, dan Letnan Udara Musidjan. Sedangkan rombongan personel teknisi dipimpin oleh Letnan Udara Satu Kamarudin.

Bagi AURI, kedatangan de Havilland bagaikan lompatan kuantum. Bagaimana tidak, sejak didirikan TNI AU hanya mengoperasikan pesawat piston peninggalan Jepang maupun hibah dari Belanda. Suatu pemikiran, visi dan strategi yang hebat dari para pimpinan TNI AU terdahulu. Sebagai negara berkembang Indonesia termasuk pionir dalam memiliki dan mengoperasikan pesawat jet untuk Angkatan Udaranya di saat banyak negara dunia masih mengandalkan pesawat tempur dan latih bermesin piston.

KPG hanya bertahan satu tahun karena berdasarkan Surat Keputusan KSAU:  Skep/56/III/1957 tanggal 20 Maret 1957, KPG diubah menjadi Skadron Udara 11. Tiga bulan berikutnya, Skadron Udara 11 diresmikan pada tanggal 1 Juni 1957 di Lanud Andir dan ditunjuklah Kapten Udara Leo Wattimena sebagai komandannya. Pesawat Vampire secara resmi menjadi pesawat pertama yang digunakan oleh Skadron Udara 11 tersebut. Dan penamaan Skadron Udara 11 ini juga terbilang spesial karena bertepatan dengan usia TNI AU yang ke-11. Pada waktu itu TNI AU baru memilik lima skadron udara saja.

 Pengabdian Singkat  

Skadron Udara 11 kemudian kedatangan anggota baru yakni 30 pesawat latih jet MiG-15 UTI. Pesawat tiba di Lanud Kemayoran dari Cekoslovakia tanggal 14 Agustus 1958. Awal tahun 1959 kembali berdatangan 49 unit pesawat tempur MiG-17 dari Polandia.  Kedatangan pesawat jet buatan Blok Timur tersebut setidaknya menimbulkan masalah baru, yakni diperlukannya jumlah pilot yang lebih banyak. Untuk itu pilot-pilot Vampire dialihkan untuk menerbangkan MiG.

Pada akhirnya untuk memudahkan operasional dan perawatan agar lebih terkonsentrasi terutama untuk pesawat Blok Timur yang banyak tersebut, maka DH-115 Vampire akhirnya harus tergeser dan dijual ke Angkatan Udara India pada tahun 1963.

Meski pengabdian Vampire hanya tujuh tahun saja, namun setidaknya pesawat ini telah mengukir kenangan tersendiri di kalangan AURI. Pesawat yang didatangkan dari Inggris ini adalah versi latih dengan kode T.55 dengan tempat duduk model side by side.

DH-115 Vampire tak pernah dilibatkan dalam operasi militer, karena versi T.55 ini tidak dipersenjatai sama sekali. Boleh dibilang pesawat jet pertama TNI AU ini bagai kelelawar vampir tanpa taring. Pesawat T.55 murni digunakan sebagai pencentak penerbang baru di Tanah Air termasuk menghasilkan kadet wanita penerbang.

 Mendunia 

Prototipe pertama jet tempur buatan de Havilland yang berkode DH.100 terbang perdana 20 September 1943 dengan mengusung mesin jet Goblin 3 yang juga dibuat de Havilland. Versi produksi berdinas di RAF (AU Inggris) hingga tahun 1955 dan versi latih hingga tahun 1966. Lebih dari 15 varian utama dihasilkan dengan total produksi mencapai 3.268 unit yang seperempatnya dibuat di bawah lisensi oleh negara lain. Digunakan oleh 31 negara di seluruh belahan dunia dan Vampire terakhir yang masih mengudara adalah milik Angkatan Udara Rodhesia  hingga tahun 1979.

Selain sebagai penumpur bertempat duduk tunggal, de Havilland juga mengembangkan versi latih dengan kode Mk-10 atau DH-113 yang hanya di buat dua unit prototipe yang terbang perdana 15 November 1950. Versi ini kemudian dikembangkan menjadi versi produksi berkode Mk.11 atau dikenal juga dengan DH-115 yang murni dikembangkan sebagai pesawat latih dan private venture.

Versi militer yang digunakan RAF diberi kode T.11 bermesin turbojet Goblin 35 yang diproduksi sebanyak 731 unit. Versi ekspornya diberi kode T.55 dengan total 216 unit dengan penggunanya di Kawasan Selatan adalah Selandia Baru dan Indonesia.(Rangga Baswara Sawiyya)


  ● Angkasa  

Pratu Wahyu Prabowo sempat berpesan akan pulang Februari

Purbalingga |  Pratu Wahyu Prabowo (24) yang gugur di Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya, kepada keluarganya  beberapa waktu lalu mengatakan akan pulang ke rumah orang tua di Kabupaten Purbalingga pada Februari.

Saat ditemui wartawan, ayahanda almarhum, Sastro Wiharjo mengaku sering berkomunikasi dengan anaknya melalui telepon seluler.

"Saat terakhir menelepon pada Januari lalu, dia mengatakan akan pulang pada bulan Februari, namun ternyata pulangnya dalam peti mati. Dulu dia bilang kalau mau pulang sekitar bulan Juli atau Agustus karena tugasnya diperpanjang," katanya.

Sastro ditemui di rumah duka Desa Karanganyar RT 03 RW 02, Kecamatan Karanganyar, Purbalingga. Wahyu adalah bungsu buah pernikahan Sastro Wiharjo dan almarhumah Chomsiyah.

Ia mengatakan, Wahyu Prabowo saat pulang akan melangsungkan pernikahan dengan Marlina Fatmawati yang berasal dari Desa Karangmalang, Kecamatan Bobotsari, Purbalingga.

Menurut dia, pernikahan anaknya sempat tertunda selama dua tahun karena Wahyu Prabowo sibuk dengan tugasnya sebagai anggota Komando Pasukan Khusus (Koppasus) Grup I Serang, Banten.

"Dia menjadi anggota Koppasus sejak 2008 dan sempat bertugas di Somalia guna membebaskan awak Kapal MV Sinar Kudus yang disandera bajak laut pada 2011 silam," katanya.

Anak tertua Sastro, Waryitno mengatakan, keluarga sebenarnya sedang mempersiapkan rencana pernikahan Wahyu Prabowo.

"Keluarga kami sudah melamar. Waktunya belum ditentukan, tapi segera setelah Wahyu selesai bertugas di Papua," katanya.

Terkait rencana pemakaman almarhum Wahyu Prabowo, dia mengatakan, keluarga menolak tawaran agar jenazah dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Purbosaroyo, Purbalingga.

Menurut dia, keluarga berencana memakamkan almarhum Wahyu Prabowo di Tempat Pemakaman Umum Desa Karanganyar.(KR-SMT/I006)

 Gugur di Papua, Prabowo Prajurit Terbaik Kopassus 

Gugur di Papua, Prabowo Prajurit Terbaik Kopassus  
Bendera Merah Putih setengah tiang di depan rumah Prajurit Satu Wahyu Prabowo lesu tak berkibar. Rumah berwarna cokelat di Desa Karanganyar, Purbalingga, itu ramai dikunjungi tetangga. Wahyu, pria kelahiran 5 Oktober 1988, gugur tertembak saat bertugas di Papua.

Kepergian anak sulung dari dua bersaudara kembar akibat ditembak kelompok yang diduga pemberontak di Kabupaten Puncak Jaya, Papua, ini menyisakan duka bagi keluarganya. "Ternyata yang pulang hanya peti matinya," kata Sastrodiharjo, ayah Prabowo, Jumat, 22 Februari 2013.


Menurut dia, saat berangkat, Prabowo mengatakan hanya bertugas selama enam bulan di Papua. Setelah itu, diperpanjang dua bulan. Seharusnya, bulan ini Prabowo sudah berada di rumah dan mempersiapkan perkimpoiannya.


Sastro berkisah, pernikahan ini telah lama direncanakan pihak keluarga. Cincin pernikahan untuk Merlina Fatmawati Anika telah dibeli. Namun, rencana ini terus tertunda. Saat tiba waktunya, putranya malah bertemu ajal. "Rencana mau nikah setelah pulang, tapi malah pulang dalam kondisi sudah tidak ada," katanya.


Saudara kembarnya, Wahyu Pratiwi, mengaku sempat bertanya kabar Prabowo melalui telepon. "Telepon terakhir saat dia hendak pergi bertugas ke Puncak Jaya," kata Pratiwi. Prabowo berpamitan dan mohon didoakan. "Dia minta jangan memberi tahu keluarga," ujarnya berlinang air mata.


Wahyu Prabowo masuk Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat pada 2008. Dia bermarkas di Serang, Banten. Ia sempat bertugas dalam misi pembebasan kapal dagang yang dibajak perompak Somalia beberapa waktu lalu. Prabowo menempati peringkat empat dari sepuluh besar prajurit Kopasus terbaik.


Pagi itu, keluarga mendapat telepon dari seseorang yang mengaku komandan Kopassus. Ia mengucapkan belasungkawa. Selain itu, komandan itu mengabarkan akan segera mengevakuasi jenazah Prabowo.


 Keluarga tolak pemakaman Pratu Prabowo di TMP Purbalingga

Keluarga almarhum Prajurit Satu (Pratu) Wahyu Prabowo menolak tawaran TNI AD agar jenazah dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Purbosaroyo, Purbalingga. Keluarga memilih korban penembakan sipil bersenjata di Papua itu disemayamkan di Desa Karanganyar, Kecamatan Karanganyar, Purbalingga.

"Kami mengucapkan terima kasih kepada negara dan TNI AD yang menawarkan pemakaman di TMP. Tapi kami menginginkan jenazah adik kami disemayamkan di pemakaman yang sama dengan almarhum ibu kandungnya," ujar Waytino, kakak tertua Wahyu Prabowo di Purbalingga, Jumat (22/2).

Wayitno mengatakan, sebenarnya keluarga besar Prabowo tengah mempersiapkan pernikahan adiknya itu. Rencananya, Prabowo akan menikah dengan gadis Desa Karangmalang Bobotsari. "Keluarga kami sudah melamar. Waktunya belum ditentukan, tapi segera setelah Wahyu selesai bertugas di Papua," ujarnya lagi.

Pada kesempatan lain, Pasi Intel Kodim 0702 Purbalingga, Kapten Inf Cahyadi mengatakan, jenazah anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Grup I Serang Banten itu diperkirakan akan tiba di rumah duka di Desa Karanganyar RT 03 RW 02 pada hari Sabtu (23/2) pagi.

"Upacara militer diikuti personel Kodim 0702, Batalyon infanteri 406 Candra Kusuma dan Polres Purbalingga," ujar Cahyadi.

Pratu Prabowo merupakan satu dari delapan anggota TNI yang tewas di Kabupaten Puncak Jaya Papua, Kamis (21/02). Saat itu, bungsu dari tujuh bersaudara anak pasangan Sastro Wiharjo dan Chomsiyah itu tengah berjaga di pos TNI Tinggi Nambut, Puncak Jaya ketika sekelompok orang bersenjata menembaki pos itu.

Prabowo tertembak pada bagian dadanya dan tewas seketika. Selain Prabowo, Komandan Pos, Letnan Infanteri Reza juga tewas tertembak. Prabowo baru lima tahun menjadi anggota TNI AD. Kesatuan terakhirnya di Kopassus Grup I Serang Banten. Prabowo meninggal pada usia 24 tahun.


  ● Antara | Tempo  | Merdeka  

Dua Sukhoi Tiba di Maros Diangkut Pesawat Antonov

MAKASSAR | Dua pesawat tempur Sukhoi tipe SU-30 MK 2 tiba di Pangkalan Udara (Lanud) Sultan Hasanuddin TNI Angkatan Udara, Jumat (22/2/13) malam ini.

Dua dari enam pesawat pesanan pemerintah Republik Indonesia buatan Rusia ini, mendarat mulus yang diangkut dengan pesawat Antonov AN-124-100 Flight Number VDA 613 yang dibawa pilot Gorbunov Vladimir beserta 17 kru pesawat.

Pesawat angkut AN-124-100 tersebut berangkat dari Bandara Dzemgi, Rusia, Rabu (20/2/13) pukul 00.30 UTC. Dengan rute penerbangan bandara Dzemgi Rusia lalu ke Bandara Ninoy Aq Manila hingga tiba ke Lanud Sultan Hasanuddin Makassar, Mandai, Kabupaten Maros.

Kepala Penerangan Lanud TNI AU Sultan Hasanuddin, Mayor Mulyadi, mengatakan, kedatangan dua pesawat tempur Sukhoi SU-30 MK 2 ini menambah kekuatan Skadron Udara 11 Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin sebagai home base pesawat tempur SU-27 SKM dan SU-30 MK 2 buatan KNAPO (Komsomolsk-na Amure Aircraft Production Association) Rusia.

Sebelumnya, sudah ada 10 unit pesawat tempur Sukhoi SU-27 SKM dan SU-30 MK 2 yang datang secara bertahap pada tahun 2003 lalu di Lanud Iswahyudi, Madiun. Selanjutnya di Lanud Sultan Hasanuddin pada 2009 dan 2010.

Jika enam pesawat pesanan tahun 2013 ini datang semuanya, maka TNI AU memiliki total 16 Sukhoi.


  ● Tribunnews  

Jumat, 22 Februari 2013

TNI AL Rencanakan Beli 11 Helikopter Anti Kapal Selam

Untuk menambah kemampuan dalam operasi tempur laut, TNI Angkatan Laut saat ini sedang melaksanakan proses pengadaan 11 unit helikopter antikapal selam dan lima unit pesawat Patroli Maritim CN-235.

Hal tersebut dikatakan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Marsetio, M.M. saat menjadi inspektur upacara Serah Terima Jabatan Komandan Pusat Penerbangan Angkatan Laut (Puspenerbal) dari Laksamana Pertama TNI Sugianto, S.E, M.A.P. kepada Laksamana Pertama TNI I Nyoman Nesa, bertempat di Apron Lanudal Juanda, Surabaya, Jumat (22/2).

Menurut Kasal saat ini prosesnya ada di Kementerian Pertahanan RI dan anggarannya sudah dialokasikan. “Hal ini merupakan cita-cita TNI AL, khususnya jajaran Puspenerbal untuk kembali memiliki armada helikopter antikapal selam. Efek penangkalannya sangat diperlukan oleh Indonesia, seperti peribahasa si vis pacem para bellum,” kata Laksamana TNI Marsetio, M.M.

Masih menurut Kasal, alutsista udara tersebut memiliki tingkat kehandalan yang tinggi, dan realisasinya akan dilaksanakan secara bertahap sesuai yang telah direncanakan. Dengan adanya berbagai upaya modernisasi alutsista Penerbangan Angkatan Laut, melalui upaya penambahan berbagai jenis pesud, lanjut Kasal, tentunya akan diikuti dengan pemenuhan kebutuhan fasilitas dan dukungannya, baik pangkalan maupun fasilitas keselamatan penerbangan serta penambahan dan peningkatan Pangkalan Udara. “Selain itu, pembinaan penerbangan TNI Angkatan Laut harus tetap diimbangi dengan pembinaan kemampuan sumber daya pengawaknya secara teknis maupun taktis, dalam melaksanakan berbagai tugas operasi dan latihan, berdasarkan safety culture dengan metode manajemen resiko (risk management), guna mengurangi incident maupun accident yang dapat terjadi dengan tetap berpedoman pada zero accident, sehingga peranan Komandan Puspenerbal sangat diperlukan dalam melaksanakan pembinaan kekuatan dan kemampuan penerbangan TNI Angkatan Laut,” tegas Kasal Laksamana TNI Marsetio, M.M.

Terkait acara serah terima jabatan Komandan Puspenerbal, pada kesempatan itu Kasal menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada Laksamana Pertama TNI Sugianto, S.E., M.A.P., atas dedikasi, pengabdian, jerih payah dan kerja kerasnya dalam membina, membangun dan memajukan Puspenerbal selama ini. “Saya juga mengucapkan selamat kepada Laksamana Pertama TNI I Nyoman Nesa atas jabatan yang baru selaku Komandan Puspenerbal. Hendaknya disadari bahwa jabatan tersebut merupakan wujud kepercayaan dan kehormatan dari Pemimpin TNI Angkatan Laut, sekaligus merupakan amanah yang harus dijawab dengan tekad dan semangat untuk terus memajukan TNI Angkatan Laut. Saya percaya dengan bekal pendidikan, pengetahuan, kemampuan serta pengalaman yang dimiliki, Laksamana akan dapat melaksanakan tugas dengan baik,” kata Kasal.

Komandan baru Puspenerbal Laksamana Pertama TNI I Nyoman Nesa, sebelumnya menjabat sebagai Komandan Korps Siswa Sekolah Staf dan Komando (Dankorsis Sesko) TNI sejak Juni 2012. Putra Bali kelahiran Denpasar, 11 Desember 1961 ini, merupakan Alumni Akademi Angkatan Laut (AAL) angkatan ke-31 tahun 1986. Sedangkan Laksamana Pertama TNI Sugianto, S.E., M.A.P., selanjutnya akan bertugas sebagai Staf Ahli Tk. II Panglima TNI bidang Kesejahteraan Prajurit di Mabes TNI, Jakarta.

Sehari sebelum dilaksanakan sertijab, Komandan Puspenerbal dan calon penggantinya, telah melaksanakan commodore inspection, yaitu peninjauan dan pengecekan alutsista, pangkalan, sarana latihan simulator, dan sumber daya manusia penerbangan sebagai wujud kesiapan estafet kepemimpinan berikutnya. Kegiatan tersebut dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pembinaan yang telah dilaksanakan dan harus dikembangkan di masa mendatang. Dalam kesempatan commodore inspection tersebut, kedua perwira tinggi ini sepakat untuk lebih fokus dalam mewujudkan kejayaan Penerbangan Angkatan Laut dalam perannya sebagai naval aviation yang handal dan disegani.

Puspenerbal selaku Badan Pelaksana Pusat (Balakpus) Mabesal, merupakan pusat pembinaan terhadap satuan-satuan Penerbangan Angkatan Laut di bidang personel maupun kesiapan unsur-unsur udara. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Puspenerbal mengemban fungsi penerbangan yang meliputi: pengintaian udara taktis, antikapal atas permukaan air, antikapal selam, pendaratan pasrat lintas helikopter, dukungan logistik cepat, patroli maritim, operasi tempur laut, serta penyelenggaraan fungsi pembinaan materiil Penerbangan Angkatan Laut.

Selama kurun waktu tahun 2012, kegiatan monitoring dan patroli maritim sepanjang tahun yang dilaksanakan oleh unsur-unsur Puspenerbal, berhasil mendeteksi sebanyak 3.410 target/sasaran pengamatan di perairan yurisdiksi nasional, dengan rincian: 20 kapal perang asing, 64 kapal survei, 1.884 kapal ikan, 555 kapal kargo, 33 kapal tanker, 125 kapal tongkang, 125 kapal curah tambang, 33 kapal penumpang, dan 571 objek lainnya. Monitoring ini dilaksanakan melalui hasil penggelaran unsur-unsur udara patroli maritim yang di BKO-kan ke Guspurlaarmatim/armabar dan Guskamlaarmatim/armabar serta operasi-operasi lainnya.

Kini program pembangunan kekuatan unsur udara Puspenerbal jenis fixed-wing aircraft difokuskan pada unsur kelas menengah (middle-class aircraft) sejenis CN 235 Patmar (patroli maritim). Begitu pula untuk jenis rotary wing aircraft, diarahkan pada unsur udara yang memiliki kemampuan antikapal atas permukaan air dan antikapal selam dalam rangka memberikan deterrence effect kepada kapal permukaan maupun kapal selam negara lain. Selain alutsista, juga sedang dibangun Pangkalan Udara Angkatan Laut di Biak, Papua, guna mendukung tugas operasional unsur-unsur udara di wilayah tersebut, serta penyempurnaan airstrip di Grati, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur yang dikhususkan untuk sarana latih terbang.

Upacara sertijab orang nomor satu di jajaran Puspenerbal ini, dihadiri para Pangkotama Angkatan Laut, para Asisten Kasal, para Kepala Dinas di lingkungan Markas Besar Angkatan Laut, pejabat militer dan Kepolisian di wilayah Jatim, pejabat Pemerintah Jatim beserta Muspida Jatim, Bupati beserta Muspida Kabupaten Sidoarjo, para mantan Komandan Puspenerbal, para sesepuh Penerbangan Angkatan Laut, para mitra kerja di lingkungan Puspenerbal, serta undangan lainnya.

Demikian berita Dinas Penerangan Angkatan Laut.


  ● TNIAL  

KRI Diponegoro-365 Satkor Koarmatim Siapkan latihan VBSS

Surabaya | Berlatih dan terus berlatih! Demikian tepatnya kata penyemangat bagi prajurit KRI Diponegoro-365 dari jajaran unsur Satuan Kapal Eskorta (Satkor) Koarmatim yang akan kedua kalinya ditugaskan PBB sebagai perwakilan Kapal perang Indonesia dalam tugas memelihara perdamaian dunia diperairan Lebanon.

Dalam hal kesiapan di medan tugas ini, KRI Diponegoro menyiapkan prajuritnya sebagai tim VBSS (Visit Board Search and Seizure) dengan melaksanakan latihan menembak di Lapangan tembak Hambalang Armatim, Jumat(22/2).

Komandan KRI Diponegoro Letkol Laut (P) Hersan, S.H. selaku Komandan Satuan Tugas (Satgas) MTF TNI 28-E Unifil 2013 mengatakan, latihan VBSS adalah latihan tindakan pencegatan di laut yang dilakukan untuk pengambil alihan kapal musuh secara paksa dengan sarana yang digunakan adalah dari kapal ke kapal.

Dari arahan Dansatgas tersebut, maka para prajurit KRI Diponegoro sebelum berangkat ke Lebanon melaksanakan uji terampil menembak pistol G-2 buatan Pindad dan senapan laras panjang SAVZ Rusia. Latihan ini di uji trampilkan kepada tim VBSS yang akan melaksanakan pemeriksaan terhadap kapal yang dicurigai membawa senjata maupun barang-barang illegal.

Uji terampil menembak yang diberikan oleh tim Pelatih dari Satkopaska Koarmatim tersebut memberikan materi latihan kering diantaranya cara membawah senjata, cara mengosongkan senjata dan cara sikap membidik dari posisi tiarap, jongkok dan berdiri.

Setelah selesai pemberian materi menembak, dilanjutkan kegiatan lapangan menembak pistol G-2 dan senapan SAVZ Rusia dengan peluru tajam dengan jarak tembak 25 meter dan 50 meter.

Ditempat terpisah KRI Diponegoro ini juga melaksanakan kegiatan pumigasi yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Armada Timur. “Kegiatan pumigasi ini sangat penting bagi KRI yang akan melaksanakan tugas berlayar baik operasi dalam maupun keluar negeri,“kata Kepala Kamar Mesin (KKM) KRI Diponegoro Mayor Laut (T) Irwanto.

Karena dengan pumigasi tersebut, kapal akan terhindar dari ancaman hama tikus, kecoa dan binatang lainya yang akan mengganggu dalam pelayaran. Karena keberadaan binatang-binatang tersebut akan menggigit kabel atau peralatan lainya yang ada di kapal.

  ●  Koarmatim  

Sukhoi TNI AU Akan Tiba di Makassar

Su30 Mk2 TNI AU
TNI Angkatan Udara kembali menambah kekuatan udaranya dengan kedatangan dua unit jet tempur Flanker, yaitu dua Sukhoi SU-30 MK2. Dua pesawat tempur pesanan pemerintah Indonesia itu sudah diangkut dengan pesawat AN-124-100.

Direncanakan pesawat pengangkut raksasa tersebut mendarat di Lanud Sultan Hasanuddin Makassar sekitar pukul 22.15 Wita, Jumat (22/2).

"Pesawat angkut AN-124-100 Flight Number VDA 6132 diterbangkan oleh Gorbunov Vladimir, berangkat dari Bandara Dzemgi Rusia, Rabu (21/2) pukul 00.30 UTC dengan rute Bandara Nonoy Aquino Manila langsung menuju Lanud Sultan Hasanuddin Makassar," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama Azman Yunus, Jumat (22/2).

Kedua Sukhoi SU-30 MK2 akan menambah kekuatan Skadron Udara 11 Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin Makassar. Dua pesawat tempur pemburu ini bergabung dengan SU 27-SKM dan SU-30 MK2 terdahulu.

"Saat ini TNI Angkatan Udara memiliki sepuluh unit pesawat Sukhoi buatan pabrik KNAPO (Komsomolsk-na Amure Aircraft Production Association)," kata Azman.

TNI Angkatan Udara menerima pesawat Sukhoi secara bertahap dari tahun 2003, selanjutnya pada tahun 2009 dan 2010, di Lanud Sultan Hasanuddin, Makassar.

  Merdeka   

Jika Diperlukan, Operasi Militer Dilakukan di Papua

Delapan jenazah prajurit TNI yang tewas ditembak kelompok bersenjata di Kabupaten Puncak Jaya, Papua, hari ini, tidak bisa dievakuasi segera karena terhalang cuaca buruk. Maka itu, TNI akan melanjutkan evakuasi esok hari dengan menggunakan Helikopter Puma dan MI-17.

“Tadi sore helikopter sudah sampai ke Puncak Jaya namun mengingat cuaca tidak bisa ditembus, sehingga belum bisa kembali ke Timiki atau Jayapura,” kata Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono saat mendampingi kunjungan kerja Presiden SBY ke Pemalang, Jawa Tengah, Kamis (21/2).

Agus mengecam aksi penembakan yang dilakukan kelompok bersenjata tersebut. Menurutnya, aksi tersebut sudah di luar batas kepatutan. “Oleh karena itu harus kita kejar untuk dilakukan penegakan hukum maupun operasi militer jika diperlukan,” kata Agus.

Dia menjelaskan, peristiwa penembakan terjadi di dua lokasi berbeda. Yakni, di dekat pos TNI di Distrik Tingginambut pukul 09.00 waktu setempat dan menyebabkan satu prajurit TNI bernama Pratu Wahyu tewas.

Kemudian, lokasi penembakan kedua terjadi di Distrik Sinai pukul 10.30 waktu setempat, saat sepuluh anggota Koramil sedang menuju Bandara Mulia untuk mengambil alat komunikasi radio dari Nabire. Penyerangan tersebut mengakibatkan tujuh prajurit tewas, sementara tiga prajurit berhasil meloloskan diri.

Adapun tujuh prajurit yang tewas adalah Sertu Udin, Sertu Frans, Sertu Romadhon, Pratu Mustofa, Sertu Edy, Praka Jojon, dan Praka Wempi. 


TNI Tunggu Perintah Dari Panglima Tertinggi Soal Papua  


TNI menunggu perintah dari Panglima Tertinggi yang juga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam penanganan kondisi keamanan di Papua.

"Prinsipnya, personel TNI selalu siaga sepanjang 24 jam. Jadi, kami menunggu perintah dari Panglima Tertinggi yang akan rapat dengan petinggi TNI membahas kondisi Papua, siang ini," kata Kepala Pusat Penerangan TNI Laksda TNI Iskandar Sitompul di Jakarta, Jumat (22/2).


Iskandar mengatakan itu saat ditanyai mengenai kemungkinan pengerahan pasukan tambahan untuk mengamankan Papua. Yang pasti, lanjut dia, TNI belum ada mengambil langkah penambahan personel ke Papua. "Personel Kodam XVII Cenderawasih sebenarnya cukup banyak. Tetapi, kami tunggu hasil rapat khusus nanti," kata Iskandar.

Pada Kamis (21/2), delapan personel TNI tewas akibat penembakan yang terjadi di dua tempat terpisah. Di Distrik Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya, penembakan menewaskan satu orang dan membuat seorang prajurit terluka. Sedangkan di Distrik Sinak, Kabupaten Puncak, penembakan oleh orang tidak dikenal telah menewaskan tujuh personel TNI.

Lalu, pada Jumat (22/2), penembakan kembali terjadi terhadap Helikopter Super Puma milik TNI saat berada di lapangan terbang Distrik Sinak. Kejadian itu membuat jari tangan kru teknik helikopter terluka dan kaca helikopter pecah. Padahal, helikopter itu hendak mengevakuasi tujuh jasad prajurit TNI-AD yang menjadi korban penembakan pada Kamis (21/2) ke Mulia.

TNI Akan Cari Dan Hancurkan Musuh di Papua

Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Syafrie Syamsuddin mengatakan, penembakan yang terjadi di Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya dan Sinak, Kabupaten Puncak, Papua tergolong kejadian taktis. Menurut dia, penembakan ini tidak berhubungan dengan strategi sebuah penyerangan.

"Apa yang terjadi di Papua adalah suatu kejadian yang taktis, tidak ada hubungannya dengan strategis," ujar Syafrie di Gedung Kemenhan, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta, Jumat (22/2).

Syafrie mengatakan, sepanjang kemarin hingga hari ini telah terjadi tiga penembakan. "Kemarin terjadi satu kali penyerangan pos, satu kali penghadangan konvoi logistik, dan tadi pagi satu kali penembakan pesawat helikopter," kata dia.

Selanjutnya, kata Syafrie, Mabes TNI memutuskan untuk memberikan respon berupa tindakan taktis. "Ini merupakan satu kejadian taktis, yang tentunya secara operasional Mabes TNI akan merespon secara taktis juga," terang dia.

Lebih lanjut, Syafrie menambahkan, tindakan taktis yang layak dilakukan TNI tergolong tindakan responsif jika terjadi serangan mendadak. "Tindakan taktis yang pasti adalah mencari, menemukan dan menghancurkan musuh. Itu yang paling penting," pungkas dia.[ian


TNI Terjunkan Tim Pemukul ke Lokasi Penembakan di Puncak Jaya

Sebanyak 24 pasukan pemukul Kodam XVII/Cendrawasih dari Yonif 751/BS diberangkatkan ke dua lokasi penembakan di Puncak Jaya dengan menggunakan dua helikopter.

Tim yang dipimpin oleh Kapten (Inf) Irawan Setyawan itu berangkat dari Kota Sentani menggunakan dua helikopter jenis MI-17. Mereka membawa perlengkapan senjata dan amunisi.

Seperti diberitakan, aparat TNi diserang kelompok sipil bersenjata di dua wilayah yakni Distrik Sinak dan Distrik Tinggi Nambut pada Kamis, 21 Februari kemarin.

Selain menewaskan delapan personel TNI, empat warga sipil yang bekerja sebagai pembuat batu juga tewas. Namun, keberadaan para korban kini belum diketahui oleh anggota keluarga. (ris)


  ● Jurnas | Merdeka | Okezone  

Helikopter TNI Ditembaki Saat Akan Evakuasi 8 Jenazah di Papua

Helikopter Super Puma milik TNI yang akan mengevakuasi delapan jenazah tentara yang tewas tertembak di Papua ditembaki oleh kelompok bersenjata, Jumat 22 Februari 2013. Sehingga, proses evakuasi jenazah delapan prajurit itu harus ditunda.

"Kami harus menunda proses evakuasi, karena helikopter Super Puma yang digunakan untuk mengevakuasi ditembaki oleh kelompok pengacau keamanan," kata Kepala Pusat Penerangan TNI, Laksamana Iskandar Sitompul, saat berbincang dengan VIVAnews.

Menurut Iskandar, kaca helikopter pecah diterjang peluru para penyerang. Selain itu, satu kru helikopter juga terluka. "Kru helikopter atas nama Letnan Amang jari tangan kirinya terkena tembakan," kata dia.

Untuk sementara, helikopter itu masih berada di Distrik Sinak, Kabupaten Puncak, Papua. TNI belum bisa memastikan kapan proses evakuasi jenazah ke Mulia akan dilakukan.

"Kami menunggu situasi aman. Kami tidak ingin jatuh korban lagi, karena evakuasi ke Mulia yang jaraknya 80 kilometer dari Sinak, satu-satunya cara menggunnakan helikopter," kata dia.

Pada Kamis kemarin, kelompok bersenjata melakukan penyerangan di dua tempat. Serangan pertama terjadi di Distrik Tingginambut, Puncak Jaya. Serangan ke dua terjadi di Distrik Sinak, Puncak. Delapan prajurit TNI gugur dalam serangan itu.

Ditembaki, Helikopter TNI di Papua Masih Bisa Terbang

Kodam Cenderawasih mengerahkan tiga unit helikopter jenis Puma untuk mengevakuasi 8 jenazah prajurit TNI yang tewas tertembak di Distrik Tingginambut Puncak Jaya dan Distrik Sinak, Kabupaten Puncak, Jumat 22 Febuari 2013. Dalam perjalanannya, heli ini ditembaki orang tak dikenal.

Juru bicara Kodam 17 Cenderawasih Letkol Inf Jansen Simanjuntak menuturkan, salah satu dari 3 helikopter yang melakukan evakuasi, ditembaki saat berada di Sinak. "Memang sempat ditembaki, tapi masih bisa terbang," kata Jansen.

Jansen mengakui pihaknya mengalami kesulitan saat proses evakuasi dari Puskesmas Sinak menuju Bandara Sinak karena hanya bisa dilalui dengan jalan kaki. "Tidak ada lapang terbuka di sekitar puskesmas. Jalan kaki sangat memakan waktu," jelasnya.

Evakuasi yang sebelumnya dijadwalkan tiba pukul 08.00 WIT, masih tertunda akibat cuaca di lokasi kejadian masih berkabut.

Para korban gugur tersebut akan diterbangkan ke ke Jayapura dan disemayamkan di Makodam Cenderawasih di Polimak. "Ini untuk upacara terakhir sebelum jenazah diberangkatkan ke kota asal masing-masing," terangnya.

Setelah itu, rencananya jenazah akan diterbangkan ke sejumlah daerah yakni Makassar, Jakarta, Sidoarjo, Kupang dan Nabire. "Yang tewas diterbangkan ke kampung asalnya, sementara Lettu  Reza yang mengalami luka tembak di lengan kiri akan dievakuasi ke Rumah Sakit TNI Marthen Indey di Jayapura.

Tiga awak heli TNI luka-luka

Tiga awak heli TNI jenis MI 17 terluka, Jumat pagi sekitar pukul 08.25 WIT, ketika ditembak kelompok sipil bersenjata saat hendak mengevakuasi anggota TNI yang ditembak di Sinak, Kabupaten Puncak.

Sumber ANTARA di Mulia, ibukota Kabupaten Puncak Jaya, mengungkapkan ketiga awak heli itu yakni Lettu Amang mengalami luka tembak di jari kelingking sebelah kiri. Sedang Mayor Asep terkena rekoset hingga menyebabkan memar di paha bagian kanan serta Kapten Tata mengalami memar di lengan kanan akibat terkena serpihan.

Ketiga awak saat ini sudah mendapat pertolongan pertama di RS Mulia. Heli TNI ditembak kelompok sipil bersenjata saat hendak mengevakuasi tujuh anggota TNI yang tewas di Sinak, sekitar 10 menit terbang dari Mulia hingga menyebabkan heli kembali ke Mulia.

Delapan anggota TNI, Kamis (21/2) tewas akibat ditembak kelompok sipil bersenjata di dua lokasi berbeda yakni di Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya dan di Sinak, Kabupaten Puncak.

Kedelapan anggota TNI yang tewas di Sinak yakni Sertu Ramadhan, Sertu M Udin, Sertu Frans, Pratu Mustofa, Pratu Edi, Praka Jojo Wiharjo, dan Praka Wempi.

Sedangkan yang tewas di Tingginambut adalah Pratu Wahyu Wibowo. 

Helikopter Super Puma tidak Bisa Balas Serangan saat Ditembaki di Papua 

Helikopter Super Puma milik TNI tidak bisa membalas tembakan oleh orang tidak dikenal yang terjadi saat hendak mengevakuasi tujuh prajurit TNI-AD yang gugur akibat di Distrik Sinak, Kabupaten Puncak, Papua.

"Super Puma memang tidak mempunyai senjata yang melekat. Kami memang belum punya helikopter serbu seperti Helikopter Hawk yang sedang kami pesan," papar Kepala Pusat Penerangan TNI Laksda TNI Iskandar Sitompul di Jakarta, Jumat (22/2).


Dia menjelaskan, upaya pengamanan terhadap helikopter yang mendarat di daerah itu hanya bisa mengandalkan personel di darat. Padahal, kondisi lapangan terbang itu masih dikitari oleh hutan belantara yang mengharuskan upaya evakuasi melalui jalur udara. "Jarak 100 meter sudah hutan lebat. Sedangkan pelakunya menembak dari dalam hutan. Dan mereka berasal dari kelompok militan dan terlatih yang menggunakan senjata laras panjang," kata Iskandar.


Akibatnya, lanjut Iskandar, penembakan yang terjadi di lapangan terbang Distrik Sinak itu pun mengakibatkan jari tangan kru teknik helikopter Lettu Amang terluka dan kaca helikopter pecah. Padahal, helikopter itu hendak mengevakuasi tujuh jasad prajurit TNI-AD yang menjadi korban penembakan pada Kamis (21/2) ke Mulia.


Adapun dua anggota TNI yang menjadi korban penembakan di Distrik Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya, telah dievakuasi ke Jayapura. Dalam penembakan yang terjadi di Distrik Tingginambut, seorang prajurit TNI tewas dan seorang terluka.(Hnr) 


Puma Ditembaki, Korban Tewas di Papua Tambah Jadi 12 Orang 

Korban tewas akibat penembakan kelompok bersenjata di Papua bertambah. Penembakan terhadap helikopter Super Puma yang bermaksud mengevakuasi jasad 8 prajurit TNI yang gugur, menyebabkan 4 warga sipil tewas.

"Korban keseluruhan menjadi 12 orang. 8 Prajurit TNI, 4 masyarakat sipil," kata Kabag Penum Polri Kombes Agus Ruianto di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta, Jumat (22/2/2013).

Sedangkan korban luka ada 5 orang yaitu 1 personel TNI dan 4 warga sipil. Agus menambahkan, korban yang berada di Tinggi Nambut sudah dievakuasi ke Jayapura. Sementara itu, belum ada informasi mengenai korban yang berada di Sinak.

Polda Papua menginformasikan, hari ini dikirimkan satu SSK Brimob dari Jayapura. Namun, hingga kini pasukan masih tertahan di Timika karena cuaca buruk. "Apabila cuaca memungkinkan mereka akan bergeser ke Puncak," lanjutnya.

Upaya-upaya pengejaran pelaku penembakan masih terus dilakukan oleh personel TNI. "Kita berharap semoga cepat kita ungkap. Dan juga ini menjaid peristiwa terakhir yang tidak terulang lagi di masa mendatang," tutupnya.

Pada Kamis (21/2) delapan anggota TNI tewas setelah diserang kelompok bersenjata di dua lokasi berbeda. Pertama, penembakan terjadi di posko Tinggi Nambut, Kabupaten Puncak Jaya. Satu orang tewas atas nama Pratu Wahyu Prabowo. Kedua, penembakan terjadi di Kampung Tangulinik, Distrik Sinak, Kabupaten Puncak. Ada tujuh orang tewas dalam insiden ini.

Lalu hari ini pukul 08.00 WIB, saat helikopter Super Puma hendak melakukan evakuasi terhadap para korban tak luput dari serangan penembakan yang juga menimbulkan 4 orang korban jiwa. Pukul 13.30 WIB nanti, Presiden SBY akan memimpin rapat terkait situasi keamanan di Papua. 

  ● Vivanews | Antara | MetroTv | Detik  
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...